Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Aksi Mitigasi Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi Dengan Menggunakan Cartesian Diagram ulfah, Maria
Journal Industrial Servicess Vol 2, No 2 (2017): Maret 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v2i2.1526

Abstract

 Study on risk in supply chain has become an important topic due to increasing variety and level of risk faced by the supply chain. Consumer complain related to this issue is increasing through the years. Risk management of refine sugar supply chain in this research use House of Risk (HOR) model, consist of HOR 1 and HOR 2. Identification, analysis, and risk evaluation was using HOR 1, while risk treatment or mitigation action was using HOR 2. Risk identification and risk cause was based on Suply Chain Operations Reference (SCOR) which consist of five dimension namely plan, source, make, deliver, and return. Risk analysis was using Failure Mode and Effects Analysis (FMEA). From the analysis of each quadrant,  the responses  of the companys’s management is to more realize the mitigation actions that are in quadrant 2 because it has a high level effectiveness and has a high level of ease also to be realized. It can be concluded by the Cartesian diagram in quadrant 2, mitigation  action priority for realization is annual shutdown/maintenance, 1-year contract with the customers, and preparing the buffer stocks.
MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK BAR MILL DAN SECTION MILL MENGGUNAKAN MODEL HOUSE OF RISK Maria Ulfah
Journal Industrial Servicess Vol 4, No 1 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.609 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v4i1.4085

Abstract

Perkembangan aktivitas bisnis, membuat kehadiran risiko tak dapat dihindari oleh perusahaan. Manajemen risiko diperlukan guna meminimalkan dampak risiko yang mungkin timbul di perusahaan agar perusahaan dapat mempertahankan dan mengembangkan bidang usahanya. PT. X merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. A yang memproduksi bar mill dan section mill. Terdapat permasalahan dalam perusahaan tersebut yaitu masih ditemukannya risiko-risiko rantai pasok yang menghambat prosessupply chain, sehingga dibutuhkan pengidentifikasian, analisa, evaluasi dan mitigasi risiko-risiko yang menghambat dalam proses supply chain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SCOR (Supply Chain Operations Reference) dan HOR (House of Risk). Hasil yang didapatkan dari identifikasi risiko dan SCOR yaitu terdapat 22 kejadian risiko dan 17 sumber risiko yang diolah dengan HOR 1 sehingga didapatkan 7 prioritas sumber risiko yang harus dimitigasi. Tahap mitigasi diolah dengan HOR 2 sehingga didapatkan 7 prioritas aksi mitigasi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi sumber risiko yang menghambat proses supply chain.
Mitigasi Risiko Rantai Pasok Produk Donat Menggunakan Metode House of Risk di UMKM Nicesy Maria Ulfah
Journal Industrial Servicess Vol 6, No 1 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v6i1.9474

Abstract

UMKM Nicesy adalah salah satu UMKM yang bergerak di industri makanan yang memproduksi berbagai macam makanan seperti donat, roti, molen, bolu dan brownis. Dalam proses produksinya dari mulai bahan baku sampai hasil produksi dikirim ke konsumen masih banyak ditemui risiko yang menghambat aktivitas industri tersebut tidak berjalan lancar. Untuk mengurangi dan mengatasi berbagai risiko yang terjadi tersebut diperlukan upaya perbaikan kinerja rantai pasok secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga UMKM tetap dapat bertahan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko dan sumber risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas rantai pasok dan menentukan aksi mitigasi yang diprioritaskan di UMKM Nicesy. Metode yang digunakan House of Risk sedangkan penentuan kriteria bisnis proses menggunakan dimensi Supply Chain Operation Reference (SCOR). Mitigasi risiko yang akan dilakukan yaitu adanya karyawan yang bertanggung jawab untuk memeriksa bahan baku yang diterima (PA1), melakukan safety stock bahan baku (PA3), membuat jadwal pembelian bahan baku (PA6), membuat jadwal pembelian kardus packaging (PA8), membuat peraturan minimal waktu memesan (PA5), menetapkan kebijakan terkait permintaan (PA2), memperpanjang jam kerja karyawan (PA4), mengganti atau membuat alat penggorengan elektrik (PA7), penambahan daya generator (PA9), melakukan training kepada seluruh karyawan (PA11) dan mengganti mesin yang sudah tidak layak pakai (PA10).
Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference Maria Ulfah
Journal Industrial Servicess Vol 1, No 2 (2016): Maret 2016
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v1i2.1539

