Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pelatihan Membaca Kitab Kuning Dan Mengirab Kalimat Berbahasa Arab Di Majlis Ta’lim At-Taubah Cibiuk Garut Edi Komarudin; Tenny Sudjatnika
Al-Khidmat Vol 1, No 1 (2018): Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v1i1.3323

Abstract

Dalam pengabdian ini masalah pokok yang dikerjakan adalah bagaimana meningkatkan kemampuan santri dalam membaca kitab kuning dan mengi’rab kalimat berbahasa Arab berdasarkan kajian Ilmu Nahwu dan Shorof. Naskah berbahasa Arab yang tersusun rapi berdasarkan uslub dan gaya bahasa yang variatif menuntut pembacanya mempunyai kemahiran untuk membaca dan menganalsisinya. Kitab kuning atau kitab tanpa harokat berisi pesan-pesan bernilai yang menuntut keahlian khusus untuk memahaminya. Kemampuan membaca kitab kuning dan mengi’rab kalimat berbahasa arab adalah salah satu factor penting dalam memahami teks berbahasa arab. Kemampuan tersebut memerlukan pelatihan.  Pelatihan membaca kitab kuning dan mengi’rab kalimat berbahasa arab merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan jama’ah majlis ta’lim at-Taubah Cibiuk Garut dalam memahami kitab kuning. Pelatihan ini dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen UIN Bandung di desa mitra kampus. Alasan pemilihan majlis ta’lim at-Taubah sebagai masyarakat sasaran adalah adanya aktifitas jamaah majlis ta’lim at-Taubah dalam pembelajaran nahwu shorof dan kitab kuning sebagai rujukannya.
The Implementation of Research Based Learning Materials on Student Learning Competency in Islamic Higher Institution Tenny Sudjatnika
Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training associated with PSPII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpi.v7i1.8893

Abstract

The study on research-based learning material needs to be introduced in universities in order to achieve student competence. The purpose of this study is to investigate the contribution of teaching materials for Islamic Studies courses to be internalized in order to achieve the competence of English literature study program. This research applied qualitative method using an action research approach. Data were collected using tests, observations and interviews. The data were analyzed in the form of student learning performance. Their performance included students' thinking styles, patterns of processing information, attitudes and their work. Based on Thorndike's theory of connectionism, it was found that the draft teaching materials implemented through the classroom learning process in the form of thinking styles and ways of processing information were in accordance with their competencies. The implementation of the learning process was carried out through the internalization of Islamic educational values which can be seen in the attitude of students' politeness and the work they obtained.
Model of Islamic Civilization in Indonesia Tenny Sudjatnika; Rizkia Shafarini
Islamic Research Vol 5 No 1 (2022): Islamic Research
Publisher : Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47076/jkpis.v5i1.94

Abstract

Islam is part of the source of civilization for its adherents. It is adjusted to the term civilization itself, which has the meaning of the product of activities in human life, both in the economic, social, political, educational fields, and so on. Thus, in this case, Islam as a religion, in its holy writings, also provides a clue about the things needed in human life, although not in clear language. Enforcing the implementation of Arabic Islamic Sharia into society such as in Indonesia will form a feeling of alienation in religion. For example, in the case of wearing the hijab for Muslim women. Arab or Middle Eastern dress models and hijabs have black color. If these models are used in the Muslim community in Indonesia, the users will look different and seem strange in the community itself. Therefore, a wise attitude is needed in the implementation of religious teaching to adjust according to the existing local or local culture.
Model of Islamic Civilization in Indonesia Tenny Sudjatnika; Rizkia Shafarini
Islamic Research Vol 5 No 1 (2022): Islamic Research
Publisher : Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47076/jkpis.v5i1.94

Abstract

Islam is part of the source of civilization for its adherents. It is adjusted to the term civilization itself, which has the meaning of the product of activities in human life, both in the economic, social, political, educational fields, and so on. Thus, in this case, Islam as a religion, in its holy writings, also provides a clue about the things needed in human life, although not in clear language. Enforcing the implementation of Arabic Islamic Sharia into society such as in Indonesia will form a feeling of alienation in religion. For example, in the case of wearing the hijab for Muslim women. Arab or Middle Eastern dress models and hijabs have black color. If these models are used in the Muslim community in Indonesia, the users will look different and seem strange in the community itself. Therefore, a wise attitude is needed in the implementation of religious teaching to adjust according to the existing local or local culture.
The Cavern Concept of Main Character in Beauty and The Beast Mella Nur Mauliah; Tenny Sudjatnika
CALL Vol 2, No 1 (2020): CALL
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/call.v2i1.8764

