Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH APLIKASI TEKNIK SERANGGA MANDUL (TSM) TERHADAP STERILITAS TELUR DAN PENURUNAN POPULASI VEKTOR DEMAM BERDARAH Aedes aegypti DI DAERAH SUB URBAN ENDEMIS DBD DI SALATIGA Setiyaningsih, Riyani; Agustini, Maria; Heriyanto, Bambang; Santoso, Budi
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 24, No 1 Mar (2014)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.911 KB)

Abstract

AbstrakTeknik Serangga Mandul (TSM) adalah teknik pengendalian vektor yang ramah lingkungan dan spesifik target. Adanya resistensi vektor mendorong dikembangkan TSM dalam mengurangi populasi vektor. Salah satu parameter penurunanvektor dapat dilihat dari telur steril. Telur steril adalah telur yang tidak mengandung embrio dan biasa disebut telur mandul. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi TSM terhadap peningkatan telur mandul danpenurunan populasi Ae. aegypti. Penelitian dilakukan di daerah pemukiman penduduk Kota Salatiga pada tahun 2012. Ae. aegypti jantan diiradiasi menggunakan sinar gamma cobalt-60 (70 Gy) dan dilakukan di BATAN Jakarta. Pelepasan Ae. aegypti jantan mandul dilakukan sebanyak lima kali, satu minggu sekali. Banyaknnya nyamuk yang dilepaskan adalah 45 ekor tiap rumah. Parameter yang diukur adalah presentase telur mandul sebelum dan sesudah aplikasi TSM dan penurunan populasi Ae. aegypti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase telur mandul yang dihasilkan diluar rumah setelah pelepasan jantan mandul pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima adalah 72,15%, 49,55%, 87,69%, 61,93%, and 50,89%. Presentase telur mandul di dalam rumah setelah pelepasan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima adalah 67,53%, 100%, 72,36%, 57,93%, dan 94,05%. Pelepasan jantan mandul sebanyak lima kali telah menyebabkan populasi Ae. aegypti di luar dan dalam rumah turun menjadi 89,25% dan 49,21%. Kata kunci: TSM, telur mandul, Ae. aegyptiAbstractSterile Insect Technique (SIT) is a vector control method which is safe to the environment and directed to specific target. The vector resistance against insecticide encourage the application of SIT in an effort to reduce the mosquitopopulations. Indicators and parameters of the population can be determined by the percentage of eggs sterility. Sterile egg is that does not contain embryo and usually called barren egg and does not hatch. The aim of the study was todetermine the effect of SIT on increasing percentage eggs sterility followed by reducing Aedes aegypti population. The Study had been carried out in the residential area of Salatiga in 2012, Central Java. Males Ae. aegypti were irradiated using cobalt-60 gamma ray (70 Gy) and was done in BATAN Jakarta. Sterile male Ae.aegypti were released five times,once a week. A number of 45 Ae.aegypti sterile males were released in each target house. Parameters measured were percentage of eggs sterile before and after aplication of sterile male, and reducing Ae.aegypti population. The results showed the percentage of sterile eggs produced outdoor after the release of sterile males from the first, second, third,fourth, and fifth were, 72.15%, 49.55%, 87.69%, 61.93%, and 50.89%. The sterile of the indoor eggs after the release of sterile males from the first, second, third, fourth, and fifth, were 67.53%, 100%, 72.36%, 57.93%, and 94.05%. The release of sterile males five times has affected the populations of Ae. aegypti outdoor and indoor reduced to to 89.25% and 49.21%.Keywords: SIT, sterility eggs, Ae. aegypti
ANALISIS SPASIAL PADA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) MALARIA DI DESA PANUSUPAN KECAMATAN REMBANG DAN DESA SIDAREJA KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA Widiarti, Widiarti; Heriyanto, Bambang; Widyastuti, Umi
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 24, No 4 Des (2014)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.422 KB)

