Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Penerapan Teknologi Menara Penangkap Kabut (Fog Harvesting) Untuk Kebutuhan Air Bersih Zulis Erwanto; M. Rizalul Ilmi; M. Rafli Husamadi
DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Desa Alasbuluh tepatnya di Dusun Karangbaru sering terjadi kekeringan yang mengakibatkan keringnya lahan pertanian dan daerah sekitar, jumlah ketersediaan air berkurang karena sumur warga pun ikut kering. Dan terlebih lagi membutuhkan adanya air bersih yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kurangnya pemahaman tentang teknologi yang dapat digunakan untuk membantu mendapatkan air bersih yang berasal dari air atmosfer seperti kabut sebagai bahan utamanya, serta kurangnya pemahaman tentang konservasi air. Metode pemberdayaan masyarakat berupa penyuluhan tentang pemanenan air hujan dan kabut untuk kebutuhan air bersih daerah pemukiman, serta pembuatan menara penangkap kabut (fog harvesting tower). Menara penangkap kabut dengan dimensi diameter bawah 5 m, diameter atas 7,5 m, tinggi 7 m dengan konstruksi dari bambu dan media penangkap kabut berupa jaring polyster. Kendala dalam pemanenan kabut adalah harus menyesuaikan musim bulan basah, dan juga akibat kecepatan angin yang tinggi, sehingga sulitnya mendapatkan air kabut.
DESAIN STRUKTUR SHELTER INOVATIF SEBAGAI TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA DI BANYUWANGI Ade Fani S. I.; Mirza Ghulam Rifqi; Zulis Erwanto; M. Shofi’ul Amin
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.372 KB) | DOI: 10.22225/pd.10.1.2325.25-40

Abstract

In 1994 the tsunami in Banyuwangi affected 4 regions namely Pancer, Lampon, Rajegwesi, Grajagan with an earthquake magnitude of 7.5, this requires that disaster-prone areas in Banyuwangi must have an evacuation infrastructure for natural disasters and emergency plans. This study aims to plan an innovative shelter structure design based on temporary evacuation sites in Banyuwangi. The planning used in designing this shelter is to review the structure of columns, beams, plates, and raft foundations, the design of the structure used is steel structure made following the provisions of the load and durability factor design (DFBK) using computer applications that refer to SNI 03- 1726-2019, SNI 03-1729-2015, SNI 03-1727-2013, and FEMA P646A. Based on the planning results, an innovative shelter with dimensions of 16 m x 4 m x 3.5 m, on the beam using IWF 350.350.19.19 steel profile and the column using IWF 350.350.19.19 with a weight of the shelter structure of 38292.9 Kg. The results of the beam structure planning with the control of flexural and shear interaction checks were 1.19 <1.375, the column structure planning with the control of the design compressive strength was 0.228 <1. The foundation of the raft is planned with dimensions of 16 m 4 m and it is recommended that the thickness is 80 cm with pressure control on the ground of 0.061 Kg/cm2 <0.188 Kg/cm2.
A STUDY OF SEDIMENT DELIVERY RATIO USING AVSWAT-X IN THE CATCHMENT AREA OF PACAL RESERVOIR OF BOJONEGORO Zulis Erwanto; Nadjadji Anwar; Bambang Sarwono
Journal of Civil Engineering Vol 30, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.875 KB) | DOI: 10.12962/j20861206.v30i2.1722

