Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Geomorfologi dan Ciri Fasies Vulkanik Pada Sungai Cihideung dan Ciparikalih, Sub Das Cibadak, Gunung Salak, Jawa Barat Natasia, Nanda; Mardiana, Undang; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 2 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.787 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v16i2.18439

Abstract

ABSTRACTSalak Mount is a volcanic complex located in the south of Jakarta. This mountain area is included in the area of Sukabumi Regency and Bogor Regency, West Java. The peak part is a forest area whose management of the forest area was originally under the Perhutani Public Corporation Forest Management Unit (KPH) Bogor, but since 2003 it has been an expansion area of the Gunung Halimun National Park, and is managed as Gunung Halimun-Salak National Park. This research begins with the analysis of topographic maps to determine the geomorphological characteristics of the study area. These geomorphological characteristics include river flow patterns, land use and slope. At this stage it can be distinguished as many as nine recognizable geomorphological units. The next stage is field observation to find out the surface geological conditions of the study area. at this stage two stratigraphic cross sections were made which passed the Cihideung and Ciparikalih. From the results of geomorphological analysis, the research area can be divided into nine geomorphological units which are compiled based on their morphographic, morphometric and morphogenetic characteristics. Two stratigraphic cross sections through the Cihideung River and Ciparikalih River trajectories are made based on field observations with a measured section method. In both trajectories, there are six volcanic facies that make up the research area.. Keywords: Salak Mount, Cibadak Sub Das, Volcanic Facies, Geomorphology ABSTRACKGunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bagian puncaknya merupakan kawasan hutan yang pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Penelitian ini diawali dengan analisis peta topografi untuk mengetahui ciri geomorfologi daerah penelitian. Ciri ciri geomorfologi tersebut diantarana pola pengaliran sungai,  tata guna lahan, serta kemiringan lereng. Pada tahapan ini dapat dibedakan sebanyak sembilan satuan geomorfologi yang dapat dikenali. Tahapan selanjutnya adalah pengamatan lapangan untuk menetahui kondisi geologi permukaan daerah penelitian. pada tahapan ini dibuat dua buah penampang stratigrafi yang melewati sub Das Cihideung dan sub DAS Ciparikalih. Dari hasil analisis geomorfologi, daerah penelitian dapat dibagi menjadi sembilan satuan geomorfologi yang disusun berdasarkan ciri morfografi, morfometri dan morfogenetiknya. Dua buah penampang stratigrafi melalui lintasan Sungai Cihideung dan Sungai Ciparikalih dibuat berdasarkan pengamatan lapangan dengan metoda penampang terukur. Pada kedua lintasan tersebut dapat diketahui enam fasies vulkanik yang menyusun daerah penelitian. Kata Kunci: Gunung Salak, Sub Das Cibadak, Fasies Vulkanik, Geomorfologi.
Stratigrafi Vulkanik Sub DAS Cibadak Implikasinya terhadap Kegiatan Gunungapi Salak Lereng Timur MUTAQIN, DEDEN ZAENUDIN; Mardiana, Undang; Mohammad, Febriwan; Alfadli, Muhammad Kurniawan; Natasia, Nanda
Bulletin of Scientific Contribution Vol 17, No 1 (2019): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v17i1.20904

