Claim Missing Document
Check
Articles

EFEK DEFOLIASI TERHADAP LAJU PERIMBANGAN TANAMAN UBI JALAR Edyson Indawan; Reza Prakoso Dwi Julianto; Poppy Indri Hastuti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.397 KB) | DOI: 10.37637/ab.v3i2.609

Abstract

Defoliation of the leaves of sweet potato plants needs to be done to reduce the rate of vegetative growth, because the rate of vegetative growth that is not balanced with generative growth. The section of the sweet potato plant consists mainly of stems and leaves. The purpose of this study is to obtain sweet potato cultivars with criteria of tubers and stover yields through agronomic experiments with different defoliation and cultivars. Factorial Randomized Design by placing Cultivars as the first factor, (C) included: C₁ (Beta-2), C₂ (Kuningan Merah), C₃ (BIS OP-61-OP-22). The second factor of Defoliated (D), namely : D₁ (Defoliation 16 wap), D₂ (Defoliation 12 wap), D₃ (Defoliation 8 wap), with 3 replications. The results showed that: A high RGR value is followed by a large price URLˊ, meaning that the balance of new plant material is related to the ability of plants to carry out photosynthesis. Cultivar value Beta-2 RGR (8-4) = 71 mg.gˉ¹ dayˉ¹, Kuningan Merah URLˊ(8-12) = 65 mg.cmˉ². BIS OP-61-OP-22 cultivars produce large criteria (51.22 tubers/plot) and medium criteria (44.33 tubers/plot). Beta-2 cultivars produce small criteria (45.56 tubers/plot). Ratio F/R from BIS OP-61-OP-22 cultivars (high dual-purpose), cultivars Beta-2 and Kuningan Merah (high root production)
Efektifitas perbedaan konsentrasi BAP terhadap pertumbuhan planlet pisang cavendish dengan teknik Thin Cells Layer Hidayati Karamina; Edyson Indawan; Fila Isti Kumala Agustina
Kultivasi Vol 21, No 2 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i2.35373

Abstract

AbstrakPisang murupakan komoditi dengan produksi paling tinggi di antara buah-buahan lainnya. Salah satu pisang yang diminati ialah Pisang Cavendish (Musa acuminata L.), namun pembibitan secara konvensional kurang memenuhi permintaan pasar. Salah satu alternatif untuk meningkatkan jumlah bibit pisang Cavendish adalah dengan perbanyakan tanaman secara in vitro. Teknik thin cell layer (TCL) merupakan teknik dalam kultur jaringan dengan mengiris tipis bagian tanaman yang dapat memperbanyak jumlah tunas planlet pisang Cavendish. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BAP yang cocok untuk pertumbuhan planlet pisang Cavendish dengan menggunakan teknik TCL. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perbandingan konsentrasi BAP yang digunakan B0= 0 mg/mL, B1= 1 mg/mL, B2= 2 mg/mL, B3= 3 mg/mL, B4= 4 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian BAP terhadap pertumbuhan planlet pisang Cavendish. Konsentrasi BAP yang paling efektif untuk pertumbuhan pisang cavendish adalah 4 mg/mL dengan hasil hari muncul tunas 2 hari, panjang tunas 1,07 cm, jumlah tunas terbanyak 3,06 tunas, persen hidup sebesar 76%, persen mati sebesar 24%. Pengamatan morfologi pada planlet pisang Cavendish yang ditanam pada media konsentrasi BAP 4 mg/mL menunjukkan pertumbuhan paling optimal. Kata kunci : BAP, Pisang Cavendish, TCLAbstractBanana is the commodity with the highest production among other fruits. One of the most popular bananas is the Cavendish banana (Musa acuminata L.), but its conventional nurseries do not meet market demand. In vitro propagation is an alternative method to increase the number of Cavendish bananas seedlings. Thin cells layer (TCL) is a technique in tissue culture by thinly slicing plant parts that can increase the number of shoots of Cavendish banana plantlets. This study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 5 replications. Comparison of BAP concentration used B0= 0 mg/mL, B1= 1 mg/mL, B2= 2 mg/mL, B3= 3 mg/mL, B4= 4 mg/mL. The results showed that there was an effect of giving BAP on the growth of Cavendish banana plantlets. The most effective concentration of BAP for supporting the growth of Cavendish banana plantlet was 4 mg/mL with 2 days of shoot emergence, 1.07 cm of shoot length, 3.06 shoots, 76% of life percentage, 24% of dead percentage. Morphological observations of Cavendish banana plantlets grown on 4 mg/mL BAP concentration media showed the most optimal growth. Keywords : BAP, Cavendish banana, TCL
Pemanfaatan Maggot Untuk Pengolahan Sampah Organik Di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang Lorine Tantalu; Nonok Supartini; Edyson Indawan; Kgs Ahmadi
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.365 KB) | DOI: 10.33366/japi.v7i2.3705

