Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Peer Support Group dalam Peningkatan Resiliensi dan Self Esteem Penderita Skizofrenia Ratna Juwita
Genitri: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan Vol 1 No 1 (2022): juni
Publisher : Politeknik Kesehatan Kartini Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36049/genitri.v1i1.62

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu penyakit gangguan jiwa kronik yang ditandai dengan gangguan pada kemampuan berpikir yang mempengaruhi pola perilaku dan self-esteem. Kemampuan berpikir dan pola perilaku penderita skizofrenia mengalami gangguan seperti munculnya halusinasi, delusi, serta gejala positif, maupun gejala negative yang akan mempengaruhi self-esteem. Self-esteem merupakan komponen esensial kesehatan jiwa dimana rendahnya komponen ini akan menimbulkan kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, depresi, delusi, gejala psikosis, bahkan bunuh diri. Pengabdian masyarakat peer group resiliensi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan self-esteem pada penderita skizofrenia untuk mencegah gejala komplikasi lainnya. Pemberdayaan masyarakat ini menggunakan metode pre-post test study untuk mengukur perbedaan self-esteem sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan kepada sekelompok skizofrenia menggunakan instrument Rosenberg Self-esteem Scale. Populasi target pada pemberdayaan masyarakat ini adalah 11 orang penderita skizofrenia yang berusia 30-45 tahun yang minimal berlatar pendidikan SMA di Rumah berdaya Denpasar. Metode pre-post test dilakukan selama fase modul pelatihan 8 minggu. Aktivitas pengabdian ini berupa pemaparan materi, diskusi dan pelatihan. Pre test dilakukan sebelum pelatihan (T0) dan post test dilakukan pada akhir minggu ke delapan (T1). Semua partisipan berpartisipasi lengkap selama pelatihan. Hasil pre dan post tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata resiliensi dan self-esteem yang signifikan sebelum dan sesudah terselesaikannya modul pelatihan. Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan self-esteem sangat bermanfaat untuk meningkatkan resiliensi penderita skizofrenia.
Program Kemitraan Masyarakat Pencegahan Penyebaran Narkoba dan HID/AIDS pada Remaja di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Putu Nita Cahyawati; Pande Ayu Naya Kasih Permatananda
Genitri: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan Vol 1 No 2 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Kesehatan Kartini Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36049/genitri.v1i2.82

Abstract

Penyebaran narkoba di kalangan remaja Indonesia masih merupakan sesuatu masalah yang bersifat kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan pada remaja. Selain masalah penyebaran narkoba pada remaja, terdapat juga permasalahan penyebaran infeksi HIV/AIDS. Data BKKBN menunjukkan kurang lebih 50% dari pengidap AIDS di Indonesia adalah kelompok umur remaja. Pada masa remaja sering kali timbul rasa ingin mencoba-coba. Penyebab penyebaran narkoba dan HIV/AIDS pada remaja di Provinsi Bali tidak bisa terkendali lagi termasuk di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan. Kurangnya pengetahuan dan informasi di kalangan remaja di desa menjadi faktor utama mudahnya penyebaran ini. Mitra pada pengabdian ini adalah kader remaja yaitu para remaja yang tergabung dalam suatu wadah sekeha teruna-teruni di Desa Buahan Kaja. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan melakukan sosialisasi dengan mitra, focus group discussion (FGD), penyuluhan dan pelatihan tentang pencegahan narkoba dan HIV/AIDS pada kader remaja. Hasil dari pengabdian ini adalah semua kelompok mitra telah mampu merumuskan kegiatan “peer” pencegahan narkoba dan HIV/AIDS di Desa Buahan Kaja. Focus Group Discussion (FGD) telah mampu merumuskan permasalahan yang ada di masyarakat menyangkut masih kurangnya pengetahuan para kader remaja mengenai pencegahan penyebaran narkoba dan HIV/AIDS. Saran yang dapat kami berikan dalam kegiatan pengabdian ini adalah agar kelompok mitra dapat menjadi ujung tombak perekrutan mitra lainnya sebagai partner dalam melakukan kegiatan “peer” pencegahan penyebaran narkoba dan HIV/AIDS di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
PKM Pemberdayaan Pekerja Seks Perempuan dalam Penanggulangan Kanker Serviks di Kecamatan Kuta Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya; Komang Triyani Kartinawati
Genitri: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Kesehatan Vol 2 No 2 (2023): Desember
Publisher : Politeknik Kesehatan Kartini Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36049/genitri.v2i2.164

