Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

RUMAH BAMBU TAHAN GEMPA DESA CIKANGKARENG, CIANJUR Yasmin Suriansyah; Anastasia Maurina; Benedictus Edward; Naranda Amadea; Aisyah Andamari; Yuda Gynandra
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2009)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12707.045 KB)

Abstract

Bencana gempa disertai longsor yang menimbun permukiman warga BabakanCaringin membutuhkan pertimbangan penentuan lokasi untuk relokasi danresettlement, serta rencana tapak; dan rancangan rumah dalam waktu yangcepat dengan dana yang terjangkau. Untuk itu penelitian ini mencakup kajianperbandingan antara 2 lahan yaitu tanah desa dan tanah PERHUTANI; sertapembuatan rencana tapak dan rancangan rumah bambu bagi pengungsi ekswarga babakan Caringin yang terkena longsor di desa Cikangkareng KecamatanCibinong Kabupaten Cianjur, sesuai aspirasi mereka.Hasil kajian ini sangat penting dan berguna bagi semua pihak yang selanjutnyaberkiprah dalam pelaksanaan relokasi dan resettlement tersebut, sehinggapenanganan perumahan pengungsi dapat berjalan dengan baik.
PENELUSURAN POLA RUANG DAN MASSA PADA 41 KAWASAN BABAKAN DI KOTA BANDUNG Yasmin Suriansyah; Andi Kumala Sakti
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21225.943 KB)

Abstract

Babakan merupakan istilah dalam Bahasa Sunda yang berarti tempat atau hasil darikegiatan membuka lahan untuk agrikultur dan bermukim. Tercatat ada 41 nama wilayahdi kota Bandung yang memuat kata Babakan.Sebagai produk kegiatan bermukim, Babakan membentuk pola fisik spasial tertentu yangmungkin berbeda dan mempunyai keunikan tersendiri dibanding dengan bentuk fisikspasial lingkungan yang terbangun karena bentukan sebuah kegiatan perencanaanformal.Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian tentang anatomi fisik-spasial kawasanBabakan tersebut. Dengan menggunakan metode membaca pola-pola massa dan ruang,hirarki jaringan, dan elemen software dan hardware kawasan Babakan, didapatkantemuan penting untuk memperkaya basis teoretik morfologi lingkungan binaan diIndonesia. Temuan tersebut berupa klasifikasi Babakan di Bandung berdasarkan polakonfigurasi ruang dan massa; pola hirarki jaringan ruang jalan; dan pola sebaran elemensoftware dan hardwarenya.
KONFIGURASI ELEMEN FISIK SPATIAL DI RUMAH SUSUN DUKUH SEMAR CIREBON Yasmin Suriansyah
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2222.459 KB)

Abstract

Rumah Susun Dukuh Semar (RSDS) di Cirebon yang dikenal sebagai Rusunwaadalah rusun generasi pertama (1999an) dan hingga kini merupakan satusatunyarusun di Cirebon yang awalnya diperuntukkan bagi masyarakat umumyang berpenghasilan menengah bawah, namun kini digunakan sebagai asramamahasiswa Akademi Maritim Cirebon (AMC).Beberapa tahun yang lalu pernahkondisinya tidak terisi penuh, agak terlantar dan kurang terawat, danmenyandang citra yang kurang baik dalam beberapa pemberitaan terutamadalam hal keamanan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antaraelemen fisik arsitektural dan konfigurasi fisik spatial RSDS dengan persepsikeamanan yang dirasakan oleh penghuninya.Hal itu penting diketahui untuk upaya mengembalikan citra RSDS menjadi lebihbaik melalui konfigurasi fisik-spatial elemen arsitekturalnya.Saran dari keilmuanarsitektur dibutuhkan untuk melengkapi khasanah pengetahuan tentangpengelolaan perumahan massal vertikal di perkotaan, yang sangat penting bagisemua pihak yang berkiprah terkait dengan penggagas, perencana, perancang,pengembang, pembangun, pengelola, dan pengawas hunian vertikal diperkotaan, yang tidak dapat dipungkiri merupakan bagian penting masa depanperkotaan di Indonesia.Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Survai lapangan dilakukan untukmendapatkan data konfigurasi elemen fisik spatial arsitektural, yang akandigunakan untuk menganalisis sistem konfigurasi ruang dan jalur pergerakanbaik di bangunan maupun di lingkungan RSDS. Metode kuantitatif digunakanuntuk mengetahui persepsi penghuni akan rasa aman pada hunian danlingkungannya. Temuan dan inovasi yang didapat berupa pengungkapan faktorkonfigurasi fisik spatial arsitektural pada bangunan RSDS dan lingkungannnyayang sesuai dengan kriteria kerentanan yang cenderung berpeluang memberirasa aman atau tidak aman bagi penghuninya.Hal itu merupakan temuan baruyang diharapkan berguna untuk diterapkan dalam menunjang pembangunan danpengembangan IPTEKS terkait pengadaan hunian vertikal yang memberipeluang bagi kehidupan dengan kualitas yang lebih baik di perkotaan.Kata Kunci: Konfigurasi elemen fisik-spatial, rusun, Dukuh Semar Cirebon
POTENSI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN SARIJADI BANDUNG Yasmin Suriansyah
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1466.171 KB)