Abstract

Pupa Maggot memiliki potensi yang luar biasa dalam pengelolaan Sampah Organik Dapur (SOD). Sebagai bentuk kerjasama dengan pengelola Bank Sampah M-230 di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan kedungkandang Kota Malang, peneliti dalam hal ini membantu pewujudkan redesign kandang budidaya lalat black soldier sebagai bagian dari indukan dalam siklus budidaya maggot yang terkendala adanya kerusakan kandang. Sebagai bentuk implementasi terkait kepeduluan terhadap pengurangan timbunan sampah organik dapur, peneliti besama pemilik Bank Sampah M-230 memberikan pemahaman terkait penggunaan tong dekomposer dengan memanfaatkan maggot untuk melakukan biokonversi sampah organik menjadi lebih ramah lingkungan, sekaligus memberikan tong dekomposer kepada perwakilan POKJA. Hasil dari pengelolaan sampah menggunakan maggot ini dapat juga dapat diaplikasikan menjadi pupuk organik yang dapat diterapkan pada tanaman rumah tangga yang dimiliki di lingkungan Kelurahan Cemorokandang tersebut.
Peningkatan Pengetahuan Petani terhadap Bokashi dalam Kegiatan Pertanian “Problematika Tanaman Cabai” Reza Prakoso Dwi Julianto; Edyson Indawan; Poppy Indri Hastuti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.467 KB) | DOI: 10.33366/japi.v5i2.1832

Abstract

Peningkatan kualitas hasil pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pertanian organik salah satunya dengan memanfaatkan limbah organik sebagai bokashi dalam kegiatan pemupukan. Pemupukan yang sering dilakukan oleh petani menggunakan pupuk kimiawi. Pupuk kimiawi yang diberikan dala dosis tinggi akan menyebabkan penurunan kesuburan tanah, menurunnya kenaekaragaman hayati, meningkatkan serangan hama dan penyakit, timbulnya resisten dan berkembangnya organisme parasit. Secara alami limbah akan terurai oleh mikroorganisme, akan tetapi bila kapasitas penumpukan lebih tinggi daripada aktifitas mikroorganisme pengurai, maka dipastikan limbah tersebut akan menimbulkan masalah dalam bentuk pencemaran lingkungan. Pembuatan pupuk bokashi sebagai biofertilizer diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas pertanian serta menghasilkan produk produk pertanian yang sehat, selain itu juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian petani. Hasil kegiatan ini adalah berupa limbah organik yang telah didekomposisikan menjadi bokashi dipergunakan sebagai sumber hara bagi tanaman sekaligus dapat menekan biaya pupuk anorganik yang mahal harganya, disisi lain secara langsung kegiatan ini dapat mengendalikan terjadinya pencemaran sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah dalam meningkatkan kualitas dan kuantutas tanaman cabai dan kesehatan lingkungan, hal ini akibat adanya peran penting dari bokashi dalam memperbaiki struktur tanah, memperbaiki tata air dan tata udara, suhu lebih teratur, daya absorbsi, dan daya Kapasitas Tukar Kation (KTK) besar, memperbaiki kehidupan jasad renik dan menekan hama dan penyakit tanaman cabai.
RESPON TANAMAN SELADA WANGI (Lactuca sativa L. var. Longifolia) SISTEM VERTIKULTUR TERHADAP MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN Ricky Indri Hapsari; Edyson Indawan; Dewi Ratih Rizki Damayanti; Samuel Chaprianggi Agung
BUANA SAINS Vol 22, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v22i2.3753

