Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENDAMPINGAN PEKERJA SOSIAL DALAM REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA) IN SOCIAL WORKING ASSISTANCESOCIAL REHABILITATION OF PEOPLE LIVING WITH HIV AIDS (PLWHA) tursilarini, Tateki Yoga; Hermawati, Istiana; Hermawati, Istiana
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3005.271 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v18i2.1805

Abstract

abstractHIV-infected individuals, mostly showing changes in their psychosocial character such as living in stress, depression, feeling lack of social support. It takes someone who can accept the condition of PLWHA, for example medical personnel, social workers, social volunteers or institutions / institutions that care about PLWHA. PLWHA need social rehabilitation to restore and strengthen so that they can grow confidence in facing their suffering. This study aims to describe the qualifications of social workers; Describe the services of social workers in the social rehabilitation of PLWHA. Data sources are social workers, beneficiaries of PLHIV, social rehabilitation departments. Technique of collecting interview and observation data, qualitative descriptive data analysis.The research findings were educational qualifications for social workers at the Wasana Bahagia Ternate PLHIV Rehabsos Hall for six people who were majoring in Social Welfare, three non-Social Welfare people, and one high school social work. Social Workers have the duty and function to assist PLWHA from the initial process (assessment) to the end (termination). Social workers carry out networking; assessment; medication compliance; psychosocial assistance; mentoring social rehabilitation intervention processes: re-preparing families and communities. Recommendations, 1) Social Workers need to increase and add insight into knowledge about PLWHA; 2) Need to improve the mentoring techniques for PLWHA because knowledge develops very quickly; 3) Community education activities continue to be proclaimed about a healthy lifestyle and anti-discrimination against PLWHA awareness for the community about the dangers of contracting the HIVAIDS virus. At the lowest level at the RT / RW level, families, schools, communities, religious leaders need 2) Family alignments and the community towards PLWHA, so that they do not feel alone in living their future.Keywords: Mentoring, Social Workers, Social Rehabilitation, PLWHAabstrakIndividu yang terinfeksi HIV, sebagianbesar menunjukkan perubahan dalam karakter psikososialnya seperti hidup dalam stres, depresi,merasa kurang adanya dukungan sosial. Dibutuhkan seseorang yang dapat menerima kondisi ODHA, misalnya tenaga medis, pekerja sosial, relawan sosial ataupun lembaga/institusi yang peduli terhadap ODHA.ODHA membutuhkan rehabilitasi sosial untuk memulihkan dan memperkuat agar mereka dapat tumbuh kepercayaan diri dalam menghadapi penderitaannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualifikasi pekerja sosial dan mendeskripsikan pelayanan pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial ODHA.Sumber data adalah pekerja sosial, penerima manfaat ODHA, dan Kabid Rehabilitasi Sosial. Teknik pengumpulan data wawancara dan observasi, analisis data deskriptif kualitatif. Temuan penelitian adalah kualifikasi pendidikan pekerja sosial di Balai Rehabsos ODHA Wasana Bahagia Ternate enam orang pendidikan jurusan Kesejahteraan Sosial, tiga orang non Kesejahteraan Sosial, dan satu orang Sekolah Menengah Atas Pekerjaan Sosial. Pekerja Sosial memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pendampingan ODHA dari proses awal (assesmen) sampai akhir (terminasi). Pekerja sosial melaksanakan jejaring kerja; assesmen; kepatuhan minum obat; pendampingan psikososial; pendampingan proses intervensi rehabilitasi sosial: penyiapan kembali keluarga dan masyarakat.Rekomendasi, 1) Bagi Pekerja Sosial perlu peningkatan serta tambahan wawasan pengetahuan tentang ODHA; 2) Perlu peningkatan tentang teknik-teknik pendampingan terhadap ODHA karena pengetahuan berkembang dengan sangat cepat; dan 3) Kegiatan edukasi kepada masyarakat terus dicanangkan tentang pola hidup sehat dan anti diskriminasi terhadap ODHA penyadaran bagi masyarakat akan bahaya terjangkit virus HIVAIDS. Sampai di level paling bawah tingkat RT/RW, keluarga, sekolah, masyarakat, tokoh agama perlu 4) Keberpihakan keluarga dan masyarakat terhadap ODHA, agar mereka tidak merasa sendirian menjalani masa depannya.Kata kunci: Pendampingan, Pekerja Sosial, Rehabilitasi Sosial, ODHA 
PENDAMPINGAN PEKERJA SOSIAL DALAM REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA) IN SOCIAL WORKING ASSISTANCESOCIAL REHABILITATION OF PEOPLE LIVING WITH HIV AIDS (PLWHA) tursilarini, Tateki Yoga; Hermawati, Istiana; Hermawati, Istiana
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3005.271 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v18i2.1805

