Dhani Kristiandri
Universitas Negeri Surabaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISA BENTUK LAGU PLAYFUL DUET (MIRROR) KARYA W. A. MOZART DWI AYU P, LIDYA; KRISTIANDRI, DHANI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk lagu Playful Duet, duet biola sopran karya W. A Mozart yang berbentuk mirror. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik yang disertai dengan analisa musikologis. Penelitian ini lebih mendekatkan pada metode naturalistik, kerena variabel penelitian merupakan objek yang apa adanya, sesuai dengan aslinya tanpa adanya perubahan dari peneliti. Objek penelitian ini adalah lagu Playful Duet (mirror) untuk dua biola sopran karya W. A Mozart, baik melalui skor maupun dengan mendengarkan dan memainkan lagu Playful Duet karya W. A Mozart. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu Playful Duet karya W. A Mozart merupakan lagu untuk (duet) dua biola sopran, yang berbentuk mirror, dimana skor/ notasi untuk dua instrumen (dua biola sopran) ditulis dalam bentuk yang merupakan cerminan dari instrumen lainnya (notasi biola satu merupakan cerminan dari notasi biola dua, dan sebaliknya notasi biola dua merupakan cerminan dari notasi biola satu). Teknik komposisi yang digunakan dalam lagu Playful Duet ini selain menggunakan teknik mirror retrograde, juga menggunakan teknik pembalikan (inversion) interval, serta pertukaran ritme, melodi dan harmoni secara retrograde antara biola satu dan biola dua, mulai separuh akhir lagu, sehingga meskipun sekilas lagu Plafyul Duet ini terlihat sederhana, namun jika dikaji terlebih dalam terdapat kerumitan yang mengagumkan.Kata kunci: Analisa bentuk, duet, mirror
RELEVANSI TARI TOPENG BAPANG TERHADAP KREATIVITAS GERAK dwi, jajuk; Sugito, Bambang; Kristiandri, Dhani
GETER Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap mahasiswa tari memiliki kesulitan dalam mengembangkan gerak tari tradisi dalam karya tari. Tari tradisi merupakan dasar gagasan gerak yang bisa dikembangkan dalam sebuah kekaryaan. Gerak tari topeng Bapang memiliki keunikan tersendiri baik secara karakter bentuk dan teknik yang bisa dijadikan pijakan untuk dikembangkan dalam sebuah kekaryaan. Gerak tari topeng Bapang sudah memiliki ketentuan gerak yang telah ditentukan baik secara bentuk dan teknik geraknya namun jarang digunakan sebagai pengembangan keativitas untuk dijadikan gagasan maupun ide kekaryaan. Pertimbangan gerak sebagai dasar kreativitas memiliki relevansi terhadap bentuk dan teknik dalam sebuah kekaryaan yang terkait dengan pemilihan tema atau tokoh yang dikembangkan melalui aktivitas pengembangan gerak oleh mahasiwa sendiri. Berbagai kendala dalam proses kekaryaan yang dihadapi mahasiswa terkait dengan matakuliah karya tari memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Berpijak dari paparan tersebut Tari Topeng Bapang sebenarnya memiliki relevansi untuk dikembangkan sebagai dasar pemilihan teknik dan bentuk ke dalam kekaryaan untk membantu ke berbagai pencapaian dan permaslahan pencarian ide dan gagasan dalam kreativitas gerak. Semua aspek dalam pencapaian eksplorasi gerak bisa menggunakan tari Topeng Bapang sebagai dasar eksplorasi dalam teknik dan bentuk untuk menunjang proses dalam kekaryaan. Sebagai penunjang kreativitas bisa berpijak dari salah satu motif gerak dari topeng Bapang kemudian dieksplorasi melalui berbagai kemungkinan dalam mengembangkan gagasan atau ide kreativitas pada proses kekaryaan. Pembekalan materi tari etnik diberbagai wilayah daerah etnik di Jawa Timur jarang digunakan sebagai dasar proses kreatif dalam menunjang karya tari oleh mahasiswa Kata kunci: Relevansi, Tari Topeng Bapang, Kreativitas.
Mistisisme Musik Iringan Kesenian Reog Ponorogo Kristiandri, Dhani
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v2n1.p1-14