Abstract

Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ reproduksi wanita adalah Kanker Serviks yang merupakan kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bali adalah tujuan para traveler yang rentan terhadap penyebaran dan penularan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Kejadian Kanker Serviks di Provinsi Bali adalah sebesar 2,3 per 1000 penduduk. Kanker Serviks ini dapat dicegah dengan cara meningkatkan perilaku hidup sehat dengan cara cerdik serta mengurangi faktor risiko terjadinya kanker tersebut. Dari wawancara yang dilakukan kepada mitra, didapatkan permasalahan bahwa minimalnya pengetahuan mitra PSP (Pekerja Seks Perempuan) mengenai kesehatan reproduksi khususnya pencegahan Kanker Serviks. Mereka tidak mengetahui hal-hal yang berbahaya dari Kanker Serviks, faktor risiko, cara penularannya serta cara pencegahannya. Dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak 3 tahun lalu, membuat terjadinya penurunan pemasukan dari pelanggan yang berdampak pada perekonomian mereka. Sehingga mereka membutuhkan penghasilan tambahan selain dari memuaskan pelanggan. Dari permasalahan yang dihadapi, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah melaksanakan focus group discussion mengenai pencegahan Kanker Serviks dengan melibatkan mitra. Dari kegiatan ini telah meningkatkan pemahaman PSP serta orang-orang di sekitar lokalisasi mengenai pentingnya penanggulangan Kanker Serviks. Peningkatan skill PSP melalui pelatihan bagi mitra dalam pembuatan APD seperti masker, handsanitizer, face shield. Pelatihan ini dilakukan untuk membantu PSP dalam mencari pemasukan tambahan selain bekerja di lokalisasi sehingga permasalahan perekonomian mereka terbantu di masa pandemi Covid-19.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nulle Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur Gde Aldy Kurnia Griayasa; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Komang Triyani Kartinawati
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 1 (2024): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.1.2024.81-93