Abstract

Penelitian Stratigrafi rinci mengenai daerah vulkanik masih jarang dilakukan. Hal ini biasanya dikarenakan oleh kondisi lapangan yang sulit ditempuh. Akan tetapi, penelitian fasies vulkanik  ditujukan untuk mengetahui perkembangan gunungapi secara geologi baik dari segi kebencanaan atau potensi. Penelitian ini berlokasi di Sub DAS Cibadak Lereng Timur Gunung Salak untuk mengetahui perubahan litologi baik secara lateral maupun vertikal. Permasalahan dipecahan dengan Observasi lapangan dan karakteristik permukaan. Data lapangan berupa lintasan-lintasan stratigrafi berdasarkan daerah sub DAS Cibadak yang terdiri dari sungai cibadak, cikuda, cipanengah dan cimenteng. Berdasarkan fasies vulknik dari keseluruhan analisis , terdapat 6 kelompok fasies dari muda ke tua yaitu Block and ash flow deposit 2 salak, lava flow 2 salak, block and ash flow deposit 1 salak, lava flow 1 salak, pumice flow deposit salak dan scoria flow deposit pra salak.
POLA PERSEBARAN DAN ESTIMASI CADANGAN TANAH MERAH PADA DESA TANJUNG KECAMATAN SURIAN KABUPATEN SUMEDANG MUTAQIN, DEDEN ZAENUDIN; MARDIANA, UNDANG; MOHAMMAD, FEBRIWAN; ALFADLI, MUHAMMAD KURNIAWAN
Bulletin of Scientific Contribution Vol 18, No 2 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v18i2.27826

Abstract

Kesuburan alami tanah merah mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium meningkatkan produksi tanaman. Penambangan tanah merah tidaklah semudah yang dibayangkan karena karena belum tahu perkiraan ketebalan tanah merah untuk kearea prospek. Tahapan eksplorasi guna mengetahui persebaran dan estimasi cadangan yang dapat mengurangi resiko dalam upaya penambangan tanah merah. Metode penelitian  yang digunakan berupa pengukuran geolistrik 1D dengan jumlah 15 titik pengukuran dengan luas 30 ha. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola sebaran dan estimasi cadangan tanah merah pada desa Tanjung kecamatan Surian kabupaten Sumedang.  Hasil penelitian menunjukan tanah merah memiliki niali resistivitas >30 ohm.meter dengan ketebalan  berkisar 3.5-20 meter dengan pola persebaran acak  dengan warna coklat kemerahan, berbutir lempung lanauan. Kemudian pada bagian bawahnya berupa batulanau, dan batupasir dari formasi batuan sedimen.Kata kunci : Resistivitas, Surian, Tanah merah
ZONA PRODUKTIF RESERVOIR HIDROKARBON BEDASARKAN ANALISIS PETROFISIKA PROBABILISTIK PADA FORMASI BATURAJA, DI LAPANGAN FM, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN, MENGGUNAKAN DATA WELL LOG DAN CORE Ibrahim, Farrel Malik; Mardiana, Undang; Mohammad, Febriwan; Saputro, Julian; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 21, No 1 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v21i1.45329

Abstract

Analisis petrofisika merupakan salah satu kegiatan analisis dalam eksplorasi minyak dan gas bumi yang bertujuan untuk mengetahui lapisan reservoir hidrokarbon disuatu sumur. Lapangan ”FM” berada di Cekungan Sumatera Selatan daerah tinggian Musi. Formasi yang prospek menjadi reservoir hidrokarbon pada lapangan ini adalah Formasi Baturaja yang berlitologi batugamping dan berumur miosen awal. Hasil dari analisis elektrofasies dan data mudlog didapatkan bahwa lingkungan pengendapan dari Formasi Baturaja  pada lapangan ini adalah lingkungan reef front dan back reef lagoon. Fasies reef dicirikan oleh adanya penebalan pada sumur FM-1 dan memiliki komponen batugamping terumbu, sementara fasies back-reef cenderung tipis dan berupa batugamping klastik. Metode analisis petrofisika yang digunakan pada penelitian kali ini adalah analisis petrofisika probabilistik dengan menghitung volume tiap komponen mineral dan fluida. Pemilihan analisis petrofisika probabilistik dinilai karena metode ini cukup baik digunakan pada sumur pengembangan. Hasil penentuan zona produktif reservoir di lapangan FM didapatkan sebesar 13,11 meter di FM-1, 3,81 meter di FM-2, dan 1,07 meter di FM-3. Zona produktif reservoir hidrokarbon berada pada top baturaja fasies reef pada FM-1 dan back-reef pada FM-2 dan FM-3. Hasil perhitungan petrofisika probabilistik akan lebih baik jika terdapat penambahan data berupa analisis petrografi dan XRD sebagai pendukung mineral penyusun batuan dan volume dari tiap komponen mineral.
PENINGKATAN AKURASI PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DI WILAYAH SEPARI - KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN DETEKSI KEMIRINGAN LUBANG BOR DENGAN SENSOR GYROSCOPE-ACCELEROMETER-HEADING DIJITAL Firmansyah, Gilang; Sukiyah, Emi; Yuniardi, Yuyun; Mardiana, Undang
Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 1 (2016): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.941 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v14i1.9786