Abstract

AbstrakMalaria seringkali muncul pada kejadian luar biasa (KLB) maupun peningkatan kasus baik di Jawa maupun di luar Jawa. Dilaporkannya peningkatan kasus atau KLB malaria di Kabupaten Purbalingga menimbulkan pemikiran faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya KLB malaria. Tujuan penelitian adalah analisis spasial kasus malaria, konfirmasi vektor yang berperan dalam penularan malaria dan bioekologi nyamuk tersangka vektor. Lokasi penelitian di Desa Panusupan Kecamatan Rembang dan Desa Sidareja Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Konfirmasi vektor dilakukan dengan elisa sporozoit dari semua nyamuk Anopheles sp yang diperoleh. Analisis kasus malaria digunakan metoda GIS dan dilanjutkan uji spatially weighted regression (spatial error model) dengan GeoDa. Survei entomologi dilakukan sesuai standart penangkapan nyamuk oleh WHO. Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa berdasarkan  elisa  sporozoit,  vektor  yang  berperan  di  Desa  Panusupan  Kecamatan  Rembang  adalah Anopheles maculatus hasil penangkapan hinggap pada manusia diluar rumah pada jam 18.00. Kejadian luar biasa malaria di Kabupaten Purbalingga, semula kasus import namun karena keberadaan vektor (daerah reseptif), sehingga terjadi penularan lokal. Analisis spasial kasus malaria di kedua desa mengelompok dan berdekatan dengan habitat perkembangbiakan An. maculatus yaitu ditepi aliran sungai. Mencermati vektor yang berperan di daerah KLB adalah An. maculatus dengan aktivitas sore sampai malam hari, maka perlu diinformasikan kepada masyarakat agar menjaga tidak kontak dengan nyamuk dan melindungi masyarakat dengan kelambu berinsektisida yang mempunyai daya lindung lama (LLIN) sehingga dapat mengurangi terjadinya penularan.Kata Kunci : analisis spasial, KLB, Anopheles maculatus dan malariaAbstractMalaria outbreak or increase cases has came up very often inside or outside of Java Island. The increase malaria cases from Purbalingga Regency is reported remain high enough with 94 people sick in Panusupan Village  and  37  people  in  Rembang  Village  Purbalingga  Regency.  Due  to  the  reason,  it  is  important  to conduct a confirmation of malaria vector and another factors that take an important role in those area.This research was conducted to investigate the confirmation of malaria vectors, spacial analysis malaria cases, entomological indicator and another factors in relation with the malaria outbreak. The study was carried out in two malaria endemic villages namely: Panusupan Village Rembang Subdistrict and Sidareja Village, Kaligondang Subdistrict Purbalingga Regency. The confirmation of malaria vectors was carried out using sporozoid elisa, spatial analysis of malaria cases using geographical information system (GIS) and entomological indicator using WHO standart. The result of the outdoor landing on man collecting revealed  that  mosquito  species  remain  malaria  vectors  only  An.  maculatus  from  Panusupan  Village Rembang Subdistrict was positive sporozoid. Spatial analysis on the two areas show that malaria cases were distributed on clumped/cluster, buffer zones against breeding habitat (<400 meters), indicate local transmission (indigenous) due to vector behaviour. Based on these results we conclude that An. maculatus is the vector of malaria in those areas, so that it can be useful as information for the program to perform a control or prevention further spread of malaria in that areas. Due to the vector behaviour activity at evening until midnight when the community heavy sleep, therefore vector control using Long Lasting Insectiside Nets (LLIN) will protect them from man-mosquito contact so that the malaria transmision could be minimized. Intensified the need for migration surveys for people returning from malaria-endemic area outside Java.Keywords : spacial analisis, outbreak, Anopheles maculatus and malaria
Assessment Penyakit Tular Vektor Malaria di Kabupaten Banyumas Setiyaningsih, Riyani; Alfiah, Siti; Gajito, Tri Wibawa Ambar; Heriyanto, Bambang
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 25, No 2 Jun (2015)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.745 KB)

