Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH KONSUMSI AIR REBUSAN DAUN KATUK TERHADAP PENGELUARAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI MANURUNG MEDAN TAHUN 2018 tetti seriati situmorang
Indonesian Trust Health Journal Vol 1 No 2 (2019): Indonesian Trust Health Journal
Publisher : STIKes Murni Teguh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.172 KB) | DOI: 10.37104/ithj.v1i2.13

Abstract

United Nation Children’s Fund (UNICEF) menyatakan sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia tiap tahunnya dapat dicegah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Beberapa masalah yang sering timbul pada masa menyusui adalah sindrom ASI kurang. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh 2 hormon yaitu prolaktin (mempengaruhi jumlah produksi ASI) dan oksitosin (mempengarui proses pengeluaran ASI). Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin baik nutrisinya baik, ASI yang diproduksi juga banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi air rebusan daun katuk terhadap pengeluaran produksi ASI pada ibu nifas DI bpm Manurung Medan dengan metode quasi eksperiment dan desain kohort. Kelompok sampel intervensi (mengkonsumsi rebusan daun katuk) dan kelompok sampel kontrol masing-masing berjumlah 16 responden. Uji statistik yang diguankan adalah man whytney test. Hasil uji statistik didapatkan p (sig) adalah 0,009 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsumsi rebusan daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas. Diharapkan kepada ibu nifas, tenaga kesehatan dan masyarakat lebih maksimal mensosialisasikan dan memanfaatkan daun katuk sebagai solusi untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas untuk pencapaian ASI eksklusif demi generasi dengan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. The United Nation's Fund (UNICEF) states that as many as 30,000 infant deaths in Indonesia and 10 million deaths of children under five in the world each year can be prevented by providing breast milk exclusively for the first six months of a baby's life. Some problems that often arise during breastfeeding are less ASI syndrome. Breast milk production and expenditure is influenced by two hormones, namely prolactin (affects the amount of ASI production) and oxytocin (affects the process of breastfeeding). Prolactin is related to maternal nutrition, the better the nutrients are good, the more milk produced. This study aimed to determine the effect of consumption of katuk leaf boiled water on the expenditure of breast milk production in postpartum mothers IN Manurung Medan bpm with the quasi experiment method and cohort design. The intervention sample group (consuming katuk leaf decoction) and control sample groups were 16 respondents respectively. The statistical test used is man why test. The statistical test results obtained p (sig) is 0.009 <0.05, it can be concluded that there is an influence of katuk leaf decoction consumption on increased milk production in postpartum mothers. It is expected that postpartum mothers, health workers and the community will be more maximal socializing and utilizing katuk leaves as a solution to increase breastmilk production in postpartum mothers to achieve exclusive breastfeeding for generations with better quality human resources.
Pengaruh Edukasi Berbasis Keluarga Terhadap Pemberian ASI Ekslusif Untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Pada Periode Emas Tetti Seriati Situmorang; Deby Cyntia Yun; Iyos Sari Sembiring
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 2 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.869 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i2.696

