Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat terhadap Tekanan darah dan Kualitas Hidup Peserta Prolanis Hipertensi di Kabupaten Demak Galih Kurniawan; Ika Purwidyaningrum; Wiwin Herdwiani
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 19 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jfi.v19i2.1704

Abstract

Optimal quality of life for people with hypertension is very important so as not to reduce patient productivity. Adherence drug use is one of the factors thought to be associated with blood pressure and quality of life. This study aims to determine the relationship between adherence to medication use on blood pressure and quality of life of patients with hypertension in Prolanis . participants at the First Level Health Facility of the Klinik Pratama. This study used a cross sectional design involving hypertensive patients participating in Prolanis who met the inclusion and exclusion criteria at seven Primary Clinics in Demak Regency. Data on medication adherence were obtained using the MARS-5 questionnaire, quality of life data using the EQ-5D-5L questionnaire, and blood pressure data using a digital sphygmomanometer. The relationship between the level of compliance with blood pressure and the relationship between the level of compliance with quality of life was tested using Spearman rho analysis. The results of the study with a total of 87 respondents showed that most of them had moderate levels of adherence (52%), systolic blood pressure (64%) and diastolic blood pressure (57%) were not controlled and the average utility score was 0.845. There is a relationship between drug use adherence to systolic and diastolic blood pressure (P = 0.009), (P = 0.032) with a weak correlation level (r = 0.27), (r = 0.23) and there is a relationship between drug use adherence on quality of life (P = 0.000) with a moderate level of correlation (r = 0.42).
PERBANDINGAN KADAR FLAVONOID SEBAGAI ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK BATANG PISANG KEPOK (MUSA BALBISIANA ) DAN EKSTRAK BATANG PISANG AMBON (MUSA ACUMINATA) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Muhamad Khudzaifi; Nirmala Manik; Muhammad Nurul Fadel; Galih Kurniawan; Hardiyani Presticasari
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 8, No 2 (2023): INDONESIA JURNAL FARMASI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v8i2.2261

Abstract

Latar Belakang: Indonesia mempunyai banyak jenis tanaman yang berpotensi sebagai antibiotik, Salah satunya adalah tanaman pisang, Indonesia merupakan habitat yang sesuai untuk tanaman pisang karena iklimnya yang tropis, tanaman pisang mempunyai bagian bagian diantaranya adalah akar, batang, pelepah daun, bunga, dan buah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antibakteri dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% pada ekstrak batang pisang ambon (Musa balbisiana) dan ekstrak batang pisang kepok (Musa acuminate) dengan perbandingan klindamisin terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan skrining fitokimia, sedangkan analisis kuantitatif adalah kadar total dari senyawa kimia yang diperoleh, sedangkan untuk uji antibakteri menggunakkan metode difusi. Hasil Penelitian: Hasil dari kadar total pada ekstrak pisang ambon sebesar 9,54% dan ekstrak pisang kepok sebesar 8,89%, dan uji antibakterinya didapatkan hasil untuk pisang ambon 5% rata rata 4,6mm, 10% rata rata 9,6mm, 15% rata rata 12mm. Pada ekstrak pisang kepok 5% rata rata 4 mm, 10% rata rata 7,6 mm, 15 % rata rata 9 mm. Simpulan: Hasil kadar flavonoid yang lebih tinggi terdapat pada ekstrak pisang ambon dan uji antibakteri pada pisang ambon memberikan nilai hambatan yang lebih tinggi.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS DAN STATUS PEMBIAYAAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTA NGAWI Kharisma Aprilita Rosyidah; Galih Kurniawan; Nura Ali Dahbul; Ahmad Suriyadi Muslim; Ervina Rizki Fitriani
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 8, No 1 (2023): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v8i1.2038

Abstract

Berdasarkan data tahun 2020, prevalensi diabetes mellitus (DM) di Indonesia adalah sebesar 8,2% sedangkan prevalensi rata-rata di negara dengan pendapatan menengah ke bawah adalah 7,5%, sehingga prevalensi DM di Indonesia sedikit di atas rata-rata. Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2005, tercatat bahwa 70% angka kematian dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular dimana 2% diantaranya penyebabnya adalah DM. Salah satu yang memiliki dampak signifikan terhadap outcome terapi adalah kepatuhan pasien. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa outcome terapi, yaitu pencegahan komplikasi pada penderita DM, dapat tercapai secara maksimal salah satunya dengan adanya peningkatan kepatuhan. Lama menderita DM juga memiliki hubungan terhadap self care management DM tipe 2. Selain itu kepatuhan terapi pasien rawat jalan juga merupakan tujuan utama untuk menghindari efek samping sehingga beberapa studi difokuskan pada prediktor seperti demografis pasien diantaranya adalah usia pasien dan status asuransi. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama menderita DM dan status asuransi terhadap kepatuhan minum obat pada pasien. Metode penelitian observasional kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di 5 puskesmas yang ada di kota Ngawi pada bulan Mei-Oktober 2022. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 502 pasien. Analisis data dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan odd ratio (OR). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu biodata responden dan kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherance Scale-8) untuk mengukur kepatuhan pasien minum obat. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara lama menderita DM dan status pembiayaan terhadap kepatuhan pasien minum obat DM dengan nilai p-value berturut-turut 0,006 dan 0,000 (p-value 0,05). Hasil uji OR juga menunjukkan lama menderita DM lebih berpengaruh terhadap kepatuhan dengan estimasi 4x lipat dibandingkan dengan status pembiayaan yang memiliki estimasi 0,022x lipat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa status pembiayaan dan lama menderita DM memiliki hubungan terhadap kepatuhan pasien dalam meminum obat DM, namun lama menderita DM lebih berpengaruh terhadap kepatuhan pasien minum obat DM dibandingkan status pembiayaan.
Analisis Kesalahan Siswa Ditinjau Dari Kecerdasan Logis-Matematis Galih Kurniawan
Dharma Pendidikan Vol 13 No 2 (2018): Dharma Pendidikan
Publisher : STKIP PGRI Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69866/dp.v13i2.75