Abstract

Stunting, yang berarti pertumbuhan terhambat atau terlalu pendek, diartikan sebagai tinggi badan kurang dari -2 SD (Standar Deviasi) di bawah median standar pertumbuhan menurut WHO. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak-anak balita berusia 2-5 tahun di Puskesmas Nulle, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain kasus kontrol, melibatkan 100 sampel, terdiri dari 50 kasus stunting dan 50 kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran tinggi badan, wawancara, dan pengisian kuesioner. Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan program SPSS 24.0 for windows. Hasil uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan (p-value 0,00), tingkat pendidikan orangtua (p-value 0,02), riwayat infeksi (p-value 0,04), dan kelahiran prematur (p-value 0,00) dengan kejadian stunting. Pada sisi lain, variabel pemberian ASI Eksklusif, tinggi badan ibu, pemanfaatan pelayanan kesehatan, jarak kehamilan, sanitasi, dan persediaan air tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah ketidaksesuaian pola pemberian makan pada balita (odds ratio = 7,32) dibandingkan dengan faktor risiko lainnya. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan mixed untuk memperoleh analisis yang lebih komprehensif, valid, dapat dipercaya, dan obyektif dalam melakukan pengkajian pengaruh terhadap stunting.
Penyuluhan Kader Dasawisma Mengenai Tertib Kelola Pangan dengan Metode Food Preparation di Masa Pandemi Covid-19 di Desa Dangintukadaya Ni Made Hegard Sukmawati; Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survey terhadap ibu-ibu PKK di Banjar Sebual, Desa Dangintukadaya, Kabupaten jembrana, diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat selama pandemi Covid-19 adalah perekonomian dan kemampuan daya beli. Penurunan aktivitas pariwisata di Bali berimbas kepada budget pembelanjaan pangan bagi keluarga, dan penyediaan makanan bergizi dan seimbang. Adanya pembatasan sosial dan kekhawatiran akan risiko terinfeksi virus Covid-19 juga menyulitkan para ibu-ibu untuk berbelanja bahan pangan secara rutin. Kegitan Penyuluhan Tertib Kelola Pangan dengan Metode Food Preparation di Masa Pandemi Covid-19 bagi kader Dasawisma di Desa Dangintukadaya diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan kader PKK di banjar ini mengenai kelola pangan selama masa pandemi. Pelaksanaan kegiatan dalam program ini meliputi presentasi materi, pemutaran video peraga, dan tanya jawab terkait dengan teknik Food prep. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui evaluasi kehadiran, partisipasi aktif kader, pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta terkait materi yang disampaikan. Hasil: berjalan dengan lancar dan peserta telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan pengelolaan pangan dengan metode food preparation. Hasil evaluasi terhadap pengetahuan peserta terkait metode food preparation menunjukkan peningkatan pengetahuan yang terukur dari kenaikan rerata skor awal 22 (pre-test) menjadi 79 (post-test). Kepuasan peserta terhadap keberlangsungan program diukur secara kualitatif melalui penyampaian feedback dari peserta dan peserta menyatakan puas dengan kegiatan ini dan menyatakan manfaat dari informasi yang disampaikan.
Pelatihan pada Kader Posyandu dalam Deteksi Dini Perkembangan Balita Usia 0-2 tahun di Desa Bukian, Payangan Anny Eka Pratiwi; Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Made Indra Wijaya
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi perkembangan seorang anak dapat dilakukan melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangannya, yang dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Untuk meningkatkan berbagai aspek kecerdasan selama masa pertumbuhan dan perkembangan anak, diperlukan tidak hanya faktor keturunan dan rangsangan dari lingkungan, tetapi juga pemenuhan tiga kebutuhan utama: fisik, emosional, dan stimulasi dini. Kegiatan ini difokuskan pada kelompok Posyandu di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Gianyar, dengan tujuan melatih para kader dalam melakukan stimulasi dan deteksi dini terhadap potensi penyimpangan pada anak usia 0-2 tahun. Metode yang digunakan adalah community development, melibatkan 10 kader posyandu dan 5 anak berusia 0-2 tahun. Proses pelaksanaan melibatkan pelatihan kepada kader mengenai stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita, diikuti dengan pengukuran dan penilaian tumbuh kembang anak. Dari 5 anak yang terlibat, 4 anak (80%) menunjukkan perkembangan "Sesuai," menunjukkan kemampuan baik dalam aspek motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan kemandirian. Satu anak (20%) termasuk dalam kategori "Meragukan," sementara tidak ada yang tergolong dalam kategori "Penyimpangan." Pelaksanaan Program Deteksi Dini Perkembangan Anak dilakukan dengan tujuan memantau perkembangan anak dan mendeteksi potensi gangguan atau penyimpangan dalam perkembangan mereka. Implementasi program ini telah sukses, mencapai tingkat keberhasilan sebesar 100%.
Pemberdayaan PKK dan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Tinggi di Desa Bukian, Kecamatan Payangan Ratna Juwita Dewa Ayu Putu; Luh Gede Pradnyawati; Anny Eka Pratiwi; Ni Made Hegard Sukmawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan risiko tinggi merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada kehamilan dan persalinan yang berkontribusi terhadap peningkatan angka kematian ibu. Kehamilan berisiko tinggi adalah suatu kondisi dalam kehamilan, dimana ibu hamil berada dalam keadaan yang dapat memperburuk kondisinya sendiri maupun janin yang dikandungnya akibat proses kehamilan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan berisiko untuk menurunkan komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Desa Bukian merupakan desa di kawasan Kecamatan Payangan Desa Bukian memiliki kegiatan aktif di bidang kesehatan yang dinaungi oleh Puskesmas dengan memberdayakan ibu-ibu PKK sebagai kader. Berdasarkan data Puskesmas, jumlah ibu hamil saat ini sebanyak 43 ibu hamil yang belum pernah mendapat pemaparan lengkap tentang proses kehamilan dan risiko pada kehamilan. Ibu hamil tersebut sebagian besar berada pada trimester satu yang merupakan fase terpenting untuk melakukan skrining dan diagnosis awal jika terdapat gejala patologis pada ibu hamil. Berdasarkan diskusi dengan PKK disepakati penting untuk melakukan edukasi pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap kehamilan risiko tinggi sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan mereka, terutama keluarga dalam melakukan antenatal care sebagai penentu keputusan. Kegiatan ini dihadiri oleh 11 PKK dan 11 ibu hamil yang berdiskusi tentang fase kehamilan, gejala dan tanda patologis, bagaimana cara mengambil keputusan dalam setiap risiko kehamilan serta manajemen stress pada kehamilan. Didapatkan hasil bahwa lebih dari 80% peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap risiko kehamilan sebelum dan sesudah dilakukan diskusi dan penyuluhan. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu ibu PKK menjadi kader dalam menyebarkan pengetahuan dan konseling risiko-risiko pada kehamilan yang patut diwaspadai.