Abstract

Latar Belakang: Pada periode emas dimulai sejak bayi dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Pada periode ini otak mengalami perkembangan paling cepat dalam sejarah kehidupannya yaitu hingga 80%. ASI adalah makanan terbaik di awal kehidupan. Cakupan ASI Eksklusif belum tercapai. Beberapa hal menjadi penyebabnya yaitu: lamanya waktu ASI keluar pada kali pertama menyusu, persepsi keluarga/masyarakat bahwa penyebab bayi menangis setelah disusui adalah karena ASI tidak cukup sehingga perlu diberikan susu formula.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi berbasis keluarga terhadap pemberian ASI eksklsuif.Metode: Desain penelitian menggunakan quasi experiment, pre test and post test with control group design. Diawali dengan melakukan pre test pada kedua kelompok responden, selanjutnya pada kelompok intervensi dilakukan edukasi berbasis keluarga (melibatkan suami/1 orang anggota keluarga lainnya) tentang ASI eksklsuif sebanyak 3 kali pertemuan. Tahap ketiga melakukan post test pada kedua kelompok. Jumlah responden sebnayak 30 orang masing-masing kelompok 15 ibu menyusui. Analisis data menggunakan Wilcoxon test dan Mann whitney test.Hasil: penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara edukasi berbasis keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif (p value = 0.028). Secara alamiah bayi baru lahir sehat dapat melakukan proses menyusui, semakin sering menyusui produkai ASI makin bertambah sehingga ASI ekslusif sangat mungkin dicapai, pengetahuan dan sikap ibu dan kelaurga perlu ditingkatkan. Disarankan penerapan edukasi berbasis keluarga untuk peningkatan pencapaian ASI Eksklusif.Simpulan: berdasarkah Hasil Penelitian terdapat pengaruh yang signifikan antara edukasi berbasis keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif Kata Kunci: edukasi, keluarga, ASI eksklusifAbstractBackground: The golden period starts from the time the baby is in the womb to the age of two. In this period the brain has experienced the fastest development in the history of life, namely up to 80%. Breast milk is the best food in early life. Exclusive breastfeeding coverage has not been achieved. Several things are the cause, namely: the length of time the milk comes out the first time you feed, the family/community perception that the cause of the baby to cry after being breastfed is because there is not enough milk so that it needs to be given formula milk.Purpose: This study aims to identify the effect of family-based education on exclusive breastfeeding.Method: The research design used a quasi-experiment, pre-test, and post-test with control group design. Starting with a pre-test on both groups of respondents, then in the intervention group family-based education was carried out (involving husband / 1 other family member) about exclusive breastfeeding for 3 meetings. The third stage carried out a post-test in both groups. The number of respondents was 30 people, each group of 15 breastfeeding mothers. Data analysis used the Wilcoxon test and the Mann-Whitney test.Results: The study showed that there was a significant influence on family-based education on exclusive breastfeeding (p-value = 0.028). Naturally, healthy newborn babies can breastfeed, the more frequent breastfeeding the products of breast milk will increase so that exclusive breastfeeding is very possible, the knowledge and attitudes of mothers and their families need to be improved. It is recommended that family-based education be implemented to increase the achievement of exclusive breastfeeding.Conclusion: Based on the results of the study, there is a significant influence between family-based education on exclusive breastfeedingKeywords: education, family, exclusive breastfeeding
Pengaruh Perbedaan Prenatal Yoga Dan Senam Hamil Terhadap Pengurangan Keluhan Fisik Persiapan Persalinan Pada Ibu Hamil Di Klinik Pera Kota Medan Riska Susanti Pasaribu; Tetti Seriati Situmorang; Imarina Tarigan
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 2 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.941 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i2.690

Abstract

Latara Belakang :Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi biologis wanita disertai dengan perubahan psikologis. Selama masa kehamilan ibu hamil mengalami perubahan fisik dan psikologis yang dapat menimbulkan ketidak-nyamanan seperti dispnea, insomnia, gingiviris dan epulsi, sering buang air kecil, tekanan dan ketidaknyamanan pada perineum, nyeri punggung, konstipasi, varises, mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, kram kaki, edema pergelangan kaki dan perubahan mood serta peningkatan kecemasan.Tujuan: untuk mendapatkan pengetahuan lebih dan memahami pelaksanaan prenatal yoga dan senam hamil  dalam mengurangi keluhan fisik dan kesiapan persalinan pada ibu hamil.Metode :Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dan desain yang digunakan adalah desain penelitian pre test post test with control group design, jumlah sampel adalah 30 orang dimana kelompok control sebanyak 15 orang dan kelompok intervensi 15 orang.Hasil: Uji paired t test pada pengaruh prenatal yoga dan senam hamil dalam mengurangi keluhan fisik persiapan persalinan sebelum dan sesudah diberikan adalah masing-masing  nilai p = 0,000, artinya p0,05, menyatakan ada terdapat pengaruh prenatal yoga dan senam hamil dalam mengurangi keluhan fisik persiapan persalinan pada ibu hamil. Uji independent t test ditemukan tidak ada perbedaan pengaruh prenatal yoga dan senam hamil untuk mengurangi keluhan fisik persiapan persalinan dengan nilai p=0,021Simpulan :Ada pengaruh prenatal yoga dan senam hamil terhadap pengurangan keluhan fisik nilap p=0,000, dimana nilai p0,005, sedangkan uji perbandingan ditemukan tidak ada perbedaan pengaruh prenatal yoga dan senam hamil untuk mengurangi keluhan fisik persiapan persalinan dengan nilai p=0,021.Kata kunci : Prental Yoga, Senam Hamil, Keluhan Fisik Background: Pregnancy is a period in which changes in a woman's biological condition are accompanied by psychological changes. During pregnancy, pregnant women experience physical and psychological changes that can cause discomfort such as dyspnea, insomnia, gingivitis and epulsion, frequent urination, pressure and discomfort in the perineum, back pain, constipation, varicose veins, fatigue, Braxton hicks contractions, leg cramps, ankle edema and mood swings and increased anxiety.Objective: to gain more knowledge and understand the implementation of prenatal yoga and pregnancy exercises in reducing physical complaints and labor readiness in pregnant women.Methods: This research is a quasi experimental research and the design used is a pre-test post-test research design with a control group design, the number of samples is 30 people, where the control group is 15 people and the intervention group is 15 people.Result: The paired t test on the effect of prenatal yoga and pregnancy exercise in reducing physical complaints before and after delivery was p = 0.000, meaning p 0.05, stating that there is an effect of prenatal yoga and pregnancy exercise in reducing physical complaints. preparation for childbirth in pregnant women. The independent t test found no difference in the effect of prenatal yoga and pregnancy exercise to reduce physical complaints during labor preparation with a value of p = 0.021.Conclusion: There was an effect of prenatal yoga and pregnancy exercise on the reduction of physical complaints of gloss p = 0,000, where the p value was 0.005, while the comparison test found no difference in the effect of prenatal yoga and pregnancy exercise to reduce physical complaints in preparation for labor with a value of p = 0.021.Keywords: Prental Yoga, Pregnant Exercise, Physical Complaints
Pengaruh Edukasi Berbasis Keluarga Terhadap Pelaksanaan IMD Untuk Pencapaian ASI Ekslusif Untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Pada Periode Emas Tetti Seriati Situmorang; Riska Susanti Pasaribu
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 10, No 2 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.761 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v10i2.493