Abstract

This study aimed to determine the response of lettuce plants to type planting media and watering intervals in the verticulture system. This research method used a split-plot design with eight treatments and three replications, including Main plots P1 (2 days watering interval) and P2 (4 days watering interval). The second treatment as sub-plots consisted of planting media: M1 (soil: manure), M2 (manure: sand), M3 (manure: husk charcoal), and M4 (soil: manure: husk charcoal). Observations included growth parameters (plant height, number of leaves, leaf area) and harvest parameters (total fresh weight of plants, fresh weight of roots, total dry weight of plants, dry weight of plants without roots, dry weight of roots). The result of the 2nd watering interval was able to significantly increase the growth component and fragrant lettuce plants compared to the 4th watering interval. Different types of planting media showed a significant effect on plant height but did not affect the number of leaves, leaf area, and components of the yield of fragrant lettuce.
Inovasi Kandang Siang Malam untuk Budidaya Maggot Black Soldier Fly di Bank Sampah Eltari M-230 Lorine Tantalu; Nonok Supartini; Edyson Indawan; Kgs Ahmadi; Zain Fuadi
Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) Vol 5 (2022): PROSIDING SENTIKUIN
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bank sampah Eltari M-230 merupakan salah penggiat upaya pengolahan sampah organik dapur dengan memanfaatkan maggot. BapakmYusuf sebagai ketua Bank Sampah M-230 yang berlokasi di RW 6 Kelurahan Cemorokandang Kecamatan Kedungkandang sebelumnya telah membangun kandang Black Soldier Fly (BSF) untuk menghasilkan telur dan maggot sebagai agen konversi sampah organik dapur. Serangan hama tikus yang melubangi kandang mengakibatkan beberapa hewan seperti cicak dan semut masuk ke dalam kandang, sehingga produktivitas telur maupun maggot menurun. Upaya pemindahan budidaya menjadi didalam kamar pribadi Pak Yusuf menjadi pilihan terakhir untuk melanjutkan kegiatan budidaya. Tujuan utama dalam kegiatan pengabdian bersama peneliti PKM Unitri, ini upaya untuk mengimpelemntasikan gagasan bersama untuk menyelesaikan permasalahan turunnya produktivitas telur BSF dengan inovasi terkait rekayasa keteknikan dengan membuat kandang siang malam untuk budidaya maggot BSF berhasil terselesaikan. Mulai dari pemahaman daur hidup BSf sebagai dasar desain inovasi kandang baru, pemilihan material yang tidak mudah rusak oleh adanya hama maupun perubahan cuaca dalam waktu yang lebih lama serta harga yang lebih ekonomis menjadi target sasaran perubahan desain kandang BSF yang diberi nama kandang siang malam. Telur maggot yang dihasilkan dalam kegiatan penelitian sekaligus pengabdian ini berupa pencapaian peningkatan 9 kali lipat dari berat awal yang hanya mencapai 5 gram menjadi 47,15 gram. Kata Kunci : Bank Sampah Eltari M-230; Black Soldier Fly; Kandang Maggot Abstract The Eltari M-230 waste bank is one of the activists in efforts to process kitchen organic waste by utilizing maggot. Mr. Yusuf as chairman of the M-230 Garbage Bank located in RW 6 Cemorokandang Village, Kedungkandang District, had previously built a Black Soldier Fly (BSF) cage to produce eggs and maggot as agents for converting kitchen organic waste. The attack of rat pests that made holes in the cage resulted in several animals such as lizards and ants entering the cage, so that egg and maggot productivity decreased. Efforts to transfer cultivation to Pak Yusuf's private room are the last resort to continue cultivation activities. The main objective in the joint service activity with PKM Unitri researchers, is an effort to implement a joint idea to solve the problem of decreasing BSF egg productivity with innovations related to engineering engineering by making cages day and night for BSF maggot cultivation successfully resolved. Starting from understanding the BSf life cycle as the basis for the design of new cage innovations, selecting materials that are not easily damaged by pests or weather changes for a longer time and a more economical price are the targets for changing the design of BSF cages, which are called day and night cages. The maggot eggs produced in this research and service activity are in the form of achieving a 9-fold increase from the initial weight which only reached 5 grams to 47.15 grams. Keyword : Eltari M-230 Waste Bank; Black Soldier Fly; Maggot Cage
Pelatihan Pembuatan Pakan Unggas Berbasis Maggot Dari Bank Sampah Eltari M-230 Kelurahan Cemoro Kandang Kota, Malang Nonok Supartini; Lorine Tantalu; Edyson Indawan; Kgs Ahmadi; Ach. Nur Wakid
Society : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Vol.3 No.2, April 2023
Publisher : Universitas Dinamika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37802/society.v3i2.288

