Claim Missing Document
Check
Articles

Non-Destruktive Test Menggunakan NIRS dengan Metode Partial Least Square untuk Bubuk Biji Kakao (dengan Pretreatment Baseline Shift dan Derivatif-2) Desi Nanda Sari; Zulfahrizal Zulfahrizal; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 1, No 1 (2016): November 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.339 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v1i1.1116

Abstract

Abstrak.Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) telah menjadi salah satu metode non-destruktif yang paling menjanjikan dan dapat digunakan untuk analisis dalam berbagai bidang, termasuk dibidang pertanian. Kandungan kadar lemak pada biji kakao merupakan komponen termahal dari biji kakao. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membandingkan  data spektrum antar pretreatment baseline shift dan derivatif-2 dalam mengkoreksi spektrum NIRS yang dihasilkan serta mengembangkan metode non-destruktive NIRS dalam menduga kandungan lemak pada bubuk biji kakao. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Instrumentasi dan Energi Program Studi Teknik Pertanian pada bulan Maret sampai Mei 2016. Penelitian menggunakan Baseline Shift dan Derivatif-2 sebagai metode koreksi spektrum dan Partial least Square (PLS) sebagai metode pengolah spektrum. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa metode NIRS menggunakan preatreatment baseline shift dan derivatif-2 pada panjang gelombang 2300-2400 nm merupakan panjang gelombang yang relevan untuk menduga kadar lemak pada bubuk biji kakao. Pendugaan PLS yang didukung pretreatment telah menghasilkan pendugaan yang tergolong good model performance. Pada pendugaan kadar lemak yang sangat baik dalam meningkatkan kinerja PLS pada validasi silang adalah baseline shift. Kata kunci :Biji kakao, NIRS, Kadar lemak, Metode Nondestruktif Abstract. Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) has become one of the non-destructive method which is the most engagement and can be used to analyze in a variety sectors, including  the agriculture sector. The content of  the fat content in cocoa beans is one of the most important component  than others. The aim of this research was to compare the spectral data between baseline shift and 2nd derivative method in correcting the NIRS spectrum produced and to deloved non-destructive NIRS method in predicting the fat content of cocoa powder.  This research is conducted in the Laboratory Instrumentation and Energy of Agriculture Department from March until May 2016. The research uses Baseline Shift and 2nd Derivatives as a method of correction spectrum and Partial least square (PLS) as a regression method.  The results of research showed that the NIRS method uses pretreatment baseline shift and 2nd derivative on the wavelength of 2300-2400 nm is a wavelength that is relevant to estimate fat levels in  cocoa beans powder.  The estimation of PLS that is supported pretreatment has been resulted the estimation that is included a good performance models.  In the estimation of fat content is the best in improving PLS performance on cross-validation is a baseline shift. Keywords: Cocoa beans, NIRS, levels of fat, non-destructive method
Prediksi Kadar Total Padatan Terlarut (TPT) dan Vitamin C Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L) Menggunakan Near Infrared Spectroscopy (NIRS) dengan Metode Partial Least Square (PLS) Salman Rivaldi; Yuswar Yunus; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.166 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i2.10916