Abstract

Latar Belakang:Pada periode emas sangat urgen dan efektif untuk dilakukannya optimalisasi berbagai aspek tumbuh kembang guna membentuk SDM berkualitas. Pada periode ini otak mengalami perkembangan paling cepat dalam sejarah kehidupannya yaitu hingga 80%. ASI adalah makanan terbaik di awal kehidupan. Keberhasilan ASI Eksklusif berawal dari terlaksananya proses IMD. Lamanya waktu ASI keluar pada kali pertama menyusu menjadi penyebab terbesar kegagalan ASI Eksklusif. Diperburuk lagi dengan persepsi keluarga bahwa penyebab bayi menangis adalah karena ASI tidak keluar/tidak cukup sehingga perlu diberikan susu formula.Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi berbasis keluarga terhadap pelaksanaan IMD.Metode:Desain penelitian menggunakan quasi experiment, pre test and post test with control group design. Diawali dengan melakukan pre test pada kedua kelompok responden, selanjutnya pada kelompok intervensi dilakukan edukasi berbasis keluarga (melibatkan suami/1 orang anggota keluarga lainnya) tentang IMD sebanyak 3 kali pertemuan. Tahap ketiga melakukan post test pada kedua kelompok. Jumlah responden sebnayak 40 orang masing-masing kelompok 20 ibu hamil. Analisis data menggunakan Wilcoxon test dan Mann whitney test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara edukasi berbasis keluarga terhadap pelaksanaan IMD (p value = 0.004). Secara alamiah bayi baru lahir sehat dapat melakukan proses IMD, pengetahuan dan sikap ibu dan kelaurga perlu ditingkatkan.Simpulan:Disarankan penerapan edukasi berbasis keluarga terhadap pelaksanaan IMD untuk peningkatan pencapaian ASI EksklusifKata Kunci: Edukasi berbasis keluarga, IMD Background: In the golden period it was very urgent and effective to optimize various aspects of growth and development in order to form quality human resources. In this period the brain experiences the fastest development in its life history, which is up to 80%. Breast milk is the best food in early life. The success of the exclusive ASI began with the implementation of the IMD process. The length of time that milk comes out the first time is the biggest cause of failure. To make matters worse, the family's perception that the cause of the baby crying is because the milk is not coming out / not enough so formula milk needs to be given.Objective: This study aims to identify the effect of family-based education on the implementation of IMD.Methods: The study design used a quasi experiment, pre test and post test with control group design. It starts with a pre-test for the two groups of respondents, then in the intervention group a family-based education (involving husband / 1 other family member) about IMD is held 3 times. The third stage is to do a post test on both groups. The number of respondents was 40 people in each group of 20 pregnant women. Data analysis using Wilcoxon test and Mann Whitney test.Results: The results showed that there was a significant effect between family-based education on the implementation of IMD (p value = 0.004). Naturally a healthy newborn can do the IMD process, knowledge and attitudes of the mother and family need to be improved.Conclusion: It is recommended the application of family-based education to the implementation of IMD to increase the achievement of exclusive breastfeedingKeywords: Family-based education, IMD
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI DI PUSKESMAS MELATI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2021 Tengku Nurhayati; Edy Marjuang Purba; Tetti Seriati Situmorang
Excellent Midwifery Journal Vol 4, No 2 (2021): EDISI OKTOBER
Publisher : STIKes Mitra Husada Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.536 KB) | DOI: 10.55541/emj.v4i2.176

