Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

SOSIALISASI PEMANFAATAN NASI BASI MENJADI PUPUK ORGANIK SEBAGAI MIKRO ORAGNISME LOKAL MENJADI PUPUK CAIR ORGANIK DI GAMPONG COT CUT KECAMATAN KUTA BARO, KABUPATEN ACEH BESAR: Sosialisasi Pemanfaatan Nasi Basi menjadi Pupuk Cair Organik Teuku Fadhla Ali; Muhammad Nasir Ismail; Dedhi Yustendi; Zahrul Fuadi; Mulyadi
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): Agustus 2022
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v2i1.41

Abstract

The community service Program by students and accompanied by Abulyatama lecturers in the post-covid-19 edition is specifically designed as a solution to the implementation of community service programs. This activity was born from the premise that students are prospective scholars as successors of development who can also work to solve development problems that exist in society. This Program was conducted on the cot Cut Gampong in Kuta Baro district with an area of 228.00 Ha, a population of 803 people. While the plan of activities as follows general field (i) Bersilaturrahmi and socialize with the community about the socialization of utilization of stale rice into organic fertilizer. The benefits of the utilization program of stale rice into liquid organic fertilizer is to provide counseling and assistance to the community about its use as organic fertilizer and overcome waste management from households, namely stale rice that can be used for plant fertilizer and can reduce the cost of rural communities in managing their farming.
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUNTING AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT IN ELEMENTARY SCHOOL/MINISTRY IN THE WORKING AREA OF LIGAN PUSKESMAS, ACEH JAYA DISTRICT Ambia Nurdin; Fauzan; Muhammad; Zamzami; Bukhari; Murtadhahadi; Mohd Isa T.Ibrahim; Mulyadi; Zahrul Fuadi; Mahyuddin
International Journal of Educational Review, Law And Social Sciences (IJERLAS) Vol. 3 No. 1 (2023): January
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijerlas.v3i1.592

Abstract

The incidence of stunting (short) under five is a major nutritional problem in all countries. Based on three years of nutritional status monitoring (PSG) data, stunting in Indonesia shows that stunting has the highest prevalence compared to other nutritional problems such as malnutrition, wasting, and obesity. This is due to the pregnancy process of mothers who experience malnutrition during pregnancy, low Early Breastfeeding Initiation (IMD), and inadequate provision of MP-ASI. This study aims to determine the relationship between stunting and student achievement in SD/MIN schools in the work area of ​​the Ligan Health Center, Aceh Jaya Regency. This study uses a type of quantitative research. The population of this study were all SD/MIN students in the working area of ​​the Ligan Health Center, Aceh Jaya Regency in 2022. The respondents used were students aged 7-12 years and had complete report cards. Researchers took samples using the consecutive sampling method. The samples obtained were 49 samples from different schools. This research was conducted in 3 schools in the working area of ​​SD/MIN Puskesmas Ligan, Aceh Jaya Regency. There were 18 children from SD 12, 15 children from SD 2 and 17 children from MIN 8. The statistical test analysis used the Chi-Square Test, while the student measurements used a meter, then plotted onto the CDC-2000 curve to see TB according to age. The research results obtained 49 students as respondents. The average respondent was found at the age of 7 years (30.6%), and the least was found at the age of 12 years (6%). The results of the analysis test showed that there was no significant relationship between stunting and learning achievement (0.452 > 0.05). Conclusion: There is no significant relationship between stunting and student achievement.
ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU Trigona sp KABUPATEN ACEH BESAR Edi Saputra; Ainal Mardhiah; Mulyadi Mulyadi; Sari Wardani; Lia Handayani; Rahmat Munandar
Jurnal Agroristek Vol 6, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jar.v5i2.1110