Pemberdayaan Kader PKK dalam Pengolahan Tanaman Toga di Desa Celuk Suka Astini Dewa Ayu Agung Alit; Luh Gde Evayanti; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Sagung Putri Permana Lestari Murdhana Putere; I Wayan Sudiarta; Komang Trisna Sumadewi
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Processing of toga plants or traditional medicinal plants is an important part of human cultural heritage. Toga plants are rich in active compounds that have pharmacological effects and health benefits. Interest in the use of the toga plant as an alternative treatment is increasing. Toga plant processing involves various stages, from planting to extracting active compounds, with the important role of technology and innovation. The importance of the toga plant processing industry involves economic aspects, biodiversity conservation, and preservation of cultural traditions. The development of this industry requires a holistic approach involving various parties, from farmers to consumers, to ensure sustainability and welfare of the communities involved in this process. The partners in this service are the PKK Cadres of Celuk Sukawati Gianyar Village, totaling 8 people and coordinated by the PKK Cadre Chair. There are problems that have been identified by partners, namely economic and health problems. The economic problem is the decreasing economic capacity of partners, while the health problem is the lack of cadre skills regarding the use of family medicinal plants in health. The solution for partners to these two problems is to provide education regarding the use of toga plants and training regarding processing of toga plants. Partners are given tools and materials to assist partners in processing toga plants. Outcomes include increasing the knowledge of ≥ 80% of partner members regarding the use of toga plants and ≥ 80% of partner members receiving training in processing toga plants to increase family income.
Pemberdayaan Pedagang Makanan dalam Upaya Pencegahan Foodborne Dissease di Pasar Wisata Kuliner Payangan Ratna Juwita Dewa Ayu Putu
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 2 (2024): May 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Permasalahan tentang hygiene dan sanitasi makanan selalu menjadi permasalahan kesehatan tertinggi bagi wisatawan. Salah satu permasalahan kesehatan yang menjadi kasus tertinggi pada klinik wisata adalah food borne disease yaitu diare. Pasar Payangan merupakan tempat umum di Kecamatan Payangan yang ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa klinik 24 jam di daerah tersebut, didapatkan data bahwa kasus yang paling sering ditangani adalah penyakit diare yang terjadi setelah menyantap makanan lokal. Berdasarkan hasil diskusi bersama pedagang, pedagang tidak mengetahui bahwa ada kecenderungan wisatawan mengalami diare setelah menyantap makanan yang dijual di Pasar Payangan. Pedagang mengatakan bahwa belum pernah lagi dilakukan penyuluhan tentang kebersihan makanan di Pasar dan penting untuk dilakukan edukasi kepada para pedagang kuliner tentang pengelolaan makanan yang baik dan penyakit yang bisa ditimbulkan. Intervensi dilakukan dengan memanfaatkan kelompok pedagang makanan sebagai tenaga promosi dan edukatif tentang hygiene dan sanitasi makanan. Kegiatan dilakukan melalui metode penyuluhan dan diskusi dua arah yang diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test. Kegiatan dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh program yang dijalankan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku mereka tentang sanitasi makanan. Kegiatan juga diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test. Pelatihan diikuti oleh 22 pedagang dengan rentang usia 30-60 tahun. Didapatkan hasil bahwa lebih dari 80% pedagang mengalami peningkatan pengetahuan tentang sanitasi dan proses pengelolaan makanan. Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk menurunkan prevalensi kejadian penyakita bersumber dari makanan kepada wisatawan yang berkunjung ke Pasar Payangan. Kata kunci: Pasar Payangan, sanitasi, diare Abstract [Empowering Food Traders to Prevent Foodbore Dissease at Payangan Culinary Tourism Market] Issues regarding food hygiene and sanitation have always been the highest health problem for tourists. One of the health problems is food borne dissease, namely diarrhea. Payangan market is a public place in Payangan district which is busy with tourists, both domestic and foreign. Based on interviews with several 24-hour clinics in the area, data was obtained that the most frequently treated cases were diarrheal disseases that occured after eating local food. Based on the results of discussions with traders, they did not know that there was a tendency for tourist to experience diarrhea after eating food sold at Payangan Market. Traiders said that there had never been any education about food hygiene in the market and it was important to educate culinary traders about good food management and the dissease that could be caused. The intervention was carried out by utilizing groups of food traders as promotional and educational personnel about food hygiene and sanitation. Activaties are carried out through a two-way counseling and discussion methode that begins with a pre-test and ends with post test. Activities were carried out to measure how much influence the program had on their knowledge. The training was attended by 22 traders with an age range of 30-60 years. The resutl showed that more than 80% of traders experienced increased knowledge about sanitation and food management processes. It is hoped that this activity can be carried out in asustainable manner to reduce the prevalence of food-borne illness among tourists visiting Payangan Market. Keywords: Pasar Payangan, sanitation, diarrhea
PKM Pemberdayaan Pedagang Perempuan Dalam Pencegahan IMS dan HIV/AIDS di Pasar Buana Raya, Padangsambian Luh Gede Pradnyawati; Dewa Ayu Putu Ratna Juwita; Komang Triyani Kartinawati; Made Indra Wijaya
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 8 No. 1 (2024): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpd.v8i1.3031