Abstract

Abstrak. Total padatan terlarut (TPT) dan vitamin C merupakan suatu komponen penting dalam mangga. Total padatan terlarut (TPT) merupakan total unsur atau elemen mineral yang terlarut didalam suatu larutan. TPT disebut juga dengan kadar gula total, karena  kualitas rasa  manis dari buah diukur dengan pengukuran kadar gula. Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen. Pengukuran TPT dapat dilakukan menggunakan alat refraktometer, sedangkan vitamin C diukur menggunakan metode titrasi, serta dengan penggunaan gelombang elektromagnetik seperti NIRS. Penelitian ini bertujuan menguji dan mengevaluasi teknologi NIRS sebagai metode cepat dan tepat dalam memprediksi kandungan TPT dan vitamin C pada mangga dengan metode Partial Least Squares (PLS) serta menentukan metode koreksi spektrum yang terbaik dan akurat untuk memprediksi TPT dan vitamin C pada mangga dengan menggunakan pre-treatment Baseline Correction, dan Multiplicative Scatter Correction (MSC). Penelitian ini menggunakan buah mangga jenis Arumanis, yang berjumlah 30 sampel. Prediksi TPT dan vitamin C dengan NIRS menggunakan alat FT-IR IPTEK T-1516. Pengolahan data menggunakan Unscramble software® X version 10.5. Hasil penelitian menunjukkan prediksi TPT pada mangga dengan metode Partial Least Squares (PLS) menghasilkan sufficient performance dengan nilai RPD yang didapat yaitu 1,29 dan metode koreksi terbaik pada pendugaan TPT ialah Baseline Correction dengan nilai RPD 1,53, r sebesar 0,4783 , R2 sebesar 0,5600 dan RMSEC sebesar 2,9048. Sedangkan hasil prediksi vitamin C pada mangga menghasilkan good model performance dengan nilai RPD yang didapat yaitu 2,18 dan metode koreksi terbaik pada pendugaan vitamin C ialah MSC dengan nilai RPD 2,36, r sebesar 0,9026, R2 sebesar 0,8147 dan RMSEC sebesar 4,4067.Prediction of Soluble Solids Content (SSC) and Vitamin C on Mangoes (Mangifera Indica L) Using Near Infrared Spectroscopy (NIRS) with Partial Least Square (PLS) MethodAbstract. Soluble solids content (SSC) and vitamin C are important components in mangoes. Soluble solids content (SSC) is the total element or mineral element dissolved in a solution. SSC is also called total sugar content, because the quality of the sweet taste of the fruit is measured by measuring the total sugar. Vitamin C is a water-soluble vitamin and essential for collagen biosynthesis. Measurement of SSC can be done using a refractometer, while vitamin C is measured using the titration method, and by the use of electromagnetic waves such as NIRS. This study aims to test and evaluate NIRS technology as a fast and appropriate method in predicting the content of SSC and vitamin C in mangoes using the Partial Least Squares (PLS) method and determining the best and accurate spectrum correction method to predict SSC and vitamin C in mango by using pre-treatment Baseline Correction, and Multiplicative Scatter Correction (MSC). This study used Arumanis mangoes, which amounted to 30 samples. Prediction of TPT and vitamin C with NIRS using FT-IR tool of Science and Technology T-1516. Processing data using the Unscramble software® X version 10.5. The results showed that the prediction of SSC on mangoes using the Partial Least Squares (PLS) method resulted in sufficient performance with the obtained RPD value is 1,29 and the best correction method in estimating SSC is Baseline Correction with a value of RPD is 1,53, r is 0,4783, R2 is 0,5600 and RMSEC is 2,9048. While the prediction results of vitamin C on mangoes obtain a good performance model with the value of RPD obtained is 2,18 and the best correction method for estimating vitamin C is MSC with a value of RPD is 2,36, r is 0,9026, R2 is 0,8147 and RMSEC is 4,4067.
Komparasi Metode Koreksi Spektrum NIRS (De-Trending dan Derivatif ke-2) untuk Penentuan Kadar Air Bubuk Biji kakao Masdar Masdar; Agus Arip Munawar; Zulfahrizal Zulfahrizal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 1, No 1 (2016): November 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.428 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v1i1.1188