Abstract

Usaha budidaya lebah madu Trigona sp. merupakan usaha pengembangan dan penjualan produk hasil dari lebah. Usaha tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan produk madu yang terus meningkat. Besarnya permintaan terhadap kemampuan industri perlebahan dalam meningkatkan produksi madu, sehingga untuk mengatasi kondisi tersebut maka pengembangan usaha madu perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui besar Analisis Keuntungan usaha ternak lebah madu Trigona sp di Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan metode survei. Teknik sampling menggunakan cara observasi (metode sensus) dengan jumlah sampel 12 pengusaha lebah madu. Model Analisis data yang digunakan adalah Gross Margin (GM), Gross Ratio (GR), Operational Ratio (OR), Raturn On Invested Captical (ROIC) dan Net Farm Income (NFI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Net Farm Income (NFI) atau pendapatan bersih usaha lebah madu trigona sp di Kabupaten Aceh Besar sebesar Rp. 4,061,369.04. Usaha lebah madu trigona sp layak untuk diusahakan, yang ditunjukkan oleh nilai Raturn On Invested Captical (ROIC) usaha lebah madu trigona sp di Kabupaten Aceh Besar sebesar 7.99. Operational Ratio (OR) usaha lebah madu trigona sp pada di Kabupaten Aceh Besar sebesar 0.11 dan Gross Ratio (GR) usaha lebah madu trigona sp pada di Kabupaten Aceh Besar sebesar 0.04. yang berarti usaha lebah madu trigona sp di daerah penelitian mampu menghasilkan keuntungan
Pengaruh Pemberian Merica terhadap Sifat Fisika dan Kimia dari Produk Kubis Asam (Kimchi) Asal Aceh Rahmah Hayati; Muhammad Irzan Majid; Syamratul Achwan; Rahmiati Rahmiati; Mulyadi Mulyadi; Riki Musriandi
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 11, No 1 (2023): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v11i1.6124

Abstract

Brassica oleracea atau sayuran berasal dari Takengon mengandung banyak vitamin, karbohidrat, protein serta mineral. Umur simpan sayuran ini terbatas. Hal ini disebabkan karna kandungan kadar air yang tinggi mengakibatkan mudah rusak juga tidak tahan lama. B. oleracea sering diawetkan atau di fermentasi sebagai makanan sauerkraut di Negara Jerman. Namun di Indonesia belum banyak di produksi. Makanan ini memiliki sifat inderawi yang sangat khas menyerupai kimchi dari aroma dan cita rasanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi produk kubis asam dari B. oleracea atau kimchi asal Aceh dengan penambahan merica terhadap variasi konsentrasi persentase garam selama fermentasi. Pengujian sifat fisika-kimia dilakukan di Laboratorium. Metode penelitian yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA) signifikan 5% dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang diuji adalah penambahan 1% merica pada konsentrasi garam K 2,25%, MG1 2,5%, MG2 7,5% dan MG3 12,5%. Hasil penelitian menyatakan perlakuan rekomendasi yaitu pada K 2,5% dan MG 2,25%. Rataan K 2,25% dengan sifat fisika-kimia susut bobot 20,75% dalam pH 3,56, TPT 7,75%, kandungan vitamin C 7,41 mg, kandungan kadar air 90,9%, serta asam laktat terkecil adalah 0,0096%. Namun rata-rata MG1 2,5% dengan sifat fisika-kimia susut bobot 20,05% dalam pH 3,69 TPT 7,55%, kandungan vitamin C 13,15 mg, kadar air 92,1%, serta asam laktat yang lebih kecil yaitu 0,0095%. Pemberian merica dalam konsentrasi garam yang berbeda terhadap kimchi asal Aceh berpengaruh nyata pada sifat fisika dan kimia. Berdasarkan hasil uji kesukaan dengan penambahan merica pada variasi garam terhadap panelis tidak terlatih diperoleh pada perlakuan K 2,25% dan MG1 2,5%.Kata kunci : Kimchi, B. oleracea, kubis, garam, sifat fisika-kimia.ABSTRACTBrassica oleracea or vegetables from Takengon were contain a lots of vitamins, carbohydrates, protein and minerals. The shelf life of these vegetables was limited. That case, it because the higher water content made easily damaged and it was not durable. B. oleracea was often preserved or fermented as a sauerkraut dish in Germany. But, in Indonesia not too much in production. This food has very distinctive sensory properties resembling kimchi in aroma and the taste. This study aims to identify vegetable cabbage products from B. oleracea or kimchi from Aceh with the addition of pepper at various percentages of salt concentration during fermentation. Furthermore, testing of physico-chemical properties was carried out in the laboratory. The research method used was analysis of variance (ANOVA) with a completely randomized design (CRD) with a significance of 5%. The factor tested was the addition of 1% pepper to a salt concentration of 2.25% K, 2.5% MG1, 7.5% MG2 and 12.5% MG3. The results of the study stated that the recommended treatment was 2.5% K and 2.25% MG. Average K 2.25% with physico-chemical properties weight loss 20.75% at pH 3.56, TPT 7.75%, vitamin C content 7.41 mg, water content 90.9%, and the smallest lactic acid 0.0096%. However, the average MG1 was 2.5% with physical and chemical properties, 20.05% weight loss at pH 3.69, TPT 7.55%, 13.15 mg vitamin C content, 92.1% moisture content, and lactic acid is smaller, namely 0.0095%. The adding the pepper with different salt concentrations to kimchi from Aceh had a significant effect on the physical and chemical properties. Based on the results of the preference test with the addition of pepper to the salt variation for untrained panelists, it was found in the K treatment of 2.25% and 2.5% MG1.Keyword : Kimchi, B. oleracea, cabbage, salt, physico chemist.
Pengaruh Pemberian Merica terhadap Sifat Fisika dan Kimia dari Produk Kubis Asam (Kimchi) Asal Aceh Rahmah Hayati; Muhammad Irzan Majid; Syamratul Achwan; Rahmiati Rahmiati; Mulyadi Mulyadi; Riki Musriandi
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 11, No 1 (2023): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v11i1.6124

