Agung Hujatnika
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa No. 10, Bandung 40132

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG Nursalim, Ahmad; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak Dalam karya tugas akhir ini, penulis merekonstruksi lansekap kota Bandung berdasarkan data sejarah, geografis, dongeng, dan imajinasi hingga membentuk sebuah lansekap yang benar-benar baru dan berbau fantasi. Kemudian disajikan melalui simulasi dalam sebuah virtual reality yang dapat dialami oleh audiens, seolah berada dalam dunia tersebut. Kata Kunci : simulasi, virtual reality, fantasi, maya, digital.   Abstract In this final project, the artist tries to reconstruct landscape of Bandung based on existing history, geography, tales of Bandung and artist’s imagination to create an entirely new landscape.  Then presented through a simulation in virtual reality to be experienced by audience, as they were lived in that world.
HOMAGE TO A FATHERHOOD Bezharie, Agung; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Sosok seorang ayah merupakan salah satu model yang keberadaannya penting untuk setiap individu, sosok ayah mengajarkan tentang law, order, kegiatan fisik dan memberikan pengertian tentang pekerjaan dan posisi seorang individu di dalam masyarakat. Hilangnya sosok ayah memberikan dampak hilangnya sebuah model yang memberikan banyak pelajaran terutama tentang maskulinitas. Penulis membuat karya ini sebagai bentuk usaha pencapaia kedewasaan ditengah permasalahan diatas, dan melalui karya ini seniman berusaha menciptakan definisi sosok ayah yang selama ini penulis raba-raba dan pelajari dari luar tubuh ayah penulis yang absen. Karya ini juga memberikan sebuah pernyataan akan keadaan zaman dan bagaimana media-media digital memberi pengaruh yang besar pada generasi penulis.
MEMBENTANGKAN KEMBALI ALAM Hilary, Andri; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Ketertarikan bangsa asing akan keindahan alam Indonesia yang eksotis memberikan pengaruh yang sangat besar dalamperkembangan seni rupa Indonesia. Semua ini bermulai dari pengaruh lukisan romantik yang masuk ke Indonesia yangkemudian berkembang menjadi lukisan-lukisan lanskap Indonesia. Lukisan-lukisan ini sangatlah dramatis, denganbentukan-bentukannya yang indah seperti mimpi, naturalis, dan auratik. Namun pertanyaan dalam perihal ini adalahapakah lukisan-lukisan lanskap ini sebenarnya mencerminkan alam Indonesia yang sesungguhnya, ataukah hanya ilusisemata? Ataukah lukisan-lukisan ini hanya bentuk rekaan dari sang pelukisnya? Dalam Tugas Akhir ini, Penulismencoba untuk mengeksplorasi kembali aspek rasionalitas dari lukisan-lukisan lanskap Indonesia, dan memberikansuatu bentuk tafsir yang baru dengan cara mengadakan intervensi-intervensi sebagai respon terhadap lukisan-lukisantersebut dengan cara merepresentasi ulang lukisan-lukisan lanskap Indonesia lama dalam bentuk tiga dimensional(diorama) yang kemudian dikolaborasikan dengan medium fotografi dan tenik skenografi untuk dapat menciptakankritik-kritik akan aspek-aspek artifisial dari lukisan lanskap Indonesia lama.