Abstract

Penyakit Infeksi Menular Seksual dan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit yang dapat menular melalui kontak seksual. IMS dan HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini masih menjadi perhatian dibidang kesehatan karena angka kejadian IMS masih terus meningkat. Selain pada kelompok populasi berisiko tinggi, populasi berisiko rendah seperti para pedagang perempuan di pasar juga rentan terkena IMS dan HIV/AIDS. Salah satu tempat di Bali yang interaksi masyarakatnya tinggi adalah pasar, dimana populasi masyarakatnya tergolong kelompok risiko rendah. Pasar Buana Raya, Padangsambian merupakan pasar yang ada di Kota Denpasar yang rentan juga dengan penyebaran IMS dan HIV/AIDS. Dari hasil wawancara dengan kader didapatkan beberapa permasalahan terkait program pencegahan IMS dan HIV/AIDS adalah minimalnya informasi yang didapatkan kader serta rendahnya pengetahuan kader tentang pencegahan IMS dan HIV/AIDS di Pasar Buana Raya, Padangsambian, Kota Denpasar. Dari hal tersebut pemberdayaan perempuan di Pasar Buana Raya, Padangsambian diperlukan untuk pencegahan IMS dan HIV/AIDS. Hasil kegiatan pengabdian ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal. Kelompok mitra berperan aktif dalam setiap kegiatan PKM dengan persentase kehadiran 100% dan partisipasi aktif 100%. Pengetahuan pedagang juga meningkat yang dilihat dari nilai pretest dan postest kedua kelompok mitra mengalami peningkatan 100% setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan. Focus Group Discussion (FGD) telah mampu merumuskan permasalahan yang ada dan bagaimana solusi serta pemecahan masalah IMS dan HIV/AIDS pada konteks pasar.