Abstract

Pemberian MP-ASI terlalu dini pada masyarakat merupakan masalah yang serius. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan kepada  10 orang ibu yang memiliki bayi  di Puskesmas Melati diketahui bahwa adalah 6 orang yang memberikan MP-ASI terlalu dini (kurang dari 6 bulan) dengan alasan supaya asupan makanannya lebih banyak dan bayi lebih kenyang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian MP-ASI pada bayi di Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2021. Jenis penelitian merupakan survey bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia > 6 bulan. Sampel  diambil dengan metode total sampling yaitu semua ibu yang mempunyai bayi > 6 bulan di  Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebanyak 57 orang. Teknik analisis data menggunakan chi square. Lebih banyak ibu memberikan MP-ASI kepada bayi sebelum berusia 6 bulan yaitu sebanyak 34 orang (59,6). Ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi di Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2021. Pengetahuan kurang dan sikap yang negatif menjadi faktor yang dapat mendorong ibu untuk memberikan MP-ASI terlalu dini. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang MP-ASI dan meningkatkan perannya dalam upaya pencapaian ASI eksklusif melalui penyuluhan, untuk yang dapat dilaksanakan pada acara pertemuan desa, posyandu dan konseling pada saat pemeriksaan kehamilan.
PENINGKATAN INISIASI MENYUSU DINI MELALUI EDUKASI BERBASIS KELUARGA PADA IBU HAMIL Tetti Seriati Situmorang; Ernamari Ernamari; Sari Nduma Ambarita
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.68 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1197

Abstract

Sumber daya manusia unggul adalah kunci sukses Indonesia maju. Pada periode emas tumbuh kembang anak (sejak dikandung hingga berusia dua tahun) sangat urgen dan efektif untuk melakukan optimalisasi berbagai aspek tumbuh kembang guna membentuk SDM berkualitas. Fase perkembangan otak tercepat hingga mencapai 80% terjadi diperiode ini. Ketika bayi lahir sel saraf otak tidak bertambah lagi, namun hubungan antar sel saraf otak yang dipengaruhi kualitas nutrisi dan stimulasi terus berlangsung. Nutrisi terbaik bayi adalah Air Susu Ibu. Inisiasi menyusu dini (IMD) merupakan langkah awal keberhasilan ASI Eksklusif. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga menjadi strategi penguatan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat mencapai paradigma sehat. Edukasi berbasis keluarga bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya pada pengetahuan dan sikap terhadap IMD bagi ibu bersalin di Puskesmas Namo Rambe Sumatera Utara melalui metode ceramah pada ibu saat hamil trimester tiga didampingi minimal satu anggota keluarga terdekatnya, dilakukan teknik pra-eksperimental dengan one group pretest-posttest design. Besar sampel adalah 20 responden dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan t berpasangan. Hasil edukasi berbasis keluarga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan (p value=0,003), dan sikap (p value=0,002).
Penerapan Terapi Kompres Dingin Guna Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Bayi Saat Imunisasi Tetti Seriati Situmorang; Lilis Junita; Ernamari Ernamari
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3: September 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v1i3.777

Abstract

Menurut UNICEF diantara 2.400 anak di Indonesia meninggal setiap hari adalah termasuk yang meninggal akibat penyakit menular yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi. Rasa nyeri saat imunisasi merupakan salah satu penghalang dalam imunisasi. Selain itu nyeri yang timbul saat imunisasi menjadikan para orang tua tidak patuh terhadap jadwal imunisasi anaknya. Pemberian terapi kompres dingin sebelum tindakan suntikan guna mengurangi intensitas nyeri pada bayi saat imunisasi dengan suntikan dilakukan selama satu bulan, frekuensi kegiatan empat kali di empat posyandu yang berbeda. Jumlah bayi sebanyak 74. tidak ada bayi yang menunjukkan intensitas nyeri berat. Hampir tiga kali lipat persentase bayi dengan intensitas nyeri ringan yaitu 57 bayi (77,03%) dibanding umlah bayi dengan intensitas nyeri sedang yaitu sebanyak 17 bayi (22,97%). Diharapkan kepada Puskesmas Plus Perbaungan untuk tetap menerapkan terapi kompres dingin sebelum tindakan imunisasi dengan metode suntikan kepada bayi guna mengurangi intensitas nyeri dan membantu menurunkan kecemasan orang tua terhadap nyeri dampak tindakan suntikan saat imunisasi.
Relationship of Knowledge, Attitudes and Behavior of Parents About Stimulation with Two Tetti Seriati Situmorang; Juliani; Ernamari; Ira Agustina
Science Midwifery Vol 10 No 4 (2022): October: Science Midwifery
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v10i4.819