Abstract

Apartment Sarijadi Bandung (ASB) is a first-generation mass public housing (1975) in Bandung Indonesia is intended as mass public housing for the lower middle income, and until now still inhabited. ASB is the only apartment in the city designed as cluster typology with one staircase lined to four dwelling units, so that the wall has openings on outer façade and inner court facade. One of its design approaches is to optimize natural lighting with wall openings on those two-façade. This study aims to determine the extent of a natural lighting at ASB that is designed with optimization approach of the natural lighting. This study used quantitative methods. Field surveys conducted to obtain data of (1) physical spatial configurations of architectural elements, and (2) illuminant of the residential units, which will be used for analyzing how much the natural lighting potential in the residential units at ASB. The finding is the innovations of disclosure of influence factors of the architectural physic-spatial configuration to day lighting potential in vertical residential building typology as in the ASB. It is a useful new finding to be applied in supporting the development of science and technology and procurement related to vertical housing that provide opportunities for better life quality and energy efficiency in urban areas.Keywords: Daylight, physic-spatial configuration, apartment, Sarijadi Bandung Indonesia
PELUANG APARTEMEN DAGO BUTIK DAN APARTEMEN GATEWAY BANDUNG MENJADI BANGUNAN HIJAU DARI SUDUT PANDANG RUANG HIJAU DAN OTTV Yasmin Suriansyah; E.B Handoko Sutanto; Kage Priatna
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12051.575 KB)

Abstract

Apartemen Dago Butik di Bandung adalah salah satu apartemen generasi pertama (2002an) di Bandung yang diperuntukkan bagi masyarakat umum yang berpenghasilan menengah ke atas, yang hingga kini masih dihuni. Apartemen Gateway adalah salah satu apartemen dengan kategori yang serupa dengan apartemen Dago Butik, yang saat ini juga telah selesai dibangun. Apartemen Dago Butik berada pada lahan yang kondisinya memaksa rancangan blok bangunannya menghadap dominan ke arah Barat dan Timur. Apartemen Gateway berada pada lahan yang memungkinkan rancangan blok bangunannya menghadap ke arah Utara dan Selatan. Apartemen Dago Butik dirancang dengan tipologi bangunan tunggal, adapun apartemen Gateway dirancang dengan tipologi multi massa. Kondisi masa perancangan/pembangunan; orientasi bangunan; tipologi bangunan; dan luas lahan, yang berbeda pada kedua apartemen tersebut, merupakan hal yang menarik untuk diteliti, mengingat variabel tersebut merupakan penentu yang penting terkait dengan peluang kedua bangunan tersebut untuk menjadi green building, karena tiga variabel yang disebut terakhir itu berpengaruh besar terhadap prasyarat untuk menjadi green building. Diantara prasyarat yang paling penting bagi sebuah bangunan untuk menjadi bangunan hijau adalah koefisien ruang hijau dan nilai overall thermal transfer value (OTTV). Koefisien daerah hijau minimum adalah 50 % untuk bangunan tinggi fungsi perumahan, dan nilai OTTV maksimum adalah 38 watt/m2. Tanpa memenuhi prasyarat tersebut, sebuah bangunan tidak akan mendapat predikat sebagai bangunan hijau walaupun persyaratan dan kriteria lainnya sangat memenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peluang untuk apartemen Dago Butik dan Apartemen Gateway untuk memperoleh predikat bangunan hijau ditinjau dari sudut pandang prasyarat utama yaitu dari kriteria tersedianya ruang hijau dan kriteria perhitungan OTTV. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Survai lapangan dilakukan untuk mendapatkan data (1) rancangan blocking massa bangunan dan ruang hijau berupa gambar rencana tapak dan rencana ruang hijau pada bangunan untuk menghitung prosentase ruang hijau yang tersedia, dan (2) rancangan bangunan berupa gambar denah, tampak dan potongan bangunan; serta bahan bangunan selubung bangunan untuk menghitung OTTV. Fakta yang terungkap menunjukkan bahwa OTTV pada kedua bengunan yang distudi sudah memenuhi syarat GBCI, namun tidak memenuhi persyaratan dalam hal ruang terbuka hijau. Untuk itu diperlukan penambahan ruang terbuka hijau pada halaman dan pada bangunan. Hal itu merupakan temuan yang berguna untuk diterapkan dalam menunjang pembangunan dan pengembangan hunian vertikal yang mempunyai predikat bangunan hijau, dan selanjutnya diharapkan dapat memberi peluang bagi kehidupan di perkotaan dengan kualitas yang lebih baik di masa depan. Kata Kunci: Bangunan hijau, ruang terbuka hijau, OTTV, Apartemen Dago Butik, Apartemen Gateway, Bandung
Gambar Terukur Konteks Pelestarian Arsitektur Masjid Ki Buyut Trusmi Cirebon Alwin Suryono; Sudianto Aly; Amirani RS; Irma Subagyo; Yasmin Suriansyah
RUAS Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : RUAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2022.020.02.11

