Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Simulasi Dan Analisis Mekanisme Rts/cts Pada Mobile Wireless Network Gilang Perdana Putra; Iman Hedi Santoso; Rendy Munadi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Salah satu tuntutan yang harus ada pada IEEE 802.11 adalah kemampuan untuk mengatasi masalah hidden node pada wireless local area network. Pada IEEE 802.11 masalah hidden node ditangani pada sublayer MAC. Masalah-masalah yang muncul akibat hidden node tersebut menyebabkan collision yang turut mempengaruhi parameter QoS secara signifikan. IEEE 802.11 memanfaatkan mekanisme RTS/CTS yang digunakan untuk mengatasi masalah hidden node yang sering terjadi pada mobile wireless network. Dimana mekanisme tersebut akan mengurangi terjadinya collision pada beberapa kasus. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis pada mekanisme RTS/CTS yang terdapat pada IEEE 802.11. Parameter-parameter yang diuji dan dianalisis pada tugas akhir ini adalah throughput, delay dan retransmission attempts. Simulator yang digunakan pada tugas akhir ini adalah OPNET Modeler 14.5 Educational Version yang digunakan untuk mensimulasikan dan menganalisa performansi pada mekanisme RTS/CTS tersebut. Pada proses simulasi digunakan berbagai skenario yang meliputi ada atau tidaknya hidden node, dipakai atau tidaknya mekanisme RTS/CTS dan mobilitas node. Dengan menggunakan skenario tersebut didapatkan hasil bahwa RTS threshold sebesar 256 Bytes memberikan performansi terbaik pada skenario hidden node sementara RTS threshold sebesar 1024 Bytes memberikan performansi terbaik pada skenario no hidden node. Kata kunci : IEEE 802.11, RTS/CTS, OPNET Modeler 14.5, Mobile Wireless Network.
Implementasi Sensor Wireless Sebagai Monitoring Serta Pendeteksi Indikator Kebakaran Hutan Dion Saputra Parulian Sirait; Denny Darlis; Iman Hedi Santoso
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya kebakaran hutan yang sering terjadi berada pada daerah lahan gambut. Terjadinya kebakaran hutan tentu mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan. Kerugian yang terjadi akibat kebakaran hutan tentu sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar baik itu dalam segi finansial maupun kesehatan. Kebakaran hutan yang terjadi seringkali baru diketahui setelah api yang membakar lahan atau kebun sudah menjalar luas atau sudah membakar habis serta menyisakan asap yang tebal. Hal ini tentu berakibat kerugian ekonomi bagi warga yang lahannya terbakar, maupun berdampak buruk bagi kesehatan warga yang menghirup asap sisa kebakaran hutan tersebut. Oleh karena itu, solusi yang didapat ialah menggunakan sensor wireless sebagai monitoring serta pendeteksi kebakaran sebagai pencegahan dini terhadap indikasi kebakaran hutan. Dengan menggunakan sensor wireless dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dibanding dengan menggunakan sensor wired sehingga lebih efisien terhadap luasnya hutan yang akan dijangkau oleh sensor tersebut. Dengan menggunakan sistem Wireless Sensor Network (WSN) untuk mengatasi permasalahan luasnya hutan sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan data dari perubahan sensor-sensor yang diakibatkan oleh kebakaran dari titik-titik tertentu. Dari sensor, data yang didapat akan diteruskan ke mikrokontroler, kemudian mengirimkan data tersebut melalui jaringan berbasis web ke PC user. Penggunaan sistem node sensor ini dapat digunakan selama kurang lebih empat jam dengan keakurasian tinggi dimana error sensor suhu hanya sebesar 0,5ÌŠC. Maksimum jarak pengiriman data sensor node dengan node gateway ialah sejauh tujuh meter. Pada penggunaan sensor dibutuhkan waktu selama sembilan menit untuk sensor dapat stabil mendeteksi setelah saat pertama kali diaktifkan. Kata kunci: kebakaran hutan, monitoring, Wireless Sensor Network (WSN)
Sistem Pemantauan Ketinggian Sampah Berbasis Iot Dengan Penunjuk Gps Aqila Safira Hasnul; Rendy Munadi; Iman Hedi Santoso