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian di Indonesia. Penyebaran malariaterjadi di beberapa wilayah di Indonesia, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah endemismalaria. Upaya pengendalian malaria telah dilakukan diantaranya dengan pengobatan penderita,pengendalian vektor, IRS dan pembagian kelambu. Masih tingginya kasus malaria di KabupatenBanyumas mendorong dilakukan studi secara komprehensif untuk mengetahui faktor-faktor yangberpengaruh terhadap kejadian malaria. Penelitian bertujuan untuk melakukan penilaian penyakit tularvektor malaria di Kabupaten Banyumas tahun 2013. Pengamatan bionomik vektor dilakukan denganpenangkapan nyamuk dari jam 18.00 sampai 06.00, kemudian identifiasi dilakukan pembedahan untukmengetahui umur nyamuk. Dilakukan penangkapan jentik dan pengamatan tempat perkembangbiakan. Dilakukan evaluasi efektivitas Indoor Residual Spraying (IRS) dengan uji bioassay dalam pengendalianvektor malaria di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan penangkapan nyamuk malam hari ditemukan Culexquinquefasciatus, Culex hutchinsoni, Armigeres subalbactus, Culex fuscocepalus, dan tidak ditemukanspesies Anopheles. Pada penangkapan jentik di tempat perkembangbiakan diperoleh Anophelesflvirostris, Anopheles maculatus,Cx. fragilis, Anopheles barbirostris, dan Cx. quinquefasciatus. Tempatperkembangbiakan jentik nyamuk antara lain kobakan di sepanjang sungai, kolam di sepanjang kebun,dan kolam tempat perendaman kayu. Berdasarkan uji bioasaay efektivitas aplikasi IRS selama 2 bulandapat membunuh nyamuk Anopheles maculatus pada aplikasi di kayu, tembok, dan kelambu masingmasing adalah 98,67, 98,67, dan 100%
The Effects of An Active Listening Technique on The Nurses’ Empathy Abilities in Giving Nursing Services in Surabaya Heriyanto, Bambang; Cahyono, Intim; Tumini, Tumini
Health Notions Vol 2 No 7 (2018): July 2018
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (Address: Cemara street 25, Ds/Kec Sukorejo, Ponorogo, East Java, Indonesia 63453)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.966 KB)

Abstract

Nursing service given to a patient will be excellent if the nurse shows her empathy to the patient. The objective of this present research was to analyze the effects of  the active listening technique on the nurses’ emphatic ability in giving a nursing service in the hospital Soewandhi, Surabaya. It was a quasi-experimental  type with non randomized control group, pretest-posttest design.  The population were all nurses in the hospital Soewandhi and the sample was taken randomly. The data were descriptively  and inferentially analyzed using the Wilcoxon and Mann-Whitney Test with the level of significance of 0.05. The results showed that  the change of the total mean score in the emphatic abilities in the  control group before and after the intervention was insignificant with the p-value of 0.262.  The intervention group showed a change of the total mean score  in the emphatic abilities before and after the intervention with the p-value of 0.000. Meanwhile,  among the control groups with intervention, a significant difference  was shown with the p-value of 0.001.  The nurses   trained in the application of  the active listening technique showed  better empathy abilities than those who did not get any training. 
PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU SELAMA MASA KEHAMILAN DI BPS SITI AZIZAH WIJAYA, SST SUKOLILO BARAT BANGKALAN Heriyanto, Bambang
WAHANA Vol 62 No 1 (2014)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/wahana.v62i1.1350

Abstract

Support and role husband during pregnancy improve the readiness pregnant mother in face and pregnancy. But practically do not all husband give support its wife during pregnancy. This research aim to study Influence husband support to anxiety mother during a period pregnancy in BPS Siti Azizah Wijaya, SST Sukolilo Barat Bangkalan.Research method is analytic, population all pregnant mother, sampel counted 20 people by simple sampling random. Independent variable is husband support, variable dependen mount anxiety. Method data collecting use kuesioner, and analysed with logistics regression ordinal, with meaning storey level α =0,05.Result research show husband support most is goodness (55,0%), most pregnant mother experience to worry lightly (40,0%). From result regresi logistics ordinal got by value p=0,030 matter this means there is influence husband support to anxiety mother during a period pregnancy.Conclusion this research that there is influence husband support to anxiety mother during a period pregnancy. For that health energy expected by counselling about is important inspection pregnancy so that can detect early the existence and also disparity complication which possible happened during pregnancy process and birth.
Implementation Of Ratification Of International Treaties In Indonesia In The Perspective Of International Law Sukmana, Sobar; Susilawati, Tuti; Chairijah, Chairijah; Heriyanto, Bambang
PALAR (Pakuan Law review) Vol 11, No 1 (2025): Volume 11, Number 1 January-March 2025
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/palar.v11i1.11629

