Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Psychology Science

Pengaruh Efikasi Diri Menyelesaikan Skripsi terhadap Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas Islam Bandung Alifa Nuraini; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.366 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3018

Abstract

Abstract. Students who are writing their thesis experience various kinds of psychological distress so that students are often not well-being. Thesis is a scientific work written to fulfill the final task. The abilities needed by students in writing thesis are to think scientifically, construct concepts, and think critically so that internal factors play a major role in the completion of the thesis. Self-efficacy is an internal predictor for the psychological well-being of students who are writing their thesis. This study aims to determine how much influence the self-efficacy of completing a thesis on the psychological well-being of students writing a thesis at the Bandung Islamic University. This research uses causality method with simple linear regression data analysis. The measuring instrument used in this study is the General Self-Efficacy Scale (GSES) by Novrianto, Marettih & Wahyudi (2019) which was later modified by the researcher with the results of Cronbach's Alpha 0.921 and the Psychological Well-Being Scale (PWBS) which has been adapted by Rachmayani & Ramadhani (2014). The final sample obtained in this study were students who were working on a thesis at the Bandung Islamic University with a total sample of 327 students. The results showed a significance level of .000 < .05, so that it is known that there is an influence of the variable self-efficacy in completing the thesis on the psychological well-being variable with a contribution of 46.6%. Abstrak. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mengalami berbagai macam distres psikologis sehingga mahasiswa seringkali tidak sejahtera secara psikologis. Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi tugas akhir. Kemampuan yang diperlukan mahasiswa dalam menulis skripsi adalah berpikir secara ilmiah, mengontruksi konsep, dan berpikir secara kritis sehingga faktor internal berperan besar terhadap penyelesaian skripsi. Efikasi diri menjadi prediktor internal bagi kesejahteraan psikologis mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efikasi diri menyelesaikan skripsi terhadap kesejahteraan psikologis pada mahasiswa sedang menyusun skripsi di Universitas Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kausalitas dengan analisis data regresi linear sederhana. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah General Self-Efficacy Scale (GSES) oleh Novrianto, Marettih & Wahyudi (2019) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti dengan hasil Alpha Cronbach 0.921 dan Psychological Well-Being Scale (PWBS) yang telah diadaptasi oleh Rachmayani & Ramadhani (2014). Sampel akhir yang didapatkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Islam bandung dengan jumlah sampel sebanyak 327 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar .000 < .05, sehingga diketahui terdapat pengaruh variabel efikasi diri menyelesaikan skripsi terhadap variabel kesejahteraan psikologis dengan kontribusi sebesar 46.6%.
Pengaruh Body Image terhadap Self Confidence pada Remaja Putri Pengguna Tiktok Diani Auli Syalsadila; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.296 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3022

Abstract

Abstract. Adolescence is a period of developmental transition between childhood and adulthood, where physical and psychological development occurs. Because teenagers pay more attention and make judgments about their body appearance, especially in young women who have a stronger perception of body image which can affect self-confidence. In this era of globalization, technological developments are very rapid, social media can affect body image and self-confidence problems. Teenagers will compare their appearance with the standards generated on social media. One of the social media that has the most influence on this problem is Tiktok. This study aims to obtain the results of a study on the effect of body image on self-confidence in adolescent girls using tiktok in the city of Bandung. The hypothesis in this study is that there is an effect of body image on self-confidence in adolescent users of tiktok in Bandung. The subjects of this study were 384 young women using tiktok in the city of Bandung. This study uses the Multidimesional Body Self Relations Questionnaire-Appereance Scales (MBSRQ-AS) scale which was adapted by Khairani, Hannan, & Amalia (201 9) and the Self Confidence Scale which was adapted by Setiawan (2020). The analysis technique used is simple linear regression. The results of this study found that body image has a significant effect on self-confidence with a positive influence direction and a coefficient of 17.9%. Abstrak. Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis. Hal tersebut mengakibatkan para remaja lebih memperhatikan dan membuat penilaian terhadap penampilan tubuhnya, khususnya pada remaja putri yang memiliki persepsi lebih kuat terhadap body image yang dapat mempengaruhi self confidence. Pada era globalisasi ini perkembangan teknologi sangatlah pesat , media sosial dapat berpengaruh terhadap permasalahan body image dan self confidence. Remaja akan membandingkan penampilan dirinya dengan standar yang dihasilkan di media sosial. Media sosial yang paling berpengaruh terhadap permasalah ini salah satunya adalah Tiktok. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil kajian tentang pengaruh body image terhadap self confidence pada remaja putri pengguna tiktok di Kota Bandung. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh body image terhadap self confidence pada remaja pengguna tiktok di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah 384 remaja putri pengguna tiktok di Kota Bandung. Peneliti melakukan pengambilan data menggunakan skala Multidimesional Body Self Relations Questionnaire-Appereance Scales (MBSRQ-AS) yang telah diadaptasi oleh Khairani, Hannan, & Amalia (2019) dan skala Kepercayaan diri (Self Confidence Scale) yang telah diadaptasi oleh Setiawan (2020). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menemukan bahwa body image secara signifikan memiliki pengaruh terhadap self confidence dengan arah pengaruh positif dan koesifisien sebesar 17,9%.
Pengaruh Self-Compassion terhadap Psychological Well-Being pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Kota Bandung Tri Asi Sucikaputri; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.494 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3061

