Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN NISBAH KELAMIN LOBSTER BATU (Panulirus penicillatus) DI PANTAI SELATAN YOGYAKARTA Rakhma Fitria Larasati; Eko Setyobudi; Suadi Suadi
PELAGICUS Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v2i2.9809

Abstract

ABSTRAK Lobster (Panulirus spp.) adalah komoditas perikanan penting dan ekonomis tinggi. Spesies yang paling sering dan dominan tertangkap adalah lobster batu. Meningkatnya permintaan lobster menjadikan nelayan melakukan kegiatan penangkapan secara terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjang-berat dan rasio jenis kelamin (sex ratio) lobster batu (Panulirus penicillatus). Penelitian dilakukan pada Februari 2017 sampai dengan Agustus 2017 di pantai selatan Yogyakarta. Kajian stok lobster dilakukan melalui survei yang meliputi metode deskriptif, observasi dan wawancara. Pemilihan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara terpilih (purposive) yaitu pantai Ngrenehan, Baron, Drini dan Tepus. Total sampel lobster batu yang diperoleh sepanjang penelitian sejumlah 546 ekor, yang terdiri dari lobster jantan 289 ekor (53%) dan lobster betina 257 ekor (47%). Hasil penelitian menyatakan bahwa pola hubungan panjang dan berat lobster batu memiliki sifat allometrik negative dengan persamaan W= 0,004 L 2,577 pada lobster jantan dan W = 0,007 CL 2,481 pada lobster betina. Perbandingan nisbah kelamin lobster batu jantan dan betina adalah 1,12 : 1. ABSTRACTLobster (Panulirus spp.) is an important and economically high fishery commodity. The most frequent and dominant species caught is rock lobster. The increasing demand for lobsters makes fishermen conduct continuous catching activities. The study aims to analyze the relationship of length-weight and sex ratio of rock lobster (Panulirus penicillatus). The research was conducted from February 2017 to August 2017 in southern coast of Yogyakarta. The study of lobster stocks was conducted through surveys that included descriptive methods, observations and interviews. The sampling location was chosen purposively, namely Ngrenehan, Baron, Drini and Tepus. Total samples obtained throughout the study amounted to 546 double-spined rock lobster, consisting of 289 males (53%) and 257 females (47%). The results stated that the length and weight relationship pattern of rock lobsters is negative allometric, with the equation W= 0,004 L 2,577in males lobster and W = 0,007 CL 2,481 in females lobster. The sex ratio double-spined rock lobster between males and females lobster is 1,12 : 1.
Identifikasi Bentuk Pertumbuhan Karang Keras (Hard Coral) di Perairan Pulau Jinato Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar Angkasa Putra; Nasrun Nurma; Abdul Rauf; Kamil Yusuf; Rakhma Fitria Larasati; Hawati Hawati; Made Mahendra Jaya; Herianto Suriadin; Sarifah Aini; Eli Nurlaela
Fisheries Of Wallacea Journal Vol 3, No 1 (2022): Volume 3 No. 1 (Edisi Februari 2022)
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55113/fwj.v3i1.997

Abstract

Taman Nasional Taka Bonerate merupakan salah satu kawasan konservasi berupa Taman Nasional Laut yang ada di Indonesia. Taman Nasional tersebut memiliki luas kawasan 530.765 ha dan tersusun dari gugusan pulau kecil yang terletak di Laut Flores. Salah satu pulau yang berada pada kawasan tersebut adalah Pulau Jinato yang masih memiliki kualitas terumbu karang yang baik. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu lokasi kajian riset pada dunia konservasi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi bentuk pertumbuhan karang keras (hard coral) di perairan tersebut. Penelitian dilakukan di dua kedalaman yaitu kedalaman 4 meter dan kedalaman 7 meter selama 2 bulan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu observasi lapangan, pengumpulan data, serta pengolahan dan analisis data. Kegiatan pengumpulan data mencakup identifikasi bentuk pertumbuhan karang melalui studi literatur kemudian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 5 lifeform karang Acropora yaitu Acropora Branching, Acropora Digitate, Acropora Submassive, Acropora Encrusting, dan Acropora Tabulate. Sedangkan pada bentuk pertumbuhan karang non-Acropora ditemukan 6 lifeform karang yaitu Coral Branching, Coral Mushroom, Coral Submassive, Coral Foliose, Coral Encrusting, dan Coral Massive.
Kondisi Tutupan Karang dan Frekuensi Kemunculan Hard Coral dengan Metode LIT (Line Intercept Transect) pada Perairan Pulau Jinato Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar Angkasa Putra; Nasrun Nurma; Abdul Rauf; Kamil Yusuf; Made Mahendra Jaya; Hawati Hawati; Rakhma Fitria Larasati; Herianto Suriadin; Sarifah Aini; Eli Nurlaela
Fisheries Of Wallacea Journal Vol 3, No 1 (2022): Volume 3 No. 1 (Edisi Februari 2022)
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55113/fwj.v3i1.998