Abstract

Recently, the flood intensity that brought by tributary rivers in the catchment area of Pacal reservoir has increased, both in the quantity of runoff and sediment volume. The research aims to set up erosion rate modeling and find the formulation of the Sediment Delivery Ratio (SDR) at Pacal reservoir. The research used USLE and MUSLE methods as comparator to find sediment yield accuracy at Pacal reservoir, by applying ArcView SWAT-X software. Total average annual erosion rate in the catchment area of Pacal reservoir which has area 82 Km2 calculated using USLE and MUSLE methods are 159,31 ton/ha/yr and 582 ton/ha/yr respectively. MUSLE method resulted SDR which is most closely to SDRobservation if it is compared to USLE method. In this research, MUSLE - Sediment-Discharge Rating Curve method has evaluation values MSE = 0,08; RMSE = 0,29; and Nash = 0,75. Furthermore, Sediment Delivery Ratio at catchment area of Pacal reservoir can be formulated as 0,29 3,83. DAS Waduk Pacal SDR A with value of SDRZulis = 0,27 and sediment yield obtained from MUSLE method equal to 157,40 ton/ha/yr, while from USLE method equal to 43,09 ton/ha/yr. Evaluate sediment yield of MUSLE from SDRZulis to formulation of SDR of former researcher was value of Nash = 0,89; MAE = 0,01. Based on the research result, it is expected that the institution which has responsibility in managing the catchment area of Pacal reservoir would pay high attention to zonation map of erosion risk level and can overcome sedimentation in Pacal reservoir.
Pengembangan SEGAR (Sea Garden) dengan Teknologi Puzzle Tetrapod Berbasis Konservasi Ekowisata di Pesisir Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi Hafid As’ad Abdurrahman; Zulis Erwanto; Nabila Fauqho
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 4 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i4.4307

Abstract

Desa Bangsring merupakan salah satu wilayah yang terletak didaerah pesisir yang mempunyai permasalahan umum seperti wilayah pantai lainnya yaitu rusaknya terumbu karang yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor alam dan faktor manusia. Penanganan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar masih belum maksimal sehingga berdampak pada penurunannya keanekaragaman bahari dan mengalami kerugian. Konservasi merupakan solusi dalam penanganan terumbu karang yang rusak menjadi terumbu karang yang bernilai jual tinggi bukan untuk dieksploitasi melainkan untuk penyeimbang ekosistem laut dengan membuat produk puzzle tetrapod berbentuk limas segitiga berkaki empat dengan dimensi 30x30 cm. Puzzle Tetrapod dibuat dari bahan campuran 2 semen, 6 pasir, 1 kerikil, dan 0,5 Abu Ampas Tebu yang tentunya ramah lingkungan yang diharapkan menjadi perangsang untuk pertumbuhan bibit terumbu karang, dan menjadi spot wisata baru dibawah laut untuk diving maupun snorkling. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan sosialisasi, pembuatan produk, penyuluhan/pelatihan dan penenggelaman puzzle tetrapod. Kelompok sasaran dari Kelompok Nelayan Samudera Bakti, Bangsring Underwater, dan Kelompok Sadar Wisata Pesona Bahari Grand Watu Dodol (GWD). Kemitraan yang terjalin adalah Dinas Pariwisata, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi dan Pengelola Kelompok Nelayan Samudera Bakti. Produk puzzle tetrapod telah ditenggelamkan dan ditata sedemikian rupa membentuk taman laut di GWD dengan luasan 5,5x1,5 m2 berjumlah kurang lebih 65 buah membentuk huruf “PWI”, sedangkan taman laut di Bangsring seluas 3-5 m2 berjumlah kurang lebih 200 buah tetrapod dengan kombinasi tempurung kelapa. Kegiatan konservasi ekowisata ini diharapkan dapat berkelanjutan dan dapat meningkatkan wahana edukasi bagi masyarakat sekitar.
Pemberdayaan Kelompok Usaha Gula Semut Prima Tani Melalui Aplikasi Teknologi Vacuum Evaporator Galang Sandy Prayogo; Nuraini Lusi; Zulis Erwanto
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 1 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i1.4360

Abstract

Kelompok pengrajin gula semut “Prima Tani’ memproduksi gula semut dan  dijual melalui pengepul ke berbagai daerah dan dapat memproduksi gula semut sekitar 20 Kg/hari, hasil produksi tersebut masih kurang memenuhi permintaan pasar dikarenakan setiap tahapan proses produksi masih dilakukan secara tradisional (manual) dengan peralatan konvensional sehingga menyebabkan proses produksi gula semut kurang efektif dan efisien. Hal itu juga memberikan dampak terhadap kualitas dan kuantitas gula semut yang dihasilkan kurang baik dan tidak mampu bersaing dengan produk gula yang lain. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi para perajin gula semut agar dapat meningkatkan usaha dan dapat menjadi usaha yang produktif  dan dapat bersaing tidak hanya di pasar lokal. Metode yang digunakan adalah implementasi teknologi dan pendampingan dari tim pelaksana, penyuluhan/edukasi tentang peningkatan kualitas mutu produk, pelatihan pembuatan gula semut herbal, pembuatan desain label dan packaging, dan pendaftaran ijin produk industri rumah tangga (PIRT). Hasil dari kegiatan ini yaitu bantuan alat vacuum evaporator untuk mengolah gula semut dengan kapasitas 50 liter. Pemahaman mitra tentang mutu produk juga meningkat melalui penyuluhan kemanan pangan dari dinas kesehatan kabupaten Banyuwangi.
Identifikasi Karakteristik Tanah Untuk Perencanaan Subgrade Pada Kecamatan Siliragung Deni Dwi Saputra; Dora Melati Nurita Sandi; Zulis Erwanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v5i1.13711

