Mahalnya minyak goreng saat ini menyebabkan banyak ibu rumah tangga rela mengantri untuk membeli, sampai sampai waktu seharian habis untuk mengantri minyak. Selain mahal minyak goreng ini tergolong langka di pasaran oleh sebab itu, muncul ide pembuatan minyak goreng dengan bahan dasar selain kelapa sawit dan kelapa. Salah satu limbah yang melimpah dan banyak di temui adalah limbah padat dedak padi (bekatul). Melimpahnya jumlah limbah padat penyosohan padi yaitu dedak di Indonesia berpotensi untuk dijadikan minyak pangan. Minyak pangan berbasis dedak padi dapat djadikan sebagai alternatif pengganti minyak pangan berbasis kelapa saawit, karena minyak dedak padi mengandung senyawa fitokimia dalam jumlah tinggi, antioksidan dan beberapa jenis lemak. Minyak dedak yang dihasilkan oleh ibu ibu di desa bantengan ini berkolaborasi dengan mahasiswa Teknik Kimia UNIPMA. Dimana rendemen minyak 16%, mengandung antioksidan yang tinggi (tocorefol, tocotrienol dan oryzanol). Hasil ini termasuk dikategorikan baik. Hasil minyak dedak yang dihasillkan masih digunakan untuk perorangan atau kelompok ibu ibu PKK di Desa Bantengan sendiri. Hal ini dikarena masih banyak warga yang masih ragu dengan minyak yg telah dibuat karena belum melalui uji yang terstandarisasi sesuai BPOM. Pengembangan produk minyak deda sebagai food supplement dan minuman antioksida serta diversifikasi produk olahan padi dapat meningkatkan nilai tambah produk