Claim Missing Document
Check
Articles

PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA SMKN 1 KEDAWUNG SRAGEN TENTANG POTENSI WIRAUSAHA ES KRIM MANGGA Bovi Wira Harsanto; Retno Widyastuti; Catur Budi Handayani
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.7.1.67-71.2023

Abstract

Banyaknya buah mangga yang dijumpai di Indonesia menjadikan komoditas hasil pertanian ini layak untuk dipelajari potensinya dalam berwirausaha. Daging buah mangga mengandung berbagai zat gizi dan rasa yang manis sehingga dapat diolah menjadi banyak produk, seperti es krim. Pembuatan es krim mangga menjadi upaya yang tepat dalam menghasilkan produk potensial yang menguntungkan. Potensi ini sebaiknya dipahami oleh siswa SMK sebagai penerus generasi bangsa yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu cara dalam memberi pemahaman kepada siswa SMK adalah berupa kegiatan sosialisasi tentang potensi wirausaha es krim mangga. Pada kegiatan ini tim pengabdian bermitra dengan SMKN 1 Kedawung Sragen yang memiliki visi dan misi serupa dengan tujuan kegiatan. Kegiatan ini merupakan pemicu semangat siswa untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari segi ekonomi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain menyelenggarakan sosialisasi dan demonstrasi cara pembuatan es krim mangga serta menyampaikan potensi keuntungan dari berwirausaha es krim mangga. Dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, dapat dikatakan bahwa mayoritas para siswi SMKN 1 Kedawung Sragen mengalami peningkatan pemahaman terkait karakter buah mangga, olahan es krim mangga dan potensi wirausahanya, yang ditunjukkan dengan jawaban post-test yang diadakan oleh tim pengabdian masyarakat. Kata kunci: olahan buah mangga, es krim mangga, wirausaha ABSTRACT The large number of mangoes found in Indonesia makes this agricultural commodity worth studying for its potential for entrepreneurship. Mango fruit flesh contains various nutrients and tastes sweet so it can be processed into many products, such as ice cream. Making mango ice cream is the right way to produce profitable potential products. This potential should be understood by SMK students as the next generation of the nation who can create jobs. One way to provide understanding to vocational students is in the form of outreach activities about the entrepreneurial potential of mango ice cream. In this activity, the community service team partnered with SMKN 1 Kedawung Sragen, which has a vision and mission similar to the objectives of the activity. This activity is trigger the enthusiasm of students to produce something that is useful from an economic point of view. The methods used in this activity include organizing socialization and demonstrations on how to make mango ice cream and conveying the potential benefits of mango ice cream entrepreneurship. From the implementation of community service activities, it can be said that the majority of female students at SMKN 1 Kedawung Sragen experienced an increased understanding of processed mango ice cream and its entrepreneurial potential, as indicated by the answers to the post-test conducted by the community service team. Keywords: processed mango fruit, mango ice cream, entrepreneurship
Evaluasi Keamanan Makanan Jajanan Cilok Bakso Ditinjau dari Kandungan Boraks dan Formalin di Beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wilayah Kabupaten Sukoharjo Dwi Cahyo Nugroho; Agustina Intan Niken Tari; Catur Budi Handayani
Journal of Food and Agricultural Product Vol. 3 No. 1 (2023): JFAP
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jfap.v3i1.3615