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah volume sampah yang dihasilkan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pada tahun 2017 jumlah sampah yang dihasilkan secara nasional adalah 65.200.000 ton sampah, di tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 66.500.000 ton sampah. Penumpukan sampah setiap tahunnya mengalami pertambahan seiring penambahan penduduk, sehingga penumpukan sampah semakin cepat terjadi dan kegiatan pengambilan sampah yang masih dilakukan secara manual dapat menyulitkan pertugas kerbersihan. Berdasarkan kondisi tersebut, pada penelitian ini dibuat alat pengukur ketinggian sampah yang nantinya akan memudahkan petugas kebersihan sampah untuk dapat melakukan pengecekan kondisi ketinggian sampah melalui WhatsApp secara daring. IoT untuk mendapatkan informasi NodeMCU sebagai microcontroller, sensor ultrasonik untuk mengetahui ketinggian sampah dan Modul GPS Ublox Neo 6mv2 untuk mengetahui nilai titik lokasi longitude dan latitude. Tempat sampah berbasis IoT mampu untuk meningkatkan kinerja petugas kebersihan sampah dan sehingga lebih efisien. Alat ini menggunakan WhatsApp untuk menyampaikan infomasi. Dari hasil pengujian alat, diketahui bahwa alat telah bekerja dengan baik. Alat pengukur ketinggian sampah dapat dikatakan berhasil setelah dilakukan pengujian fungsionalitas, usability, akurasi alat, jarak jangkauan alat dan pengujian Quality of Service (QoS) berupa delay dan throughput. Hasil dari pengujian delay memiliki nilai rata-rata 8,609 ms dan pengujian throughput memiliki nilai ratarata 13.809 bps. Kata Kunci: Internet of Things , WhatsApp, NodeMCU, GPS, sensor ultrasonik
Rancang Bangun Alat Penyiraman Otomatis Berbasis Internet Of Things Dengan Notifikasi Whatsapp M. Dwiki Fadhilah; Iman Hedi Santoso; Sri Astuti
eProceedings of Engineering Vol 8, No 6 (2021): Desember 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Petani di Indonesia sangat mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air ditanaman. Kekurangan air mempengaruhi tumbuh kembang tanaman, sehingga keberhasilan panen sangat dipengaruhi oleh seberapa cukup tanaman mendapat asupan air dari tanah. Penyiraman otomatis tanaman berdasarkan kelembapan tanah dengan notifikasi Whatsapp dapat menerima notifikasi berupa pesan berbasis mikrokontroler adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk memantau tanaman tetap tercukupi kebutuhan air-nya. Sehingga pemilik tanaman hanya perlu memantau perkembangan tanaman tanpa harus terjun ke perkebunan. Sistem ini menggunakan ESP32 sebagai mikrokontroler dan menggunakan sensor Soil Moisture YL-69 dan sensor suhu DHT11 untuk mengukur kelembapan tanah maka hasil pengukuran kelembapan tanah yang diperoleh akan dikirim ke smartphone pemilik dalam bentuk notifikasi Whatsapp. Keypad untuk mengganti tingkat kelembapan yang diinginkan dan dapat menyesuaikan dengan semua tanaman. Ketika sensor mendeteksi tanah sedang kering, ESP32 akan memerintahkan Relay menghidupkan pompa air dan menyiram tanaman. Hasil pengujian sistem penyiraman otomatis dapat berfungsi dengan baik. Secara keseluruhan kinerja sistem penyiraman otomatis ini sesuai dengan rancangan yaitu berhasil mendapatkan informasi kelembapan tanah dari aplikasi Whatsapp. Dari pengujian dan analisis QoS didapatkan nilai QoS terbaik saat free hours dini hari dengan Delay terkecil sebesar 1,895 second, Throughput terbesar yaitu 2241,7667 bps, nilai packetloss terendah yaitu 0%. Kata Kunci : ESP32, Keypad, Whatsapp Abstract Farmers in Indonesia rely heavily on rainwater to meet their water needs. Lack of water affects the growth and development of plants, so that the success of the harvest is greatly influenced by how well the plants get enough water intake from the soil. Automatic watering of plants based on soil moisture with Whatsapp notifications can receive notifications in the form of microcontrollerbased messages is one way that can be used to monitor plants that their water needs are met. So that the plant owner only needs to monitor the development of the plant without having to go into the plantation. This system uses ESP32 as a microcontroller and uses a YL-69 Soil Moisture sensor and a DHT11 temperature