Abstract

Pelayanan jasa pendistribusian barang/produk ke konsumen saat ini adalah salah satu hal yang penting diperhatikan oleh perusahaan. Pelayanan penditribusian produk ke konsumen adalah salah satu kunci kesuksesan suatu perusahaan, karena apabila kepuasan konsumen tidak diperhatikan maka loyalitas konsumen akan berpaling ke perusahaan lain yang mampu memenuhi kepuasannya. Maka sebagai industri pengelola harus memperhatikan dan mengembangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen/industri pengguna agar usaha bisnis rantai pasok tetap eksis, berkelanjutan dan dipercaya oleh konsumen. Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki atribut kinerja rantai pasok yang diinginkan konsumen berdasarkan hasil pemetaan pihak konsumen (industri pengguna) yang terkategori one dimensional dan must be. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian, kuesioner terdiri dari functional question dan dysfunctional question yang dikelompokkan dalam 5 dimensi Supply chain operation reference (plan, source, make, deliver dan return). Hasilnya  didapatkan 29 variabel keinginan yang dibutuhkan konsumen (responden industri pengguna) dan  dikelompokkan berdasarkan 3 kategori Kano. Hasil pengkategorian atribut dengan Kano menunjukkan bahwa masih ada atribut kinerja rantai pasok yang terkategori must be dan one dimensional, artinya masih perlu perbaikan dari pihak manajemen (industri pengelola).
Usulan Preventive Maintenance Mesin Press 500 Ton Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II di PT. DHI Maria Ulfah; Ade Irman Saeful Mutaqin; Azwar Affandi Saputra
Journal Industrial Servicess Vol 6, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/62014

Abstract

PT. DHI merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi pembuatan vessel, silo dan sejenisnya. Perusahaan ini memiliki mesin utama diantaranya mesin Rolling, Banding, Bubut, Borring, Las, Press 500 Ton. Dari enam mesin tersebut Mesin Press 500 Ton menjadi prioritas karena mesin ini hanya ada satu dan sangat dibutuhkan untuk membuat produk bagian Head. Mesin Press 500 Ton sering mengalami gangguan dalam proses produksinya. Berdasarkan data yang diperoleh telah terjadi 71 kerusakan dengan total downtime sebesar 3.985 menit yang berakibat produktifitas perusahaan menurun. Tujuan penelitian ini adalah menentukan komponen kritis, mengetahui nilai reliability setiap komponen kritis, mengetahui factor-faktor kegagalan, menentukan upaya aktivitas perawatan yang tepat, dan menentukan usulan interval waktu aktivitas perawatan yang tepat pada komponen kritis mesin Press 500 Ton. Informasi kerusakan pada masing-masing komponen kritis diidentifikasi menggunakan analisis failure mode and effect analysis (FMEA) sedangkan upaya aktivitas perawatan yang tepat menggunakan reliability centered maintenance II decision worksheet dan selanjutnya ditentukan usulan jadwal preventive maintenance pada masing-masing komponen berdasarkan aktivitas perawatannya. Hasil penelitian ini terdapat enam komponen kritis pada mesin Press 500 Ton. Mode kegagalan pada komponen hidraulic dan fanbelt ditangani oleh schedule on-condition task, mode kegagalan komponen coupling dan panel control ditangani oleh schedule restoration task, mode kegagalan pada grease dan motor ditangani oleh finding failure task. Diusulkan interval waktu aktivitas perawatan komponen dengan schedule on-condition hidraulic 1.055 jam, fanbelt 2.927 jam. Aktivitas perawatan komponen dengan schedule restoration task coupling 593 jam, panel control 902 jam. Aktivitas perawatan komponen dengan finding failure grease 283 jam, dan motor 649 jam.
ANALISIS TITIK KRITIS TRACEABILITY DALAM RANTAI PASOK GULA RAFINASI MENGGUNAKAN FUZZY FAILURE MODE EFFECT ANDCRITICALITY ANALYSIS (F-FMECA) maria ulfah
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 2 (2018): Maret 2018
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v3i2.3163