Abstract

Meningkatnya harga pakan merupakan permasalahan yang selalu dihadapai oleh para peternak khususnya peternak unggas, sehingga menjadikan peternak mencari alternatif solusi dalam menekan kebutuhan biaya pakan. Penggunaan pakan yang ekonomis dan efisien sangat diperlukan dalam budidaya ayam petelur, karena akan mengurangi biaya produksi pakan. Diperlukan tambahan protein yang murah dan efektif ke dalam bahan pakan ternak. Salah satu upaya yang bisa membantu mengatasi masalah ini adalah melalui implementasi maggot sebagai pakan. Solusi ini tepat untuk mengatasi kebutuhan pakan protein tinggi yang disertai dengan pengadaan maggot yang mudah dengan cara budidaya maggot dari sampah organik dapur. Pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan maggot sebagai alternatif pakan ternak telah dilaksanakan di Bank Sampah Eltari M-230 Kedungkandang Kota Malang. Metode pelaksanaan pelatihan ini dilakukan melalui proses ceramah, diskusi sekaligus praktek pembuatan pakan layer dari maggot. Hasil dari pelatihan kepada masyarakat menunjukkan antusiasme masyarakat yang besar, yaitu ditunjukkan dengan keaktifan POKJA (Kelompok Kerja) Kelurahan Cemoro Kandang dalam mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir serta menjawab pertanyaan survei dengan prosentase sangat paham tertinggi terdapat pada item penilaian bahan penting untuk dijadikan pelet unggas (71%), penilaian paham tertinggi terdapat pada penilaian praktek persiapan bahan baku pembuatan pakan unggas menggunakan maggot (54%), cukup paham tertinggi terdapat pada penilaian proses pembuatan pakan maggot (21%). Sementara penilaian kurang dan tidak paham terdapat pada kandungan nutrisi pada maggot (8% dan 4%). Kesimpulan dari adanya kegiatan pelatihan pembuatan pakan unggas petelur (layer) berbasis maggot di Bank Sampah Eltari untuk pakan unggas ini telah terselesaikan dengan sukses dengan dibuktikan adanya peningkatan tingkat pemahaman serta kompetensi skill peserta tentang penggunaan maggot sebagai bagian dari fase kehidupan Black Soldier Fly sebagai bahan alternatif pakan.
Pendampingan Aplikasi Teknologi Pengolahan Sebagai Pakan Ikan Lele Di Bank Sampah Eltari M-230 Kelurahan Cemoro Kandang Kota Malang Menggunakan Maggot Tantalu, Lorine; Supartini, Nonok; Indawan, Edyson; Ahmadi, Kgs
IHSAN : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 4, No 2 (2022): Ihsan: Jurnal Pengabdian Masyarakat (Oktober)
Publisher : University of Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/ihsan.v4i2.11299