Abstract

abstractHIV-infected individuals, mostly showing changes in their psychosocial character such as living in stress, depression, feeling lack of social support. It takes someone who can accept the condition of PLWHA, for example medical personnel, social workers, social volunteers or institutions / institutions that care about PLWHA. PLWHA need social rehabilitation to restore and strengthen so that they can grow confidence in facing their suffering. This study aims to describe the qualifications of social workers; Describe the services of social workers in the social rehabilitation of PLWHA. Data sources are social workers, beneficiaries of PLHIV, social rehabilitation departments. Technique of collecting interview and observation data, qualitative descriptive data analysis.The research findings were educational qualifications for social workers at the Wasana Bahagia Ternate PLHIV Rehabsos Hall for six people who were majoring in Social Welfare, three non-Social Welfare people, and one high school social work. Social Workers have the duty and function to assist PLWHA from the initial process (assessment) to the end (termination). Social workers carry out networking; assessment; medication compliance; psychosocial assistance; mentoring social rehabilitation intervention processes: re-preparing families and communities. Recommendations, 1) Social Workers need to increase and add insight into knowledge about PLWHA; 2) Need to improve the mentoring techniques for PLWHA because knowledge develops very quickly; 3) Community education activities continue to be proclaimed about a healthy lifestyle and anti-discrimination against PLWHA awareness for the community about the dangers of contracting the HIVAIDS virus. At the lowest level at the RT / RW level, families, schools, communities, religious leaders need 2) Family alignments and the community towards PLWHA, so that they do not feel alone in living their future.Keywords: Mentoring, Social Workers, Social Rehabilitation, PLWHAabstrakIndividu yang terinfeksi HIV, sebagianbesar menunjukkan perubahan dalam karakter psikososialnya seperti hidup dalam stres, depresi,merasa kurang adanya dukungan sosial. Dibutuhkan seseorang yang dapat menerima kondisi ODHA, misalnya tenaga medis, pekerja sosial, relawan sosial ataupun lembaga/institusi yang peduli terhadap ODHA.ODHA membutuhkan rehabilitasi sosial untuk memulihkan dan memperkuat agar mereka dapat tumbuh kepercayaan diri dalam menghadapi penderitaannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualifikasi pekerja sosial dan mendeskripsikan pelayanan pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial ODHA.Sumber data adalah pekerja sosial, penerima manfaat ODHA, dan Kabid Rehabilitasi Sosial. Teknik pengumpulan data wawancara dan observasi, analisis data deskriptif kualitatif. Temuan penelitian adalah kualifikasi pendidikan pekerja sosial di Balai Rehabsos ODHA Wasana Bahagia Ternate enam orang pendidikan jurusan Kesejahteraan Sosial, tiga orang non Kesejahteraan Sosial, dan satu orang Sekolah Menengah Atas Pekerjaan Sosial. Pekerja Sosial memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pendampingan ODHA dari proses awal (assesmen) sampai akhir (terminasi). Pekerja sosial melaksanakan jejaring kerja; assesmen; kepatuhan minum obat; pendampingan psikososial; pendampingan proses intervensi rehabilitasi sosial: penyiapan kembali keluarga dan masyarakat.Rekomendasi, 1) Bagi Pekerja Sosial perlu peningkatan serta tambahan wawasan pengetahuan tentang ODHA; 2) Perlu peningkatan tentang teknik-teknik pendampingan terhadap ODHA karena pengetahuan berkembang dengan sangat cepat; dan 3) Kegiatan edukasi kepada masyarakat terus dicanangkan tentang pola hidup sehat dan anti diskriminasi terhadap ODHA penyadaran bagi masyarakat akan bahaya terjangkit virus HIVAIDS. Sampai di level paling bawah tingkat RT/RW, keluarga, sekolah, masyarakat, tokoh agama perlu 4) Keberpihakan keluarga dan masyarakat terhadap ODHA, agar mereka tidak merasa sendirian menjalani masa depannya.Kata kunci: Pendampingan, Pekerja Sosial, Rehabilitasi Sosial, ODHA 
PERSEPSI KELUARGA PENERIMA MANFAAT TENTANG PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Hermawati, Istiana; Winarno, Endro
Sosio Konsepsia Vol 9, No 3 (2020): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v9i3.1982