Abstract

Brassica oleracea atau sayuran berasal dari Takengon mengandung banyak vitamin, karbohidrat, protein serta mineral. Umur simpan sayuran ini terbatas. Hal ini disebabkan karna kandungan kadar air yang tinggi mengakibatkan mudah rusak juga tidak tahan lama. B. oleracea sering diawetkan atau di fermentasi sebagai makanan sauerkraut di Negara Jerman. Namun di Indonesia belum banyak di produksi. Makanan ini memiliki sifat inderawi yang sangat khas menyerupai kimchi dari aroma dan cita rasanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi produk kubis asam dari B. oleracea atau kimchi asal Aceh dengan penambahan merica terhadap variasi konsentrasi persentase garam selama fermentasi. Pengujian sifat fisika-kimia dilakukan di Laboratorium. Metode penelitian yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA) signifikan 5% dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang diuji adalah penambahan 1% merica pada konsentrasi garam K 2,25%, MG1 2,5%, MG2 7,5% dan MG3 12,5%. Hasil penelitian menyatakan perlakuan rekomendasi yaitu pada K 2,5% dan MG 2,25%. Rataan K 2,25% dengan sifat fisika-kimia susut bobot 20,75% dalam pH 3,56, TPT 7,75%, kandungan vitamin C 7,41 mg, kandungan kadar air 90,9%, serta asam laktat terkecil adalah 0,0096%. Namun rata-rata MG1 2,5% dengan sifat fisika-kimia susut bobot 20,05% dalam pH 3,69 TPT 7,55%, kandungan vitamin C 13,15 mg, kadar air 92,1%, serta asam laktat yang lebih kecil yaitu 0,0095%. Pemberian merica dalam konsentrasi garam yang berbeda terhadap kimchi asal Aceh berpengaruh nyata pada sifat fisika dan kimia. Berdasarkan hasil uji kesukaan dengan penambahan merica pada variasi garam terhadap panelis tidak terlatih diperoleh pada perlakuan K 2,25% dan MG1 2,5%.Kata kunci : Kimchi, B. oleracea, kubis, garam, sifat fisika-kimia.ABSTRACTBrassica oleracea or vegetables from Takengon were contain a lots of vitamins, carbohydrates, protein and minerals. The shelf life of these vegetables was limited. That case, it because the higher water content made easily damaged and it was not durable. B. oleracea was often preserved or fermented as a sauerkraut dish in Germany. But, in Indonesia not too much in production. This food has very distinctive sensory properties resembling kimchi in aroma and the taste. This study aims to identify vegetable cabbage products from B. oleracea or kimchi from Aceh with the addition of pepper at various percentages of salt concentration during fermentation. Furthermore, testing of physico-chemical properties was carried out in the laboratory. The research method used was analysis of variance (ANOVA) with a completely randomized design (CRD) with a significance of 5%. The factor tested was the addition of 1% pepper to a salt concentration of 2.25% K, 2.5% MG1, 7.5% MG2 and 12.5% MG3. The results of the study stated that the recommended treatment was 2.5% K and 2.25% MG. Average K 2.25% with physico-chemical properties weight loss 20.75% at pH 3.56, TPT 7.75%, vitamin C content 7.41 mg, water content 90.9%, and the smallest lactic acid 0.0096%. However, the average MG1 was 2.5% with physical and chemical properties, 20.05% weight loss at pH 3.69, TPT 7.55%, 13.15 mg vitamin C content, 92.1% moisture content, and lactic acid is smaller, namely 0.0095%. The adding the pepper with different salt concentrations to kimchi from Aceh had a significant effect on the physical and chemical properties. Based on the results of the preference test with the addition of pepper to the salt variation for untrained panelists, it was found in the K treatment of 2.25% and 2.5% MG1.Keyword : Kimchi, B. oleracea, cabbage, salt, physico chemist.
PkM PENGOLAHAN LIMBAH FESES KAMBING SEBAGAI PUPUK ORGANIK di GAMPONG LAMNGA KABUPATEN ACEH BESAR Sari Wardani; Ainal Mardhiah; Mulyadi Mulyadi; Mery Silviana; M. Fadhil; M. Zarkasyi
Jurnal Vokasi Vol 7, No 3 (2023): Jurnal Vokasi (November)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v7i3.4284