Abstract

Rendahnya pengawasan mutu kakao menyebabkan harga jual di pasar dunia menurun akibat kurangnya pengawasan kadar air. Salah satu metode yang tepat dan cepat dalam penentuan kadar air adalah menggunakan atau Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS). Tujuan penelitian adalah melihat kemampuan NIRS dalam memprediksi kadar air bubuk biji kakao dengan menggunakan metode Partial Least Squares (PLS) serta membandingkan dua metode pretreatment De-trending dan Derivatif ke-2.Alat yang digunakan FT-IR IPTEK T-1516, dan pengolahan data dengan unscrambler software® X version 10. Hasil penelitian menunjukkan NIRS mampu menduga kadar air dalam jumlah 10 gram dengan selang kadar air 7.42 – 11.09 % menggunakan PLS secara non pretreatment maupun pretreatment. Panjang gelombang relevan dalam menduga kadar air bubuk biji kakao adalah  1400-1450 nm dan 1800-1950 nm. Peningkatkan kinerja PLS yang paling bagus menggunakan pretreatment derivative ke-2.Abstract The lowest quality of cocoa supervision cause the selling price descrease due to the lack of supervision on the water content. One of the exact method in determining the water content is Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS). The purpose of this study is to know the capability of NIRS in order to predict the water content of cocoa by using Partial Least Squares (PLS) method then compared the two pretreatment methods namely De-trending and second Derivative. The instrument used was FT-IR IPTEK T-1516, and the spectra data were analyzed by using unscrambler software® X version 10. The results showed that NIRS can be used to predict the water content in amount 10 grams in a range of water content 7:42 to 11:09% by using PLS non pretreatment and vice versa. The relevantwavelengthsused to predict water content of cocoa powder ware1400-1450 nm and 1800-1950 nm. The optimum best pretreatment method was found to be second Derivative.
Prediksi Kadar Air dan Kafein Biji Kopi Hijau Menggunakan Near Infrared Spectroscopy Murtahar Murtahar; Ratna Ratna; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1435.477 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i4.12635

Abstract

Abstrak. Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu hasil komoditi unggulan perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan sangat potensial diantara tanaman perkebunan lainnya di Indonesia. Menjadikan Indonesia sebagai eksportir kopi terbesar keempat di dunia yang diharuskan untuk menjaga kualitasnya. Untuk menjaga kualitas green bean kopi perlu diperhatikan beberapa karakteristik bahan diantaranya adalah kadar air dan kafein. Penentuan kadar air dan kafein green bean kopi dapat dilakukan dengan menggunakan NIRS (Near Infrared Spectroscopy) yang bersifat Non Destruktif Test (NDT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan Partial Least Square (PLS) dan Principle Component Regression (PCR) dalam menduga kadar air dan kafein dengan membandingkan data hasil uji laboratorium. Penelitian ini menggunakan data akuisisi spektrum green bean kopi lokal yang berjumlah 20 sampel serta data uji laboratorium kadar air dan kafein (Adnan,2013). Dengan analisa data spektrum menggunakan De-trending, Extended Multiplicative Scatter Correction (EMSC), dan Kombinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan panjang gelombang kadar air berkisar 1400-1415 nm dan 1881-1910 nm serta panjang gelombang kafein berkisar 1920-1947 nm. EMSC sebagai pretreatmentterbaik dalam prediksi kadar air dan kafein.Prediction Moisture Content and Cafein Green Coffee Bean Using Near Infrared SpectroscopyAbstract. Coffee (Coffea sp) is one of the main commodities of plantation which has high economic value and is very potential among other plantation crops in Indonesia. Making Indonesia the fourth largest coffee exporter in the world that is required to maintain its quality. To maintain the quality of green beans, coffee needs to be considered some of the characteristics of the material including water content and caffeine. Determination of water content and caffeine of green bean can be using NIRS ( Near Infrared Spectroscopy) which is Non Destructive Test (NDT). The purpose of this study was to apply Partial Least Square (PLS) and the Principle Component Regression (PCR) in estimating water and caffeine content by comparing laboratory test data. This study used data acquisition of the green bean spectrum of the local totaling 20 samples and test data laboratory water content and caffeine (Adnan,2013). With spectrum data analysis using De-trending, Extended Multiplicative Scatter Correction (EMSC), and Combination. The results of this studiy incate wavelengths of water content ranging from 1440-1450 nm and 1881-1919 nm and caffeine ranging from 1920-1947 nm. EMSC is the best pretreatment in predicting water and caffeine levels. 
Kajian Pengeringan Porang ( Amorphophallus Oncophyllus) berdasarkan Variasi Ketebalan Lapisan Menggunakan Tray Drayer Muhammad Zikri Pratama; Raida Agustina; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1311.58 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i1.13762

