Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

STRATEGI ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DI KABUPATEN SUMEDANG Thoriq, Ahmad; Sampurno, Rizky Mulya; Syamsiyah, Nur; Setiawan, Iwan
Agricore Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas pertanian adalah melalui penerapan teknologi. Percepatan adopsi teknologi akan dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani. Penelitian ini  bertujuan merumuskan strategi adopsi teknologi pertanian berdasarkan karakteristik sosial ekonomi petani di Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian ini adalah 4784 petani yang tersebar di 76 Desa yang terletak di 18 Kecamatan di Kabupaten Sumedang. Pemilihan lokasi didasarkan pada ketersediaan lahan pertanian yang mendapat program perluasan sawah.  Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisoner, dan diperdalam dengan pendekatan Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, serta observasi terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya,  serta lingkungan lokasi studi. Hasil penelitian menunjukkan usia petani mayoritas diatas 50 tahun (77,87%), 2) pendidikan rendah (SD : 89,21%) , 3) penguasaan lahan ≤ 0,25 hektar perpetani (58,28%), dan 4) tanggunan keluarga  1- 7 orang.  Strategi yang dilakukan berdasarkan usia dan pendidikan adalah melalui 1) Pembentukan kelompok tani dan penguatan kelembagaan, 2) Teknologi yang diterapkan sederhana, tepat guna dan telah teruji, 3) Penggunaan metode penyuluhan yang mudah dipahami, 4) Pemberdayaan agen penyuluhan. Strategi yang dilakukan berdasarkan penguasaan lahan adalah contoh nyata penerapan konsolidasi lahan dan penerapan teknologi spesifik lokasi pada lahan berbukit, dan strategi yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya pertanian adalah melalui sistem gotong royong berbasis kelompok dan contoh nyata penerapan teknologi pertanian. 
Analisis Kelayakan Usaha Produksi Biji Kopi Sangrai dan Jasa Penyangraian: Studi Kasus pada Java Sumedang Coffee Thoriq, Ahmad; Sampurno, Rizky Mulya; Imaduddin, Luthfie Hafidz
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v7n2.2020.p109-118

Abstract

The development of specialty coffee roasted beans business and coffee roasting services is currently quite rapid, but often that the business is not based on the feasibility analysis. This study aims to analyze the feasibility level of the production of specialty coffee roasted beans and roasting service of coffee beans. This study was carried out beginning from November 2019 until February 2020 with case study method at Java Sumedang Coffee (JSC) in Genteng Village, Sukasari District, Sumedang Regency, West Java Province.  Primary data was collected based on test results and interviews directly with the business manager of JSC, while secondary data were obtained from published scientific articles. The results of this study show that with the use of a roasted machine for 5 hours per day or 1200 hours per year at an interest rate of 7% per year, the business of specialty roasted coffee beans production at JSC are feasible with an assumption of a minimum selling price of Rp.128,500/kg. The indicators of business feasibility are NPV (Net Present Value) Rp. 111,759,128.10; BCR (Benefit Cost Ratio) of 1.02%; IRR (Internal Rate of Return) of 6.21%; capital returned in the 17th month. While, in the coffee bean roasting service business are feasible if the minimum roasting service cost is Rp. 14,000/kg, with feasibility indicators are NPV Rp. 112,286,86; BCR of 1.23; IRR of 6.25% per month; and PBP occurred in the 17th month.
Weed Control Decision Support System Based on Precision Agriculture Approach Rizky Mulya Sampurno; Kudang Boro Seminar; Yuli Suharnoto
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 12, No 2: June 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v12i2.62

Abstract

Herbicides have been widely used for weed control in modern agriculture. However the use of herbicides is potentialy introducing negative impact to the environment due to excessive use of herbicides. Based on precision agriculture principles, unique and precise treatment of herbicide supply for a particular area for crop production must be performed. The objective of this research is to develop a decision support system (DSS) for schedulling of weed spraying and for selecting the proper nozzle size of the sprayers that introduce minimum negative impact to the environment. The main set of data required for our proposed system includes the set of 10 years weather data series acquired from remote sensing (NOAA and TRMM) and a set of vegetation index from MODIS EVI. The weather data set is utilized to determine the planting time period of paddy crop and to determine the proper size of the sprayers for weed spraying. Our DSS prototype has been implemented and tested with real data set in Jonggol district, West Java, Indonesia. The implementation, testing results, and future enhancement of our system are discussed in this paper.
Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan pada Sistem Deteksi Dini untuk Manajemen Krisis Pangan Rizky Mulya Sampurno; Kudang B. Seminar
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1112.207 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.8