Abstract

Gampong Lamnga merupakan salah satu Gampong di Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani. Ketergantungan terhadap penggunaan pupuk untuk produkstivitas tanaman tidak bisa dihindari. Pupuk yang umumnya di gunakan oleh masyarakat adalah pupuk kimia, karena mudah di dapat akan tetapi menjadi kendala dikarenakan harga jual pupuk kimia yang tinggi sedangkan kebutuhan pupuk semakin meningkat hingga massa panen. Solusi yang ditawarkan kepada masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah mencari alternatif pengganti pupuk kimia yaitu dengan membuat pupuk organik berbahan baku limbah feses kambing. Pupuk organik merupakan pupuk yang kaya akan kandungan unsur hara yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman. Limbah feses mengandung zat hara seperti nitrogen, fospor, kalium dan air. Populasi ternak kambing yang setiap tahun mengalami peningkatan, akan berdampak terhadap limbah feses yang di hasilkan. Apabila limbah feses ini tidak dikelola dengan baik, akan mencemari lingkungan dan menggangu kesehatan masyarakat. Kegiatan bertujuan memanfaatkan limbah feses ternak kambing menjadi pupuk organik. Kegiatan melibatkan petani dan peternak kambing di lingkungan Gampong Lamnga. Kegiatan dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu tahap sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik berbahan baku limbah feses kambing. Kegiatan ini memberikan dampak positif untuk masyarakat Gampong Lamnga diantaranya meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam mengolah limbah feses kambing menjadi pupuk organik secara mandiri sehingga dapat mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia serta dapat menjaga lingkungan dari dampak pencemaran sektor peternakan.
Respon Petani Hortikultura Terhadap Manfaat Sertifikat Prima 3 di Provinsi Aceh Nupudiya Nupudiya; Ainal Mardhiah; Khumaira Khumaira; Teuku Fadhla; Rahmiati Rahmiati; Mulyadi Mulyadi
Jurnal Humaniora : Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi dan Hukum Vol 7, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/humaniora.v7i2.4201

Abstract

Prima 3 certificate is a labeling of fruit and vegetable agricultural products in ensuring food safety with the aim of providing quality assurance and food safety. Aceh Province has used Prima 3 Certification which is given to companies or farmers who cultivate Horticultural crops that are free of pesticide residues. The purpose of the study was to determine the response of horticultural farmers to prime 3 certification in Aceh province. The data analysis model used is Likert scale analysis and Spearman rank correlation analysis. Based on the results of the study, it shows that the response of farmers to the benefits of prime 3 certification in Aceh Province is 66%, which means that they are in the agreed category because in terms of relative benefits they get high income, in terms of the level of conformity of the product composition standards in accordance with technical requirements, from the level of complexity of administrative requirements is very easy to fulfill, registration is easy to implement, in terms of easy application, the quality of the product is better, the product is safer from chemicals, and safe for consumption, so in terms of innovation it is easy to observe. Spearman rank correlation results age, education, experience have a high relationship with farmer response, while land area has a low relationship
Performan dan Produksi Karkas Itik Lokal dengan Pemberian Ransum yang Mengandung Limbah Ikan Leubiem (Canthidermis maculata) Muhammad Daud; Zahrul Fuadi; Mulyadi Mulyadi
Jurnal Agripet Vol 20, No 1 (2020): Volume 20, No. 1, April 2020
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v20i1.15149