sensor to measure soil moisture, the results of the soil moisture measurement obtained will be sent to the owner's smartphone in the form of a Whatsapp notification. Keypad to change the desired humidity level and can adapt to all plants. When the sensor detects that the soil is dry, the ESP32 will instruct the relay to turn on the water pump and water the plants. The test results of the automatic watering system can function properly. Overall, the performance of this automatic watering system is in accordance with the design, namely successfully obtaining soil moisture information from the Whatsapp application. From testing and QoS analysis, the best QoS value was obtained during free hours in the early hours of the morning with the smallest delay of 1.895 seconds, the largest throughput of 2241.7667 bps, and the lowest packetloss value of 0%. Keywords : ESP32, Keypad, Whatsapp
Sistem Monitoring Kwh Meter Dengan Media Komunikasi Instant Messaging Whatsapp Berbasis Internet Of Things Ruly Naufaldi Kurniawan; Rendy Munadi; Iman Hedi Santoso
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi listrik memiliki manfaat yang besar dalam menopang kehidupan manusia saat ini. Tak hanya sebagai peran penting dimalam hari, kehadiran listrik juga mampu membawa perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Penggunaan energi listrik diukur melalui meter KWh. Untuk mempermudah mengetahui penggunaan energi listrik maka dibuat sistem monitoring KWh meter berbasis internet of things (Iot) untuk memudahkan mengetahui nilai KWh. Dari hasil pengujian Sistem monitoring KWh meter dapat berfungsi dengan baik. Serta user berhasil mendapatkan informasi nilai tegangan, daya, arus, dan energi listrtik dari aplikasi Whatsapp messenger. Dari pengujian dan analisis nilai hasil pengukuran sensor PZEM-004T memilika nilai yang mendekati dari hasil pengukuran multimeter. Pada pengujian Quality of Service (QoS) didapat Delay terbesar yaitu mencapai 1,32 s pada waktu siang hari. Throughput terbesar yaitu mencapai 79,2 bps pada waktu malam hari. Nilai Reliability 98,59% dan Avaliability 98,61% dari scenario yang telah di tentukan. Kata Kunci : KWh meter, Whatsapp, Quality of service
Perancangan Dan Implementasi Alat Pendeteksi Kebisingan Kendaraan Bermotor Berbasis Internet Of Things Dengan Menggunakan Sensor KY-037 Dan Sensor MAX4466 Banyu Sismala Dewa; Iman Hedi Santoso; Fardan Fardan
eProceedings of Engineering Vol 9, No 6 (2022): Desember 2022
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Indonesia adalah negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup pesat dan berpengaruh terhadap kepadatan lalu lintas. Banyak ditemukan pengguna knalpot bising yang mengganggu berbagai sektor. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibuat alat yang mampu mendeteksi para pelanggar. Alat ini juga dibuat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dengan memanfaatkan teknologi IoT. Ada dua sensor yang digunakan yaitu KY – 037 dan MAX4466 untuk menangkap sumber suara. Adapun komponen lainnya yaitu LCD, Arduino Nano dan ESP32 – CAM sebagai pengendali. Alat ini pun diharapkan dapat membantu Dishub untuk mengawasi pengendara bermotor. Penelitian dimulai dengan tahap perancangan sistem yang dilanjutkan dengan uji coba alat. Sensor suara MAX4466 memiliki nilai lebih baik dibandingkan dengan KY – 037, ini menunjukan kualitas sensor berpengaruh pada ketepatan hasil. Pada pengujian performa alat didapat hasil yang baik karena seluruh komponen dapat terhubung satu sama lain. Pada pengukuran QoS untuk mengirim data dari alat menuju ke database, didapat nilai rata – rata throughput sebesar 19.500 bps atau 19,5 Kbps lalu nilai rata – rata delay sebesar 212,465 ms atau 0,2125 second dan nilai rata – rata packet loss sebesar 0%. Dari beberapa pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa alat pendeteksi kebisingan ini dapat bekerja dengan baik sesuai rancangan awal dan pengiriman data menuju firebase berhasil. Kata Kunci — suara, kebisingan suara, IoT, KY-037, MAX4466, arduino nano, ESP32 – CAM.