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan tingkat kepuasan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) terhadap Program Pengentasan Kemiskinan, khususnya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Makanan Sosial, yaitu Bantuan Makanan Non Tunai (BPNT)) dan Bantuan Pangan Sosial Padi Sejahtera (Rastra). Penelitian ini mendukung metode kuantitatif sebagai metode utama dengan metode kualitatif sebagai metode pendukung (metode campuran). Penelitian ini melibatkan 770 responden yang dipilih secara acak, yang terdiri dari: program penyelenggara, program fasilitator, dan KPM dari 77 desa / kelurahan di 11 provinsi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Multistage Random Sampling.Pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan, wawancara, dan Diskusi Kelompok Fokus. Data kuantitatif dianalisis secara manual dan inferensial menggunakan analisis faktor konfirmatori (CFA), sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan model Miles dan Huberman (1994). Mayoritas responden adalah perempuan, berpartisipasi di atas 26 tahun, menikah, lulus sekolah dasar, bekerja sebagai buruh tani dan petani dengan pendapatan keluarga rata-rata Rp. 905.430, / bulan - dan rata-rata kunjungan keluarga sebesar Rp. 1.110.372, - / bulan. Analisis memilih sebagian besar KPM yang disetujui tentang Program Penanggulangan Kemiskinan yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Indonesia.Persepsi KPM lebih dipengaruhi oleh persepsi objek (λ = 0.91), dibandingkan dengan faktor persepsi (λ = 0.81) dan faktor faktor persepsi (λ = 0.86). Ini menunjukkan bahwa Pemahaman KPM hanya terbatas pada bantuan yang akan diterima, bukan pemahaman tentang sifat program secara keseluruhan. Tingkat kepuasan KPM dengan Program Manajemen Kemiskinan adalah 73,44%. Studi ini membahas: memperkuat pendidikan dan penjangkauan tentang tujuan, manfaat, prinsip-prinsip utama, dan program implementasi untuk alokasi kapasitas, kemandirian, dan fungsi sosial KPM dan kesiapan mereka untuk mencari kelulusan;Memperbaiki koordinasi, baik di antara Tim Pengendali, Tim Koordinasi, Kepala Desa / Lurah, Distributor (Himbara, Bulog, e-Warong, dan Agen), Program Bantuan, dan KPM untuk mendukung program peningkatan dan bantuan pelaksanaan;Kata kunci: Persepsi; Tingkat Kepuasan; Keluarga Penerima Manfaat; Program Pengentasan Kemiskinan.
Assessment Bantuan Sosial Pada Masa Pandemi COVID-19 Bagi Keluarga Miskin dan Rentan di Daerah Istimewa Yogyakarta Hermawati, Istiana; Risambessy, Johanis
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 20 No. 3 (2021): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Balai Besar Litbang Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v21i3.2961