KAJIAN TUBUH DALAM KARYA-KARYA VIDEO PERFORMANS DEKADE 2000-AN DI INDONESIA STUDI KASUS : PRILLA TANIA, REZA AFISINA DAN VINCENSIUS CHRISTIAWAN Lisa Mary, Monitta Putri; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Perkembangan praktik seni rupa tidak lepas dari perkembangan teknologi, salah satunya adalah munculnya video performans yang merupakan perpaduan antara seni video dengan seni performans. Penelitian ini difokuskan pada representasi visual karya video performans milik Reza Afisina, Prilla Tania dan Vincensius Christiawan. Untuk pendekatan keilmuan, penulis menggunakan kajian tubuh, tatapan, fokus kamera, dan teori dari postmodernisme. Video performans pertama di Indonesia muncul pada tahun 1996 dengan mengusung tema sosial politik, selanjutnya pada tahun 2000-an, muncul tema-tema yang beragam, antara lain yang berkaitan dengan identitas, agama, feminisme, peperangan, dan iklan media massa. Terdapat dua konsep medan tatapan dalam karya video performans, yaitu menatap secara langsung dan menatap secara tidak langsung kepada kamera. Melalui karya-karya yang dijadikan sampel, Reza Afisina cenderung membangun interaksi emosional kepada pemirsa, Prilla Tania cenderung membangun simbolisasi kritik suatu keadaan atau fenomena tertentu, sedangkan Vincensius Christiawan memperlihatkan bagaimana bentuk dari peleburan tubuh dengan alat-alat analog dan digital. Berkaitan dengan kerangka politik kebudayaan postmodernisme, ketiganya memiliki kecenderungan politik kebudayaan yang berbeda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada dekade 2000-an terdapat penekanan terhadap pemahaman tubuh sebagai eksterioritas. Hal ini membuktikan bagaimana perkembangan vieo performans di Indonesia pada dekade 2000-an dipengaruhi oleh kebudayaan media yang berkembang dalam kehidupan masyarakat mutakhir.// //
KAJIAN KARYA-KARYA PELUKIS AKADEMI DI BANDUNG DAN YOGYAKARTA TAHUN 1950-1965 STUDI KASUS: POPO ISKANDAR, SRIHADI SOEDARSONO, MOCHTAR APIN, FADJAR SIDIK, ABAS ALIBASYAH, DAN WIDAYAT Adithia, Sandy; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Kecenderungan abstrak pada keenam pelukis kunci ini dimulai melalui pembaruan gaya yang dikembangkan oleh pelukis kunci akademi di Bandung di awal dekade 1950. Srihadi Soedarsono cenderung mengolah ruang, garis dan bidang datar, Popo Iskandar cenderung mengolah irama tekstur, sedangkan Mochtar Apin cenderung pada sapuan-sapuan yang ekspresif. Ketiganya mempunyai ciri analitis yang kuat. Ketiga pelukis kunci akademi di Yogyakarta mulanya condong kepada ‘realisme’ dan perlahan menuju abstrak. Fadjar Sidik menunjukkan perubahan yang mengolah bidang-bidang geometris, sedangkan Abas Alibasyah dan Widayat cenderung pada abstraksi yang dekoratif. Identifikasi gaya keenam pelukis kunci penelitian membuktikan hipotesis penelitian bahwa sistem pendidikan tinggi seni rupa membentuk lulusannya terbuka pada berbagai wacana baru sebagai pertimbangan dalam melakukan pembaruan dibandingkan pelukis autodidak.// //
KAJIAN PENGARSIPAN SENI VIDEO DI INDONESIA STUDI KASUS : RUANGRUPA Hujatnika, Agung; Rianti, Annisa
Visual Art Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Karya seni dengan medium video baru mulai berkembang pada akhir 90-an di Indonesia akibat teknologi mediumnya yangbaru populer. Penelitian ini fokus pada kegiatan pengarsipan video yang dilakukan oleh ruangrupa. Untuk pendekatankeilmuan, penulis memakai kajian arsip, pelestarian, seni, maupun teknologi video, serta teori medan seni. Karya seni videomulai populer di tahun 2000-an, dimana pada saat itu perangkat video memiliki kemajuan pesat dalam bidang teknologi,yaitu digitalisasi. Terdapat kesulitan-kesulitan yang ditemui ruangrupa pada kegiatan pengarsipan karya video, sepertikontradiksi antara statusnya sebagai karya seni sementara materi penyimpannya memiliki keterbatasan usia, sampai pada isukepemilikan dari materi digital yang dapat dengan mudah disalin dan diperbanyak. Analisa yang dipaparkan mencakup padasejarah, mekanisme, sistem, serta identifikasi problematik dalam kegiatan pengarsipan video yang telah dilakukan olehruangrupa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa seni video memerlukan konvensi, agar kegiatan pengarsipan karya videodapat segera dilakukan dengan benar dan tidak hanya oleh institusi nirlaba seperti ruangrupa yang masih memilikiketerbatasan dalam cakupan arsip karya video.