Abstract

Sistem traceability dalam rantai pasok gula rafinasi adalah proses identifikasi dokumen yang berisi informasi karakteristik produk, proses produksi, pelaku dan lokasi serta manajemen produksi sehingga sistem traceability yang dikembangkan harus efektif dan efisien, artinya mempunyai informasi-informasi penting dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan titik kritis dan dampaknya terhadap sistem traceability rantai pasok gula rafinasi yang dikembangkan.Metode yang digunakan adalah Fuzzy-Failure Mode Effect and Criticality Analysis (F-FMECA). Input data berasal dari panel pakar ahli rantai pasok gula rafinasi yang berjumlah 3 orang dengan berlatar belakang akademisi, peneliti dan praktisi dengan kualifikasi bergelar sarjana dan berpengalaman pada bidang gula rafinasi masing-masing minimal 7 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa titik kritis traceability dimiliki pada semua tingkatan pelaku rantai gula rafinasi. Informasi kritis pada seluruh pelaku yaitu titik kritis traceability: (1) ditingkat Supplier meliputi tidak dilakukan seleksi GKR; (2) ditingkat Agroindustri meliputi tidak mencatat tepat kuantitas gula rafinasi dan tidak dilakukan penyeleksian hasil produksi (3) ditingkat konsumen/agroindustri meliputi tidak mencatat tepat spec gula rafinasi yang dipesan dan tidak dilakukan penyeleksian hasil produksi.
PRIORITAS MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK di IKM PERMATA Maria Ulfah
Journal Industrial Servicess Vol 4, No 2 (2019): Maret 2019
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v4i2.5155

Abstract

Setiap pelaku industri memiliki keinginan agar proses produksi berjalan secara kontinyu (terus- menerus) sehingga keberlangsungan hidup perusahaan dapat survive. Salah satu keberlangsungan industri tidak berjalan lancar adalah karena adanya risiko, sehingga risiko menjadi perhatian oleh manajemen perusahaan. Risiko dapat terjadi mulai dari proses pengadaan bahan baku hingga barang dikirim ke konsumen (suppy chain). Oleh karena itu perlu dilakukan mitigasi risiko supply chain, hal ini dapat dilakukan dengan pengelolaan supply chain yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas supply chain IKM Permata, menganalisa dan mengevaluasi penyebab risiko yang harus diprioritaskan untuk dimitigasi dan menentukan strategi mitigasi yang diprioritaskan untuk mengatasi penyebab risiko pada supply chain di IKM Permata. Metode yang digunakan dalam identifikasi dan evaluasi risiko yaitu Failure Modes Effect Analysis (FMEA) dan Quality Function Deployment (QFD), sedangkan penentuan kriteria dalam bisnis prosesnya menggunakan Supply Chain Operations Reference (SCOR). Dari metode tersebut dilakukan pembobotan terhadap hubungan risiko dan sumber risiko menggunakan House Of Risk (HOR). Prioritas mitigasi yang akan dilakukan yaitu terdapatnya SOP proses, pelatihan karyawan, inspeksi karyawan, komunikasi intens dengan pelanggan, pengecekan terhadap bahan baku sebelum pengambilan, rekrutmen tenaga kerja, membatasi tinggi tumpukan di gudang, menambah jumlah mesin, terdapat pengecekan lama bahan baku di gudang, mengganti bahan packaging menjadi lebih tebal, penjadwalan maintenance mesin dan memasang jendela/ventilasi yang tertutup.
ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Maria Ulfah; Siti Murni; Nindi Chandra Sari; Muhamad Ganivan M Sidek; Fitri Anjani
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 1b (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v3i1b.2077

Abstract

Pada proses rantai pasok ditemui berbagai risiko yang dapat mempengaruhi alur rantai pasok tidak dapat berjalan lancar. Untuk mengurangi dan mengatasi berbagai risiko yang terjadi tersebut diperlukan upaya perbaikan kinerja rantai pasok secara bertahap dan dilakukan terus-menerus (berkelanjutan), dengan mengatasi dan mencegah berbagai risiko yang berpotensi terjadi.Tujuan penelitian ini adalah memitigasi risiko dalam kegiatan rantai pasok Batik Krakatoa. Dalam penelitian ini diidentifikasi berbagai kemungkinan risiko yang berpotensi timbul dalam rantai pasok Batik Krakatoa. Metode yang digunakan dalam identifikasi dan evaluasi merupakan pengembangan metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dan Quality Function Deployment (QFD), sedangkan penentuan kriteria dalam bisnis prosesnya menggunakan dimensi Supply Chain Operation Reference (SCOR). Dari metode penelitian tersebut dikembangkan formulasi nilai potensi risiko untuk menentukan prioritas agen risiko yang akan dimitigasi dengan pendekatan House of Risk. Hasil output dari HOR 1 merupakan input pada HOR 2 yaitu framework aksi mitigasi untuk sumber risiko (risk agent). Dari HOR 2 diperoleh 10 aksi mitigasi yang diprioritaskan untuk direalisasikan berdasarkan prioritas yaitu training personal bagian pemolaan, briefing setiap hari, koordinasi dengan pihak transportasi, update peralatan, koordinasi dengan industri sejenis untuk bekerja, memiliki ruangan khusus pengeringan, meningkatkan koordinasi antar bagian, koordinasi dengan pihak yang bersangkutan, perencanaan stock produksi dan training personal bagian penerimaan bahan baku. 
Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference Maria Ulfah
Journal Industrial Servicess Vol 1, No 2 (2016): Maret 2016
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v1i2.1540