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan manfaat pentingnya maggot dalam meningkatkan taraf perekonomian menjadi bahan pakan khusus pelet ikan lele di POKJA Kelurahan Cemorokandang Kota Malang. Berkat kerjasama antara bank Sampah Eltari M-230 dan anggota kelompok kerja tersebut, kegiatan biokonversi sampah organik menggunakan maggot yang dilanjutkan dengan penentuan formulasi yang baik untuk dijadikan pelet bagi warga menjadi tujuan utama berlangsungnya program pengabdian kali ini. Tahapan yang dilakukan diantara pendekatan warga terkait kegiatan yang dilaksanakan, pengujian kandungan nutrisi yang ada pada fresh maggot dengan melalui tahapan pengeringan, formulasi pakan dengan hasil uji fresh maggot, dan pelatihan pemanfaatan maggot menjadi pakan yang tinggi nutrisi. Antusiasme setiap kegiatan terekam dengan baik dalam kegiatan pengabdian ini, hingga tercatat 29 71% peserta sangat paham dengan materi yang diberikan pada kegiatan pelatihan
PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR KULIT BAWANG MERAH PADA TANAMAN TERONG UNGU (Solanum melongena L). Sinu, Grasiana Tryfonia Dehot; Agastya, I Made Indra; Anggarbeni, Susilo Ribut; Indawan, Edyson; Hapsari, Ricky Indri
BUANA SAINS Vol 24, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v24i2.6158

Abstract

This research aims to determine the use of shallot skin liquid organic fertilizers on the growth of eggplant plants and determine the application of different doses to eggplant plants. The method used in this research used a factorial Randomized Block Design (RAK) with two factors where the first factor was eggplant variety M1: Mustang F1, M2 : LagunaF1, and the second factor was the dose of Liquid Organic Fertilizer (POC) shallot skin V0 : no POC shallot skins, V1 : 20 ml/L POC of shallot skins, V2 : 40 ml/L POC of shallot skins, V3 : 60 ml/L POC of shallot skins, V4 = 80 ml/L POC of shallot skins. The results showed that shallots skin POC on both varieties did not provide significant interaction. Shallots skin POC independently affected plant height and number of leaves, with the highest results in the V4 treatment with an average of 26.00 cm and 21.84 strands. While in the parameters of the result, the V4 treatment showed the highest results in fruit weight, namely 243.99 g. Onion skin POC can increase eggplant plant growth with the highest dose of 80 ml/L..
ANALISIS KORELASI DAN JALUR DALAM PENENTUAN KRITERIA SELEKSI UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) BERDAYA HASIL TINGGI Reza Prakoso Dwi Julianto; Sri Umi Lestari; Edyson Indawan
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 23 No 1 (2021)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jipi.23.1.53-60

Abstract

[CORRELATION AND PATH ANALYSES FOR DETERMINING THE SELECTION CRITERIA OF HIGH YIELDING SWEET POTATO (Ipomoea batatas (L.) Lam.)]. Sweet potatoes can serve as an alternative source of healthy carbohydrates. The productivity of sweet potato is relatively low, namely 13,51 tons/ha. Plant breeding activities are one of the solutions to develop superior varieties. The success of plant breeding is determined by the success of the selection activity, one of which is determined by the selection characters used. Correlation and path analysis are used to study the closeness of the quantitative variables as the basis for a more efficient selection program. The purpose of research was to determine the character selection of sweet potato and determine the correlation pattern between the observed characters based on the correlation coefficient value along the direct and indirect effect. The research was carried out on dry land with Inceptisol dryland, at an altitude of 350 m above sea level using a randomized block design with three replications. The material used in the researh was thirteen sweet potato genotypes. The results of the correlation analysis showed that the tuber yield had a very strong and positive correlation to the number of plants (r = 0.706), tuber fresh weight (r = 0.816), and tuber BK (r = 0.898), while the tuber number variable had a moderate positive correlation. (r = 0.605). Several variables also showed a negative relationship, including stover fresh weight,% BK tuber, BK stover, and BK biomass. Based on the analysis and path analysis, the BK variable can be used as an effective and efficient selection variable in producing high yield sweet potatoes.