Abstract

TNTBR merupakan Taman Nasional Laut yang terletak di daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Taman Nasional tersebut menjadi salah satu lokasi penelitian pada dunia konservasi. Salah satu lokasi strategis untuk penelitian tersebut terletak di Pulau Jinato dengan kondisi terumbu karang yang masih bagus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase tutupan karang hidup dan frekuensi kemunculan jenis karang keras (hard coral) di lokasi tersebut. Penelitian dilakukan di dua kedalaman yaitu kedalaman 4 meter dan kedalaman 7 meter selama 2 bulan. Metodologi yang digunakan untuk mengetahui persentase tutupan dan frekuensi kemunculan karang keras dengan Metode LIT (Line Intercept Transect). Pengamatan dilakukan dengan menggunakan tiga stasiun, tiap satu stasiun dipasang rol sepanjang 50 meter. Pemasangan transek dipasang sejajar dengan garis pantai dan mengikuti pesisir pantai, dilakukan 2 kali pengulangan dengan dua kedalaman yang berbeda. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi terumbu karang pada perairan Pulau Jinato berada pada kategori karang baik dengan rata-rata persentase tutupan karang hidup 57.11%. Selanjutnya, total frekuensi kemunculan karang keras yang mendominasi yakni Acropora Branching (ACB) sebesar 42 kemunculan sedangkan yang paling rendah yakni Acropora Submassive (ACS) sebesar 2 kemunculan.
Study of Main Factors Caused Incompatibility of the Purse Seine Fisherman Zone in Panyula Village, Bone Regency, South Sulawesi Based on Regulation of the Minister of Marine and Fisheries Number 71 of 2016 Hawati; Angkasa Putra; Herianto Suriadin; Sarifah Aini; Nasrun Nurma; Rakhma Fitria Larasati
International Journal of Science and Society Vol 4 No 4 (2022): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v4i4.606

Abstract

Regulation of the Minister of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 71/PERMEN.KP/2016 concerning Fishing Paths and Placement of Fishing Equipment in the Fisheries Management Area of ​​the Republic of Indonesia in article 22 paragraph (1) that the placement of fishing gear and fishing aids in WPP RI is adjusted to the nature of fishing gear. Referring to these regulations, this research was conducted to examine the main factors causing the ignorance of the purse seine fishing zone for fishermen in Panyula Village, Bone Regency, South Sulawesi. This research was conducted from November 2016 to March 2017 in Panyula Village, which is the fishing base area of ​​purse seine fishermen and the waters of Bone Bay. This study uses a combination of survey and case study methods. This study uses two types, namely primary data and secondary data.The analysis of the factors causing the non-conformance was analyzed descriptively, namely comparing the average productivity of ring seines that catch in the designated zone and ring seines that catch in zones that are not according to their designation according to Minister of Marine Affairs and Fisheries Regulation Number 71 of 2016. After the study, the main cause of non-compliance with the Regulation of the Minister of Maritime Affairs and Fisheries Number 71 of 2016 is the high productivity of ring trawl units that carry out fishing on non-designated fishing lanes compared to ring trawl units that catch on correct fishing routes.
ANALISIS TUTUPAN TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PANJANG KECIL DAN PULAU KELAPA, KEPULAUAN SERIBU Roberto Patar Pasaribu; Rakhma Fitria Larasati; Melda Satria Saragih
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.10939

Abstract

Terumbu karang adalah ekosistem di perairan laut yang berperan penting untuk keberlangsungan hidup biota ikan dan biota-biota lainnya. Pertumbuhan terumbu karang memerlukan kualitas perairan yang baik dengan melihat kondisi kecerahan, suhu dan salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tutupan terumbu karang di perairan Pulau Panjang Kecil dan Pulau Kelapa yang terletak di Kepulauan Seribu, dengan mengolah data persentase tutupan, keanekaragaman dan dominasi terumbu karang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan Underwater Photo Transek (UPT), kemudian dianalisa dengan Coral Point Count with Excel extentions (CPCe). Hasil penelitian menunjukkan persentase tutupan karang di Pulau Panjang Kecil adalah 34,98% dan di Pulau Kelapa 23,29 %. Nilai indeks keanekaragaman di kedua pulau ini 1,06 dan 1,09 serta dominasi karang adalah 0,12 dan 0,24.
Peningkatan produktivitas budidaya udang vaname sistem intensif melalui pendekatan kaizen Angkasa Putra; Ilham Ilham; Djumbuh Rukmono; Sarifah Aini; Rakhma Fitria Larasati; Herianto Suriadin
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 7, No 2 (2023): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v7i2.17044