Abstract

Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional dari Ponorogo yang memiliki karakteristik khusus. Iringan yang khas, sajian yang unik dan nuansa yang mistis seringkali menyertai bentuk kesenian ini. Hal itu terutama tampak pada iringan yang disajikan. Fokus pembahasan artikel ini pada hadirnya iringan dalam kesenian Reog Ponorogo yang memiliki nuansa mistis. Dengan didukung beberapa instrumen khusus, seperti terompet, gong, kendang, dan lain-lain, irama dan nuansa yang dihadirkan sangat terasa nuansa mistisnya. Penelitian sebelumnya yang membahas tentang kesenian Reog Ponorogo, yaitu Setyo Yuwana (1995) dengan judul “Reog Ponorogo: Struktur Dramatik, Fungsi Sosial, dan Makna Simboliknya”. Yuwana mengambil objek penelitian Reog Ponorogo Paguyuban Pujangga Anom dan Jayeng Katong di Kabupaten Ponorogo. Kontribusi penelitian Yuwana pada artikel ini adalah dapat digunakan peneliti sebagai wawasan pada pertunjukan Reog Ponorogo yang berada di kabupaten Ponorogo yang belum dikemas dan masih dengan struktur pertunjukan yang lengkap, serta dengan fungsi dan makna pertunjukan yang utuh. Dengan demikian, peneliti lebih terarah mengkaji pertunjukan Reog Ponorogo yang telah dikemas dalam pertunjukan kemasan di Balai Pemuda Surabaya. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Eksistensi tradisional di mana pun memang telah tersisihkan, dianggap tidak memiliki tempat dalam masyarakat kini, maka upaya pelestarian dan pengembangan kesenian perlu ditingkatkan. Diharapkan melalui upaya pelestarian melalui berbagai kemasan dapat membantu generasi penerus untuk berapresiasi dan berproses kreatif.
Mistisisme Musik Iringan Kesenian Reog Ponorogo Kristiandri, Dhani
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v2n1.p1-14

Abstract

Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional dari Ponorogo yang memiliki karakteristik khusus. Iringan yang khas, sajian yang unik dan nuansa yang mistis seringkali menyertai bentuk kesenian ini. Hal itu terutama tampak pada iringan yang disajikan. Fokus pembahasan artikel ini pada hadirnya iringan dalam kesenian Reog Ponorogo yang memiliki nuansa mistis. Dengan didukung beberapa instrumen khusus, seperti terompet, gong, kendang, dan lain-lain, irama dan nuansa yang dihadirkan sangat terasa nuansa mistisnya. Penelitian sebelumnya yang membahas tentang kesenian Reog Ponorogo, yaitu Setyo Yuwana (1995) dengan judul “Reog Ponorogo: Struktur Dramatik, Fungsi Sosial, dan Makna Simboliknya”. Yuwana mengambil objek penelitian Reog Ponorogo Paguyuban Pujangga Anom dan Jayeng Katong di Kabupaten Ponorogo. Kontribusi penelitian Yuwana pada artikel ini adalah dapat digunakan peneliti sebagai wawasan pada pertunjukan Reog Ponorogo yang berada di kabupaten Ponorogo yang belum dikemas dan masih dengan struktur pertunjukan yang lengkap, serta dengan fungsi dan makna pertunjukan yang utuh. Dengan demikian, peneliti lebih terarah mengkaji pertunjukan Reog Ponorogo yang telah dikemas dalam pertunjukan kemasan di Balai Pemuda Surabaya. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Eksistensi tradisional di mana pun memang telah tersisihkan, dianggap tidak memiliki tempat dalam masyarakat kini, maka upaya pelestarian dan pengembangan kesenian perlu ditingkatkan. Diharapkan melalui upaya pelestarian melalui berbagai kemasan dapat membantu generasi penerus untuk berapresiasi dan berproses kreatif.
THE DEVELOPMENT OF SUBJECT MODULE OF THE PRINCIPAL STRING INSTRUMENT (BEGINNER) AT THE MUSIC ARTS STUDY PROGRAM, FBS, UNESA Vivi Ervina Dewi; Harpang Yudha Karyawanto; Dhani Kristiandri
Imaji Vol 19, No 2 (2021): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v19i2.43749

Abstract

This study program is under the Department of Art, Drama, Dance, and Music, Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Surabaya. This program uses the Independent Learning Curriculum. A course on the principal string instrument (beginner) is featured in the third semester. However,  there are still many issues with its execution. Due to the COVID-19 pandemic, students must study at home. Thus, this scenario affects students' capacities. As a result, this research will show the development and effectiveness of a subject module of the principal string instrument (beginner) at the Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Surabaya.  This study uses the ADDIE learning design model (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). Learning products research produces a learning module designed to help students improve their violin playing skills, especially in the principal string instrument (beginner). Developing the principal string instrument (beginner) learning module begins with a needs analysis based on observation, field studies, and literature. Each stage of product development involves analysis, design, development, implementation, and evaluation. The design results were assessed by material, language, and graphic experts and revised. After revisions, the product was tested on students of the music arts study program, Universitas Negeri Surabaya.  The results are packaged as learning modules for music arts lecturers and students. The development research results show that using products in learning modules can improve violin playing skills. The t-test value of 0.000 indicates that the experimental and control groups differ significantly.Keywords: Development, Module, Learning, Violin.
RELEVANSI TARI TOPENG BAPANG TERHADAP KREATIVITAS GERAK jajuk dwi; Bambang Sugito; Dhani Kristiandri
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v2n1.p8-18