Abstract

Abstract. Migrating is something that a person does to seek or find a better life from where he came from. Students who migrate aim to get a better education from their place of origin. During the overseas period, students often experience difficulties that can affect their psychological well-being. Self-compassion is said to be a predictor of psychological well-being. This study was conducted to determine how much influence self-compassion has on psychological well-being in Minangkabau ethnic overseas students in Bandung. Self-compassion is measured by the Self-Compassion Scale (Sugiyanto, 2020) and psychological well-being is measured by the Indonesian version of the psychological well-being (Rahmayandi & Ramadanty, 2014). The participants in this study were 350 ethnic Minangkabau immigrant students in the city of Bandung, consisting of 242 women (69%) and 108 men (31%). This research is a quantitative research with causality design and analyzed using simple regression analysis. The main results of this study indicate that self-compassion affects the psychological well-being of Minangkabau ethnic overseas students in Bandung City with a contribution of 39.7%. This study predicts that every increase in self-compassion, it can increase psychological well-being by 89.3%. Abstrak. Merantau merupakan suatu hal yang dilakukan seseorang untuk mencari atau menemukan kehidupan yang lebih baik dari tempat asalnya. Mahasiswa yang merantau bertujuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik dari tempat asalnya. Selama masa perantauan, mahasiswa kerap kali mengalami kesulitan yang dapat mempengaruihi psychological well-being nya. Self-compassion dikatakan merupakan prediktor bagi psychological well-being. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self-compassion terhadap psychological well-being pada mahasiswa rantau etnis Minangkabau di Kota Bandung. Self compassion diukur dengan alat ukur Skala Welas Diri (Sugiyanto, 2020) dan psychological well-being diukur dengan alat ukur psychological well-being versi Bahasa Indonesia (Rahmayandi & Ramadanty, 2014). Partisipan pada penelitian ini adalah 350 mahasiswa perantau etnis Minangkabau di kota Bandung, yang terdiri dari 242 perenpuan (69%) dan 108 laki-laki (31%). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design kausalitas dan dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa self-compassion berpengaruh terhadap psychological well-being pada mahasiswa rantau etnis Minangkabau di Kota Bandung dengan sumbangan sebesar 39.7%. Penelitian ini memprediksi bahwa setiap kenaikan self-compassion, maka dapat meningkatkan psychological well-being sebesar 89,3%.
Pengaruh Strategi Coping terhadap Derajat Stres pada Perawat di Masa Pandemi Covid-19 Rias Fadhila Binurillah; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.461 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3071

