Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Relayout Tata Letak Gudang Produk JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC Irfan Hadi Permana; Muhammad Adha Ilhami; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 3 November 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.571 KB)

Abstract

PT. ABC merupakan salah satu perusahaan baja yang memproduksi beberapa jenis produk baja yaitu baja tulangan dan baja profil yang masing-masing memiliki tipe produk yang berbeda-beda. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. ABC adalah perusahaan tidak memiliki pengaturan mengenai tata letak produk jadi. Saat ini untuk mengatur posisi penyimpanan dan penyusunan produk-produk tersebut, akibatnya pola penyimpanan dan penyusunan dilakukan secara acak bergantung pada posisi gudang yang kosong. Akibatnya waktu angkut menjadi lebih lama (ada proses mencari) dan terjadi penumpukan produk yang berlebihan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menghitung total jarak material handling pada kondisi saat ini, menghitung total jarak material handling pada kondisi usulan 1 (penerapan dedicated tanpa perubahan penempatan blok) dan usulan 2 (penerapan dedicated dengan dilakukan perubahan penempatan blok), menghitung penurunan total jarak material handling yang terjadi jika metode dedicated storage diterapkan. Oleh karena itu untuk dapat menjawab tujuan dari penelitian tersebut perlu dilakukan penerapan metode dedicated storage.Metode dedicated storage ini merupakan metode tata letak penyimpanan produk berdasarkan banyaknya aktivitaskeluar masuk produk di gudang dengan jarak tempuh terpendek terhadap I/Opoint (throughput). Dengan adanya rancangan penyusunan penerapan dedicated storage ini diharapkan produk yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap untuk memudahkan operator dalam menyimpan dan mengambil produk sehingga aliran produk menjadi lancar dan pemakaian area penyimpanan (space requirement) menjadi lebih optimal. Hasil dari penerapan dedicated untuk usulan 1 sebesar 877.779 m jarak ini memiliki selisih sebesar 305.562 m dari jarak kondisi exsisting yaitu 1.183.341 m dengan persentasi penurunan jarak 25,82 %, sedangkan untuk jarak usulan 2 didapatkan total jarak sebesar 772.486 m dari jarak kondisi exsisting dengan persentasi penurunan jarak 34,72 %. Angka ini menunjukkan total perjalanan yang diperlukan material handling untuk menyimpan dan mengirim produk yang ada di gudang.
Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ Tb. Muhamad Arif Aliudin; Muhammad Adha Ilhami; Evi Febianti
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 3 No. 1 Maret 2015
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2133.582 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan bergerak dalam distributor pelumas Permasalahan yang dihadapi oleh PT. XYZ adalah perusahaan tidak memiliki pengaturan mengenai tata letak produk. Saat ini untuk mengatur posisi penyimpanan dan penyusunan produk-produk tersebut, akibatnya pola penyimpanan dan penyusunan dilakukan secara acak bergantung pada posisi gudang yang kosong. Akibatnya jarak dan waktu angkut menjadi lebih lama (ada proses mencari). Metode dedicated storage ini merupakan metode tata letak penyimpanan produk berdasarkan banyaknya aktivitas keluar masuk produk di gudang dengan jarak tempuh terpendek terhadap I/O point (throughput). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan luas area penyimpanan,menghitung total jarak material handling pada kondisi saat ini (existing), menghitung total jarak material handling pada kondisi usulan (penerapan dedicated dengan mengusulkan posisi produk drum oli secara berdiri dalam penempatan blok) menghitung penurunan total jarak material handling yang terjadi jika metode dedicated storage diterapkan. Oleh karena itu untuk dapat menjawab tujuan dari penelitian tersebut perlu dilakukan penerapan metode dedicated storage. Dengan adanya rancangan penyusunan penerapan dedicated storage ini diharapkan produk yang akan disimpan dapat menempati lokasi yang tetap untuk memudahkan operator dalam penyimpanan dan pengambilan produk, sehingga aliran produk menjadi lancar dan pemakaian area penyimpanan (space requirement) menjadi lebih optimal. Hasil tujuan yang diperoleh untuk luas area penyimpanan yang dibutuhkan sebesar 175,5m2, total jarak pergerakan material handling pada kondisi awal (existing) sebesar 877,3 m, memerlukan waktu sebesar 2371,08 s, total jarak jarak pergerakan material handling pada kondisi usulan sebesar 766,6 m, memerlukan waktu sebesar 2071,89 s, dan selisih jarak pergerakan material handling untuk gudang awal (existing) dengan gudang usulan 110,7 m, dengan persentase penurunan jarak 12,54%, sedangkan untuk selisih waktu pergerakan material handling untuk gudang awal (existing) dengan gudang usulan 299,19 s, dengan persentase penurunan waktu 12,62%.
Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani; Evi Febianti; Muhammad Adha Ilhami
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 3 No. 1 Maret 2015
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.015 KB)