Abstract

Several heritage buildings dating back the ancient history of the Ki Buyut Trusmi Cirebon site have been renovated and new buildings added. This paper aims to examine measured drawings related to the absence of original architectural documents. The method consists of field observation, expression of cultural meaning and significant architectural elements, as well as measured drawing studies. The heritage of Hindu-Javanese architecture has historical significance as a tomb complex based on an 1898 map, which is still in great demand by pilgrims. The significance of Hindu-Javanese architecture is related to the position of the mosque in the tomb complex, the gate leading to the complex, the complex gate, the barrier wall, and the complex fence. The manifestation of Javanese architecture can be found in the building of the mosque with a three-tiered roof, connected to the two-level roof porch, and a place for ablution on the north side. The social meaning is related to the traditional events of procession, roof changing, Trusmian and the commemoration of the birth of the Prophet Muhammad SAW which has been preserved until now. Measured drawings of the situation of the mosque and the plans of the building reveal that the appearance of the complex is strictly limited to the main prayer rooms (signifying Javanese architecture), not yet accompanied by gates and barrier walls (indicating Hindu-Javanese architecture), for historical-archaeological relics. The measured image of the main door of the mosque (amounting to a height of 152 cm) shows the tradition of bowing respectfully when entering the prayer room (signifying Javanese Architecture). Hindu-Javanese architectural elements should also be recorded in measured drawings.
Study of Thermal Comfort In Cafes In Bandung Grace Gunawan; Hartanto Budiyuwono; Yasmin Suriansyah
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 2 No. 11 (2022): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.241 KB) | DOI: 10.59188/eduvest.v2i11.651

Abstract

The purpose of this study was to determine the study of thermal comfort in cafes in Bandung. Indonesia is a country with a tropical climate because its geographical position is on the equator. According to data from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency, the average humidity and temperature in 2020 is 27.30C. The method used to analyze the object of this study is a quantitative method with the formula of Thermal Equilibrium, quantitative research is defined as research based on empirical experience that collects data in the form of numbers that can be calculated and in numerical form. This research was conducted with a quantitative approach by performing calculations using the heat balance method to determine the heat in the 3 study objects and what factors most influence the cooling load in the 3 study objects. Human comfort at Noah's Barn Coffeenery, Amber Field Coffee cannot be separated from the thermal comfort factor. Based on the calculation of the thermal balance in the three cafes, more than 50% of the heat in the room comes from interior heat sources, especially electronic equipment and lighting and humans are the biggest heat contributor in the cafe dining area. Each cafe has a different heat source, therefore, each room has a different solution. The heat in Naoh's Barn Coffeenery is 25.2412504 kW
Gambar Terukur Konteks Pelestarian Arsitektur Masjid Ki Buyut Trusmi Cirebon Alwin Suryono; Sudianto Aly; Amirani RS; Irma Subagyo; Yasmin Suriansyah
RUAS Vol. 20 No. 2 (2022)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2022.020.02.11