Abstract

The subgrade is an important part of highway construction. The strength and durability of pavement construction depend on the nature and bearing capacity of the soil. The soil tested was the most dominant soil in the Siliragung sub-district, namely reddish-brown latosol soil and lithosol and gray grumusol soil. Soil characteristic tests were carried out by sieve analysis, Atterberg limit, specific gravity, bulk density, sand cone, standard proctor, and laboratory CBR without soaking. The values ​​obtained from the results of testing the characteristics of the soil at the location of the Siliragung sub-district have a percentage of grains that pass the sieve no. 200 <35% which is 10.01% and 20.24%, it is said that the soil which is included in the subgrade selection category is very good to good with a plasticity index of 4.7% and 11.55%, namely soils that have low to moderate plasticity with a CBR value of 14.71% and 8% are soils that are classified as medium to good subgrade criteria. Based on Turnbul (1968) and the Ministry of Public Works and Public Housing, Directorate General of Highways Road Pavement Manual Revised June 2017 Number 04/SE/Db/2017. For land having a CBR value of 6, the type of soil in Siliragung District does not need any improvement for road subgrade planning. ABSTRAK Tanah dasar (subgrade) merupakan suatu bagian terpenting pada suatu kontruksi jalan raya. Kekuatan dan keawetan suatu kontruksi perkerasan tergantung dari sifat dan daya dukung tanah. Tanah yang diuji adalah tanah yang paling dominan pada kecamatan Siliragung yaitu tanah jenis latosol cokelat kemerahan dan litosol dan grumosol kelabu. Pengujian karakteristik tanah dilakukan adalah analisa saringan, atterberg limit, berat jenis, berat isi, sandcone, standar proctor dan CBR laboratorium tanpa rendaman. Nilai-nilai yang didapat dari hasil pengujian karakteristik tanah pada lokasi kecamatan Siliragung, memiliki persentase butiran lolos ayakan no.200<35% yaitu sebesar 10,01% dan 20,24% dikatakan tanah yang termasuk kategori pemilihan tanah dasar baik sekali sampai baik dengan indeks plastisitas 4,7% dan 11,55% yaitu tanah yang memiliki plastisitas rendah sampai sedang dengan nilai CBR 14,71% dan 8% adalah tanah yang termasuk jenis kriteria tanah dasar sedang sampai baik. Berdasarkan Turnbul (1968) dan Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga Manual Perkerasan Jalan Revisi Juni 2017 Nomor 04/SE/Db/2017. Untuk tanah memilki nilai CBR ≥ 6 maka jenis tanah yang ada di Kecamatan Siliragung tidak perlu ada perbaikan untuk perencanaan subgrade jalan.
KONSERVASI LAHAN GULLY PLUGS UNTUK PENGENDALI EROSI DI DAS BADENG DESA SUMBERBULU, SONGGON, BANYUWANGI Zulis Erwanto; Dadang Dwi Pranowo; Yudha Pratama Gumelar; Iqbal Wahyudin; Mochammad Rafli Husamadi
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i4.11962