Abstract

Penaksiran sumber daya dalam suatu proses penambangan batubara didapatkan melalui perhitungan dan analisis data eksplorasi detil. Data ini diperoleh dengan metode pemboran dan pemetaan geologi. Penaksiran sumber daya dilakukan untuk mengetahui taksiran jumlah tonase sumber daya batubara. Hasil taksiran selanjutnya digunakan untuk perhitungan stripping ratio pada lahan tersebut untuk mengetahui keekonomian bahan tambang. Hasil yang diperoleh dapat  menentukan kelayakan suatu tambang untuk di eksploitasi. Pada proses pengeboran terdapat istilah borehole deviation, yaitu deviasi atau simpangan miring dari suatu target lubang bor. Selama ini, pengeboran tegak lurus selalu dinyatakan memiliki kemiringan 90°. Asumsi tersebut sebenarnya tidak tepat. Kemiringan lubang bor yang dinyatakan tegak lurus ternyata memiliki nilai bervariasi. Oleh karena itu, survei kemiringan lubang bor perlu dilakukan untuk mengetahui kemiringian lubang bor secara akurat. Nilai dip dan azimut lubang bor turut berperan sebagai parameter penting dalam meningkatkan akurasi perhitungan cadangan. Berdasarkan hasil uji coba terhadap penggunaan sensor gyroscope-accelerometer-heading dijital pada pengeboran eksplorasi di wilayah Separi diperoleh adanya peningkatan hasil perhitungan cadangan batubara.
GEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DAN SUMUR PEMBORAN DI DAERAH JASINGA, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Mohammad, Febriwan; Mardiana, Undang; Yuniardi, Yuyun; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 15, No 3 (2017): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.522 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v15i3.14700

