Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pendekatan Humanistik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Nur Afifah; Mukh Nursikin
Cendekia Vol. 16 No. 01 (2024): Cendekia March 2024
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Billfath

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37850/cendekia.v16i01.552

Abstract

The purpose of this study is to describe the implementation of an independent curriculum in realizing the profile of pancasila students through a humanistic approach to Islamic Education Learning. This method of research is qualitative with a descriptive qualitative approach, for data collection techniques using observation, interview, documentation methods. The data source in the study is divided into two, namely: primary data sources and secondary data sources. The results of the study that implementation of the Free Curriculum in realizing the profile of Pancasila students in the dimension of faith and fear and exaltedness through the Humanistic approach. Strategy Implementation of independent curriculum in realizing the profile of Pancasila students in the dimension of faith and fear of God YME and exalted in the Islamic junior Sudirman 2 Timur Salatiga, namely through exemplarity. Second through the Habit strategy and the following types of customs are culture 5 S: smile, say salam, solm, solm spanish and manners; readings of asmaul husna; daily prayer; morning apple; clean friday; healthy saturday. The third strategy is the Assistance Program, the first mentoring program in the form of an extraculicular program in forming religious characters in an effort to realize the profile of Pancasila students. Supporting Factors of the implementation of the independent curriculum in realizing the profile of the Pancasila student in the dimension of faith and fear of God YME and noble moral. The school inhibitor factor is on the outskirts of the city which is the entrance to the city so it has the socioeconomic characteristics of parents.
Konsep Pendidikan Nilai (Karakter) Menurut KH. Abdurrahman Wahid dan Ibnu Sina Fajar Indriyani; Mukh Nursikin
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i2.205

Abstract

Pendidikan nilai merupakan aspek penting dalam sistem pendidikan Islam yang bertujuan membentuk individu yang berakhlak mulia dan bermoral tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan konsep pendidikan nilai menurut KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Ibnu Sina serta relevansinya dalam pendidikan modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui studi pustaka terhadap berbagai literatur yang membahas pemikiran kedua tokoh tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gus Dur menekankan pendidikan yang inklusif, demokratis, dan berbasis nilai-nilai pluralisme serta kemanusiaan, sedangkan Ibnu Sina lebih menekankan keseimbangan antara intelektual, moral, dan spiritual dalam pendidikan. Kedua pemikiran ini tetap relevan dalam sistem pendidikan saat ini dan dapat dikombinasikan untuk menciptakan model pendidikan yang tidak hanya mencetak individu cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan etika yang tinggi.
Evaluasi Afektif Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Ahmad Dhomiri; Junedi Junedi; Mukh Nursikin
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v3i1.971

Abstract

Sistem Pentingnya penilaian sikap dan prilaku dalam Pendidikan Agama Islam untuk pembentukan manusia yang berkepribadian Islami, yaitu perpaduan antara cara berfikir islami (aqliyah Islamiyah) dan sikap jiwa islami (nafsiyah Islamiyah). . Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis pengumpulan data (literatur review) dari journal, media internet dan media berita online. Hasil dalam penelitian ini yakni Berdasarkan pembahasan tentang urgensi evalusi ranah afektif tampak bahwa ranah afektif memiliki fungsi sentral yang perlu mendapatkan perhatian dari guru PAI, guna membetuk sikap dan prilaku siswa yang islami. Dapat disimpulakan bahwa evaluasi ranah afektif sangat penting karena beberapa hal: Bentuk penilaian afektif langsug pada prilaku yang tampak atau autentik, Penilaian afektif dalam aplikasinya sangat sulit untuk dilakukan sehingga cenderung diabaikan, Setiap siswa memiliki karakter berbeda, penilaian afektif dapat menjadi sarana informasi yang tepat pada tiap-tiap siswa, Penilaian afektif dapat menjadi sarana untuk memutuskan hal penting yang harus dilakukan atau yang tidak perlu dilakukan pada tiap-tiap pembelajaran
Konsep Dasar dan Peranan serta Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan Ahmad Dhomiri; Junedi Junedi; Mukh Nursikin
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v3i1.972

Abstract

Sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetetif dilakukan penyempurnaan kurikulum sesuai undang-undang pasal 35 dan 36 sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala untuk menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis pengumpulan data (literatur review) dari journal, media internet dan media berita online. Hasil dalam penelitian ini yakni Kurikulum dalam pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kemajuan pendidikan di suatu Negara, mulai dari ranah konsep hingga aplikasi atau praktek di lapangan. Karena memiliki peran sebagai rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajar penyelenggaraan pedoman pendidikan yang baik. Hingga kiprahnya saat ini yang sudah berganti kurikulum sebanyak 11 kali, akan tetapi harus berlandaskan komponen yang terkait satu sama lain agar mencapai tujuan kurikulum yang diinginkan dengan berlandaskan fungsi dan kurikulum yang jelas sebagai penguat dalam pengembangan kurikulum