Abstract

ABSTRAK. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi performan dan produksi karkas itik lokal yang diberi ransum mengandung limbah ikan leubim (Canthidermis maculata). Materi penelitian yang digunakan adalah 100 ekor itik lokal jantan umur 1 hari yang dipelihara hingga umur 16 minggu. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 5 perlakuan ransum dan 4 ulangan. Perlakuan ransum yang digunakan adalah : R0 (ransum kontrol /tanpa limbah ikan leubim), R1 (ransum mengandung 10% tepung kulit ikan leubim), R2 (ransum mengandung 10% tepung kepala ikan leubim), R3 (ransum mengandung 10% tepung tulang ikan leubim), dan R4 (ransum mengandung 10% kombinasi limbah ikan leubim/tepung kulit, kepala dan tulang). Variabel yang diamati yaitu: konsumsi ransum, bobot badan akhir, konversi ransum, mortalitas, bobot karkas dan persentase karkas. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum yang mengandung tepung limbah ikan leubim sebanyak 10% dalam formulasi ransum memberi pengaruh yang signifikan (p0,05) terhadap konsumsi ransum, bobot badan akhir, nilai konversi ransum, bobot karkas dan persentase karkas itik lokal jantan umur 16 minggu, namun tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas. Kesimpulan penelitian adalah penggunaan kombinasi limbah ikan leubim (tepung kulit, kepala dan tulang) sebanyak 10% dalam formulasi ransum dapat meningkatkan bobot badan akhir, bobot karkas dan persentase karkas, serta dapat menurunkan konversi ransum itik lokal jantan umur 16 minggu.(Performance and carcass production of local ducks by ration containing of leubiem fish waste (Canthidermis maculata))ABSTRACT. The purpose of this study was to determine the effect of the use of leubim fish (Canthidermis maculata) waste in ration formulations on the performance and carcass production of local ducks. The research material used was 100 male local ducks 1-16 weeks old. The research method was conducted experimentally using a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 5 treatments and 4 replications. The treatment ration used was as follows: R0 (control ration/without leubim fish waste), R1 (ration containing 10% leubim fish skin), R2 (ration containing 10% leubim fish head), R3 (ration containing 10% leubim fish bone), and R4 (ration contains 10% combination of leubim fish waste/skin, head, and bones). The observed variables were: feed consumption, final body weight, feed conversion, mortality, carcass weight, and carcass percentage. Data were analyzed with Analysis of Variance (ANOVA). The results showed that the use of leubim fish waste in ration 10% had a significant effect (p0.05) on ration consumption, final body weight, conversion ratio, carcass weight, and carcass percentage of male local ducks, but did not significantly affect mortality. The study concluded that the use of 10% leubim fish waste combination in ration formulation could increase the final body weight, carcass weight, carcass percentage and decrease feed conversion of the male local ducks age 16 weeks.
Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Jantan pada Kepadatan Kandang yang Berbeda Muhammad Daud; Mulyadi Mulyadi; Zahrul Fuadi
Jurnal Agripet Vol 18, No 2 (2018): Volume 18, No. 2, Oktober 2018
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v18i2.10505