Abstract

SARI            Daerah penelitian secara geografis terletak pada  106° 26’ 45” BT sampai 106° 29’ 15” BT dan -6° 26’ 00” LS sampai  -6° 28’ 30” LS. Secara administratif daerah penelitian berada di Desa Cikopomayak dan sekitarnya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Daerah penelitian terbagi menjadi 2 satuan batuan yaitu Satuan Batulanau dan Intrusi Andesit. Pengukuran geolistrik dan sumur pemboran digunakan untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan secara vertikal maupun lateral. Daerah penelitian memiliki tiga kelompok nilai resistivitas dan litologi, yaitu batuan dengan nilai resistivitas rendah (0 – 60 Ω.m) dengan litologi batulempung – serpih dan batulanau, resistivitas menengah (61 – 130 Ω.m) dengan litologi batulempung pasiran, batupasir sedang, dan batupasir kasar, dan resistivitas tinggi (131 – 180 Ω.m) dengan litologi batupasir halus, batulempung pasiran, dan andesit. Keberadaan lapisan akuifer dibuktikan dengan adanya lapisan batupasir sedang – batupasir kasar pada kedalaman 10 dan kedalaman 20 meter dari sumur pemboran. Dari korelasi data geolistrik dan sumur pemboran,  dibuat penampang sistem akuifer yang melewati daerah penelitian yang selanjutnya di modelkan ke dalam diagram pagar geometri akuifer. Berdasarkan model geometri akuifer, daerah penelitian terbagi menjadi tiga jenis akuifer yaitu, akuifer bebas, akuifer semi tertekan, dan akuifer tertekan.Kata Kunci : geolistrik, sumur pemboran, geometri akuifer. ABSTRACTThe research area is geographically located at 106° 26’ 45” East up to 106° 29’ 15” East and 6° 26’ 00” South up to  6° 28’ 30” South. Administratively, area of research is in the Cikopomayak, Jasinga, Bogor District, West Java Province.  The research area is  divided into two rock units, Siltstone Unit and Andesite Intrusion. Georesistivity method and well drilling used to study subsurface geology. The research area have three kind of resistivity and lithology value, that is low resistivity (0 – 60 Ω.m) with shale and siltstone lithology, medium resistivity (61 – 130 Ω.m) with sandy clay and sandstone lithology, and high resistivity (131 – 180 Ω.m) with sandstone, sandy clay, and andesit lithology.  Presence of aquifer layer proved by sandstone in well drilling at depth of 10 – 20 meters. From the georesistivity and well drilling data correlation, made a cross section of aquifer system in the research area, then modelled to fence diagram. According to geometric model of aquifer, the research area divided to three aquifer configurations, unconfined aquifer, semi confined aquifer, and confined aquifer.Keyword : resistivity, geometry aquifer
Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Data Geofisika Magnetotellurik Daerah Blora, Provinsi Jawa Tengah YUNIARDI, YUYUN; Mardiana, Undang; Nur, Andi Agus; Mohammad, Febriwan; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v19i3.37879

Abstract

Daerah penelitian berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, termasuk kedalam zona Rembang Cekungan Jawa Timur bagian Utara, dan tersusun lima Formasi yaitu; Formasi Tambakromo, Formasi Selorejo, Formasi Mundu, Formasi Ledok, Formasi Wonocolo, namun penentuan batas-batas Formasi pada daerah penelitian belum ada yang dapat menjelaskan dan gambaran struktur bawah permukaan masih kurang, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan mengenai penentukan batas-batas formasi serta stuktur geologi bawah permukaan yang akan diperoleh dari hasil interpretasi korelasi data lapangan dengan menggunakan metoda geofisika  Magnetotellurik. Hasil  Pengukuran Magnetotellurik pada 40 titik, berdasarkan nilai resistiviti terdapat 5 zona keterpengaruhan struktur, yaitu: zona 1, pada titik pengukuran 35-36; zona 2, pada titik pengukuran 27-33; zona 3 pada titik pengukuran 16-17; zona 4 pada titik pengukuran 9-10; dan zona 5 pada titik pengukuran1-2 permodelan berdasarkan nilai-nilai resisitiviti berdasarkan kedalaman, terdapat 5 batasformasi, yaitu: 1)Formasi Wonocolo, Ledok, Mundu, Selorejo, Tambakromo dan Alluvium, 2) Formasi Wonocolo dan Ngrayong, 3) Formasi Tuban, 4) Formasi Kujung, dan 5) Formasi Ngimbang dan Batuan dasar. Struktur Geologi yang berkembang berupa lipatan, antiklin pada titik 26-36, dan titik 02, sinklin di tengah titik-titik pengukuran, Sesar Normal yang bersifat tumbuh pada titik antara MT26-MT27dan pada titik 30, yang masuk kedalam zona struktur 2, dan sesar normal pada titik MT 09 masuk kedalam zona 02. Sesar Naik pada titik MT 02 pada zona 05.
Potensi Airtanah Berdasarkan Nilai Resistivitas Batuan di Kelurahan Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat Mohammad, Febriwan; Mardiana, Undang; Yuniardi, Yuyun; Firmansyah, Yusi; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 2 (2016): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1321.29 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v14i2.9799