Abstract

Abstrak.Indonesia mempunyai berbagai jenis serealia dan umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat. Salah satu umbi-umbian yang cukup potensial dikembangkan di Indonesia adalah porang. Tanaman porang mulai dibudidayakan secara komersial dan dimanfaatkan baik untuk industri pangan maupun non pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu tepung porang berdasarkan perlakuan variasi ketebalan irisan porang  pada proses pengeringan dengan menggunakan Tray Dryer. Penelitian ini menggunakan Porang varietas Amorphophallus oncophyllusdengan pengeringan menggunakan suhu 50oC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Semakin tebal irisan porang maka durasi pengeringan akan semakin lama. Rata-rata lama pengeringan pada ketebalan irisan 1 mm adalah 260 menit, ketebalan irisan 2 mm  selama 290 menit dan ketebalan irisan 3 mm selama 330 menit. Rerata kelembaban relatif ruang pengering saat proses pengeringan irisan porang 1 mm adalah 57,12%, irisan porang 2 mm sebesar 57,78%, dan irisan porang 3 mm sebesar 58,10%. Kadar air tepung porang yang dikeringkan dengan ketebalan irisan 2 mm lebih tinggi  yaitu 10,39% dari pada kadar air tepung porang yang dikeringkan ketebalan irisan 1 mm dan 3 mm. Rendemen tepung porang tertinggi terdapat pada ketebalan irisan 2 mm sebesar 8,83% dan rendemen tepung porang pada ketebalan irisan 1 mm dan ketebalan irisan 3 mm bernilai sama yaitu sebesar 8,67%. Tingkat kecerahan tepung porang tertinggi terdapat pada variasi ketebalan irisan 1 mm, tingkat nilai L yang diperoleh sebesar 79,67. Berdasarkan uji organoleptic hedonik terhadap warna dan aroma tepung porang, penilaian rata-rata aroma tepung porang dari ketiga perlakuan menunjukkan nilai 3 (netral) diakibatkan karena masyarakat (panelis) masih belum terlalu mengenal tepung porang, sedangkan untuk penilaian skala warna tepung porang, panelis memberikan skor 4 (suka) untuk tepung porang pada ketebalan irisan 1 mm karena warna tepung lebih cerah (putih kekuningan). Study of Drying Porang (Amorphophallus oncophyllus) Based on the Variation of Layer Thickness Using a Tray Dryer Abstract. Indonesia has various types of cereals and tubers which are rich in carbohydrates. One of them is potential to be developed in Indonesia is porang. It began to be cultivated commercially and utilized both for food and non-food industries. This study aims to determine the quality of porang flour based on the variation of thickness treatment of porang slices in the drying process by using Tray Dryer. This research uses Porang Amorphophallus oncophyllus varieties by drying using a temperature of 50oC. The results indicated that the thicker the slices of porang, the drying duration will be longer. The average drying time at 1 mm slice thickness is 260 minutes, 2 mm for 290 minutes and 3 mm slice for 330 minutes respectively. The average relative humidity of the drying chamber during the drying process of 1 mm slices is 57.12%, 2 mm by 57.78%, and 3 mm by 58.10%. The water content of dried porang flour with a slice thickness of 2 mm is higher at 10.39% than the water content of dried porang flour which has sliced thickness of 1 mm and 3 mm. The highest yield of porang flour is at a thickness of 2 mm slices of 8.83% and the yield of porang flour at a slice thickness of 1 mm and the thickness of a slice of 3 mm has the same value of 8.67%. The highest brightness level of porang flour is found in the variation of slice thickness of 1 mm, the level of L value obtained was 79.67. Based on organoleptic hedonic tests on the color and aroma of porang flour, the average assessment of the aroma of porang flour from the three treatments showed a value of 3 (neutral) due to the community (panelists) were not yet familiar with porang flour, whereas for the assessment of the porang flour color scale, panelists gave score 4 (likes) for flour at a slice thickness of 1 mm because the color of the flour is brighter (yellowish white). 
Analisis Karakteristik Spektrum Tanah Berbasis Near Infrared Spectroscopy Najla Mumtazmi; Mustaqimah Mustaqimah; Ramayanty Bulan; Devianti Devianti; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.512 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i3.20707