Abstract

Pemanfaatan teknologi komputasi cerdas seperti jaringan syaraf tiruan (JST) dapat diterapkan dalam sektor ketahanan pangan. JST bekerja seperti layaknya otak manusia. Dalam hal ini JST digunakan untuk mendeteksi tingkat ketahanan pangan di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kinerja JST pada sistem deteksi dini krisis pangan yang telah dikembangkan sebelumnya melalui pelatihan tambahan. Pelatihan yang dilakukan menggunakan data sekunder dengan mempertimbangkan keterbaruan waktu dan wilayah. JST yang digunakan adalah multi-layer perceptron dua hidden layer dengan algoritma pelatihan backpropagation. Sepuluh parameter krisis pangan dijadikan sebagai input dan level krisis pangan menjadi output pada proses pengenalan pola oleh JST selama pelatihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelatihan tambahan dapat menambah tingkat akurasi JST dari 70,55%menjadi 85,38%. Berdasarkan hasil analisis bobot JST dapat diidentifikasi parameter penentu level krisis pangan diurutkan berdasarkan bobot tertinggi sampai bobot terendah, yaitu: (1) padi puso atau gagal panen (2) rasio konsumsi normatif, (3) harga beras, (4) IHSG, (5) angka kematian bayi, (6) tanpa hutan, (7) perubahan kurs dolar, (8) penduduk miskin, (9) berat badan balita dibawah standar dan (10) curah hujan 30 tahun. Hasil pengurutan tersebut dapat menjadi masukan serta prioritas dalam penanggulangan dan penyelamatan krisis pangan.  Kata kunci: JST, backpropagation, manajemen krisis pangan, ketahanan pangan  
Evaluasi Ekonomi Teknik Produksi Keripik Kentang Secara Manual (Studi Kasus: Taman Teknologi Pertanian, Cikajang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat) Ahmad Thoriq; Rizky Mulya Sampurno; Sarifah Nurjanah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2017): TEKNOTAN, Agustus 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol11n2.5

Abstract

Agroindustri kentang merupakan unit usaha utama yang dikelola Taman Teknologi Pertanian, Cikajang, Garut.  Kentang yang dikembangkan difokuskan pada kentang industri varietas median. Hasil produksi sebagian dijual dalam bentuk mentah ke Industri keripik kentang dan sebagian lagi diolah sendiri menjadi keripik kentang yang dipasarkan sendiri. Meskipun terdapat beberapa unit mesin, namun produksi keripik kentang masih dilakukan secara manual menggunakan peralatan sederhana, sehingga untuk keberlanjutan usaha perlu dilakukan evaluasi ekonomi usaha produksi keripik kentang yang diolah secara manual. Metode yang digunakan pada penelitian ini analisis ekonomi yang meliputi biaya produksi, harga pokok produksi, titik impas dan  kelayakan usaha yang meliputi Net Present value (NPV),  benefit cost ratio analysis (BC Rasio), Internal Rate of Return (IRR) dan payback period analysis (PBP). Berdasarkan analisis ekonomi, pada umur proyek lima tahun didapatkan HPP keripik kentang sebesar Rp.72.816 perkg, dengan titik impas 600 kg pertahun, BC Rasio sebesar 1,25, NPV sebesar Rp 137.299.137 pertahun, IRR sebesar 16,42 %, dan PBP selama sembilan bulan.Kata kunci : analisis ekonomi, kelayakan usaha, keripik kentang, pengolahan manual
Estimasi Perubahan Lahan Sawah Dengan Klasifikasi Tidak Terbimbing Citra MODIS EVI di Provinsi Jawa Barat Rizky Mulya Sampurno; Anas Bunyamin; Totok Herwanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2017): TEKNOTAN, Agustus 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2299.755 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n2.6