Abstract

Groundwater is water that contain under the soil or rock which located in subsurface layer. The resistivity method or geoelectricity using electrical properties of subsurface materials to obtain the anomalies. Aquisition data did with 2 line of 2-D resistivity and 10 point of 1-D resistivity. The result from 1-D resistivity are divided into three classification : First classification had range between 1 – 5 Wm which indicate the  rock with low resistivity and shallow. This layer interpretated as clay from Saguling Lake sedimentation and this layer act as aquiklud layer. The second classification with range between 6 – 20 Wm indicated as medium resistivity and act as aquitard. The third classification  with range more than 20 Wm indicated as high resistivity and act as aquifer with low productivity. From the 2-D resistivity survey, such as : Low resistivity range assosiated with shaly tuff lithology and sandy tuff, depth of the low resistivity range about 0 – 40 meters, Medium resistivity range had depth about 10 – 70 meters, act as aquifer due to have well porosity properties. High resistivity range depth is more than 70 meters until 100 meters assosiated with massif layer, bad porosity, and did not have rock pore, the lithology is collaboration between massif breccia with igneous component. Keyword : Geoelectricity, Resistivity, Batujajar, Groundwater, Aquifer Air tanah merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan yang terletak di bawah permukaan tanah. Metode resistivitas (resistivity) atau geolistrik memanfaatkan sifat kelistrikan material bawah permukaan untuk mendapatkan anomali. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 lintasan geolistrik 2-D dan 10 titik pengukuran 1-D. Dari hasil pengukuran metode 1-D diperoleh 3 paket batuan yaitu : Paket lapisan batuan 1 dengan nilai tahanan jenis berkisar antara 1 – 5 Wm yang mengindikasikan batuan dengan resistivitas amat rendah dan dangkal. Lapisan ini diduga berupa lempung dari endapan danau Saguling. Lapisan ini diduga berperan sebagai akiklud. Paket lapisan batuan 2  dengan nilai tahanan jenis antara 6 hingga 20 Wm mengindikasikan batuan dengan resistivitas menengah dan bersifat sebagai akitar . Paket lapisan batuan 3 dengan nilai tahanan jenis antara lebih dari  20 Wm mengindikasikan batuan dengan resistivitas yang tinggi dan dapat berperan sebagai akifer dengan produktivitas rendah. Dan dari hasil geolistrik 2-D, yaitu : Rentang resisitivitas rendah kemungkinan berasosiasi dengan batuan dengan litologi tuf lempungan dan tuf pasiran memiliki kedalaman bervariasi antara 0-40 meter, Rentang resistivitas menengah memiliki kedalaman bervariasi sekitar 10-70 meter. Porositas paket batuan ini diperkirakan baik, dan dapat berperan sebagai akifer, Rentang resisitivitas tinggi ini berasosiasi dengan rentang kedalaman yang bervariasi mulai dari 70 meter hingga kedalaman lebih dari 100 meter berasosiasi dengan Lapisan keras, massif, porositas buruk dan tidak dapat menyimpan air di antara pori-pori batuannya, berupa perpaduan antara breksi padu dengan komponen batuan beku. Kata kunci : Geolistrik, Resistivitas, Batujajar, Airtanah, Akifer
DEPOSITIONAL ENVINRONMENT AND PALEOCURRENT THE MIDDLE OF WARUKIN FORMATION BASED ON SEISMIC AND WELL LOG DATA IN NORTH-EAST PART BARITO BASIN, SOUTH KALIMANTAN Yuniardi, Yuyun; Mardiana, Undang; Mohammad, Febriwan; Nur, Andi Agus; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 18, No 3 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v18i3.31550