Klasifikasi Data Deteksi Jatuh Menggunakan Machine Learning Dengan Algoritma Adaptive Boosting (adaboost) Reza Rabbani; Ida Wahidah; Iman Hedi Santoso
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jatuh merupakan kecelakaan utama yang sering terjadi pada lanjut usia. Faktor penyebab terjadinya jatuh terdiri dari faktor intrinsik yang berhubungan dengan kondisi kesehatan dan faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan kondisi lingkungan. Pada penelitian ini akan dilakukan klasifikasi yang terdiri dari 8 indikasi yaitu berdiri normal, duduk normal, tidur normal, naik tangga, turun tangga, jatuh kedepan, jatuh kebelakang dan jatuh kesamping. Mikrokontroler berupa Arduino serta sensor MPU-6050 sebagai accelerometer. Data yang didapat diklasifikasikan menggunakan Orange Data Mining. Metode klasifikasi yang digunakan yaitu Algoritma Adaptive Boosting (AdaBoost). AdaBoost merupakan metode boosting yang mampu menyeimbangkan kelas dengan memberikan bobot pada tingkat error klasifikasi. Data diklasifikasi pada 5 kondisi perbandingan rasio antara data training dan data testing yaitu 10%:90%, 20%:80%, 30%:70%, 40%:60% dan 50%:50%. Hasil klasifikasi berupa analisis performansi yang akan dibandingkan dengan 2 algoritma ensemble method berbasis metode tree lainnya yaitu Random Forest (RF) dan Gradient Boosting (GB). Hasil analisis perbandingan menggunakan AdaBoost didapatkan akurasi terbaik sebesar 100% pada rasio 50%:50%. Hasil perbandingan 3 klasifikasi antara AdaBoost, RF dan GB didapatkan hasil Adaboost sebagai model yang terbaik dengan nilai akurasi tertinggi di 4 rasio yaitu 97,5% pada rasio 20%:80%, 98,7% pada rasio 30%:70%, 99,3% pada rasio 40%:60% dan 100% pada rasio 50%:50%. Kata kunci : Deteksi jatuh, MPU-6050, Klasifikasi, Machine Learning, Orange Data Mining, AdaBoost.
Perancangan Sistem Penyiraman Vertical Garden Berbasis IoT dengan Telegram Sebagai Controlling dan Monitoring Deka Juliansyah Putra; Iman Hedi Santoso; Ishak Ginting
eProceedings of Engineering Vol 9, No 6 (2022): Desember 2022
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam era perkembangan teknologi yang semakin maju ini, teknologi IoT juga semakin berkembang. Sistem IoT smart garden yang penulis rancang ini, dibuat dengan komponen seperti NodeMCU ESP32 sebagai mikrokontrollernya, relay digunakan sebagai switch untuk mematikan dan menyalakan pompa air, soil moisture sensor untuk membaca kelembaban tanah dari tanaman, pompa air untuk melakukan penyiraman dan pemupukan, serta LCD sebagai alat untuk mengawasi nilai sensor secara langsung. Hasil pengujian yang didapatkan dari nilai sensor kelembaban tanah selama 14 hari yang didapatkan rata-rata masing-masing sebesar 42.3% untuk sensor, 41.9% sensor 2, 42.3% sensor 3, dan 43.1% untuk sensor 4. Pengujian terhadap nilai respond time telegram dilakukan dalam 4 jarak tertentu, menghasilkan nilai delay sebesar 3,24 detik untuk jarak 1 meter, 6.79 detik untuk jarak 5 meter, 8.69 detik untuk jarak 10 meter, dan 12.92 detik untuk 15 meter. Pengukuran parameter QoS menggunakan wireshark memakai throughput dan packet loss sebagai parameternya. Nilai yang didapatkan dari dua parameter itu berindeks 4. Kata Kunci : IoT, Smart Garden, Vertical Garden, NodeMCU, Telegram, QoS.