Abstract

Literature is a fiction in which the author has freedom in expressing their imagination. In viewing a film, the audience can represent the film according to what they see.  This can be seen from the story line, moral massage, character, and so on. The character in a literary work elevates the aesthetic value, any character can be described by the author. It can be contained in a literary works, because it is an idea or imagination of someone to created an aesthetic purposes. The ugliness in the character it is called as grotesque. The grotesque character cause their alienation from his society, because the structured of body in ugly or odd. Researcher look for data relating to the question of the problem, how the of Cavern Concept in Beauty and The Beast. In this study, researcher used descriptive methods according to Suryana (2010:20) “metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterpretasikannya.” These conflicts to revealing the cavern concept includes: (1) condemnation of a Prince become an ugly figure. (2) transformation into to a Beast. (3) character’s emotional changes, because he as a Beast. (4) beast’s alienation from his environment or his world.
Filosofi Hidup Komunitas Masyarakat Adat Sunda Kampung Naga Ditinjau dari Pranata Keagamaan Tenny Sudjatnika
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 1 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i1.3042

Abstract

Komunitas adat di Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang menempati wilayah tertentu yang dicirikan oleh ketaatan dalam menjalankan adat istiadat warisan leluhur. Di Indonesai bagian Jawa barat terdapat 14 komunitas adat yang mempertahankan nilai-nilai adat dan tradisinya di tengah-tengah lingkungan modern saat ini. Penelitian menggunakan jenis kualitatif melalui analisis deskriptif melalui dokumen dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas Adat di Jawa Barat, agama tidak dijadikan suatu sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan, tetapi difungsikan sebagai edukasi, penyelamatan, pengawasan sosial, pembentuk persaudaraan dan transformatif dengan konsep mengikat diri dengan Tuhannya. Pranata keagamaan terselenggara berdasarkan filosofi kehidupan “Berusaha mencari kesempurnaan” dengan maksud untuk mengetahui asal mula dan akhir. Orientasinya adalah kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan memperoleh suatu ketentraman. Sumber ajaran difusikan dari ajaran agama terdahulu dengan ajaran Islam yang diinternalisasi pada nilai-nilai tradisi budaya leluhur. Nilai Instrumennya berpangkal dari nilai achieving seseorang yang diinginkan warga pada masa hidupnya. Sistem nilai dibangun berdasarkan hirarki nilai individu ke dalam term kesadaran yang mengkolektif. Sistem sosial dibangun atas situasi keseimbangan antara sosial dan agama yang datang dikonstruk pada situasi normal melalui reorganisasi. Rekomendasinya, perlu pelestarian prinsip budaya kesundaan yang diadaptasi pada situasi modern agar tidak tergerus jaman dengan cara dukungan moril, ilmu pengetahuan, toleransi.
NILAI-NILAI KARAKTER YANG MEMBANGUN PERADABAN MANUSIA Tenny Sudjatnika
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 1 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1796

Abstract

Budaya-budaya asing cenderung membuka ruang pada asimilasi dan kultur budaya dunia. Situasi dan kondisi sosiologis yang terjadi menunjukkan terjadinya pergeseran nilai pada hampir setiap bidang dan sendi kehidupan manusia, terutama bidang pendidikan. Pendidikan karakter menjadi urgen sebagai upaya pembangunan karakter bangsa. Pendidikan karakter yang dimaksud adalah pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai budaya luhur bangsa. Berawal dari nilai-nilai yang diciptakan manusia berupa nilai beragama, nilai ekonomi, nilai politik, nilai praktik, nilai subjektif, nilai estetika, nilai sosial, nilai seni, nilai ilmu pengetahuan, serta nilai dasar. Kemudian Nilai-nilai yang membangun karakter manusia berupa nilai filosofis, nilai budaya, nilai agama, nilai tujuan. Lalu Nilai-nilai budaya yang berpengaruh terhadap peradaban diantaranya kombinasi konsep nilai individu dan masyarakat, dan kombinasi konsep nilai spiritual dan material. Sementara Nilai-nilai menurut Islam yang membangun peradaban adalah nilai akhlak.Maka pendidikan sebagai lembaga sosial yang berfungsi dalam pembentukan karakter manusia yang berbudaya dan melakukan proses pembudayaan nilai-nilai, perlu adanya upaya peningkatan kualitas hidup manusia, pendidikan dan kebudayaan. Antara pendidikan dan kebudayaan dapat menjadi dua komponen yang mendeterminasi satu sama lain. Hubungan ketergantungan di antara keduanya mengandung pengertian bahwa kualitas pendidikan akan menunjukkan kualitas budaya. Demikian juga selanjutnya, kualitas kebudayaan akan menunjukkan kualitas manusia yang berperadaban. Dengan demikian pendidikan karakter yang berbudaya yang mamapu menciptakan peradaban yang beradab tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh bangsanya sendiri.
FILOSOFI HIDUP KOMUNITAS MAYARAKAT ADAT SUNDA KAMPUNG NAGA DITINJAU DARI PRANATA KEAGAMAAN Tenny Sudjatnika
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 1 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i1.2371