Abstract

Explorations in the Barito basin has started nearly 100 years and was marked by the discoveryof the Tanjung Field in 1938 (Maso at all 1993). The middle of Warukin Formation is one of thereservoir formation in the Barito basin of North-Northeast. Barito Basin is located betweenSundaland in the west and Meratus in the east (Satyana, Awang.1994). An understanding of thedepositional environment and paleo-current will be very useful for the exploration and fielddevelopment optimization of oil and gas. The data used in this researcher seismic 3D data and well data. From the existing data createdseismic facies maps and correlation maps well with the markers used datum is the Top FormationMiddle Warukin. Downlap termination pattern found on the seismic line 75H - 37 at the lower limit indicates thetime of formation of this facies occur sea level rise. Configuring the parallel reflection pattern -subparallel and divergent indicate the depositional environment is shelf / platform or deltaplatform (Serra, O, 1990). Coarsening upward to fining upward pattern relatively evolved fromwireline log analysis, in which a pattern is formed on the shore face transgressive delta thenserrated pattern formed in the shelf. Based on the seismic data and log data as well as supportingdata from the regional geology of the Barito Basin, it can be interpreted that the study area isformed on the delta depositional environment - shelf. Paleo-current study area can be determined based on seismic facies maps and regionalconditions Barito Basin. Of seismic facies maps can be interpreted Paleo-current direction isrelative to the south - west with relative sediment supply from the north - east.
KARAKTERISTIK ENDAPAN VULKANIK SUB DAS CIGOMBONG LERENG TIMUR GUNUNG SALAK MUTAQIN, DEDEN ZAENUDIN; Mohammad, Febriwan; Mardiana, Undang; Yuniardi, Yuyun; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 17, No 2 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2557.95 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v17i2.22569

Abstract

ABSTRAKMetode stratigrafi yang digunakan pada batuan vulkanik serupa dengan mempelajari stratigrafi pada batuan sedimen, yaitu membuat korelasi, urutan secara vertikal berdasarkan waktu, menentuakan perubahan fasies dan sejenisnya. Penelitian Stratigrafi rinci mengenai daerah vulkanik masih jarang dilakukan. Hal ini biasanya dikarenakan oleh kondisi lapangan yang sulit ditempuh. Penelitian ini berlokasi di Sub DAS Cigombong Lereng Timur Gunung Salak untuk mengetahui perubahan litologi baik secara lateral maupun vertikal. Permasalahan dipecahan dengan Observasi lapangan. Data lapangan berupa lintasan-lintasan stratigrafi berdasarkan daerah cekungan pengaliran. Berdasarkan fasies vulknik dari keseluruhan analisis , terdapat 6 kelompok fasies dari muda ke tua yaitu endpan aliran laharik gunung salak, endapan aliran lava 2 gunung salak, endapan aliran lava 1 gunung salak, endapan aliran piroklastik scoria 3 gunung salak endapan aliran lava 1 gunung salak, endapan aliran piroklastik scoria 2 berasosiasi dengan endapan Seruakan gunung salak, dan endapan aliran lava 1 gunung salak, endapan aliran piroklastik scoria 1 pra gunung salak.Kata kunci: Cigombong, Fasies Gunung Api, Salak, VulkanikABSTRACTStratigraphy in volcanic area have similar treatment with sedimentary rock study process, i.e. make correlations, order vertically based on time, determine changes in facies and the like. Detailed stratigraphic research on volcanic areas is rarely done. This is usually caused by field conditions that are difficult to go through. This research is located in the Cigombong East Slope Sub-watershed of Mount Salak to determine lithological changes both laterally and vertically. The problem is solved by field observations. Field data in the form of stratigraphic trajectories based on drainage basins. Based on the Vulcanic facies of the whole analysis, there are 6 facies groups from young to old, namely Salak mountain flow depletions, Salak flow 2, Salak flow 1, pyroclastic flow, scoria 3 Salak mountain deposition, lava flow 1 Salak mountain, scoria pyroclastic flow sediment 2 associated with Salak mountain excavation, Salak mountain lava flow 1, pyroclastic flow precipitate 1 Salak mountain.Keyword: Cigombong, Volcanic Facies, Mt. Salak, Volcanic.