Abstract

Tanah adalah media dan sumber daya alam terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman dapat tumbuh ketika tanah dengan kondisi baik, sehat dan subur. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakteristik sifat elektro-optik dari tanah berdasarkan spektrum near infrared agar menghasilkan informasi panjang gelombang relevan dengan nutrisi atau properties kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang panjang gelombang relevan untuk menggambarkan properties dan nutrisi tanah seperti ikatan O-H yang terdapat pada panjang gelombang 5250 – 5261 Cm-1, 5843 – 5854 Cm-1, C-H pada panjang gelombang 5696– 5715 Cm-1 , 7443 – 7509 Cm-1.Analysis of Soil Spectrum Characteristics Based on Near Infrared SpectroscopySoil is the most important medium and natural resource for plant growth and development. Plants can grow when the soil is in good, healthy and fertile conditions. The purpose of this study was to examine the characteristics of the electro-optical properties of the soil based on the near infrared spectrum in order to produce wavelength information relevant to the nutrient or chemical properties of the soil. The results showed that the wavelength range is relevant to describe soil properties and nutrients such as O-H bonds found at wavelength 5250 – 5261 Cm-1, 5843 – 5854 Cm-1, C-H at wavelength 5696 – 5715 Cm-1 , 7443 – 7509 Cm-1
Simulasi Pengendalian Kondisi Lingkungan Greenhouse Untuk Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan Visual Basic Fitria Nisak; Indera Sakti Nasution; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.247 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i2.19953

Abstract

Abstrak. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dimana sebagian besar tanahnya memiliki kesuburan yang sangat tinggi. Namun, seiring perkembangan terjadi penurunan penggunaan lahan pertanian dan perkebunan. Faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan lahan pertanian diantaranya adalah adanya pembangunan tempat tinggal, serta industri yang semakin meluas. Hal ini menyebabkan masyarakat mencari alternatif lain agar tetap bisa mempertahankan produksi pertanian dan perkebunannya contohnya rumah kaca atau greenhouse. Adanya rumah kaca ini dapat menciptakan kondisi lingkungan yang di inginkan sehingga pertumbuhan tanaman dapat di kontrol. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan sebuah program komputer yang didesain menggunakan program Visual basic untuk dapat memvisualisasikan kondisi lingkungan greenhouse untuk pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.) dengan kendali logika fuzzy. Prinsip kerja dari perangkat lunak (software) pengendali kondisi lingkungan greenhouse pada tanaman sawi ini adalah saat nilai suhu berada lebih 35,5oC maka program akan menyalakan sistem pendingin dan ketika nilai suhu berada dibawah 35,5oC sistem pendingin akan mati secara otomatis, ketika nilai kelembaban udara berada kurang dari 85,5% maka program akan menjalankan sprayer atas dan ketika nilai kelembaban udara lebih dari 84,5% maka program akan mematikan sprayer atas secara otomatis dan saat kelembaban tanah kurang dari 49,5% maka program akan otomatis menyalakan sprayer bawah dan akan mematikannya secara otomatis saat nilai kelembaban tanah bernilai lebih dari 49,5%. Statement if digunakan untuk mengendalikan program sesuai dengan perancangan simulasi. Hasil pengujian dari sampel percobaan berdasarkan kombinasi pengujian maka didapatkan software dapat berjalan dengan sangat baik dengan tingkat persentase keakuratan 100%.Greenhouse Environmental Condition Control Simulation for Mustard (Brassica juncea L.) Growth Based on Fuzzy Logic Using Visual BasicAbstract. Indonesia is a country with a tropical climate where most of the land has very high fertility. However, along with the development of the decline in the use of agricultural land and plantations. Factors that cause a decrease in the use of agricultural land include the construction of housing, as well as an increasingly widespread industry. This causes people to look for other alternatives in order to maintain their agricultural and plantation production, for example greenhouses or greenhouses. The existence of this greenhouse can create the desired environmental conditions so that plant growth can be controlled. The purpose of this study was to obtain a computer program designed using the Visual basic program to be able to visualize the greenhouse environmental conditions for the growth of mustard greens (Brassica juncea L.) with fuzzy logic control. The working principle of the software controlling greenhouse environmental conditions on this mustard plant is that when the temperature value is more than 35,5oC, the program will turn on the fan and when the temperature value is below 35,5oC the fan will turn off automatically when the humidity value is less than 80%. then the program will run the top sprayer and when the humidity value is more than 84,5% then the program will turn off the top sprayer automatically and when the soil moisture is less than 49,5% then the program will automatically turn on the bottom sprayer and will turn it off automatically when the soil moisture content value is more than 49,5%. The if statement is used to control the program according to the simulation design. The test results from the experimental sample based on a combination of tests, it is obtained that the software can run very well with a percentage level of 100% accuracy.
Memperhitungkan Laju Infiltrasi Model Green-Ampt Menggunakan Aplikasi Pemrograman Visual Basic Yesi Ardiani; Devianti Devianti; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.482 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18147