Abstract

Abstract. As one of the health workers, nurses have roles and duties in providing health services for the community, namely as nurses, administrators, educators, and researchers. These roles and duties make the intensity of meeting patients with nurses more frequent when compared to other health workers, even in the Covid-19 pandemic situation. Covid-19 causes several psychological problems for nurses such as anxiety, stress, and depression because nurses are afraid of getting infected and making people around them infected, also afraid of dying because they often witness cases of death of Covid-19 patients in large numbers. Therefore, nurses need to have the right coping strategies in order to deal with stress effectively. The purpose of this study was to describe the degree of stress and coping strategies, as well as to determine the effect of coping strategies on the degree of stress in nurses at the Edelweiss Hospital in Bandung during the Covid-19 pandemic. This study uses a causal quantitative method and data analysis using simple linear regression, with 20 nurses who treat patients with Covid-19 cases as respondents. Research data was taken using a stress measuring instrument constructed by Rizka Hadian Permana and Lilim Halimah which refers to the theory of Sarafino (2011) and the Ways of Coping Questionnaire (Lazarus & Folkman, 1984). The results of this study indicate that there is an effect of coping strategies on the degree of stress with a significance value of 0.019 <0.05, and the regression coefficient is negative. Abstrak. Sebagai salah satu tenaga kesehatan, perawat memiliki peran dan tugasnya dalam memberikan layanan kesehatan untuk masyarakat, yaitu sebagai pelaksana keperawatan, pengelola (administrator), pendidik, dan peneliti. Peran dan tugas tersebut membuat intensitas bertemu pasien pada perawat menjadi lebih sering jika dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya, bahkan dalam situasi pandemi Covid-19. Covid-19 menyebabkan munculnya beberapa masalah psikologis pada perawat seperti cemas, stres, dan depresi dikarenakan perawat takut terinfeksi dan membuat orang disekitarnya ikut terinfeksi, juga takut meninggal karena sering menyaksikan kasus kematian pasien Covid-19 dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, perawat perlu memiliki strategi coping yang tepat agar dapat mengatasi stresnya dengan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran derajat stres dan strategi coping, juga untuk mengetahui pengaruh strategi coping terhadap derajat stres pada perawat Rumah Sakit Edelweiss Bandung di masa pandemic Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kausalitas dan analisis data menggunakan regresi linear sederhana, dengan 20 orang perawat yang menangani pasien kasus Covid-19 sebagai responden. Data penelitian diambil menggunakan alat ukur stres yang di konstruksikan oleh Rizka Hadian Permana dan Lilim Halimah yang mengacu pada teori Sarafino (2011) dan Ways of Coping Questionaire (Lazarus & Folkman, 1984). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh strategi coping terhadap derajat stres dengan nilai signifikansi sebesar 0.019 < 0.05, dan koefisien regresi yang bernilai negatif.
Pengaruh Konsep Diri terhadap Resiliensi pada Remaja Korban Cyberbullying Frisca Desi Arisandi; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i1.5389

Abstract

Abstract. Many news articles have been concerned with the social phenomenon of cyberbullying in this digital era, especially among teenagers. Teenagers in an unstable phase, wanting to do new things, often become perpetrators and victims of cyberbullying. Cyberbullying can harm victims and often leads to death. Therefore, resilience is required to protect victims who experience cyberbullying. Various factors influence individual resilience, one of which is self-concept. This study aims to determine the influence of self-concept on resilience in teenage victims of cyberbullying. The respondents were 305 people from various regions in Indonesia, and the respondent data was obtained using Convience Sampling. Self-concept was measured using Fitts’s Tennessee Self-Concept Scale (TSCS), modified by Zannatunissa BR. Batubara (2020) and resilience were measured using Connor and Davidson’s Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), modified by Destalya Anggrainy (2013). The results found a significant value of 0.000 < 0.05, a correlation of 0.545, and a contributory value of 76,6%. Based on the results, the self-concept level of teenage victims of cyberbullying was in the medium category. In this study, there was a significant influence of Self-Concept on Resilience.Keywords: Self-Concept, Resilience, Teenagers, Cyberbullying.Abstrak. Berdasarkan fenomena, artikel, dan juga media sosial, perilaku cyberbullying banyak terjadi pada era digital ini terutama pada remaja. Remaja yang sedang dalam fase labil, ingin melakukan hal baru pun tidak jarang menjadi pelaku dan korban dari tindak cyberbullying. Fenomena cyberbullying memberikan dampak buruk pada korbannya dan tidak jarang berujung pada kematian. Oleh sebab itu, diperlukan resiliensi yang berperan sebagai pelindung untuk korban yang mengalami cyberbullying. Terdapat berbagai faktor yang berpengaruh pada resiliensi individu salah satunya adalah konsep diri. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap resiliensi pada remaja korban cyberbullying. Responden dalam penelitian ini berjumlah 305 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Data responden diperoleh menggunakan Convience Sampling. Konsep diri diukur dengan alat ukur Tennessee Self Concept Scale (TSCS) milik Fitts yang dimodifikasi oleh Zannatunissa BR. Batubara (2020). Resiliensi diukur dengan alat ukur The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) milik Connor dan Davidson yang dimodifikasi oleh Destalya Anggrainy (2013). Hasil nilai signifikansi dalam penelitian sebesar 0.000 < 0.05. Untuk nilai korelasi sebesar 0.545 dengan nilai kontribusi sebesar 76,6%. Berdasarkan hasil penelitian tingkat konsep diri remaja korban cyberbullying ini tergolong dalam kategori sedang. Dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan antara Konsep Diri terhadap Resiliensi. Kata Kunci: Konsep Diri, Resiliensi, Remaja, Cyberbullying.
Kesepian karena Asyik Main Medsos? Studi pada Kalangan Desa Awal Fathiyya Amalia Hanifa; Nawangsih, Endah
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12990