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tes diagnostik materi bangun ruang sisi datar, baik kesalahan fakta, kesalahan keterampilan, kesalahan konsep, serta kesalahan prinsip pada pembelajaran Inkuiri pendekatan konstruktivisme. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Dawe Tahun ajaran 2017/2018. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah proportional stratified random sampling. Dimana ditentukan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Dawe Kudus dengan jumlah 32 siswa. Sebanyak 32 siswa kelas VIIIA ditentukan klasifikasi kecerdasan logis-matematis nya berdasarkan hasil angket kecerdasan logis-matematis siswa. Setiap kelompok kecerdasan matematis siswa diambil 2 siswa yang dijadikan subjek penelitian. Siswa kelas VIII A diberikan pembelajaran Inkuiri pendekatan konstruktivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwakelompok kecerdasan logis-matematis rendahmerupakan kelompok siswa yang paling membutuhkan bantuan dan arahan oleh guru, karena keempat jenis kesalahan terjadi pada kelompok ini. Untuk kelompok kecerdasan logis-matematis sedang paling dominan hanya terjadi pada kesalahan fakta dan prinsip. Sehingg pada kelompok ini hanya butuh sedikit bimbingan dan arahan agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir. Sementara untuk kelompok kecerdasan logis-matematis tinggi, pada dasarnya sangat jarang dijumpai kesalahan, baik kesalahan fakta, kesalahan keterampilan, kesalahan konsep, maupun kesalahan prinsip, sehingga kelompok ini merupakan kelompok yang paling aman tanpa butuh perhatian khusus. Sehingga perlu diberikan suatu pengayaan materi sehingga siswa pada kelompok ini dapat lebih meningkatkan pengetahuannya
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN APOTEK DENGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI APOTEK BLUNYAH FARMA YOGYAKARTA Adel Meisita Putri; Endang Setyowati; Galih Kurniawan
Nusantara Hasana Journal Vol. 5 No. 3 (2025): Nusantara Hasana Journal, August 2025
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v5i3.1618

Abstract

Pharmaceutical services play an important role in the healthcare system, not only in drug dispensing but also in providing information and education. Suboptimal pharmacy service quality may affect customer satisfaction. This study aimed to determine the relationship between pharmacy service quality and customer satisfaction at Blunyah Farma Pharmacy Yogyakarta. This study used a quantitative approach with a cross-sectional design. A total of 300 respondents were selected using purposive sampling. Data were collected through closed-ended questionnaires consisting of 20 items for each variable: service quality and customer satisfaction. Data were analyzed using univariate and bivariate methods with the Pearson correlation test. The quality of pharmacy services was in the good to very good category, with the highest score in the prescription review aspect 90.84% and the lowest in drug information service/PIO 60.04%. Customer satisfaction was in the very satisfied category, with the highest score in the empathy dimension (91.97%) and the lowest in the responsiveness dimension 81.73%. The Pearson test results indicated a positive and significant relationship between service quality and customer satisfaction r = 0.342; p = 0.000 with a moderate correlation strength. There is a positive and significant relationship between pharmacy service quality and customer satisfaction at Blunyah Farma Pharmacy Yogyakarta. The better the service quality, the higher the customer satisfaction tends to be.
PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN PNEUMONIA DI RS PKU MUHAMMADIYAH GUBUG Triana Aprilyya; Zaenal Fanani; Galih Kurniawan
Nusantara Hasana Journal Vol. 5 No. 3 (2025): Nusantara Hasana Journal, August 2025
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v5i3.1644

Abstract

Pneumonia is a lower respiratory tract infection that remains a major cause of morbidity and mortality, especially in developing countries like Indonesia. The success of pneumonia therapy depends heavily on patient compliance in using antibiotics appropriately. However, patient compliance with antibiotic treatment remains low, which risks relapse and antibiotic resistance. One important factor that can improve understanding is presenting drug information accurately and clearly. This study aims to determine the effect of providing drug information on the level of antibiotic compliance in pneumonia patients at PKU Muhammadiyah Gubug Hospital. This study used a quasi-experimental method with a non-equivalent control group design, involving two groups of pneumonia patients: those before and after receiving drug information intervention using leaflets. Compliance levels were measured using the MARS (Medication Adherence Rating Scale) questionnaire before and after the intervention. The results of the study will compare the significance of antibiotic compliance levels in the pre- and post-intervention groups (p < 0.05) using the Wilcoxon Signed Rank Test. Patients who were provided with information showed a better understanding of the importance of completing antibiotic therapy as recommended. In conclusion, providing effective drug information can improve patient adherence to antibiotic use, contributing to successful therapy and preventing resistance. These results can serve as a basis for developing drug information intervention programs in hospitals