Abstract

In Sumberbulu village in the Badeng Watershed, there is a community group of Songgon Pine Tourism. The initial survey on the tourism area of the Songgon Pine was a flow of surface runoff in pine forest land that flows into the Badeng River. The flow forms a natural trench with a width of ± of 10 m and a depth of ± of 2 m with a surface runoff discharge of 0.04598 m3/s indicated to carry much of the sedimentary material impacted by land erosion. Besides, there is the potential for landslides and floods in the Badeng watershed, especially in the Songgon Pine Tourism area which is affected by floods from the avalanche of the Pendil mountains of Raung volcano. Technology was applied in the form of mechanical land conservation by applying gully plugs construction. The purpose of devotion to apply the material of interlock lego brick made from bagasse ash in the form of conservation gully plugs as an effort to control land erosion. The implementation of conservation prototype construction Gully Plug from Interlock Lego Brick by empowering the community group of Songgon Pine Tourism. The composition of the mix design of Interlock Lego Brick has used a ratio of 2 TL: 3 PS: 3.5 PC: 1.5 Bagasse Ash, with the dimensions of Gully Plug construction along 10 m with a height of 50 cm and a width of 60 cm requires approximately 2000 bricks. The next stage was not only mechanical conservation buildings but also vegetative conservation in erosion-prone locations and critical land around the Badeng watershed. The sustainability program conducted by the MoU between Politeknik Negeri Banyuwangi and Perum Perhutani KPH of West Banyuwangi related to land protection in productive forest areas banyuwangi regency. --- Di Desa Sumberbulu di daerah aliran Sungai Badeng terdapat Kelompok Masyarakat Wisata Pinus Songgon. Survei awal di lokasi Wisata Pinus Songgon terdapat aliran limpasan permukaan pada lahan hutan Pinus yang mengalir menuju sungai Badeng. Aliran tersebut membentuk parit alam dengan lebar ± 10 m dan kedalaman ± 2 m dengan debit limpasan permukaan sebesar 0,04598 m3/detik yang diindikasikan membawa banyak material sedimen dampak dari erosi lahan. Selain itu, terdapat potensi longsor dan bencana banjir bandang di daerah aliran sungai Badeng, khususnya di daerah Wisata Pinus Songgon yang kena dampak banjir bandang dari longsoran Gunung Pendil Pegunungan Raung. Teknologi yang diterapkan berupa konservasi lahan secara mekanik dengan menerapkan konstruksi gully plugs. Tujuan pengabdian untuk menerapkan material interlock lego brick berbahan limbah abu ampas tebu dalam bentuk konservasi gully plugs sebagai upaya pengendali erosi lahan. Penerapan konservasi prototype konstruksi Gully Plug dari Interlock Lego Brick dengan memberdayakan kelompok masyarakat Wisata Pinus Songgon. Hasil komposisi mix design dari Interlock Lego Brick menggunakan perbandingan 2 TL: 3 PS: 3,5 PC: 1,5 AAT (Abu Ampas Tebu), dengan dimensi konstruksi Gully Plug sepanjang 10 m dengan ketinggian 50 cm dan lebar 60 cm membutuhkan kurang lebih 2000 bata. Tahapan kedepannya tidak hanya bangunan konservasi secara mekanik, tetapi juga konservasi vegetatif di lokasi rawan erosi dan lahan kritis sekitar DAS Badeng. Program keberlanjutan dilakukannya MoU antara Politeknik Negeri Banyuwangi dengan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat terkait perlindungan tanah di kawasan hutan produktif Kabupaten Banyuwangi.
The Simulation Of Return Period Design Flood At KG2 Setail Storage Planning In Yosomulyo Village Gambiran Sub District Banyuwangi Yuda Pratama Gumelar; Zulis Erwanto; Andi Wijanarko
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure Technology Vol 1 No 1 (2020): Agustus 2020
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52158/jaceit.v1i1.59