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melakukan asesmen tentang jumlah, nilai, dan kualitas bantuan sosial bagi keluargamiskin dan rentan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini mengombinasikanpendekatan kuantitatif dan kualitatif, melibatkan 150 responden yang diambil secara purposive sampling. Datadikumpulkan dua kali yakni pada masa awal pandemi Covid-19 (April-Juni 2020) dan saat pandemi Covid-19 melanda(Desember 2020) dengan menggunakan angket dan wawancara. Data dianalisis secara statistik deskriptif, disajikandalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada awal pandemi Covid-19 (Mei), persentaseresponden yang dapat mengakes bantuan sosial hanya 48% sedangkan pada bulan Desember 2020 persentase respondendalam mengakses bantuan sosial meningkat menjadi 100%. Bantuan sosial tersebut bersumber dari dana APBN, APBD,dan dana desa. Besaran bantuan sosial yang diterima responden sesuai dengan ketentuan dan berkualitas baik sehinggamemiliki nilai kemanfaatan yang besar dalam membantu pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi bagi respondendan keluarganya. Ini menunjukkan kesungguhan pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait di DIY dalam menanganibantuan sosial bagi keluarga miskin dan terdampak pandemi Covid-19. Penelitian ini merekomendasikan perlunya: (1)pelaksanaan verifikasi dan validasi data secara periodik dan sinkronisasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)sehingga data penerima bantuan sosial valid; (2) upaya sinergitas lintas program dan lintas sektoral agar pemberianlayanan dan penyaluran bantuan sosial tidak tumpang tindih, (3) pengembangan model pemberdayaan berbasis komunitasuntuk menopang ketahanan sosial keluarga dan menguatkan kapital sosial di masyarakat.
The Resilience of Persons with Disabilities during the COVID-19 Pandemic Hanjarwati, Astri; Hermawati, Istiana; Akil, Husein Avicenna
Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol. 27, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The resilience of persons with disabilities throughout the COVID-19 pandemic requires special attention due to their precarious nature. This article complements previous studies on the resilience of various social groups in the face of the COVID-19 pandemic by focusing on (1) The level of resilience of people with disabilities, and (2) The factors that determine such resilience. The resilience of persons with disabilities is measured personally using the The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) developed by Kathryn M. Connor, MD and Jonathan R.T. Davidson, MD. Meanwhile, community resilience was measured using a concept developed by Norris F.H and Steven R.P. This study utilizes a survey method with a research sample of 137 disabled individuals of the organization Persatuan Bangkit Bersama(PBB) and the Yogyakarta Paraplegic Association (P3Y) in Yogyakarta. Data was retrieved through questionnaires distributed as a Google Form link via WhatsApp. The results showed that the resilience of persons with disabilities during the COVID-19 pandemic was in the high (52.6%) and moderate (47.4%) categories. The determinants of resilience are (1) external factors in the high category (68.6%) and medium category (31.4%); and (2) internal factors in the high (45.3%) and medium (54.7%). The most significant factors for the resilience of persons with disabilities are external ones, namely the carrying capacity of family, friends in organizations, neighbors, government policies, and NGO assistance.
DAMPAK PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA Hermawati, Istiana
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 16 (2012): Edisi Dies Natalis ke-48 UNY
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v16i0.1110

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan (1) indikator kemiskinan lokal, (2) menemukan konstrak kemiskinan lokal, (3) pengaruh proses intervensi dan kualitas program terhadap dampak program pengentasan kemiskinan; (4) konstrak dampak program pengentasan kemiskinan, dan (5) bentuk penerapan program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Jayapura, baik secara ekonomi, sosial, psikis dan budaya. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga miskin di Kabupaten Jayapura yang ditentukan dengan teknik multistage cluster random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik kuantitatif dan kualitatif, kedua teknik ini digunakan secara simultan. Hasil penelitian yaitu (1) subyek penelitian dalam kategori miskin karena memiliki penghasilan di bawah standar kebutuhan fisik minimum (KFM) Kabupaten Jayapura, (2) konstrak indikator kemiskinan lokal meliputi faktor ekonomi, sosial, psikis dan budaya, (3) Proses intervensi dan kualitas program untuk program keseluruhan terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dampak program, (4) konstrak proses intervensi ditentukan oleh indikator engagement, assessment, designing, implementation, evaluation dan termination, (5) Program pengentasan kemiskinan berdampak secara signifikan terhadap peningkatan aspek ekonomi, sosial, psikis dan budaya dalam kehidupan  subyek penelitian. di Kabupaten Jayapura dibandingkan program sektoral (KUBE).Kata kunci: dampak program, program pengentasan kemiskinan______________________________________________________________ IMPACTS OF THE PROVERTY ALLEVIATON PROGRAM IN JAYAPURA DISTRICT Abstract This study aims to find out: (1) local poverty indicators, (2)  local poverty constructs, (3) effects of the intervention process and program quality on the impacts of the poverty alleviation program, (4) constructs of the impacts of the poverty alleviation program, and (5) forms of the implementation of the poverty alleviation program in Jayapura District in terms of economic, social, psychological, and cultural aspects. The research population comprised all poor families in Jayapura Districts and the sample was selected using the multistage cluster random sampling technique. The data were analyzed by means of the quantitative and qualitative techniques, simultaneously employed.  The results of the study are as follows. (1) The research subjects are in the poor category because their earnings are below the standard of the minimum physical needs in Jayapura District. (2) The constructs of local poverty indicators include economic, social, psychological, and cultural factors. (3) The intervention process and program quality for the whole program have significant and positive effects on the program impacts. (4) The constructs of the intervention process are represented by indicators of engagement, assessment, designing, implementation, evaluation, and termination. (5) The poverty alleviation program has significant impacts on the improvement of economic, social, psychological, and cultural aspects in the research subjects’  life in Jayapura District in comparison with the sectorial (KUBE) program.Keywords: impacts of the program, poverty alleviation program
TRANSFORMASI E-PRESENSI: MENINGKATKAN DISIPLIN PNS DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN Mulyani, Dwi; Hermawati, Istiana; Muhammad, Adji Suradji
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 11, No 2 (2024): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/dak.v11i2.13856