Abstract

Setiap mahasiswa tari memiliki kesulitan dalam mengembangkan gerak tari tradisi dalam karya tari. Tari tradisi merupakan dasar gagasan gerak yang bisa dikembangkan dalam sebuah kekaryaan. Gerak tari topeng Bapang memiliki keunikan tersendiri baik secara karakter bentuk dan teknik yang bisa dijadikan pijakan untuk dikembangkan dalam sebuah kekaryaan. Gerak tari topeng Bapang sudah memiliki ketentuan gerak yang telah ditentukan baik secara bentuk dan teknik geraknya namun jarang digunakan sebagai pengembangan keativitas untuk dijadikan gagasan maupun ide kekaryaan. Pertimbangan gerak sebagai dasar kreativitas memiliki relevansi terhadap bentuk dan teknik dalam sebuah kekaryaan yang terkait dengan pemilihan tema atau tokoh yang dikembangkan melalui aktivitas pengembangan gerak oleh mahasiwa sendiri. Berbagai kendala dalam proses kekaryaan yang dihadapi mahasiswa terkait dengan matakuliah karya tari memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Berpijak dari paparan tersebut Tari Topeng Bapang sebenarnya memiliki relevansi untuk dikembangkan sebagai dasar pemilihan teknik dan bentuk ke dalam kekaryaan untk membantu ke berbagai pencapaian dan permaslahan pencarian ide dan gagasan dalam kreativitas gerak. Semua aspek dalam pencapaian eksplorasi gerak bisa menggunakan tari Topeng Bapang sebagai dasar eksplorasi dalam teknik dan bentuk untuk menunjang proses dalam kekaryaan. Sebagai penunjang kreativitas bisa berpijak dari salah satu motif gerak dari topeng Bapang kemudian dieksplorasi melalui berbagai kemungkinan dalam mengembangkan gagasan atau ide kreativitas pada proses kekaryaan. Pembekalan materi tari etnik diberbagai wilayah daerah etnik di Jawa Timur jarang digunakan sebagai dasar proses kreatif dalam menunjang karya tari oleh mahasiswa Kata kunci: Relevansi, Tari Topeng Bapang, Kreativitas.
PENGEMBANGAN APLIKASI GITAR PINTAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA Rhionggo Aji Pangestu; Dhani Kristiandri
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.832 KB) | DOI: 10.26740/jps.v9n1.p111-123

Abstract

Pembelajaran sebagai proses yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas, meningkatkankemampuan berfikir siswa, serta mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan pengembangan media pembelajaran di era globalisasi ini. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada model pengembangan ADDIE yaitu Analysis(Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), Evaluation (Evaluasi). Selain itu pada proses uji coba metode yang digunakan meliputi desain uji coba, subjek uji, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Melakukan uji coba dimaksudkan untuk mendapatkan masukan atau saran,tanggapan, dan penilaian pada program sebagai tolak ukur acuan keberhasilan program. Hasil pengembangan berupa aplikasi gitar sebagai media pembelajaran Seni Budaya untuk siswa kelas VII (Sekolah Menengah Pertama) SMP. Tahap pertama dilakukan rancangan sebanyak dua kali kemudian pada tahap pembuatan dilakukan oleh programer. Langkah selanjutnya adalah tahap validasi ada dua yaitu ahli materi dan ahli kegrafikan. Hasil dari validasi didapat persentase pada ahli materi 84% sedangkan untuk ahli kegrafikan adalah 88%. Tahap selanjutnya adalah tahap ujicoba dilakukan kepada siswa kelas VII (A) SMP Kemala Bhayangkari 9 Waru. Untuk mendapatkan nilai kelayakan kualitas produk didapat dari angket respon siswa dengan persentase 79,5% dengan klasifikasi layak atau tidak revisi.
METODE DAN TEKNIK VOKAL PADA PADUAN SUARA GREGORIUS DI PAROKI ALOYSIUS GONZAGA SURABAYA Romualdus Ago Mita; Dhani Kristiandri
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.942 KB) | DOI: 10.26740/jps.v10n1.p41-53