Abstract

Abstrak. Infiltrasi merupakan salah satu informasi penting dari keadaan suatu lahan. Laju infiltrasi merupakan kecepatan air yang masuk kedalam tanah persatuan waktu dan apabila laju infiltrasi telah mencapai maksimum maka ini yang dinamakan dengan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi perlu diukur untuk mengetahui kadar air bawah tanah (perkolasi). Perhitungan laju infiltrasi secara pengukuran dan menggunakan model Green-Ampt dilakukan untuk mengetahui laju infiltrasi yang ada pada suatu lahan, serta membangun bahasa pemograman visual basic untuk memperkirakan laju infiltrasi. Perhitungan laju infiltrasi pengukuran ini menggunakan alat rainfall simulator sebagai simulasi hujan buatan. Sampel tanah pada rainfall simulator diambil dari lahan Perkebunan Kurma Barbate denga kemiringan lereng 25% yang diambil secara tidak terganggu dan diletakkan kedalam plot penelitian. Pengukuran infiltrasi dilakukan per kejadian pemberian hujan dengan rainfall simulator dengan menghitung terlebih dahulu air yang tetampung pada gelas ukur untuk mengetahui intensitas hujannya dan mengukur tinggi air akhir pada reservoir untuk mengetahui laju infiltrasi pengukuran.  Hasil penelitian menunjukkan model Green-Ampt dapat memperkirakan laju infiltrasi pada kondisi intensitas dan kadar air tanah yang berbeda dengan  nilai  laju infiltrasi,waktu terjadinya ponding, limpasan, dan akumulasi infiltrasi yang berbeda-beda pula.Tingkat perbedaan akurasi MAPE, RMSE dan Bias pada laju infiltrasi pengukuran dengan perhitungan model Green-Ampt pada tekstur tekstur tanah pasir, lempung berpasir, pasir berlempung, lempung dan liat dengan kadar air 10%, 20%, 25%, 28,26%, dan 35% yang mendekati nilai aktual untuk MAPE adalah pada tekstur tanah pasir dengan kadar air 10%, 20%, 25% dan 35% sebesar 4,65, 2,66, 6,33 dan 13,73 (layak), Bias adalah pada tekstur tanah pasir dengan kadar air 10% sebesar 10,17 , dan RMSE adalah pada tekstur tanah pasir dengan kadar air 20% sebesar 18,28. Nilai Bias dan RMSE 1 dikarenakan hasil dari suatu model Green-Ampt memiliki nilai yang jauh dari nilai pengukurannya.Kata kunci: Infiltrasi, Model Green-Ampt, Rainfall SimulatorAbstract. Infiltration is one of the important information of the state of a land. The infiltration rate is the speed of water entering the soil per unit time and when the infiltration rate has reached its maximum, it is called the infiltration capacity. Infiltration needs to be measured to determine the groundwater content (percolation). Calculation of the infiltration rate by measurement and using the Green-Ampt model is carried out to determine the rate of infiltration that exists in a land, and build a visual basic programming language to estimate the rate of infiltration. The calculation of the infiltration rate of this measurement uses a rainfall simulator as a simulation of artificial rain. Soil samples in the rainfall simulator were taken from the Barbate Dates Plantation with a slope of 25% which was taken undisturbed and placed into the research plot. Infiltration measurements are carried out per rain event with a rainfall simulator by first calculating the water stored in the measuring cup to determine the intensity of the rain and measuring the final water level in the reservoir to determine the measurement infiltration rate. The results show that the Green-Ampt model can estimate the infiltration rate under conditions of different intensity and soil water content with different values of infiltration rate, time of ponding, runoff, and accumulation of infiltration. The different levels of accuracy of MAPE, RMSE and Bias at rates infiltration measurement using the Green-Ampt model calculation on the texture of the soil texture of sand, sandy loam, loamy sand, clay and clay with moisture content of 10%, 20%, 25%, 28.26%, and 35% which is close to the actual value for MAPE is on sandy soil texture with moisture content of 10%, 20%, 25% and 35% of 4.65, 2.66, 6.33 and 13.73 (adequate), the bias is on sandy soil texture with 10% water content of 10.17 , and RMSE is on sandy soil texture with 20% moisture content of 18.28. Bias and RMSE values 1 because the results of a Green-Ampt model have values that are far from the measurement value.Keywords: Infiltration, Green-Ampt Model, Rainfall Simulator  
Pembuatan Edible Film Berbasis Pati Jagung dengan Menggunkan Variasi Gliserol Sebagai Plasticizer Hayati Zahra; Ratna Ratna; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.697 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i1.13706