Abstract

Komunitas adat di Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang menempati wilayah tertentu yang dicirikan oleh ketaatan dalam menjalankan adat istiadat warisan leluhur. Di Indonesai bagian Jawa barat terdapat 14 komunitas adat yang mempertahankan nilai-nilai adat dan tradisinya di tengah-tengah lingkungan modern saat ini. Penelitian menggunakan jenis kualitatif melalui analisis deskriptif melalui dokumen dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas Adat di Jawa Barat, agama tidak dijadikan suatu sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan, tetapi difungsikan sebagai edukasi, penyelamatan, pengawasan sosial, pembentuk persaudaraan dan transformatif dengan konsep mengikat diri dengan Tuhannya. Pranata keagamaan terselenggara berdasarkan filosofi kehidupan “Berusaha mencari kesempurnaan” dengan maksud untuk mengetahui asal mula dan akhir. Orientasinya adalah kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan memperoleh suatu ketentraman. Sumber ajaran difusikan dari ajaran agama terdahulu dengan ajaran Islam yang diinternalisasi pada nilai-nilai tradisi budaya leluhur. Nilai Instrumennya berpangkal dari nilai achieving seseorang yang diinginkan warga pada masa hidupnya. Sistem nilai dibangun berdasarkan hirarki nilai individu ke dalam term kesadaran yang mengkolektif. Sistem sosial dibangun atas situasi keseimbangan antara sosial dan agama yang datang dikonstruk pada situasi normal melalui reorganisasi. Rekomendasinya, perlu pelestarian prinsip budaya kesundaan yang diadaptasi pada situasi modern agar tidak tergerus jaman dengan cara dukungan moril, ilmu pengetahuan, toleransi.
Filosofi Hidup Komunitas Mayarakat Adat Sunda Kampung Naga Ditinjau dari Pranata Keagamaan Tenny Sudjatnika
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 1 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i1.3036

Abstract

Komunitas adat di Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang menempati wilayah tertentu yang dicirikan oleh ketaatan dalam menjalankan adat istiadat warisan leluhur. Di Indonesai bagian Jawa barat terdapat 14 komunitas adat yang mempertahankan nilai-nilai adat dan tradisinya di tengah-tengah lingkungan modern saat ini. Penelitian menggunakan jenis kualitatif melalui analisis deskriptif melalui dokumen dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas Adat di Jawa Barat, agama tidak dijadikan suatu sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan, tetapi difungsikan sebagai edukasi, penyelamatan, pengawasan sosial, pembentuk persaudaraan dan transformatif dengan konsep mengikat diri dengan Tuhannya. Pranata keagamaan terselenggara berdasarkan filosofi kehidupan “Berusaha mencari kesempurnaan” dengan maksud untuk mengetahui asal mula dan akhir. Orientasinya adalah kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan memperoleh suatu ketentraman. Sumber ajaran difusikan dari ajaran agama terdahulu dengan ajaran Islam yang diinternalisasi pada nilai-nilai tradisi budaya leluhur. Nilai Instrumennya berpangkal dari nilai achieving seseorang yang diinginkan warga pada masa hidupnya. Sistem nilai dibangun berdasarkan hirarki nilai individu ke dalam term kesadaran yang mengkolektif. Sistem sosial dibangun atas situasi keseimbangan antara sosial dan agama yang datang dikonstruk pada situasi normal melalui reorganisasi. Rekomendasinya, perlu pelestarian prinsip budaya kesundaan yang diadaptasi pada situasi modern agar tidak tergerus jaman dengan cara dukungan moril, ilmu pengetahuan, toleransi.
PICARESQUE NOVELS IN CANNERY ROW, CANDIDE OR OPTIMISM, AND DON QUIJOTE Muhamad Ghifari Muharam; Tenny Sudjatnika; Pepen Priyawan
Saksama: Jurnal Sastra Vol 1, No 2 (2022): Saksama
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.297 KB) | DOI: 10.15575/sksm.v1i2.25098

Abstract

The research compared rascals in three Picaresque novels: Cannery Row, Candide or Optimism, and Don Quijote. It used Picaresque theories from Clarence Hugh Holman (1972), as well as Gustavo Pellon and Julio Rodriguez-Luis (1986), that specified rascal or rogue. This understanding explains how some Picaresque novels feature rascal characters who are silly, stupid, reckless, rude and have other negative traits, but they also have qualities of kindness, a good heart, and attentiveness hidden behind them. Mack and the boys, Candide, and Don Quijote are all depicted as rogues. The Picaresque element is used as a formula in the story to determine and exemplify rascal values. The researcher stated two problems related to Picaresque rascal: what are the similarities between Picaresque rascals in Cannery Row, Candide or Optimism, and Don Quijote? In addition, the purpose of this research is to identify Picaresque rascals in three objects. Furthermore, this research utilizes Ian Dey's (1993) literary criticism method, namely qualitative analysis. It is used to decipher the data of each object one by one and to obtain information about the Picaresque. The researcher then used Susan Bassnett's (1999) comparative method to compare topics. The similarities between the three objects are the results of this research. The similarities are rascals, education, instability of personality, criminality, and themes.  Keywords: Comparative Literature 1; Elements 2; Novel 3; Picaresque 4; Rascal 5