Abstract

Berdasarkan data statistik, sejak tahun 2008 hingga saat ini luas sawah di Provinsi Jawa Barat cenderung mengalami penurunan. Hal ini mendorong dibutuhkannya informasi yang cepat dan tepat terkait lokasi dan luas lahan sawah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Teknologi penginderaan jauh telah menjadi alat bantu yang handal dalam memecahkan masalah ini. Melalui klasifikasi citra satelit penginderaan jauh, luas lahan sawah dapat diketahui dengan mudah. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan klasifikasi citra MODIS EVI 250 m untuk memetakan lahan sawah serta memperkirakan luas dan sebaran perubahan lahan sawah di Provinsi Jawa Barat. Metode klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi tidak terbimbing ISODATA dengan jumlah kelas klasifikasi ditentukan melalui analisis divergensi pada citra komposit yang dianalisis. Pemilihan kelas sawah dilakukan melalui pengecekan pola spektral pada piksel-piksel citra yang telah diklasifikasi. Menurut pemantauan MODIS EVI 250 m, luas sawah di Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 17.35% selama kurun waktu 10 tahun dari 1,189,728.85 ha pada tahun 2006 menjadi 983,342.77 ha pada tahun 2016. Penurunan luas lahan sawah diduga disebabkan oleh perubahan lahan sawah ke bukan sawah. Terdapat perbedaan luas sawah antara data BPS dengan citra MODIS yang disebabkan oleh metode yang berbeda, namun keduanya menunjukkan kecenderungan total luas sawah yang menurun. Berdasarkan hasil tersebut, citra MODIS dapat dimanfaatkan dalam memperkirakan perubahan lahan serta dapat dijadikan pendukung dalam pengambilan keputusan.Kata kunci: klasifikasi tidak terbimbing, ISODATA, MODIS, EVI, luas sawah
Studi Siklus Waktu Proses Muat Angkut Tebu Secara Mekanis Di PG. Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat Ahmad Thoriq; Wahyu Kristian Sugandi; Rizky Mulya Sampurno; Reza Permana Aji
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.638 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.7

Abstract

Proses muat-angkut tebu secara mekanis meliputi pemuatan tebu menggunakan grab loader dan pengangkutan tebu menggunakan truk atau trailer yang digandengkan dengan traktor roda empat.  Untuk meningkatkan produktivitas kerja pengangkutan tebu, perlu dikaji metode dan cara kerjanya melalui studi terhadap waktu. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis siklus waktu proses pengangkutan tebu secara mekanis. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara yaitu merekam proses muat-angkut menggunakan kamera digital, dan pengukuran langsung. Perhitungan cycle time dilakukan dengan menghitung waktu setiap tahap mulai dari waktu muat, waktu perjalanan dari lahan ke pabrik, waktu bongkar dan waktu perjalanan dari pabrik ke lahan.  Jarak lokasi ke pabrik dibagi menjadi tiga yaitu jarak A (0-5 km), jarak B (5-10 km) dan jarak C (10-15 km). Kendaraan angkut (transporter) yang diamati berjumlah 5 unit dengan jenis yang berbeda-beda untuk setiap jarak. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata siklus waktu pengangkutan tebu pada jarak A sebesar 4202,95 detik dengan waktu normal sebesar 1859,40 detik, pada jarak B sebesar 4995,10 detik dengan waktu normal sebesar  3832,92 detik dan pada jarak C sebesar 8332,27 detik dengan waktu normal sebesar 7402,32 detik. Kata kunci : siklus waktu, pengangkutan tebu, grab loader, trailer
KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 OPERATIONAL LAND IMAGER (OLI) DI KABUPATEN SUMEDANG Rizky Mulya Sampurno; Ahmad Thoriq
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2016): TEKNOTAN, November 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1511.042 KB)

Abstract

Informasi tutupan lahan terbaru berupa peta hasil klasifikasi citra dapat diperoleh melalui teknik penginderaan jauh. Teknik ini dianggap penting dan efektif dalam pemantauan tutupan lahan karena kemampuannya dalam menyediakan informasi keragaman spasial di permukaan bumi dengan cepat, luas, tepat, serta mudah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan klasifikasi tutupan lahan di Kabupaten Sumedang menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI (Operational Land Imager) hasil perekaman terakhir. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pra-pengolahan citra, pemilihan kombinasi band terbaik, interpretasi visual citra, membuat penciri kelas, analisis separabilitas, klasifikasi citra, dan uji akurasi. Metode klasifikasi yang digunakan adalah metode maximum likelihood classification (MLC). MLC mempertimbangkan faktor prior probability yaitu peluang dari suatu piksel untuk dikelaskan ke dalam kelas atau kategori tertentu. Hasil klasifikasi citra Landsat 8 OLI di Kabupaten Sumedang menghasilkan 10 kelas tutupan lahan yaitu lahan terbangun, sawah menjelang panen, sawah baru tanam, semak belukar, hutan tutupan padat, hutan tutupan sedang, hutan campuran, kebun campuran, tanah terbuka dan badan air. Ketelitian klasifikasi ditunjukkan dengan akurasi overall dan kappa masing-masing sebesar 99.61% dan 99.51%. Hasil ini memenuhi syarat yang ditetapkan oleh USGS (> 85%). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peta hasil klasifikasi citra Landsat 8 dapat digunakan.Kata kunci: penginderaan jauh, klasifikasi, MLC
Penerapan Urban Farming dengan Sistem Hidroponik Menggunakan Botol Bekas melalui Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Virtual Lukito; Ahmad Thoriq; Rizky Mulya Sampurno
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2021): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.7.2.115-121