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan bahwa realisasi hubungan antar negara dalam bentuk perjanjian internasional merupakan hukum yang harus dihormati dan ditaati oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Setiap negara memiliki peraturan dan prosedur yang berbeda dalam proses ratifikasi perjanjian internasional. Perjanjian internasional yang dibuat Indonesia pada hakikatnya bersifat lintas sektor dan menjamah beberapa disiplin ilmu hukum seperti hukum tata negara, hukum administrasi negara, hukum ekonomi dan hukum perdata. Pasal 11 Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan landasan konstitusional pembuatan perjanjian internasional. Tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional dimulai dengan tahap penjajakan, perundingan, perumusan naskah, penerimaan dan penandatangan. Perjanjian internasional menentukan bahwa, “pengesahan adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian internasional dalam bentuk ratifikasi (ratification), aksesi (accession), penerimaan (acceptance) dan penyetujuan (approval). Persoalan ratifikasi perjanjian internasional di Indonesia merupakan wilayah persentuhan antara hukum tata negara dengan hukum internasional. Ratifikasi merupakan salah satu cara pengesahan perjanjian internasional. Dalam hal ratifikasi atau pengesahan suatu perjanjian internasional di Indonesia menurut Undang-undang No.24 tahun 2000 tentang perjanjian internasional dapat dilakukan melalui Undang-undang (UU) atau dengan Keputusan Presiden (Kepres). Kata Kunci : Perjanjian Internasional, Ratifikasi, Undang-undang, Keputusan Presiden ABSTRACT The purpose of this study is to explain that the realization of relations between countries in the form of international treaties is a law that must be respected and obeyed by the parties concerned. Each country has different regulations and procedures in the process of ratifying international treaties. International agreements made by Indonesia are essentially cross-sectoral and touch several legal disciplines such as constitutional law, state administrative law, economic law and even civil law. Article 11 of the 1945 Constitution (UUD 1945) is the constitutional basis for making international agreements. The stages of making an international agreement begin with the exploratory stage, negotiations, formulation of the text, acceptance and signing. International treaties determine that, “ratification is a legal act to bind oneself to an international treaty in the form of ratification, accession, acceptance and approval”. The issue of ratification of international treaties in Indonesia is an area of contact between constitutional law and international law. Ratification is one way of ratifying international agreements. In terms of ratification or ratification of an international agreement in Indonesia according to Law No.24 of 2000 concerning international agreements can be done through a Law (UU) or by Presidential Decree (Kepres). Keywords: International Agreement, Ratification, Law, Presidential Decree.
ESSENSI PLURALISME HUKUM INTERNASIONAL DALAM PERSPEKTIF SISTEM HUKUM DUNIA Sukmana, Sobar; Susilawati, Tuti; Chairijah, Chairijah; Heriyanto, Bambang; Wuisang, Ari
PALAR (Pakuan Law review) Vol 10, No 3 (2024): Volume 10, Nomor 3 July-September 2024
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/palar.v10i3.10448