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam mematuhi ketentuan jam kerja sebelum dan sesudah upaya penegakan disiplin PNS.  Disiplin PNS sangat penting karena PNS berperan sebagai penyedia layanan publik yang berkualitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan sumber data sekunder yang diperoleh dari laporan kehadiran PNS (e-Presensi) dari 27 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2021 dan tahun 2023. Analisa data menggunakan uji beda (t-test) dua sampel berpasangan. Dengan taraf signifikansi 5% (α=0,05), hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan (0,00<0,05). Ini berarti, upaya peningkatan disiplin PNS telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam menaati ketentuan jam kerja. Rekomendasi yang dapat disampaikan meliputi: kebutuhan akan kebijakan yang tegas terkait penegakan disiplin, penerapan sistem e-Presensi yang efektif, pelatihan dan sosialisasi yang berkala, serta monitoring dan evaluasi secara rutin. Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan tercipta lingkungan kerja yang lebih disiplin, efisien, dan mampu memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat.
Analisis Pemanfaatan Bantuan Sosial untuk Pengurangan Kerentanan Ekonomi: Studi Kasus di Kalurahan Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo Hermawati, Istiana; Kusnali, Asep; Witono, Toton; Muhammad, Adji; Saryana, Saryana
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 14 No. 1 (2024): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklat-bangprof), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v14i1.3501

Abstract

Bantuan sosial merupakan instrumen penting dalam pengentasan kemiskinan, terutama di daerah perdesaan yang rentan secara ekonomi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pemanfaatan bantuan sosial oleh keluarga penerima manfaat di Kalurahan Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Menggunakan metode mixed methods dengan Kalurahanin concurrent embedded, penelitian melibatkan 40 responden dan 10 informan. Mayoritas responden berusia produktif, berstatus menikah, bekerja sebagai ibu rumah tangga, berpendidikan SMA, menanggung 4 jiwa dan berpenghasilan rendah. Hasil menunjukkan, bahwa sebagian besar responden memanfaatkan bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti pendidikan dan pangan, dan untuk menangani masalah finansial seperti hutang dan kebutuhan lainnya. Kontribusi bantuan sosial terhadap pendapatan keluarga berkisar antara 4%-58,9% dan terhadap pengeluaran 4,89%-47,18%. Bantuan sosial memainkan peran penting dalam mendukung kesejahteraan ekonomi keluarga, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar. Namun, 85% responden masih berada di bawah garis kemiskinan nasional. Meski membantu meringankan beban ekonomi, diperlukan peningkatan efektivitas program bantuan sosial melalui penargetan yang lebih tepat dan pemberdayaan ekonomi. Rekomendasi yang diajukan mencakup integrasi program bantuan sosial dengan literasi keuangan dan pemberdayaan untuk meningkatkan kemandirian penerima manfaat.
EVOLUSI REPRESENTASI POLITIK PEREMPUAN DI TINGKAT LOKAL INDONESIA: TANTANGAN DAN PELUANG Yuliana, Rindi Astika; Hermawati, Istiana
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i2.5733