Abstract

Paduan suara adalah suatu kelompok yang menggabungkan berbagai macam jenis suara ke dalam satu sajian pertunjukkan musik yang mengungkapkan jiwa lagu yang dinyanyikan. Dalam melakukan latihan paduan suara tentunya ada beberapa metode dan teknik yang digunakan pelatih sehingga kelompok paduan suara itu menjadi kelompok yang berprestasi. Berdasarkan fenomena yang terjadi peneliti merumuskan permasalahan bagaimana metode dan teknik yang digunakan oleh pelatih Paduan Suara Gregorius sehingga paduan suara tersebut menjadi berprestasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara yang terstruktur dan tidak terstruktur. Sumber data primer diperoleh dari narasumber. Sedangkan data sekunder didapat dari dokumen, buku, dan dokumen yang berkaitan dengan kegitan paduan suara Gregorius. Subjek dalam penelitian ini adalah pelatih Paduan Suara Gregorius. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk validitas datanya menggunakan triangulasi yakni triangulasi sumber. Berdasarkan penelitian yang dilakukan latihan paduan suara Gregorius menggunakan empat metode yaitu metode demonstrasi, metode ceramah, metode drill, dan metode rekaman. Selain menggunakan meode tentunya ada teknik vokal yang digunakan yaitu sikap tubuh, pernafasan, artikulasi, resonansi dan vibrasi, dan interpretasi. Dengan menggunakan metode dan teknik tersebut kelompok paduan suara menjadi kelompok yang berprestasi.
Mistisisme Musik Iringan Kesenian Reog Ponorogo Dhani Kristiandri
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v2n1.p1-14

Abstract

Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional dari Ponorogo yang memiliki karakteristik khusus. Iringan yang khas, sajian yang unik dan nuansa yang mistis seringkali menyertai bentuk kesenian ini. Hal itu terutama tampak pada iringan yang disajikan. Fokus pembahasan artikel ini pada hadirnya iringan dalam kesenian Reog Ponorogo yang memiliki nuansa mistis. Dengan didukung beberapa instrumen khusus, seperti terompet, gong, kendang, dan lain-lain, irama dan nuansa yang dihadirkan sangat terasa nuansa mistisnya. Penelitian sebelumnya yang membahas tentang kesenian Reog Ponorogo, yaitu Setyo Yuwana (1995) dengan judul œReog Ponorogo: Struktur Dramatik, Fungsi Sosial, dan Makna Simboliknya. Yuwana mengambil objek penelitian Reog Ponorogo Paguyuban Pujangga Anom dan Jayeng Katong di Kabupaten Ponorogo. Kontribusi penelitian Yuwana pada artikel ini adalah dapat digunakan peneliti sebagai wawasan pada pertunjukan Reog Ponorogo yang berada di kabupaten Ponorogo yang belum dikemas dan masih dengan struktur pertunjukan yang lengkap, serta dengan fungsi dan makna pertunjukan yang utuh. Dengan demikian, peneliti lebih terarah mengkaji pertunjukan Reog Ponorogo yang telah dikemas dalam pertunjukan kemasan di Balai Pemuda Surabaya. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Eksistensi tradisional di mana pun memang telah tersisihkan, dianggap tidak memiliki tempat dalam masyarakat kini, maka upaya pelestarian dan pengembangan kesenian perlu ditingkatkan. Diharapkan melalui upaya pelestarian melalui berbagai kemasan dapat membantu generasi penerus untuk berapresiasi dan berproses kreatif.
The Effectiveness of Digital Media in Teaching Orchestration: A Case Study of Sibelius Dewi, Vivi Ervina; Suwahyono, Agus; Kristiandri, Dhani; Dianita, Jihan Mutiara; Indyana, Luth
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol. 9 No. 1 (2025): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNE 2025
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v9i1.64596

Abstract

Orchestration is one of the theoretical courses conducted in 4th semester at the Music Study Programme, Faculty of Language and Arts, Universitas Negeri Surabaya. However, in its implementation there are still obstacles and problems. The ability of one student to another in orchestrating songs is very different. The inequality is shown when students work on assignments to orchestrate songs given by lecturers during the midterm and final exams. The work on the task obtained significantly different results. The obstacles and problems that exist in the orchestration lecture process cause a great influence on the development of student abilities. This research tries to present a treatment through learning tools in the form of sibelius software. This research is intended to test the effectiveness of learning tools in the form of Sibelius software in orchestration courses. The research method used is a quantitative method with the type of quasi experiment. The experimental design used in this study was pretest-posttest control group design. The results of the paired sample t test in the experimental group and control group at posttest with a significance value in the Sig column of 0.011 and 0.005. The significance value shows <0.05, so it can be said that there is a difference in the pretest results of the skills and knowledge of orchestrating student songs between the experimental group and the control group. Therefore, it can be concluded that there is a significant difference in the skills and knowledge of orchestrating songs between students who are taught using a stave book and students who are taught using sibelius software in the Music Study Programme. Thus, the use of sibelius software in orchestration lectures is said to be effective. However, because this study used a quasi-experimental type, there are internal and external factors that affect the improvement of students' skills and knowledge in orchestrating songs, such as individual student motivation and musical experience.