Analisis Perbandingan Kinerja Sensor Jarak HC-SR04 dan GP2Y0A21YK Dengan Menggunakan Thingspeak dan Wireshark Iman Hedi Santoso; Arif Indra Irawan
Jurnal Rekayasa Elektrika Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2783.25 KB) | DOI: 10.17529/jre.v18i1.23359

Abstract

Until now, Internet of Things (IoT) is a very interesting topic to research. This is due to the wide role that IoT can play in human life. This study aims to compare the performance of two sensors in an IoT-based distance detection system with the focus of the parameters being tested: sensor readings, Qos of data transmission, and power requirements. The two sensors that are the subject of comparison are HC-SR04 and GP2YA21YK. As an analytical tool, this research uses two tools, namely Thingspeak and Wireshak. The performance test results show that in terms of accuracy in determining distance, the HC-SR04 has a much better performance than the GP2YA21YK. On HC SR04, the average reading error is 0.82 cm, while on GP2YA21YK it is 14.40 cm. Meanwhile, in terms of QoS parameters, the two sensor systems show almost commensurate performance, the packet loss is both 0%, the throughput value is 37.01 kbps on HC-SR04 and 38.12 kbps on GP2YA21YK. As for the delay, the HC-SR04 sensor gives a value of 33.55 ms, and on GP2YA21YK it is 26.1 ms. Furthermore, based on power requirements, sensor systems using the HC-SR04 consume 14.36% less power than the system that use GP2YA21YK. By referring to the results of measurements and visualizations using Wireshark and Thingspeak, it can be concluded that the distance detection system using the HC-SR04 sensor is better than the system with the GP2YA21YK.
Analisis Perbandingan Kinerja Sensor Jarak HC-SR04 dan GP2Y0A21YK Dengan Menggunakan Thingspeak dan Wireshark Iman Hedi Santoso; Arif Indra Irawan
Jurnal Rekayasa Elektrika Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17529/jre.v18i1.23359

Abstract

Until now, Internet of Things (IoT) is a very interesting topic to research. This is due to the wide role that IoT can play in human life. This study aims to compare the performance of two sensors in an IoT-based distance detection system with the focus of the parameters being tested: sensor readings, Qos of data transmission, and power requirements. The two sensors that are the subject of comparison are HC-SR04 and GP2YA21YK. As an analytical tool, this research uses two tools, namely Thingspeak and Wireshak. The performance test results show that in terms of accuracy in determining distance, the HC-SR04 has a much better performance than the GP2YA21YK. On HC SR04, the average reading error is 0.82 cm, while on GP2YA21YK it is 14.40 cm. Meanwhile, in terms of QoS parameters, the two sensor systems show almost commensurate performance, the packet loss is both 0%, the throughput value is 37.01 kbps on HC-SR04 and 38.12 kbps on GP2YA21YK. As for the delay, the HC-SR04 sensor gives a value of 33.55 ms, and on GP2YA21YK it is 26.1 ms. Furthermore, based on power requirements, sensor systems using the HC-SR04 consume 14.36% less power than the system that use GP2YA21YK. By referring to the results of measurements and visualizations using Wireshark and Thingspeak, it can be concluded that the distance detection system using the HC-SR04 sensor is better than the system with the GP2YA21YK.