Abstract

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan produk berupa kabel fiber optic digunakan untuk keperluan telekomunikasi. Dalam proses produksinya, perusahaan menerapkan sistem Job Order. Diterapkannya sistem produksi tersebut menyebabkan rencana produksi agak sulit untuk diprediksi karena permintaan yang tidak tetap (berfluktuasi) dan tidak pasti (probabilistik) yang akan menyebabkan timbulnya variansi yang merupakan sumber penyimpangan dari rencana yang telah dibuat. Saat ini, perusahaan menerapkan sistem persediaan periodic review di mana pembelian bahan baku fiber natural SMF biasanya dilakukan setiap 3 minggu sekali di mana jumlah pemesanannya tidak tetap yaitu berkisar antara 20.000–50.000 kilometer dalam satu kali pemesanan dengan leadtime tetap yaitu 2 minggu. Kebijakan seperti ini perlu mendapatkan evaluasi secara berkala dan terus–menerus mengingat pola permintaan yang selalu berubah. Karakteristik kebijakan persediaan model P yaitu pemesanan dilakukan menurut suatu selang interval waktu yang tetap dan ukuran lot pemesanan antara satu pemesanan dengan pemesanan lain berubah–ubah. Kriteria kinerja yang menjadi fungsi tujuan dari model P yaitu meminimasi ekspetasi ongkos total inventori. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi menggunakan model P dengan back order untuk mendapatkan kebijakan yang optimal seperti waktu pemesanan, besar persediaan maksimum dan besarnya safety stock yang dapat menghasilkan ongkos total persediaan yang minimal. Dari hasil perhitungan model P didapatkan kebijakan yang optimal pada iterasi ke-12 yaitu waktu pemesanan dilakukan setiap 51 hari, persediaan maksimum perusahaan sebesar 175.237 kilometer per tahun dan safety stock sebesar 108.588 kilometer per tahun dengan nilai ongkos total persediaan sebesar $ 3.736.712 per tahun. Hasil kebijakan tersebut kemudian disimulasikan untuk nantinya dibandingkan antara usulan berdasarkan kebijakan hasil perhitungan model P dengan kebijakan kondisi awal perusahaan. Simulasi dilakukan untuk mengetahui ongkos total persediaan baik untuk kebijakan kondisi awal maupun usulan dan dilakukan sebanyak 10 replikasi. Berdasarkan perbandingan hasil simulasi, diperoleh bahwa ketentuan persediaan usulan yang dihitung dengan menggunakan model P merupakan ketentuan persediaan yang lebih baik, karena ongkos total persediaan yang dihasilkan lebih kecil daripada ongkos total persediaan awal.
Usulan Penjadwalan Produksi Baja Profil Menggunakan Metode Nawaz Enscore And Ham dan Algoritma Simulated Annealing Evi Febianti; Ade Irman Saeful M; Junies Fitra
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penjadwalan adalah proses pengalokasian sumber daya untuk menjalankan sekumpulan job dalam jangka waktu tertentu. Penjadwalan merupakan sebuah fungsi pengambilan keputusan dalam menentukan jadwal yang tepat. PT. XYZ termasuk perusahaan manufaktur yang memiliki fasilitas pabrik baja profil dan pabrik baja tulangan. Pabrik baja profil menggunakan pola aliran flow shop dengan 6 stasiun kerja. Berdasarkan data history produksi baja profil, permintaan tertinggi yaitu pada bulan Mei 2018 dengan total 6.263,25 ton, terdapat 5 jenis produk yaitu L130, L150, WF150, WF200 dan U200. Selama ini, penjadwalan produksi eksisting perusahaan menerapkan aturan FCFS berarti pengerjaan job dilakukan sesuai dengan waktu kedatangannya. Pengurutan job dilakukan tanpa melihat banyaknya jumlah permintaan pada job, hal ini mengakibatkan besarnya nilai makespan. Dalam penelitian ini, dilakukan penjadwalan produksi usulan menggunakan metode Nawaz Enscore and Ham (NEH) sebagai insialisasi awal algoritma Simulated Annealing (SA). Algoritma SA dilakukan untuk mendapatkan jadwal optimal yang dapat menurunkan nilai makespan. Berdasarkan hasil dan analisa, penjadwalan produksi usulan menghasilkan makespan sebesar 727,60 jam dengan urutan job 4-3-5-1-2, sedangkan penjadwalan produksi eksisting menghasilkan makespan sebesar 804,85 jam dengan urutan job 1-2-3-4-5. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa penjadwalan produksi usulan mendapatkan makespan yang lebih baik yang mampu mereduksi makespan sebesar 77,25 jam atau sebesar 9,598%.
ANALISIS PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN CRITICAL CHAIN PROJECT MANAGEMENT DAN LEAN CONSTRUCTION UNTUK MEMINIMASI WASTE Evi Febianti; Lely Herlina; Aditya Herfaisal
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Disaat mengerjakan proyek pada PT. XYZ yaitu pembangunan Warehouse MC58-MC62mengalami keterlambatan selama 13 hari dengan target selesai tanggal 30 november 2013 akan  tetapi mundur sampai tanggal 13 desember 2013 sehingga mendapatkan pinalti dari PT. XYZ. Sehingga PT. ABC ini perlu melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi. Untuk melakukan analisis digunakan metodecritical chain project management (CCPM)dan konsep lean construction. Dengan tujuan mengidentifikasi dan mengeliminasi non-value added activity, mengidentifikasi perhitungan nilai resiko terhadap waste yang termasuk kategori high risk, merencanakan dan mengendalikan proyek dengan metode CCPM, serta memberikan rekomendasi untuk mengurangi masing-masing potensi resiko.Hasil dari penelitian ini menunjukkanwaste yang sering terjadi yaitu adanya kerusakan pada alat kerja Civil, kontraktor ore prestasi, mutu mesin pompa kurang bagus, keterlambatan datangnya raw material steel structure, dan kondisi permukaan tanah tidak mendukung saat proses excavation. Sehingga menghasilkan high resiko yaitu keterlambatan datangnya raw material steel structure. Dengan metode CCPM didapatkan durasi pengerjaan menjadi lebih pendek menjadi 443 hari dengan waktu kondisi awal 563 hari. Rekomendasi yang dilakukan adalah membuat list yang dibutuhkan serta adanya koordinasi dengan client, melakukan perawatan mesin secara berkala dan adanya pembelian alat kerja baru, selektif dalam memilih kontraktor, pembelian mesin pompa dengan mutu yang bagus, serta perlu dilakukannya dewatering pompa.
Strategi peningkatan produktivitas dengan pendekatan green productivity pada agroindustri kedelai Kulsum Kulsum; Yanuar Sutanto; Evi Febianti; Dyah Lintang Trenggonowati; Restu Wigati; Akbar Gunawan; Bobby Kurniawan
Journal Industrial Servicess Vol 8, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v8i1.14445