Abstract

Hydroponically planting vegetables is something new for most of the KKNM participants. KKNM activities are carried out for 30 working days based on modules and WhatsApp Group. The vegetable cultivation module with a hydroponic system using used bottles is systematically arranged, equipped with pictures to make it easy for each KKNM participant to implement. WhatsApp Group is used as a means of discussion and consultation. This virtual KKNM activity aims to produce vegetables through a hydroponic system from used bottles and distribute harvested vegetables to the community. The implementation of the activity begins with the preparation of tools and materials, sowing seeds, preparing planting media, maintaining plants, until harvesting. Finally, the distribution of crops to the closest neighbors. The results showed that used plastic bottles can be used as a hydroponic planting medium with the axis system. Transplanting the seedlings to the used wick bottle media that has been filled with nutrients was carried out on the 12th day. Plant maintenance is carried out by periodically controlling the nutritional condition. Harvesting and distribution of vegetables was carried out on the 25th day after transplanting. This Virtual KKNM activity is proven to be able to increase participants' knowledge and skills, and to inspire people to do the same.
Analisis Teknis dan Kelayakan Finansial Produksi Keripik Kentang Ahmad Thoriq; Rizky Mulya Sampurno; Sarifah Nurjanah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.73 KB) | DOI: 10.19028/jtep.07.1.65-72

Abstract

AbstractMedians variety of potato is the main commodity developed by Agricultural Technology Park, Cikajang, Garut, West Java. The product has been partially sold in raw form and partly processed by itself into potato chips. This article will analyze the technical and financial feasibility of two ways of potato chips production. Production of potato chips has done manually by several machine units, therefore it needs to analyze technically and financially. Some analysis have conducted for this technical and financial analysis. The results showed that the average slicing capacity by slicing machine was 71.160 kg/hour, with the result of perfect shape about 58.493%. During five-year project, the cost of sold, break event point, benefit cost ratio, net present value, benefit cost ratio, and payback period by slicing machine were around of 55,591 Rp/kg, 612 kg/year, 459,639,059 Rp/year, 1.41, 17.17% and four months, respectively. In contras by traditional manner that the cost of sold, break event point, benefit cost ratio, net present value, benefit cost ratio, and payback period were nearly of 59,248 Rp/kg, 507 kg/year, 260,787,383 Rp/year, 1.35, 23.22% and four months, respectively.AbstrakKentang industri varietas Medians merupakan komoditi utama yang dikembangkan Taman Teknologi Pertanian, Cikajang, Garut, Jawa Barat. Hasil produksi sebagian dijual dalam bentuk mentah dan sebagianlagi diolah sendiri menjadi keripik kentang. Produksi keripik kentang dilakukan secara manual dan menggunakan beberapa unit mesin, sehingga diperlukan analisis teknis dan finansial untuk keberlanjutanusaha produksi keripik kentang. Analisis yang dilakukan meliputi kapasitas kinerja mesin pengiris, rendemen hasil irisan, HPP, BEP, NPV, BCR, IRR dan PBP. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kapasitas pengirisan mesin pengiris adalah sebesar 71.160 kg/jam, dengan hasil irisan yang memiliki bentuk sempurna sebesar 58.493%. Pada umur proyek lima tahun, produksi keripik kentang secara mekanis didapatkan HPP sebesar Rp.55,591/kg, BEP sebesar 612 kg pertahun, NPV sebesar Rp.459,639,059/tahun, BCR sebesar 1.41, IRR sebesar 17.17% dan modal akan kembali pada bulan keempat. Sedangkan pada produksi keripik kentang secara manual didapatkan HPP sebesar Rp.59,248/kg, BEP sebesar 507 kg pertahun, NPV sebesar Rp.260,787,383/tahun, BCR sebesar 1.35, I.RR sebesar 23.22% dan modal akan kembali padabulan keempat.