Abstract

Masalah yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah nilai Survival Rate (SR) dan Food Convertion Ratio (FCR) yang tidak sesuai dengan target produksi. Nilai rata-rata SR yang didapatkan adalah 60,59% dan FCR 1,53 sedangkan target produksi: SR 80-90% dan FCR 1,4. Diduga adanya kematian pada awal pemeliharaan yang tidak diketahui jumlahnya sehingga berpengaruh terhadap pakan yang digunakan. Berangkat dari masalah tersebut, dilakukan penelitian untuk meningkatkan produktivitas budidaya udang vaname sistem intensif melalui pendekatan kaizen. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 16 Agustus 2018 sampai dengan 14 Oktober 2018 di Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Salah satu upaya untuk mencapai target produksi yaitu dengan melakukan kegiatan pendederan sebagai upaya untuk menekan angka kematian saat dipelihara di tambak sehingga resiko kegagalan dapat diperkecil, karena pada fase awal pemeliharaan adalah fase kritis. Selain itu, bertujuan untuk seleksi benur sehingga yang didapatkan adalah benur berkualitas baik dan dapat mengefisienkan penggunaan pakan karena mudah dalam hal pengontrolan sehingga dapat menekan biaya operasional dalam kegiatan usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, profit margin dengan target produksi SR 80%, FCR 1,4 selama 120 hari (30 hari di NP dan 90 hari pada tambak pembesaran) dengan estimasi harga udang Rp 85.000,-/kg (biomassa 6.440 kg dalam 1 petak) didapatkan total pendapatan Rp 547.400.000,-. Biaya produksi yang digunakan dengan penerapan intervensi adalah sebesar Rp 393.264.669,- sedangkan tanpa intervensi sebesar Rp 419.419.900,-. Estimasi selisih keuntungan antara penerapan intervensi dan tanpa intervensi adalah sebesar Rp 27.925.000,- / satu petak dan dapat menghemat biaya operasional sebesar Rp 26.155.231,-.
Length-weight Relationship and Condition Factors of Endemic Fish, Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 (Pisces: Terapontidae) in Gilireng River, Wajo Regency, Indonesia Neneng Rahayu Ningsih; Sharifuddin Bin Andy Omar; Abdul Haris; Muhammad Nur; Rakhma Fitria Larasati
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 15 No. 2 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v15i2.40950

Abstract

Highlight Research Research on pirik endemic fish (Lagusia micracanthus) was first conducted in the Gilireng River. Based on the length-weight relationship, the growth type of pirik fish in the Gilireng River is isometric. The average size distribution, total length, and body weight of female fish were greater than those of male fish though not statistically significant. The Gilireng River water conditions are sufficient to support the growth of endemic pirik fish. Abstract Lagusia micracanthus or locally known as pirik fish and is the only endemic freshwater fish from the family Terapontidae. To date, published information related to biological aspects of this species in the Gilireng River, Arajang Village, Wajo Regency, is unavailable. This study aims to determine the length−weight relationship and condition factors of L. micracanthus fish populations in the Gilireng River. Fish sampling was performed once a month January 2022 to June 2022.The fish collected from Gilireng River comprised 69 male and 66 females during the study period. Pirik (L. micracanthus) in the Gilireng River demonstrated nearly an isometric growth pattern. Condition factor values ranged from 0.6455 to 4.3239, and the average condition factor values for female fish were smaller than male fish. The result of this study has contributed to the knowledge of the endemic pirik fish population in the Gilireng River that could assist fishery management scientists in conducting studies on the management of these fish.
PERKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN LAUT JAWA DAN SELAT MAKASSAR Larasati, Rakhma Fitria; Khikmawati, Liya Tri; Mahardi, I Kadek Hary
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.16.2.2024.100-113