Abstract

Abstract. Currently, social interactions are mostly done through social media, so people can interact without being limited by space. However, online interactions can cause dissatisfaction because they do not support physical activity, this dissatisfaction is called loneliness. This interaction is related to social media. Excessive use of social media to the point of addiction can separate people from their environment, which can cause individuals to be lonely. The present study aims to determine how social media addiction affects loneliness in the early adulthood age group. This study used a quantitative causality approach with 349 respondents aged 18-25 years old in West Java. The measuring instruments used in this study were the Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) and the UCLA Loneliness Scale Revised which have been translated into Indonesian. Data were obtained using a questionnaire distributed through social media. The results of this study showed a sig. value = .000 <0.05, which means that the social media addiction variable has an effect on the loneliness variable with a contribution of 9.6%. Based on the results of the study, there is an effect of social media addiction on loneliness in the early adulthood age group in West Java. The mood modification component is the component that contributes more than other social media addiction components to loneliness. In this study, the sample between men and women was not balanced, and only looked at the type of social media use and the type of social media. It is recommended for further research to consider the composition of the sample used and the type of social media content. Abstrak. Saat ini interaksi sosial banyak dilakukan melalui media sosial, dengannya orang-orang dapat berinteraksi tanpa terbatas ruang. Namun interaksi online dapat menimbulkan ketidakpuasan karena tidak mendukung kedekatan fisik, ketidakpuasan ini disebut kesepian. Interaksi ini tidak terlepas dari media sosial. Penggunaan media sosial yang berlebihan hingga kecanduan dapat menjauhkan individu dengan lingkungannya, sehingga dapat menyebabkan individu kesepian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh kecanduan media sosial terhadap kesepian pada kelompok usia dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif kausalitas dengan jumlah responden sebanyak 349 orang yang berusia 18 – 25 tahun di Jawa Barat. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yakni Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) dan UCLA Loneliness Scale Revised yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan melalui media sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sig. = .000 <0.05 yang artinya variabel kecanduan media sosial memiliki pengaruh terhadap variabel kesepian dengan kontribusi pengaruh sebesar 9.6%. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh pada kecanduan media sosial terhadap kesepian pada kelompok usia dewasa awal di Jawa Barat. Komponen mood modification menjadi komponen yang kontribusinya lebih besar dibandingkan dengan komponen kecanduan media sosial yang lain terhadap kesepian. Pada penelitian ini sampel antara laki-laki dan perempuan tidak seimbang, serta hanya melihat dari jenis penggunaan media sosial dan jenis media sosial yang digunakan. Disarankan untuk penelitian selanjutnya mempertimbangkan komposisi sampel yang digunakan dan jenis konten media sosialnya.