Abstract

This study aims to determine the presence of borax and formalin in snacks for junior high school children in Sukoharjo Regency, namely cilok and meatballs. The method used in this study uses a qualitative purposive method. This research consists of 2 stages. First, sampling and determination of the sample was carried out using a stratified survey method with 3 levels, the first level was to determine the sub-district, the second level was to determine the number of junior high schools and the third level was to determine the sample of cilok and meatballs. Sampling was determined in 6 selected sub-districts from the 12 sub-districts, 4 junior high schools were selected. There were 24 samples of snacks, consisting of 13 samples of cilok and 11 samples of meatballs. The results showed that there was no borax in the meatball or cilok samples. There were 9 out of 13 samples of cilok indicated containing formalin, while in meatballs there were 7 out of 11 samples indicated containing formalin. The second stage is testing samples with laboratory tests using turmeric extract for the borax test and KMnO4 for the formalin test. The conclusion of this study, there are still some meatball and cilok traders using hazardous materials such as formalin to preserve their wares.
Strategi Pemasaran melalui Pengembangan Teknik Pengemasan dan Pelabelan Merek Dagang terhadap Produk Nugget Jamur Tiram pada UMKM Jamur Tiram Safa Group Desa Ngunut Kelurahan Sonorejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Retno Widyastuti; Catur Budi Handayani; Agustina Intan Niken Tari; Yoesti Silvana Arianti; Rosita Dewati; Muharomah Nur Aini
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya jamur tiram yang berlimpah menginisiasi pemilik mengolah hasil panen menjadi produknugget (siap masak/ ready to cook). Nugget jamur tiram diproduksi setiap hari dengan jumlah ±100packs. Distribusi produk dikirimkan ke pedagang pasar dan warung penjual bahan mentah.Peminatan terhadap nugget jamur tiram cukup baik dilihat dari peningkatan jumlah produksi setiapharinya dan adanya tambahan pemesanan khusus (pre-order). Nugget memiliki sifat mudah rusakkarena mengandung zat gizi yang dapat dimanfaatkan mikrobia patogen sebagai tempat tumbuh.Nugget dikemas menggunakan plastik mika yang memiliki potensi tercemarnya produk akibatkurang kedapnya kemasan. Hal ini dikarenakan mitra belum memiliki pengetahuan cara mengemasproduk dengan tepat. Perlu adanya perbaikan teknik mengemas untuk melindungi produk sertapelabelan untuk meningkatkan daya tarik konsumen serta perluasan distribusi. Kegiatan pengabdiandimulai dengan sosialisasi cara pengolahan nugget dengan benar sesuai dengan prinsip caraproduksi pangan olahan yang baik (CPPOB), pendampingan pengemasan vakum dan pembuatandesign label kemasan yang menarik. Hasil kegiatan sosialisasi telah dilakukan, antusiasme pesertacukup baik dengan adanya tambahan pengetahuan cara penanganan bahan baku dan bahantambahan pada produk dengan tepat. Peserta menyadari untuk menjaga kualitas produk perludilakukan takaran yang sesuai untuk menjaga rasa nugget, selain itu kebersihan pekerja dan sanitasilingkungan juga perlu dijaga. Selanjutnya setelah produk jadi harus dikemas secara tepat, pesertamelakukan pengemasan vakum untuk meminimalisir kontaminasi udara. Produk juga diberi labelsebagai informasi ke konsumen dan bertujuan memperluas pemasaran. Kegiatan diakhiri dengansosialisasi mengenai pentingnya strategi pemasaran sebagai upaya perluasan pasar. Kata kunci : jamur tiram, keamanan pangan, kemasan vakum, konsumen, label, sanitasi
IbM Diversifikasi Pangan “Pemanfaatan Pangan Lokal” bagi Siswa SMK N 2 Sukoharjo Afriyanti, Afriyanti; Hartati, Sri; Handayani, Catur Budi; Asmoro, Novian Wely; Nurahmawati, Febbi
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ijecs.v1i1.777

Abstract

Nasi beras masih menjadi makanan pokok favorit untuk masyarakat Indonesia.  Jika belum mengkonsumsi nasi serasa belum makan.  Salah satu program yang dicetuskan oleh pemerintah untuk mengubah pola pikir tersebut adalah dengan adanya program diversifikasi pangan yaitu pola penganekaragaman konsumsi pangan.  SMK Negeri 2 Sukoharjo merupakan salah satu sekolah kejuruan yang memiliki jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP).  Jurusan ini sangat berkaitan dengan program diversifikasi pangan sebagai salah satu cara meningkatkan ketahanan pangan.  Oleh karena itu, siswa di jurusan ini perlu dibekali dengan pemahaman dan keterampilan tentang diversifikasi pangan pemanfaatan pangan lokal, terutama Kabupaten Sukoharjo.  Metode kegiatan yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :  pertama, penyuluhan dan pemberian materi terkait diversifikasi pangan dan pengolahan pangan lokal; kedua, pelatihan dan praktek pembuatan tepung mocaf; ketiga, evaluasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang telah dilakukan melalui pembandingan hasil pretest dan postest. Apabila terjadi peningkatan pemahaman peserta, yaitu peningkatan nilai menjadi ? 70  maka kegiatan ini dikatakan berhasil. Hasil menunjukkan nilai rata-rata pretest 60 dan nilai akhir postest 85,5.  Hal ini menunjukkan program ini berhasil karena mengalami peningkatan nilai > 70.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PERMEN JELI TOMAT DI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) WARDIYAN KELURAHAN KARTASURA Handayani, Catur Budi; Asmoro, Novian Wely; Harsanto, Bovi Wira
Midang Vol 2, No 1 (2024): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Februari 2024
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v2i1.51210