Abstract

Pelayanan jasa pendistribusian barang/produk ke konsumen saat ini adalah salah satu hal yang penting diperhatikan oleh perusahaan. Pelayanan penditribusian produk ke konsumen adalah salah satu kunci kesuksesan suatu perusahaan, karena apabila kepuasan konsumen tidak diperhatikan maka loyalitas konsumen akan berpaling ke perusahaan lain yang mampu memenuhi kepuasannya. Maka sebagai industri pengelola harus memperhatikan dan mengembangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen/industri pengguna agar usaha bisnis rantai pasok tetap eksis, berkelanjutan dan dipercaya oleh konsumen. Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki atribut kinerja rantai pasok yang diinginkan konsumen berdasarkan hasil pemetaan pihak konsumen (industri pengguna) yang terkategori one dimensional dan must be. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian, kuesioner terdiri dari functional question dan dysfunctional question yang dikelompokkan dalam 5 dimensi Supply chain operation reference (plan, source, make, deliver dan return). Hasilnya  didapatkan 29 variabel keinginan yang dibutuhkan konsumen (responden industri pengguna) dan  dikelompokkan berdasarkan 3 kategori Kano. Hasil pengkategorian atribut dengan Kano menunjukkan bahwa masih ada atribut kinerja rantai pasok yang terkategori must be dan one dimensional, artinya masih perlu perbaikan dari pihak manajemen (industri pengelola).
Identifikasi dan pengelolaan risiko rantai pasok sentra produksi kerajinan gerabah Desa Bumijaya dengan metode house of risk Maria Ulfah
Journal Industrial Servicess Vol 5, No 2 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.781 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v5i2.7998

Abstract

Sentra Produksi kerajinan gerabah yang terletak di Desa Bumijaya Kecamatan Ciruas, Serang-Banten ini merupakan satu-satunya sentra produksi kerajinan tradisioanal yang memproduksi kerajinan gerabah yang masih bertahan hingga sampai sekarang. Saat ini sentra produksi kerajinan gerabah desa bumijaya ini belum memiliki manajemen risiko yang terstruktur untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko yang terjadi terutama dalam fungsi supply chain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada sentra Produksi kerajinan gerabah Desa Bumijaya ini serta memberikan penanganan terhadap risiko-risiko tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan penerapan model SCOR untuk pemetaan aktivitas rantai pasok dan model House Of Risk untuk pengelolaan risiko rantai pasok. Hasil Identifikasi dengan model SCOR diperoleh 15 kejadian risiko (risk event ) dan 15 penyebab risiko (risk agent) pada rantai pasok sentra produksi kerajinan gerabah desa Bumijaya. Strategi pengelolaan risiko untuk mengatasi penyebab risiko yang dominan pada rantai pasok sentra produksi kerajinan gerabah desa Bumijaya adalah melakukan koordinasi dengan pihak supplier agar dapat mengurangi keterlambatan pasokan dari supplier, merencanakan dan melaksanakan perawatan secara rutin, melakukan penyortiran pada setiap bahan baku yang masuk, melakukan kerjasama dengan supplier lain, melakukan pengelolaan permintaan dan perencanaan produksi untuk menangani ketika terjadi peningkatan permintaan, melakukan perencanaan produksi, memperkirakan kemampuan supplier dalam memenuhi pesanan untuk mengetahui ketersediana bahan baku yang terdapat pada supplier, membuat SOP proses pembakaran, menyediakan mesin pengering dan menyediakan mesin penggiling tanah liat.