Abstract

Suatu perairan dapat dikatakan menjadi Daerah Penangkapan Ikan (DPI) jika memenuhi syarat yaitu terdapat ikan target tangkapan, alat tangkap dapat dioperasikan, serta tidak membahayakan nelayan maupun lingkungan sekitarnya. Keberadaan ikan di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu ketersediaan klorofil-a (rantai makanan) dan Suhu Permukaan Laut (SPL) (suhu optimum untuk setiap jenis ikan). Parameter tersebut menentukan daerah optimum untuk penangkapan ikan. Tujuan kegiatan adalah memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi daerah penangkapan ikan dan jenis hasil tangkapan dengan melakukan pengkajian terhadap sebaran SPL dan kandungan klorofil-a pada setiap daerah penangkapan ikan selama bulan Oktober 2022 hingga Maret 2023. Metode kerja : Data terkait klorofil-a, SPL, kedalaman perairan yang diambil dari citra satelit pada WPPNRI 712 dan 713 dalam kurun waktu Oktober- Maret 2023. Titik koordinat pengambilan data adalah lokasi penangkapan KM. Tirta Putra Kencana I dengan ikan target adalah pelagis kecil (Layang panjang (Decapterus macrosoma), Banyar (Rastrelliger sp.), Siro (Amblygester sirm), Tewes (Sardinella sp.) dan besar (Tongkol (Euthynnus affinis) dan Tenggiri (Scomberomorus commerson)). Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan ArcGIS. Hasil overlay menunjukkan bahwasanya SPL mengalami peningkatan pada bulan Oktober-Desember kemudian turun sampai dengan bulan Maret. Klorofil-a mengalami peningkatan pada bulan Oktober-Maret. SPL yang rendah dan kandungan klorofil-a yang tinggi merupakan ciri bulan-bulan yang cocok untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan untuk penentuan DPI potensial dihubungkan dengan peta batimetri sesuai dengan swimming layer dari jenis ikan tertentu. Ikan layang panjang dan banyar potensial ditangkap pada bulan Oktober-Maret kecuali bulan Desember. Ikan tongkol dan tenggiri potensial pada bulan Maret. Ikan-ikan tersebut di tangkap pada perairan lau lepas. Ikan siro dan tawes potensial di tangkap bulan Desember-Maret pada perairan pantai.
PENILAIAN DOMAIN SOSIAL EKONOMI DARI PENDEKATAN EAFM PADA PERIKANAN LEMURU DI PERAIRAN SELAT BALI Tanjov, Yulia Estmirar; Larasati, Rakhma Fitria; Suhery, Noveldesra; Astika, I Made Ageng
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 3 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.245-258

Abstract

Lemuru (Sardinella lemuru) merupakan salah satu spesies pelagis kecil yang menjadi fokus perikanan komersial, serta menjadi target hasil tangkapan utama nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai status pengelolaan perikanan lemuru di PPN Pengambengan berdasarkan domain sosial dan ekonomi melalui pendekatan EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management). Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap nelayan yang ada di PPN Pengambengan. Responden nelayan yang dipilih secara acak dan memiliki jumlah yang dianggap representatif, serta difokuskan pada jenis ikan lemuru yang diperoleh dari alat tangkap purse seine. Analisis data yang digunakan adalah analisis EAFM pada domain sosial dan ekonomi, teknik flag model, dan tindakan pengelolaan perikanan lemuru (Sardinella lemuru) di Perairan Selat Bali. Ditinjau dari domain sosial nelayan di PPN Pengambengan memiliki kategori tinggi dan diberikan bendera berwarna hijau, sedangkan untuk domain ekonomi nelayan di PPN Pengambengan memiliki kategori rendah, sehingga diberikan bendera berwarna merah. Adapun tindakan pengelolaan perikanan lemuru di Perairan Selat Bali, khususnya yang didaratkan di PPN Pengambengan diprioritaskan pada domain ekonomi yaitu dengan cara meningkatkan pendapatan Rumah Tangga Perikanan (RTP) dan rasio tabungan (saving ratio) agar kedepannya perekonomian nelayan yang berada di PPN Pengambengan mengalami peningkatan.
ZONASI POTENSI SUMBERDAYA PESISIR DI WILAYAH KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK Made Mahendra Jaya; Rakhma Fitria Larasati; Angkasa Putra; Sarifah Aini
Jurnal Perikanan Unram Vol 12 No 4 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i4.373

Abstract

Pesisir Kecamatan Munjungan merupakan kawasan yang memiliki sumberdaya alam bernilai ekonomis tinggi, sehingga mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan. Informasi terkait dengan penataan zonasi pada kawasan pesisir di desa-desa pesisir yang ada di kecamatan Munjungan masih kurang dan belum didukung oleh penelitian ilmiah sebelumnya. Oleh karena itu, dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui zonasi potensi sumberdaya pesisir di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara serta melakukan tracking. Kemudian dipadukan dengan data pengamatan citra satelit dan dilakukan overlay. Daerah Kecamatan Munjungan memiliki 11 potensi yaitu potensi pemukiman, hutan, sawah, tanah terbuka, perkebunan, pariwisata, peternakan, perikanan tangkap dan budidaya, pulau kalong, terumbu karang dan mangrove. Luas Kawasan yang paling berpotensi adalah hutan dengan persentase 73,94% (6368 Ha) kemudian sawah sebesar 8,2% (674 Ha), perkebunan sebesar 6,87% (565 Ha), pemukiman sebesar 6,86% (487 Ha), tanah terbuka sebesar 3,48% (286 Ha), pariwisata sebesar 0,32% (27 Ha), konservasi kalong sebesar 0,1% (9 Ha), mangrove sebesar 0,08% (7 Ha), serta terumbu karang sebesar 0,07% (6 Ha).