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan gizi makanan anak yang dijajakan pada 2 lingkungan sekolahan (SD dan SMP) yang ada di wilayah RW 07 Kelurahan Kartasura. Tim PkM terdiri dari 3 orang dosen dan dibantu oleh 2 orang mahasiswa. Mitra adalah ibu-ibu anggota Kelompok Bersama (Kube) “Wardiyan” yang berada di RW 07 Kelurahan Kartasura yang sebagian besar berwirausaha sebagai pembuat jajanan anak. Kegiatan yang dilakukan oleh tim PkM terdiri dari 2 tahapan. Tahap pertama berupa penyuluhan dan demontrasi pembuatan permen jeli tomat kemudian dilanjutkan dengan tahap ke 2 berupa praktek mendiri dengan pendampingan. Kegiatan pengabdian mampu meningkatkan pengetahuan (67,02%) dan keterampilan (100%) dari peserta. Luaran produk berupa permen jeli tomat dalam kemasan sachet dan toples yang siap jual.
Chemical and Microbiological Characteristics of Antimicrobial Edible Film (AmEF) from Chicken Bone Waste Gelatin with The Addition of Tea Leaf Extract (Camelia sinensis) Windyasmara, Ludfia; Afriyanti, Afriyanti; Handayani, Catur Budi; Wardana, Wardana Kusuma
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 2 (2022): JITRO, May
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jitro.v9i2.23807

Abstract

ABSTRACTThe edible film is a thin layer that can be produced from edible macromolecules. One of the ingredients for the edible film is gelatin from chicken bone waste which can be obtained from slaughterhouses. The edible film can be combined with other components such as antimicrobial substances found in tea plants. This study aims to determine the effect of variations in heating temperature and the addition of tea extract as an antimicrobial edible film. Research parameters include water content, total phenol, and zone of inhibition. The experimental design used was a factorial completely randomized design with 2 treatment factors, namely X = additional concentration of tea leaf extract 0%, 20%, 25%, 30%, and 35% and Y = variations in heating temperature of 70⸰C and 80⸰C, each treatment was repeated 2 times. The data obtained were analyzed by ANOVA and if there was a significant difference between treatments, it was continued with the DMRT test (Duncan Multiple Range Test). The results of this study indicate that variations in heating temperature have no significant effect on water content, total phenol, and antimicrobial edible film inhibition zone. The highest water content value was 21.12% at a heating temperature of 70⸰C and the tea extract was 30%, the highest total phenol value was 13.01 g GAE/g obtained at 30% tea extract concentration and the highest inhibition zone was at 30% tea extract concentration. with a value of 1.97 cm.Keywords: Antimicrobial edible film, tea extract, gelatin, heating temperature
SIFAT KIMIA, FISIKA, DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK KULIT PISANG KEPOK ( Musa paradisiaca L.) DENGAN PERLAKUAN VARIASI TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS Weni, Fajar Rasidin; Handayani, Catur Budi; Widyastuti, Retno
Journal of Food and Agricultural Product Vol. 2 No. 2 (2022): JFAP
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jfap.v2i2.2782

Abstract

Pemanfaatan kulit pisang menjadi beberapa produk olahan pangan maupun bahan dasar olahan pangan sudah banyak ditemukan diantaranya, kerupuk kulit buah pisang, tepung kulit buah pisang, permen kulit buah pisang, dan keripik kulit buah pisang. Belum banyak penelitian tentang pemanfaatan kulit pisang yang diolah menjadi keripik kulit pisang dengan formulasi tepung beras dan tepung tapioka yang berbeda, oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia, fisika, dan organoleptik keripik kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.). Sampel yang digunakan adalah keripik kulit pisang kepok dengan formulasi tepung beras dan tepung tapioka berbeda yaitu K1 (0 : 100)%, K2 (10 : 90)%, K3 (20 : 80)%, dan K4 (30 : 70)%. Nilai rata-rata kadar air keripik kulit pisang berkisar antara 4,28 % - 10,72 %. Hasil data menunjukkan nilai rata-rata kadar abu keripik kulit pisang berkisar antara 5,94 % - 6,61 %. Sedangkan keripik kulit pisang dengan kerenyahan tertinggi terdapat pada formulasi K4, kerenyahan terendah terdapat pada formulasi K2. Pada uji organoleptik yaitu rasa, warna, dan tekstur keripik kulit pisang yang paling disukai terdapat pada perlakuan formulasi K4.Kata Kunci: formulasi tepung beras dan tapioka, keripik kulit pisang, sifat fisika, sifat kimia, sifat organoleptik
Pemberdayaan Masyarakat Desa Sanggang dalam Penanaman Kelapa Genjah Harsanto, Bovi Wira; Tari, Agustina Intan Niken; Handayani, Catur Budi
Jurnal Indonesia Mengabdi Vol. 6 No. 2 (2024): December Edition
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP Nurul Huda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30599/jimi.v6i2.3759