Abstract

Abstrak. Edible film adalah lapisan tipis bening yang dapat dikonsumsi dibuat dari pati jagung bertujuan untuk membuat kemasan yang ramah lingkungan dengan menggunakan produk pertanian. Dilakukan beberapa pengujian seperti ketebalan, laju transmisi uap air, kuat tarik, dan elongasi. Bertujuan agar mengetahui kekuatan edible film yang dibuat. Hasil penelitian menunjukan edible film yang berbahan dasar pati jagung dengan variasi gliserol yang berbeda memili ketebalan yang berbeda di antara masing-masing variasi gliserol sendiri, gliserol berpengaruh sangat nyata terhadap ketebalan edible film, semakin banyak gliserol yang ditambahkan kedalam larutan maka semakin meningkatkan ketebalan edible film. Nilai laju transmisi uap air semakin meningkat seiring bertambahnya konsentrasi gliserol, hal ini disebabkan karena gliserol yang bersifat hidrofilik atau mampu mengikat air. Sedangkan variasi gliserol tidak berpengaruh nyata terhadap kuat tarik dan elongasi(Making edible films based on corn starch by using variations of glycerol as a plasticizer)Abstract. Edible film is a clear thin layer that can be consumed made from corn starch aimed at making environmentally friendly packaging using agricultural products. Several tests were carried out such as thickness, water vapor transmission rate, tensile strength, and elongation. Aims to find out the power of edible films made. The results showed edible film made from corn starch with different glycerol variations having different thicknesses between each glycerol variation itself, glycerol has a very significant effect on edible film thickness, the more glycerol is added to the solution, the more the thickness of edible film increases . The rate of water vapor transmission rate increases with increasing glycerol concentration, this is due to glycerol which is hydrophilic or able to bind water. While glycerol variation has no significant effect on tensile strength and elongation.
Transformasi Attenuated Total Reflectance Untuk Prediksi Vitamin C Pada Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica) Muslem Muslem; Sri Purnama Sari; Agus Arip Munawar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.643 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i3.11532

