Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Hukum Islam terhadap Putusan Hakim Pengadilan Agama Kelas 1 A Pekabaru Mengenai Kasus Perceraian Akibat Media Sosial Muhammad Yasri Mar; Jumni Nelli; Zulfahmi B Zulfahmi B; Ilyas Husti
AL-FIKRA Vol 20, No 1 (2021): Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/af.v20i1.9846

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah Kemajuan media sosial yang begitu besar membawa pengaruh negatif terhadap perceraian rumah tangga di Pengadilan Agama Pekanbru. Realitas yang terjadi banyaknya percaian  yang terjadi di Pangadilan Agama Pekanbaru akibat media sosial, fenomena yang menarik adalah media sosial merupakan salah satu yang menjadi alasan perceraian didalam berkas perkara Pengadilan Agama Pekanbaru, sebanyak 29% atau 28 orang dari 30 berkas perkara. Sehingga mengiring kesimpulan bahwa kemajuan media sosial saat ini sangat memudahkan untuk berkomunikasi dengan suami istri maupun dengan lawan jenis yang bukan mahram, akan tetapi kalau tidak bijaksana dalam mengunakan media sosial, maka bisa berujung dengan kehancuran dalam rumah tangga.Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui putusan hakim Pengadilan Agama Pekanbaru mengenai kasus perceraian yang diakibatkan oleh pengunaan media sosial,untuk mengetahuibentuk pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara perceraian akibat pengunaan media sosial, untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap putusan hakim Pengadilan Agama Pekanbaru.
EVALUASI MATERI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF GENDER Jumni Nelli
An-Nida' Vol 36, No 2 (2011): July - December 2011
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nida.v36i2.299

Abstract

Education is a tool for transferring the norms of society, knowledge and human capabilities, as well as a tool to assess and convey ideas and new values, including values and norms of gender. Know to have been a lot of gender inquality in society wich is assumed to arise because there is a gender bias in education. Including religious education. As an example of gender bias in te curriculum of the Islamic religion including the material about the origin of human events, the obligation to pray in congregation, the provisions of polygamy, the fungtions of husband and wife in munakahat. In an effort to realize the nature of religious understanding of gender, it is appropriate necessary revisions to matters of gender bias in text books Islamic Religion. It should be all parties, especially the author and editor of books on the fact that the existing curriculum is not gender neutral. Meanwhile, for teachers of religion claimed to be mor critical and sensitive in the review and examine all matters realting to gender ineguality in the learning process taking place in ther daily work
Kebijakan dan Politik Hukum Nasional Tentang Air Susu Ibu di Indonesia Perspektif Hukum Islam Muklisin Muklisin; Alaidin Koto; Silfia Hanani; Jumni Nelli
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 8 No 1 (2021): (April 2021)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v8i1.264

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terpenting bahkan merupakan makanan utama bagi bayi dimana tidak akan ada yang dapat menggantikan. Gerakan untuk memberikan ASI eksklusif dinilai masih kurang menggema dan minim dukungan dari banyak pihak. Padahal, pemerintah telah membuat peraturan yang menjamin hak anak untuk mendapatkan ASI seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2012 Tentang ASI Eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a) Bagaimana kebijakan pemerintah terkait pemberian Air Susu Ibu (ASI); b) Bagaimana dampak Air Susu Ibu (ASI) pada kehidupan keluarga; C) Bagaimana kajian hukum keluarga Islam terkait pemberian Air Susu ibu (ASI) ?. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan yang digunakan adalah bersifat deskriptif – kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Kebijakan Pemerintah Terkait Air Susu Ibu (ASI) bahwa Pemerintah telah membuat peraturan yang menjamin hak anak untuk mendapatkan ASI seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2012 tentang ASI eksklusif. 2) Dampak Air Susu Ibu (ASI) pada kehidupan keluarga yaitu pertama, Air Susu Ibu (ASI) dapat menurunkan angka kematian bayi. Kedua, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dalam hal ini dapat mewujudkan kesejahteraan pada anak-anak. Ketiga, dapat meningkatkan status kesehatan pada ibu dan bayi. Kempat, dapat menghemat pengeluaran rumah tagga. Kelima, dapat menumbuhkan teladan cinta kasih dan kemanusiaan pada orangtua dan anaknya. 3) Tinjauan hukum Islam mengenai hak menyusui bagi seorang ibu. Dimana para fuqaha sepakat bahwa menyusui anak itu hukumnya wajib bagi seorang ibu, karena nanti hal itu akan ditanyakan di hadapan Allah SWT.
HUKUM PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA LATAR BELAKANG SEJARAH DAN PERKEMBENGANNYA Harman Harman; Jumni Nelli; Azni Azni
Ijtihad Vol. 15 No. 2 (2021): IJTIHAD: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.631 KB) | DOI: 10.21111/ijtihad.v15i2.6308