Abstract

Tanaman kelapa genjah memiliki keunggulan berupa cepat berbuah dan dapat diolah menjadi produk yang bernilai tambah, seperti gula semut. Namun, tanaman kelapa genjah masih kurang terawat hingga saat ini. Oleh karena itu, pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di Desa Sanggang terkait penanaman kelapa genjah. Kelompok sasaran dari tim adalah masyarakat yang melakukan penanaman kelapa genjah. Metode yang digunakan oleh tim adalah sosialisasi dan pendampingan tentang perawatan tanaman kelapa genjah melalui ceramah dan pengamatan visual, serta testimoni masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perawatan dan pengolahan tanaman kelapa genjah, yang dibarengi dengan antusiasme tinggi. Secara persentase pemahaman, kegiatan menghasilkan peningkatan pemahaman sebesar 35,4%. Harapan dari tim adalah agar tanaman kelapa genjah bisa terawat dengan baik dan menjadi olahan yang bernilai tambah sehingga dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat Desa Sanggang. Selain itu, keberlanjutan program berupa pengabdian lanjutan tentang pengolahan nira kelapa menjadi upaya tim untuk ke depannya.
Karakteristik Mie Basah dari Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dan Tapioka dengan Penambahan Variasi Tepung Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Rahmawati, Rika; Asmoro, Novian Wely; Handayani, Catur Budi
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v8i1.19279

Abstract

Mocaf adalah produk tepung singkong yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel singkong melalui fermentasi, salah satunya menggunakan mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat) untuk proses fermentasi tepung singkong. Tepung mocaf dapat digunakan sebagai subtitusi tepung terigu pada pembuatan produk biskuit, roti dan mie. Tepung mocaf memiliki komposisi kandungan kimiawi yang berbeda dengan tepung terigu. Perbedaan yang mendasar adalah mocaf tidak mengandung gluten yaitu protein yang ada pada tepung terigu. Sehingga untuk meningkatkan kualitas mie yang dibuat menggunakan tepung mocaf maka dilakukan penambahan tepung lain yaitu tepung porang. Tepung porang memiliki manfaat yang sangat luas terutama dalam bidang pangan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui penambahan tepung porang pada pembuatan mie basah terhadap karakteristik kimia dan fisik. Penelitian ini menggunakan RAL 1 faktor yaitu formulasi penggunaan tepung mocaf, tepung tapioka, dan tepung porang (P1=60:40:0, P2=60:40:1, P3=60:40:2, P4=60:40:4, P5=60:40:6) data yang diperoleh dianalisis menggunakan one way Anova dan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan perlakuan, kemudian dilanjutkan uji Duncan dengan tingkat signifikansi 5%. Parameter pengamatan meliputi kadar air, cooking time, cooking loss, dan elastisitas. Formulasi penggunaan tepung mocaf, tepung tapioka, dan penambahan tepung porang berpengaruh nyata terhadap kadar air berkisar antara 30,11% hingga 38,55%, cooking time 50,00 detik hingga 80,00 detik, cooking loss 0,91% hingga 1,07%, dan daya elastisitas 20,00% hingga 35,00%. Kata kunci: Mie basah; tepung mocaf; tepung porang; tepung tapioka, karakteristik
The Utilization of Jamu Waste as a Biofertilizer Material for Making Organic Fertilizer in Rukun Makaryo Farmers Group Sulistyaningsih, Catur Rini; Handayani, Catur Budi
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol. 2 No. 2 (2020): February 2020
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v2i2.2329

Abstract

The Community Partnership Program aims to handle livestock waste, namely the making of starter-mol (biofertilizer) based on herbal waste as well as biological fertilizer and the manufacture of solid organic fertilizer based on solid manure (feces) and cattle feed residues. The target of the Community Partnership Program is to reduce waste pollution, especially herbal medicine waste, increase the added value of herbal waste that can be used as a source of microorganisms in making starter-mol (biofertilizer), increase knowledge about making biofertilizers and quality organic fertilizers, produce quality organic fertilizers in order to fulfil the fertilizer needs of Rukun Makaryo farmer group. Increasing the yield of organic rice produced by Rukun Makaryo farmer groups. The method is done by counseling with lectures, discussions, through training with direct practice by partners, mentoring to partners and evaluation. The 38 participants who followed the pretest-posttest and 57.63% improved understanding so that training and extension activities have reached an indicator of successLaboratory analysis results on the content of macroelements (N, P, K), organic C, organic matter and C / N Ratio following fertilizer quality standards from Menpen (Compost Standardization No: 28 / Permentan / SR.130 / 5/2009 , May 22, 2009 and 2005.