TINJAUAN ASPEK-ASPEK MANAJEMEN PADA RUANG-RUANG GAGAS SENIMAN DI BANDUNG PASCA BOOM SENI RUPA 2000AN STUDI KASUS: S.14, PLATFORM3 DAN GERILYA Yoshua, Reuben Adriel; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Ruang gagas seniman adalah ruang seni yang digagas dan dikelola oleh seniman. Di Bandung, ruang gagas seniman sudah bermunculan sejak tahun 1950an hingga sekarang. Sayangnya banyak diantara ruang tersebut yang sudah tutup karena berbagai kendala, salah satunya adalah pada sistem manajemen. Penelitian ini berusaha mencari dan merumuskan kelebihan serta kekurangan sistem manajemen yang dilakukan oleh ruang gagas seniman pasca boom seni rupa 2000an di Bandung. Penelitian dilakukan dengan melakukan kajian terhadap arsip ruang-ruang tersebut serta melakukan wawancara dengan para pengelolanya. Dalam menganalisa data-data temuan, digunakan pendekatan dari teori medan seni dan manajemen seni. Ruang-ruang gagas seniman pasca boom seni rupa 2000an memiliki perbedaan gagasan pendirian dengan ruang-ruang pada periode sebelumnya sehingga sistem manajemen yang diterapkan pun berbeda. Program ruang-ruang ini tidak membatasi diri dari kecenderungan tertentu sehingga tidak memiliki kesulitan pengelolaan yang sama dengan pendahulunya. Meski demikian, ruang-ruang ini masih memiliki kelemahan dalam sistem manajemennya. Walaupun memiliki upaya untuk mempertahankan keberlangsungan ruangnya, ruang-ruang ini belum memiliki fokus dalam upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan utama yang dihadapi, tetapi lebih fokus untuk terus melaksanakan program yang dirancang dalam jangka waktu yang pendek. Ruang-ruang ini perlu membuat target untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut dibandingkan terus merancang program untuk mempertahankan keberlangsungannya dalam jangka waktu yang panjang.
Getaran Isyarat Maya Andrianto, Bayu; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Seiring dengan adanya perkembangan dan pembaruan berbagai macam teknologi, seni telah meluas ke berbagai dimensi tanpa kecuali sampai ke dalam tindakan mendengarkan, melalui kebisingan bahkan keheningan. Dalam hal ini, memungkinkan terjadi bentuk-bentuk baru dari pertemuan estetika dengan kehidupan sehari-hari. Begitu pula efek eksternal, yaitu penggunaan teknologi terhadap keadaan psikologis manusia.Gagasan tentang otoritas mengantar penulis untuk menjadikannya sebagai tema. Penulis mencoba untuk menarik tema ini kepada persoalan yang cukup sentral. Makna kata otoritas, bagi penulis dapat menjadi kata benda yang filosofis. Menurut kamus bahasa Indonesia otoritas berarti suatu hak untuk melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk memerintah; wewenang. Setiap manusia memiliki otoritas untuk menangkap informasi dari segala sumber, baik lewat ingatan memori, penglihatan, pendengaran, dan hati.Tematik otoritas ini kemudian penulis singgung dengan proses menelaah ke arah yang lebih personal ; bagaimana membaca kembali memori. Bagaimana konsepsi mengenai otoritas kemudian direkonstruksi melalui persepsi yang lain. Proses untuk mengingat kembali apa yang terekam dan mencoba menerka yang ada di pikiran serta merangkum dan memilah hal yang penting untuk diserap atau tidak sebagai bagian sebuah proses titik balik bagi manusia berdasarkan pengalaman hidup penulis. Dalam karya tugas akhir ini penulis ingin menunjukkan sebuah proses penciptaan karya seni menggunakan disiplin Intermedia.Disiplin tersebut penulis ungkapkan melalui seni performans, dimana penulis akan memanggil masa lalu yang dihantarkan melalui medium bunyi serta mencoba berkomunikasi dan mengintervensi bunyi tersebut melalui sumber bunyi berupa kaset rekaman sewaktu kecil. Pada prakteknya, tema mengenai otoritas ini bersinggungan dengan seni performans dan seni bunyi sebagai medium seni dan bentuk aktualisasi diri dalam membantu menentukan kepercayaaan diri penulis. Pada akhirnya, tematik mengenai otoritas akan mengantarkan kita pada penghayatan yang mampu dirasakan lebih jauh lagi.