Abstract

This study analyzes the evolution of women’s political representation at the local level in Indonesia, without being limited to a specific period. The background of this research arises from the fact that, although Indonesia has established a legal framework encouraging women’s participation in politics, the gap between formal and substantive representation remains striking. This study employs a qualitative approach through a descriptive literature review of various sources, including academic journals, books, and research reports. The findings indicate that, despite significant progress in women’s political participation, their substantive representation still faces numerous challenges, such as structural barriers, patriarchal culture, limited access to political resources, and the stigmatization of traditional gender roles. Nevertheless, opportunities remain open through the presence of female change agents who are able to build political influence through community networks, gender issue advocacy, and self-capacity building. This study emphasizes the need for affirmative policy reforms and the strengthening of women’s political capacity so that their representation is not merely symbolic but can also drive structural transformation towards achieving gender equality in local politics in Indonesia. ABSTRAKPenelitian ini menganalisis evolusi representasi politik perempuan di tingkat lokal di Indonesia secara umum, tanpa dibatasi periode tertentu. Latar belakang kajian ini berangkat dari kenyataan bahwa meskipun Indonesia telah memiliki kerangka hukum yang mendorong keterlibatan perempuan dalam politik, kesenjangan antara representasi formal dan substantif masih tetap mencolok. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka deskriptif terhadap berbagai sumber, termasuk jurnal ilmiah, buku, dan laporan penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun partisipasi politik perempuan telah mengalami perkembangan signifikan, representasi substantif mereka masih dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti hambatan struktural, budaya patriarkal, keterbatasan akses terhadap sumber daya politik, serta stigmatisasi peran gender tradisional. Namun demikian, peluang tetap terbuka melalui hadirnya agen-agen perubahan perempuan yang berhasil membangun pengaruh politik melalui jaringan komunitas, advokasi isu-isu gender, dan penguatan kapasitas diri. Studi ini menegaskan perlunya reformasi kebijakan afirmatif serta penguatan kapasitas politik perempuan agar representasi mereka tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga mampu mendorong transformasi struktural menuju terciptanya kesetaraan gender dalam politik lokal di Indonesia.
EFEKTIVITAS PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN DALAM MENDORONG PRAKTIK PERTANIAN BERWAWASAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS DI KECAMATAN SAWANGAN, KABUPATEN MAGELANG Atmiyati, Sri Utami; Hermawati, Istiana
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i3.6930

Abstract

Environmentally sound agriculture is a strategic approach to address land degradation due to conventional chemical-based farming practices. This study aims to evaluate the effectiveness of extension programs in encouraging the adoption of environmentally friendly agricultural practices in Sawangan District. Using a qualitative descriptive method, data was obtained through in-depth interviews with eight agricultural extension workers and several assisted farmers. The results showed that although the extension was well received, the limited capacity of extension workers, the lack of support for sustainable programs, and the resistance of farmers hindered the effectiveness of the extension. This study emphasizes the importance of increasing the capacity of extension workers, innovating extension methods based on active participation, and integrating information technology approaches in extension services. Strategic recommendations are given to strengthen the effectiveness of extension in supporting sustainable agriculture. ABSTRAKPertanian berwawasan lingkungan merupakan pendekatan strategis untuk mengatasi degradasi lahan akibat praktik pertanian konvensional berbasis bahan kimia. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas program penyuluhan dalam mendorong adopsi praktik pertanian ramah lingkungan di Kecamatan Sawangan. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan delapan penyuluh pertanian dan sejumlah petani binaan. Hasil menunjukkan bahwa meskipun penyuluhan diterima dengan baik, keterbatasan kapasitas penyuluh, kurangnya dukungan program berkelanjutan, dan resistensi petani menghambat efektivitas penyuluhan. Penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan kapasitas penyuluh, inovasi metode penyuluhan berbasis partisipasi aktif, serta integrasi pendekatan teknologi informasi dalam pelayanan penyuluhan. Rekomendasi strategis diberikan untuk memperkuat efektivitas penyuluhan dalam mendukung pertanian berkelanjutan