Abstract

Agroindustri kedelai XYZ merupakan industri rumahan yang membuat produk tempe. Pada produksi industri rumahan sering kali menghasilkan limbah dari proses produksi yang dilakukan. Oleh sebab itu diperlukan usaha pengelolaan yang tepat, salah satunya dengan melakukan usaha reduksi limbah. Melalui pendekatan Green Productivity diharapkan dapat mereduksi limbah yang dihasilkan dari proses produksi serta mampu mengurangi penggunaan sumber daya dan energi material yang berdampak pada pengurangan pemborosan maka akan lebih efisien dalam proses produksi yang dilakukan. Penelitian diawali dengan mengindentifikasi limbah yang dihasilkan dari setiap proses produksi tempe, kemudian menghitung nilai Green Productivity Index pada kondisi awal, lalu menentukan alternatif solusi perbaikan untuk mereduksi limbah dan menghitung nilai estimasi GPI setiap alternatif solusi perbaikan. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah padat berasal dari kulit kedelai dan abu kayu bakar, limbah cair berasal dari limbah air sisa proses produksi, dan limbah gas berasal dari asap pembakaran kayu bakar. Alternatif perbaikan yang dipilih yaitu penggunaan kembali air pada proses penyaringan. Alternatif ini mendapatkan nilai estimasi dampak lingkungan 1,2862, nilai produktivitas sebesar 1,3501 dan nilai GPI sebesar 1,04.