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa secara finansial tentang biaya produksi dan tingkat keuntungan usaha peternakan ayam ras petelur jantan pada kepadatan kandang yang berbeda. Materi penelitian yang digunakan adalah ayam ras petelur jantan strain Isa Brown, berjumlah 208 ekor umur 1 hari (DOC). Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri atas 4 perlakuan kepadatan kandang dan 4 ulangan. Perlakuan kepadatan kandang antara lain K1: 10 ekor/m2, K2: 12 ekor/m2, K3: 14 ekor/m2, dan K4: 16 ekor/m2. Variabel yang diamati: biaya produksi, penerimaan usaha, pendapatan usaha, dan kelayakan usaha. Analisis data dilakukan dengan menghitung rata-rata pendapatan usaha peternakan dan kelayakan usaha ayam ras petelur jantan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi tertinggi terdapat pada biaya variabel, dimana pada biaya variabel biaya pakan adalah biaya yang mendominasi dalam usaha peternakan ayam ras petelur jantan. Total biaya produksi terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu Rp. 15.909,-/ekor dan tertinggi terdapat pada perlakuan K2 yaitu Rp. 16.824,-/ekor. Penerimaan usaha tertinggi terdapat pada perlakuan K1 Rp. 26.136,-/ekor dan penerimaan terendah terdapat pada perlakuan K4 Rp. 24.550,-/ekor. Keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 Rp. 10.227,-/ekor dan terendah pada perlakuan K4 Rp. 7.998,-/ekor. Hasil analisis R/C ratio pada kepadatan kandang 10, 12, 14, dan 16 ekor/m2 memperoleh nilai lebih besar dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ayam ras petelur jantan menguntungkan dan layak diusahakan. Disimpulkan bahwa secara finansial usaha peternakan ayam ras petelur jantan pada kepadatan kandang 10-16 ekor/m2 menguntungkan dan layak diusahakan/diteruskan.(Financial Analysis of Male Chicken Layers with Different Cage Density)ABSTRACT. This study aims to analyze financially the production costs and the profitability of male laying chicken farms at different cage densities. Animals used for research amounting to 208 birds male layer DOC strain Isa Brown. The study was designed into Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 4 replications; K1:10 birds/m2, K2:12 birds/m2, K3:14 birds/m2 and K4:16 birds/m2. Observed variables were: production cost, business revenue, operating revenues, and business feasibility. The data analysis was to calculate the financial analysis of male layer chickens. The results showed that the highest production cost was found in variable cost, and feed cost was the dominant cost in the male layer chickens. The lowest total production cost is in K1 treatment which was Rp. 15.909,- /birds and the highest was in K2 treatment is Rp. 16.824,-/birds. The highest business acceptance was in K1 treatment Rp. 26.136,-/birds and lowest acceptance on K4 treatment Rp. 24.550,-/birds. The highest profit is obtained in the treatment of K1 Rp. 10.227,-/birds and lowest on treatment K4 Rp. 7,998, -/birds. The result of R/C ratio analysis at density of 10, 12 14, and 16 birds / m2 has value greater than 1. This indicates that the business of male layer chickens is profitable and feasible to be continued. It was concluded that financially the farming business of male layer chickens in the density of 10-16 birds/m2 was favorable and feasible.
Performan dan Persentase Karkas Ayam Ras Petelur Jantan pada Kepadatan Kandang yang Berbeda Muhammad Daud; Zahrul Fuadi; Mulyadi Mulyadi
Jurnal Agripet Vol 17, No 1 (2017): Volume 17, No. 1, April 2017
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v17i1.7557

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kepadatan kandang yang berbeda terhadap performan dan persentase karkas. Materi penelitian yang digunakan adalah ayam ras petelur jantan strain Isa Brown dari PT Charoen Pokphand Jaya Farm, Medan, sebanyak 208 ekor berumur 1 hari (DOC). Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan tingkat kepadatan kandang dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuannya antara lain adalah K1: 10 ekor/m2, K2: 12 ekor/m2, K3: 14 ekor/m2, K4: 16 ekor/m2. Data yang diperoleh dianalisis dengan analysis of variance dan jika memberikan hasil yang nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Variabel yang diamati meliputi: konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konversi ransum, mortalitas, bobot karkas dan persentase karkas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan kandang yang berbeda 10, 12 14, dan 16 ekor/m2 tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum ayam ras petelur jantan umur 6 minggu. Demikian juga halnya terhadap pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konversi ransum, bobot karkas. Pemeliharaan ayam ras petelur jantan pada kepadatan kandang yang berbeda tidak mengalami mortalitas (0%) selama 6 minggu penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kepadatan kandang yang berbeda 10, 12, 14 dan 16 ekor/m2 tidak mempengaruhi performan, dan persentase karkas ayam ras petelur jantan umur 6 minggu. Pemeliharaan ayam ras petelur jantan masih dapat dilakukan pada kepadatan kandang 16 ekor/m2 tanpa mempengaruhi performan dan persentase karkas.(Performance and carcass percentage of male chicken layers with different density)ABSTRACT. The purpose of this study was to evaluate the performance and carcass percentage of male layer chickens in different density of cage. U 208 male layer DOC, strain Isa Brown produced by PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, Medan. The study was designed into Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 4 replications; K1: 10 birds/m2, K2: 12 birds/m2, K3: 14 birds/m2 and K4: 16 birds/m2.Data was analyzed by Analysis of Variance (ANOVA), a significant difference, would be analyzed with the Duncan Multiple Range Test. Measured variables were, body weight, feed consumption, feed conversion, mortality, and carcass percentage. The results indicated that different density of cage has no significant effect on final body weight, body weight gain, feed intake, feed conversion and carcass percentage of male layer chickens. Density of cage did not influence to mortality rate of male . In conclusion, density of cage of 10, 12, 14, and 16 birds/m2 did not affect performance and carcass percentage of male chicken layers.