Abstract

Tidak dapat dipungkiri bahwa Hukum Islam merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh masyarakat Islam di Indonesia. Sayangnya, informasi terkait hal tersebut belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat Islam Indonesia. Oleh karenanya, makalah ini bertujuan untuk membahas tentang hukum perkawinan Islam di Indonesia dilihat dari sudut latar belakang sejarah dan perkembangannya. Secara spesifik makalah ini akan mengkaji dua produk hukum perkawinan Islam yaitu UU Perkawinan nomor 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Kajian dalam makalah ini disusun melalui pendekatan literature review. Literatur yang dikaji bersumber dari artikel-artikel ilmiah yang dapat diakses melalui mesin pengindeks Google Scholar.
The Immorality of a Husband as the Cause of a Working Wife to File for Divorce Lawsuit in Indonesia Jumni Nelli; Afrizal Mansur; Zulkifli Zulkifli; Maghfirah Maghfirah; Sofia Hardani; Izzah Nur Aida
JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah) Vol 22, No 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/juris.v22i1.7392

Abstract

This research aimed at finding out the meaning of a divorce suit for a working wife and to prove that economic problems caused by the husband’s immorality are the reason a working wife files a divorce suit. The data sources in this study were documentation and interviews with 13 wives who filed for divorce at Pekanbaru Religious Court in 2019-2020, Indonesia. Alfred Schutz’s phenomenological method of “because to” motive and “In order to” motive was used to analyse the data. The results of the study shows that the reason for “because to” motive was the husbands’ immorality. Meanwhile, the reasons for “In order to” motive were (a) Getting out of the burden of conflict. (b) Getting out of household economic pressure (c) Clarity of status and (d) Freeing oneself from deceit and slander. It can be understood that the meaning of divorce for a working wife for economic reasons is the distribution of emotions of dissatisfaction with the husband’s attitude; escape from physical and mental suffering; freedom; and failure to respect each other. The implications of this research can be used to generalize divorce cases on the grounds of husband’s immorality in Indonesia.
Isu- Isu tentang Perceraian di Depan Pengadilan Hasan Basri; Alaiddin Koto; Jumni Nelli
Jurnal An-Nahl Vol. 10 No. 1 (2023): An-Nahl
Publisher : Institut Agama Islam Lukman Edy pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54576/annahl.v10i1.71

Abstract

Terjadinya perceraian yang semakin meningkat dari tahun ke tahun tidak lepas dari pemahaman masyarakat tentang perceraian, dimana hal itu dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja oleh suami. Ini adalah sebuah masalah yang harus diselesaikan, sekalipun tidak sesuai dengan pendapat Imam Syafi’i, yaitu perceraian harus diajukan sebelum sidang pengadilan. Masalah ini harus diselesaikan melalui maqasid syariah. Ibnu Asyur memberikan solusi; Alquran adalah sumber terbesar dan paling pasti dan mengandung lebih dari satu artinya, penentuan dan penyelesaian masalah harus dilakukan secara tekstual dan kontekstual belajar secara mendalam. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkap maqasid syariah dalam penentuan keharusan talak diterapkan di depan sidang pengadilan, khususnya pandangan Ibnu Asyur. Metodenya deskriptif kualitatif dengan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasilnya membuktikan angka perceraian dari tahun 2015-2018 menunjukkan peningkatan. Jadi menurut Ibnu Asyur, teks syariah tidak hanya itu dipelajari secara tekstual, tetapi bersifat kontekstual dengan mempertimbangkan akibat talak dan tata caranya harus dipatuhi, dan berdasarkan kodrat manusia dalam perkawinan, egaliter antara suami istri, dan kebebasan sikap dan pendapat.
Qiwamah's Reconception of Muhammad Shahrur's Thoughts and Their Implications for the Feminist Movement in the World Jumni Nelli; Adi Harmanto; Sofia Hardani; Kholil Syu'aib; Devi Megawati
AL-ISTINBATH : Jurnal Hukum Islam Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jhi.v9i1.9797

Abstract

This research aims to reconceptualize Muhammad Syahrur's views on the meaning of qiwamah. Muhammad Syahrur stated that the person most worthy of being qiwamah in the household is a woman. This view is different from the Jumhur Ulama which states that the leader in the household is a man. Does Shahrur's thoughts support the world feminist movement? This library research was carried out by examining books related to the research problem. Primary data sources are the books Al Kitab Wa Al Qur'an and Nahwa Ushul Jadidah Li Al-Fiqh Al-Islami by Muhammad Syahrur. Secondary data sources were obtained from other fiqh books and journals related to the problems in this paper. Descriptive analysis uses the content analysis method. The results of the research found that Syahrur is of the view that qiwamah can be played by husband or wife, as long as it has stability in the economic sector and the characteristics of qiwamah, namely shalihat, qanitat and hafizat; because these qiwamah qualities were firmly instilled by Allah, as qualities possessed by women, the ones most worthy of being appointed as qiwamah are women; Even though Syahrur only relies on linguistic analysis, and ignores the study of the context of the Asbab al Nuzul verse, resulting in inconsistencies and meanings that seem forced, Shahrur's thoughts seem to have given encouragement to the feminist movement in the world. Muhammad Shahrur's breakthrough feminist thought influenced the thinking of Muslim women in the world. This can be seen from the change in their mindset, who no longer want to simply follow or be controlled by men. Contemporary Islamic thinkers agree to provide leadership to men and women with conditions, but they do not say that women are the main leaders.