Negara dan Pasar: Globalisasi dan Dua Dasawarsa Seni Rupa Kontemporer Indonesia Hujatnika, Agung
MELINTAS An International Journal of Philosophy and Religion (MIJPR) Vol. 27 No. 2 (2011)
Publisher : Faculty of Philosophy, Parahyangan Catholic University, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.274 KB) | DOI: 10.26593/mel.v27i2.304.171-186

Abstract

This paper analyses the changes in production’s pattens, distributions and consumptions of Indonesian contemporary art by way of comparing the regional and international art exhibitions participated by Indonesia during the last two decades (1990-2010). There were two dominant and different patterns in each decade. The development during the 90s showed the dominance of the state's role, notably Japan and Australia, through large-scale exhibitions with the support of government funding and infrastructure. However, Indonesian contemporary art later became more prominent among the non-government initiatives, especially through the market activities at the auction houses and art fair in Asia. By referring to cultural theories and globalisation process, this paper wants to show how the development of Indonesian contemporary art might have been related to the changes in the constellation of geo-political and geo-economic developments in Asia Pacific which lead to the triumph of neoliberalism. The growing popularity of international art fair involving commodities and capital in large quantities can be seen as an evidence of how the fine arts are increasingly following the pattern of trade and free markets. As an institution that previously was doing the 'validation' of art, public museum now 'competes' with the free market fundamentalism loaded with some elite’s interests. Keywords:*globalisation, *Indonesian contemporary art, *postmodernism, *geopolitics, *geo-economics, *artmarket, *neoliberalism, *regionalism, *art fair, *sociopolitical art
A Critical Literature Review of Mediatization of Art on Instagram Tunnikmah, Nadiyah; Irawanto, Budi; Hujatnika, Agung
IJCAS (International Journal of Creative and Arts Studies) Vol 11, No 2 (2024): December 2024
Publisher : Graduate School of Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ijcas.v11i2.11323

Abstract

A critical review of the literature was conducted to investigate the mediatization of art on Instagram. Finding out about fine art on Instagram through empirical studies, identifying knowledge gaps, and possible future developments can all be done by conducting a critical literature review. To search for the required articles, Boolean operators (AND, OR, NOT) are used by combining and filtering search terms effectively. The main databases were searched using the following terms: (“art” OR “visual arts” OR “contemporary art”) AND (“Instagram” OR “Instagram Art”) AND (“Mediatization” OR “art” OR “Visual Arts”). Databases used include Scopus, JSTOR, Google Scholar. From the search, 198 references were obtained, after checking the relevance it was decided that 24 articles were worthy of being used as references in a critical literature review. Based on observations of previously existing literature, this literature can be categorized into three parts, namely: Instagram as a data source and analyzing the visual form of uploads, Study of arts on Instagram, Study of mediatization of fine arts on Instagram.Tinjauan Pustaka Kritis Mediatisasi Seni di Instagram Abstrak Tinjauan kritis terhadap literatur dilakukan untuk menyelidiki mediatisasi seni di Instagram. Mencari tahu tentang seni rupa di Instagram melalui kajian empiris, mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan, dan kemungkinan perkembangan di masa depan, semuanya dapat dilakukan dengan melakukan tinjauan literatur kritis. Untuk mencari artikel yang dibutuhkan, digunakan operator Boolean (AND, OR, NOT) dengan menggabungkan dan memfilter istilah pencarian secara efektif. Basis data utama dicari menggunakan istilah berikut: (“seni” ATAU “seni visual” ATAU “seni kontemporer”) DAN (“Instagram” ATAU “Seni Instagram”) DAN (“Mediatisasi” ATAU “seni” ATAU “Seni Visual” ). Database yang digunakan antara lain : Scopus, JSTOR, Google Scholar. Dari penelusuran diperoleh 198 referensi, setelah dilakukan pengecekan relevansi diputuskan 24 artikel layak dijadikan rujukan dalam tinjauan pustaka kritis. Berdasarkan pengamatan terhadap literatur-literatur yang telah ada sebelumnya, maka literatur ini dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu: Instagram sebagai sumber data dan menganalisis bentuk visual unggahan, Kajian seni rupa di Instagram, Kajian mediatisasi seni rupa di Instagram.