Abstract

The age of a baby of two years is the golden phase of a child's growth where the brain's capacity is maximally developed. This phase is an essential period in the process of developing children's skills and intelligence which will have a major influence on life as adults. Parents have a responsibility as the main caregivers of children from an early age. This study aims to see the relationship between knowledge, attitudes and behavior of parents about stimulation with the development of a two-year-old baby at the Batahan Health Center. The research design was analytic observational with cross sectional. The population in this study were mothers who had babies aged 21-24 months in June 2022 in the working area of ​​the Batahan Health Center, Mandailing Natal district. The number of samples as many as 61 people obtained using simple random sampling technique, data analysis using Chi-square test. The results obtained on the knowledge variable p-value 0.574> 0.05, the attitude variable p-value 0.727> 0.05 means that there is no relationship between knowledge and parental attitudes about stimulation of toddlers with 2-year-old toddler development, and the behavior variable p-value 0.000 <0.05 means that there is a relationship between parental behavior regarding toddler stimulation and the development of a 2-year-old toddler. The conclusion of this study is that there is no relationship between knowledge and attitudes of parents about toddler stimulation with 2-year-old child development and there is a relationship between parental behavior regarding
The Relationship between Mother's Knowledge and Attitudes and Giving Early Complementary Breastfeeding at UPTD Boronadu Health Center South Nias Regency in 2022 Yentiria Fau; Painem Painem; Edy Marjuang Purba; Febriana Sari; Tetti Seriati Situmorang; Anna Waris Nainggolan; Rosmani Sinaga
Jurnal EduHealth Vol. 13 No. 02 (2022): Jurnal eduHealth, Periode Oktober - December, 2022
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.901 KB)

Abstract

Giving complementary breastfeeding too early is one of the inhibiting factors for exclusive breastfeeding. The results of a preliminary survey conducted at the UPTD Health center Boronadu South Nias Regency where interviews were conducted with mothers and it was found that 8 mothers did not know that babies should only be given breast milk until they were 6 months old and they agreed that babies less than 6 months old were given additional food other than breast milk such as bananas, tea, formula milk and other foods. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes of mothers regarding early complementary breastfeeding at the UPTD Health center Boronadu South Nias Regency in 2022. This study was an analytic observational study with a cross sectional design. The population is all mothers having babies more than 6 months at the UPTD Health center Boronadu South Nias Regency, namely 118. The number of samples based on the sample formula is 48 people. There is a significant relationship between the knowledge (p=0.022) and attitudes (p=0.006) of postpartum mothers and the provision of early complementary breastfeeding in the UPTD Work Area of the Boronadu Health Center in 2022. It is also hoped that health workers at the UPTD Boronadu Health Center will be able to further increase public knowledge regarding complementary breastfeeding and increasing its role in efforts to achieve exclusive breastfeeding through counseling, which can be carried out at village meetings, posyandu and counseling during pregnancy checks.
EDUKASI PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA PASAR III NATAL KECAMATAN NATAL KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2022 Yusrah Al qomariah tuz zahroh; Tetti Seriati Situmorang; Ernamari Ernamari; Lisa Erawati Sibarani; Iqra Manisa
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1835

Abstract

Di Indonesia, pertolongan persalinan yang memanfaatkan tenaga kesehatan khususnya bidan oleh ibu bersalin masih sangat rendah jika dibandingkan dengan indikator kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Seorang ibu bersalin memiliki resiko kematian yang tinggi apabila proses persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang tidak terampil dan terlatih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tempat persalinan. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan menggunakan sampel sebanyak 34 responden. Hasil analisis Bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur (p value = 0,013), pekerjaan (p value = 0,01), paritas (p value = 0,013), dan pengetahuan (p value = 0,021) dengan pilihan tempat pengiriman. Hasil Analisis Multivariat. Dari kelima variabel tersebut didapatkan bahwa terdapat 2 variabel yang mempengaruhi pemilihan tempat bersalin yaitu p value (0,028) < 0,05, Terdapat 1 variabel yang memiliki p value 0,058 > 0,05 yang artinya Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara pilihan tempat bersalin Hasil dari dinas kesehatan setempat disarankan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilih tenaga kesehatan dan tenaga kerja sebagai penolong persalinan