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan bahwa Pluralisme hukum dahulu merupakan kebijakan dari banyak kekuatan kolonial dan warisan yang masih hidup di banyak bekas koloni Eropa seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura. Pengertian pluralisme hukum senantiasa mengalami perkembangan dari masa ke masa di mana ada koeksistensi dan interelasi berbagai hukum seperti hukum adat, negara, agama dan sebagainya. Adanya globalisasi menyebabkan hubungan tersebut menjadi semakin kompleks karena terkait pula dengan perkembangan hukum internasional. Pluralisme hukum dalam perspektif global adalah terjadinya saling ketergantungan, adopsi, atau saling pengaruh (interdependensi, interfaces) antara berbagai sistem hukum. Interdependensi yang dimaksud terutama adalah antara hukum internasional dan hukum nasional. Hukum dari wilayah tertentu dapat menembus ke wilayah-wilayah lain yang tanpa batas. Hukum internasional dan transnasional dapat menembus ke wilayah negara-negara manapun. Terjadi interaksi, Interrelasi, saling pengaruh dan saling adopsi. Sistem hukum di dunia menurut Steven Vago, dalam bukunya Sociology of law 1999 yaitu Common Law System, Civil Law System, Communist Law System dan Islam Law System. Dalam perkembangannya sistem hukum dunia dikenal juga “Hybrid Law System” atau sistem hukum cangkokan/campuran dan di Eropa, disebut “Harmonization Law System”, atau “Unification Law System”. Kata Kunci : System Hukum, Pluralisme, Hukum Internasional. ABSTRACT The purpose of this study is to explain that legal pluralism was a policy of many colonial powers and a legacy that is still alive in many former European colonies such as Indonesia, Malaysia and Singapore. The notion of legal pluralism has always experienced development from time to time where there is coexistence and interrelation of various laws such as customary law, state, religion and so on. The existence of globalisation causes the relationship to become more complex because it is also related to the development of international law. Legal pluralism in a global perspective is the occurrence of interdependence, adoption, or mutual influence (interdependence, interfaces) between various legal systems. The interdependence in question is primarily between international law and national law. Laws from certain regions can penetrate into other regions without borders. International and transnational law can penetrate into the territory of any country. There is interaction, interrelation, mutual influence and mutual adoption. Legal systems in the world according to Steven Vago, in his book Sociology of law, 1999, namely the Common Law System, Civil Law System, Communist Law System and Islamic Law System. In its development, the world legal system is also known as the "Hybrid Law System" or grafted legal system, and in Europe, it is called the "Harmonisation Law System", or "Unification Law System". Keywords: Legal System, Pluralism, International Law.
ASEAN SEBAGAI SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL DALAM PERSPEKTIF HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL Sukmana, Sobar; Susilawati K, Tuti; ., Chairijah; Heriyanto, Bambang
PALAR (Pakuan Law review) Vol 10, No 1 (2024): Volume 10, Nomor 1 Januari-Maret 2024
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/palar.v10i1.9571

Abstract

ABSTRAK                                                                                                          Tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan bahwa organisasi internasional merupakan pemegang hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Organisasi internasional adalah suatu organisasi yang dibentuk dengan perjanjian internasional oleh dua negara atau lebih berisi fungsi, tujuan, kewenangan, asas dan struktur organisasi. Organisasi internasional meliputi organisasi regional, organisasi sub-regional dan organisasi internasional yang bersifat universal. Adanya perjanjian yang dibentuk oleh negara-negara menjadikan bahwa organisasi internasional yang memiliki kedudukan sebagai subjek hukum internasional hanyalah organisasi antar pemerintah (inter government organization). Sebagai subjek hukum internasional, organisasi internasional merupakan personalitas hukum (legal personality) didalam hukum internasional. Dengan demikian bahwa sebagai subjek hukum internasional berarti organisasi internasional mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Asean sebagai organisasi regional negara-negara di kawasan asia tenggara dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration) tanggal 8 Agustus 1967. Pada tahun 2007 ditandatangani Piagam Asean (Asean Charter) oleh 10 kepala negara/kepala pemerintahan negara-negara anggota asean. Dengan adanya Piagam Asean (Asean Charter) sebagai kerangka konstitusi bersama asean, maka asean memiliki status hukum/legal personality yang jelas sebagai subjek  hukum internasional. Kata Kunci :  Deklarasi Bangkok, Piagam Asean, Personalitas Hukum ABSTRACT The purpose of this research is to explain that international organizations are holders of rights and obligations under international law. An international organization is an organization formed by international treaty by two or more countries containing functions, objectives, authority, principles and organizational structure. International organizations include regional organizations, sub-regional organizations and universal international organizations. The existence of agreements formed by states makes that international organizations that have the position as subjects of international law are only intergovernmental organizations. As a subject of international law, international organizations are legal personalities in international law. Thus, as a subject of international law, international organizations have rights and obligations under international law. Asean as a regional organization of countries in southeast asia was formed based on the Bangkok Declaration on 8 August 1967. In 2007, the Asean Charter was signed by 10 heads of state/heads of government of Asean member states. With the Asean Charter as Asean's common constitutional framework, Asean has a clear legal status/legal personality as a subject of international law. Keywords:  Bangkok Declaration, Asean Charter, Legal Personality