Abstract

Several heritage buildings dating back the ancient history of the Ki Buyut Trusmi Cirebon site have been renovated and new buildings added. This paper aims to examine measured drawings related to the absence of original architectural documents. The method consists of field observation, expression of cultural meaning and significant architectural elements, as well as measured drawing studies. The heritage of Hindu-Javanese architecture has historical significance as a tomb complex based on an 1898 map, which is still in great demand by pilgrims. The significance of Hindu-Javanese architecture is related to the position of the mosque in the tomb complex, the gate leading to the complex, the complex gate, the barrier wall, and the complex fence. The manifestation of Javanese architecture can be found in the building of the mosque with a three-tiered roof, connected to the two-level roof porch, and a place for ablution on the north side. The social meaning is related to the traditional events of procession, roof changing, Trusmian and the commemoration of the birth of the Prophet Muhammad SAW which has been preserved until now. Measured drawings of the situation of the mosque and the plans of the building reveal that the appearance of the complex is strictly limited to the main prayer rooms (signifying Javanese architecture), not yet accompanied by gates and barrier walls (indicating Hindu-Javanese architecture), for historical-archaeological relics. The measured image of the main door of the mosque (amounting to a height of 152 cm) shows the tradition of bowing respectfully when entering the prayer room (signifying Javanese Architecture). Hindu-Javanese architectural elements should also be recorded in measured drawings.
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI BANGUNAN TUA POTENSIAL SEBAGAI OBYEK WISATA ARSITEKTURAL DI DESA JAMBLANG CIREBON Sudianto Aly; Yasmin Suriansyah; Amirani Ritva Santoso; Caecilia Srikanti Wijayaputri; Irma Subagio
Riset Arsitektur (RISA) Vol 8 No 02 (2024): RISET ARSITEKTUR "RISA"
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering Parahyangan Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/risa.v8i02.7876.176 - 194

Abstract

Abstract - This article describes the results of Community Service activities (ABDIMAS) organized by the ABDIMAS Team, Architecture Study Program, Parahyangan Catholic University, Bandung, in collaboration with STTC, Cirebon College of Technology. The ABDIMAS topic is an inventory and identification of the architectural tourism potential of old buildings in Jamblang Village, Cirebon Regency, which aims to compile a heritage trail as an architectural tourist map of the old buildings of Jamblang Village Cirebon Regency. The results of the inventory and identification of buildings are eight old buildings that have the potential to be used as tourist attractions. This article further explains these eight buildings in an architectural description. There are four residential buildings in Chinese architectural style, one building in the form of a monastery, and three old buildings in Colonial style, one of which is the Chinese Lieutenant's House. Keywords: Architectural Tourism; Old Buildings; Heritage Trail
INOVASI METODE INFORMASI WISATA ARSITEKTURAL BANGUNAN TUA DI DESA JAMBLANG CIREBON Aly, Sudianto; Suriansyah, Yasmin; Santoso, Amirani Ritva; Wijayaputri, Caecilia Srikanti; Subagio, Irma
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka Vol 2 No 06 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/sabangka.v2i06.932

Abstract

Tulisan ini merupakan uraian tentang hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS) yang diselenggarakan oleh Tim ABDIMAS Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan Bandung bekerjasama dengan STTC Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon, Topik ABDIMAS ini berupa inventarisasi dan identifikasi potensi wisata arsitektural bangunan tua di Desa Jamblang Kabupaten Cirebon. Hasil dari ABDIMAS ini berupa informasi herrtage trail sebagai peta wisata arsitektural bangunan tua Desa Jamblang Kabupaten Cirebon. ABDIMAS ini dapat menjadi preseden upaya memberdayakan bangunan tua pada kawasan yang terlantar menjadi obyek wisata yang potensial dengan inovasi penyajian informasi digital yang menarik. Pada ABDIMAS ini disajikan delapan bangunan tua hasil inventarisasi dan identifikasi bangunan tua yang potensial untuk dijadikan obyek kunjungan wisata. Pada delapan bangunan tersebut ditempelkan plakat kayu berupa QR code yang dapat digunakan pengunjung untuk menelusur, melihat, mempelajari, dan menikmati wisata virtual/digital melalui konten yang terdapat pada QR tersebut. Selain itu, informasi berupa video dapat diakses pada link You Tube. Dengan demikian, wisata bangunan tua/lama dapat disuguhkan dengan cara kekinian yang inovatif.