Abstract

Based on Banyuwangi Regency Regulation Number 08 of 2012 concerning the Spatial Planning of the Banyuwangi Regency in 2012 related to the development of reservoirs and storages. To meet the irrigation water needs in Yosomulyo Village, the construction of the KG2 Setail storage is required. The purpose of this study was to determine the results of the flood discharge simulation of the KG2 Setail storage planning using the HEC-RAS program. For the calculation of flood discharge when using the rational method. For flood design simulations using the assist of the HEC-RAS (Hydrology Engineering Center - River Analysis System) program by inserting a cross-section of the storage. From the results of a flood simulation with the HEC-RAS assistance program in the KG2 Setail storage planning with a 1-year return planning discharge of 41.21 m3/sec, a 2 year return period of 90.30 m3/sec, a 5 year return period of 112.78 m3/sec, when the 10-year return period was 125, 16 m3/sec, the 20-year return period was 136.29 m3/sec and the 25-year return period was 138.63 m3/sec, there was no overflow of water in the design according to plan The KG2 Setail storage can be set aside to allocate a discharge of up to 25 years by the original plan with a storage capacity of 384.37 x 103 m3.
STUDI KORELASI DEBIT SUNGAI DAN SUSPENDED LOAD PADA UPSTREAM BENDUNG DI HULU SUNGAI-SUNGAI BESAR KABUPATEN BANYUWANGI Anisa Trilia Dewi; Zulis Erwanto; Yuni Ulfiyati
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 18 No 1 (2018): March
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.33 KB) | DOI: 10.31940/logic.v18i1.788

Abstract

Di daerah sungai-sungai besar di wilayah Kabupaten Banyuwangi mengalami perubahan tata guna lahan, sehingga mengakibatkan bertambahnya volume debit pada saat musim penghujan. Hal ini mengakibatkan meningkatnya konsentrasi sedimen melayang (Suspended Load) yang akhirnya mengalami peningkatan pengendapan di dasar sungai dan juga akibat pembendungan sungai. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara metode survei dan pengukuran debit di bendung serta menguji konsentrasi Suspended Load di laboratorium. Analisa perhitungan yang digunakan yaitu analisis statistika dengan persamaan regresi dan korelasi dengan bantuan Ms. Excel dan MINITAB. Korelasi yang terjadi antara debit dan Suspended Load yang diperoleh pada masing-masing Bendung mempunyai nilai korelasi yang kuat. Untuk Bendung Gembleng pada Sungai Bomo didapatkan nilai R2 = 0,954 dengan nilai a = 1,144; Bendung Poncowati pada Sungai Tambong didapatkan R2 = 0,738 dengan nilai a = 0,769; Bendung Karangdoro pada Sungai Kalibaru didapatkan R2 = 0,951 dengan nilai a = 0,809; dan Bendung Jambewangi pada Sungai Kalisetail didapatkan R2 = 0,546 dengan nilai a = 1,0039. Diindikasikan bahwa pada masing-masing bendung di sungai-sungai besar Kabupaten banyuwangi tingkat erosinya masih rendah karena indeks a < 26 dan nilai korelasi dinyatakan konsisten dan realibel (R≈1). Perlu adanya pengukuran Suspended Load secara berkala sebagai data pada perencanaan bangunan sedimen.
PENDUGAAN ARAH REMBESAN LEACHATE DI TPA BULUSAN BANYUWANGI DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS Akhmad Afandi; Zulis Erwanto
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol 17 No 3 (2017): November
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.618 KB) | DOI: 10.31940/logic.v17i3.599

Abstract

Telah dilakukan penelitian pendugaan rembesan leachate di TPA Bulusan Banyuwangi menggunakan geolistrik resistivitas Konfigurasi Wenner dan Schlumberger, dengan alat Resistivity Meter Batch 225. Hasil interpretasi Konfigurasi Wenner letak akumulasi air lindi menyebar pada kedalaman dari 2,5 – 24,9 meter pada lapisan pasir tuffaan dan pasir tuffaan sedikit gravel dengan nilai resistivitas antara 6 – 29,1 Ώm. Sedangkan Konfigurasi Schlumberger, letak akumulasi air lindi terdapat pada kedalaman antara 57,5 – 69,2 meter yang diduga terjadinya intrusi air laut dan diindikasi terdapatnya air lindi dengan nilai resisitivitas 0,0273 Ωm. Arah rembesan air lindi mengarah pada elevasi terendah, kearah timur kesisi utara TPA atau kearah timur laut menuju ke laut yang diindikasikan dengan kualitas air sumur dangkal penduduk secara fisik dari warna, bau dan pH air yang terdapat pada sumur uji 3, 4 dan 5 memiliki warna kekuningan dan pH air >7 yang bersifat basa, sehingga dapat diindikasikan telah terkontaminasinya air tanah oleh rembesan air lindi.