Abstract

Abstrak, Parameter yang digunakan dalam penilaian mutu buah mangga antara lain ukuran atau berat, kekerasan, tingkat ketuaan serta bebas dari cacat. Kekerasan pada buah mangga merupakan fungsi dari tingkat kematangan, sedangkan kematangan berhubungan dengan tingkat ketuaan yang dapat diduga melalui penampilan visual. Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen.pengukuran vitamin C pada buah mangga menggunkan metode tetrasi, dan penggunaan gelombang elektromaknetik seperti Near Infrared. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kadar vitamin C dalam buah mangga menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis dan Iodimetri, serta membandingkan hasil dari kedua metode tersebut. Sampel yang diidentifikasi yaitu buah mangga yang sudah matang dengan menggunakan model transformasi Attenuated Total Reflectance dan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) dan menggunakan metode Principal Component Regression  (PCR). Penelitian ini menggunakan buah mangga jenis Arumanis, yang berjumlah 30 sampel. Prediksi vitamin C dengan NIRS menggunakan alat FT-IR IPTEK T-1516. Pengolahan data menggunakan Unscramble software® X versi 10.5. Hasil penelitian menunjukkan prediksi vitamin C mangga dengan metode Principal Component Regression (PCR) menghasilkan sufficient performance dengan nilai RPD yang didapat yaitu 2,0083 (r) sebesar 0,8638 , (R2 ) sebesar 0,7463 dan (RMSEC) sebesar 5,1854 Transformation Of Attenuated Total Reflectance (ATR) Near Infrared for prediction of Vitamin C In Arumanis Mangoes (Mangifera Indica)Abstract. Parameters used in assessing the quality of mangoes are size or weight, hardness, age level and free from defects. Hardness in mangoes is a function of maturity level, while the maturity is related to the level of aging that can be predicted through visual appearance. Vitamin C is a water-soluble vitamin which is essential for collagen biosynthesis. The measurement of vitamin C in mangoes use tetration methods, and the using of electromagnetic waves such as Near Infrared. This study aims to predict vitamin C contains in mango fruit using the UV-Vis and Iodymetry Spectrophotometry method, and comparing the results of the two methods. The samples identified were mature mangoes using the attenuated total reflectance transformation model and using the Principal Component Analysis (PCA) method also using the Principal Component Regression (PCR) method. This study used Arumanis mangoes, which amounted to 30 samples. Prediction of vitamin C with NIRS using the FT-IR IPTEK T-1516. Data processing use the Unscramble software® X 10.5 version. The results showed that the prediction of vitamin C mango using the Principal Component Regression (PCR) method resulted in sufficient performance with the obtained RPD value of  2,0083, (r) of 0,8638, (R2) of 0,7463 and (RMSEC) of 5,1854.
Co-Authors . Ichwana Abuijal Muhammad Rifaldi Agussabti Agussabti Annisa Azzahra Aulia Ifnu Akbar Br Padang, Sheila Saharani Cut Dahlia Iskandar Darwin Darwin Desi Nanda Sari Devianti Devianti Devianti Devianti Devianti Devianti Devianti Devianti Dewi Sri Jayanti Dian Sri Bintang Hasiholan Manihuruk Diding Suhandy Diswandi Nurba, Diswandi Dwi Anindea Putri Endamin Endamin Fachruddin Fachruddin Fitria Nisak Fredinan Yulianda Giar Pramanda Putra Hairatun Hairatun Hayati Zahra Hesti Meilina Ichwana Ichwana Ichwana Ramli Ichwana Ramli Indera Sakti Nasution Ine Elisa Putri Ine Elisa Putri Intan Ratna Juwita Irfan Maibriadi Khairul Abdi Ruslana Khairul Abdi Ruslana Kiman Siregar Kusumiyati Masdar Masdar Mohd Nazar Isza Putra Muaida Alfia Mubarak Hulda Muhammad Ikhram Muhammad Ikhsan Sulaiman Muhammad Zikri Pratama Munanda Irawan Murtahar Murtahar Muslem Muslem Mustaqimah Mustaqimah Najla Mumtazmi Nasrul Arahman Nur Alfah Puji Meihani Qurratul Zulmi Raida Agustina Raida Agustina Ramayanty Bulan Ratna Ratna Ratna Ratna Ratna Ratna Ridwan Ridwan Rina Aulia Barus Riska Nurul Saputri Rita Khathir Rita Zahara Salman Rivaldi Solly Aryza Sri Aprilia Sri Purnama Sari Sufardi Sufardi Suswita Sari Syahrul Ramadhan Syaubari syaubari Teuku Hafidh Tyas Al Khalis Yesi Ardiani Yovita Amanda Yuda Hadiwijaya Yusmanizar Yusmanizar Yusril Agus Putra Yuswar Yunus Z Zainuddin Zikrul Khalid zulfahrizal zulfahrizal Zulfahrizal Zulfahrizal Zulfahrizal Zulfahrizal Zulfahrizal Zulfahrizal Zulfahrizal Zulfahrizal Zulkifli Nasution