Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kesinambungan Dan Tantangan Ukiran Kayu Palembang Dari Masa Kesultanan Hingga Modern Husni Mubarat; Mukhsin Patriansah; Maslia
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol. 10 No. 2 (2025): Besaung: April-July
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jsdb.v10i2.5632

Abstract

The existence of Palembang wood carvings began to be recorded since the era of the Palembang Darussalam Sultanate in the 14th century, which can be seen from the field of traditional Palembang architecture, namely the Limas House, namely in the furniture or household furnishings and mosque buildings such as pulpits and calligraphy. The ups and downs of the development of Palembang wood carvings are closely related to various social, economic, cultural, and religious factors that influence them, including modern culture. The urgency of the problem of this study is that wood carvings as one of Palembang's distinctive cultural heritages, until now have not received much attention from academics or intellectuals and also the government. The method used is the historical research method with data collection techniques that will be carried out through observation, interviews, literature studies and documentation studies. The data analysis process is carried out structurally and systematically starting from data identification, data reduction, data presentation and drawing conclusions. This research aims to explore wood carvings as a medium of expression as well as a culture that reflects the journey of history that influences identity and its journey to the present. through this research, it is expected to be able to provide references and also motivation for academics and art researchers to study the art of Palembang wood carving, so that this heritage is not only maintained physically, but also intellectually.
Analisis Interpretasi pada Kain Songket Silungkang melalui Pendekatan Hermeneutika Wilhelm Dilthey Iswandi, Heri; Husni Mubarat; Didiek Prasetya
Judikatif: Jurnal Desain Komunikasi Kreatif Vol. 6 No. 2 (2024): Vol. 6 (2024) No. 2
Publisher : fakultas Desain Koomunikasi visual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/judikatif.v6i2.227

Abstract

Salah satu daerah penghasil kain songket di Sumatera Barat adalah Desa Silungkang. Silungkang terletak di tepi jalan raya Sumatera sekitar 95 km dari selatan-timur Kota Padang. Kain tenun songket yang dihasilkan di Desa Silungkang merupakan bagian dari jati diri masyarakat Minangkabau. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan ragam hias Minangkabau yang menjadi elemen estetik dan juga memiliki nilai filosofi berkaitan dengan sistem kekerabatan masyarakat Minangkabau. Kain tenun songket dipandang sebagai aset yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi, karena pada dasarnya kain tenun songket adalah simbol tentang keberadaan sebuah entitas yang membuat sesuatu menjadi ada dan dikenal. Oleh sebab itu, maka metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, karena objek kajian berupa kain songket Silungkang di Minangkabau, suatu hasil karya budaya hasil kreasi manusia yang berfungsi sebagai simbol identitas masyarakatnya. Adapun kain songket ini mengandung berbagai unsur nilai, norma, dan simbol yang sulit dijelaskan melalui angka, statistik, atau metode kuantitatif lainnya. Nilai, norma, dan simbol hanya dapat dijelaskan melalui fenomena alami, interaksi simbolis, serta budaya. Ragam motif kain tenun songket masyarakat adat Minangkabau khususnya di daerah Silungkang, selain memiliki fungsi sosial dan makna budaya melalui simbol-simbol institusi tradisional berisi tentang aturan hidup yang menyangkut dengan agama, intelektual, etika, dan estetika, sebagai wujud ikatan manusia untuk hidup yang lebih baik di dunia dan akhirat. Melalui pendekatan hermeneutika Wilhelm Dilthey, maka dapat membuka cakrawala bagi masyarakat atau pembaca tentang pemahaman motif atau ragam hias pada songket Silungkang dari arti dan maknanya.