Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KARYA MUSIK “ONE DAY IN SURABAYA” DALAM TINJAUAN HARMONI FIRMANDHA, VICKY; SUWAHYONO, AGUS
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik One Day in Surabaya adalah suatu ungkapan dari pendekatan sejarah yang telah dibaca komposer yang dituangkan dalam bentuk komposisi musik. Karya ini dilatarbelakangi oleh satu hari di surabaya dimana terjadi pertempuran yang mencerminkan semangat elemen pemuda dan rakyat Surabaya melawan penindasan tentara Inggris.Karya One Day In Surabaya ini akan dibahas harmoninya oleh komposer pada setiap bagian lagu. Metode yang dipakai dalam mengkaji adalah metode deskriptif dengan pendekatan ilmu bentuk analisis musik.Dari hasil pengkajian maka dapat disimpulkan bahwa karya musik One Day In Surabaya memiliki bentuk lagu tiga bagian kompleks yaitu AK (A Kompleks), BK (B Kompleks), CK (C Kompleks). Durasi ?One Day in Surabaya? adalah 7 menit 5 detik dengan total birama 192 birama. Pada bagian pertama lagu dimainkan dengan tangga nada A minor, sukat 4/4 dan dimainkan dengan tempo andante, kemudian terdapat perubahan tangga nada menjadi E minor, C Mayor, D Mayor sukat menjadi ¾, 4/4 dan 6/8 dan tempo menjadi moderato dan allegro con brio. Pada setiap bagiannya memiliki struktur dan terdapat kalimat-kalimat melodi dari setiap kalimat yang dibagi dalam struktur kecil Bagian Komplek (AK, BK, CK). Sedangkan tinjauan harmoni pada karya musik One Day in Surabaya ditinjau dari empat komponen yaitu, progress akord, susunan akord, Jenis harmoni (harmoni terbuka/harmoni tertutup). Harmonisasi terlihat pada komponen akord yang dijelaskan pada setiap biramanya. Dari hasil pengkajian ini dapat diketahui bahwa pada karya musik One Day in Surabaya banyak diterapkan harmoni terbuka dan kurang menggunakan harmoni tertutup demi menunjang cerita latar belakang karya.Kata kunci : Harmoni, Progresi Akord, Susunan Akord
KARYA MUSIK “SOUND OF OSING” DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI BUDI PRATAMA, FAISAL; SUWAHYONO, AGUS
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik Sound Of Osing adalah suatu Karya Musik yang tercipta dari ide musikal musik Banyuangi. Karya musik ini terinspirasi pola kuntulan terbang pada tari jejer jaran dawuk banyuwangi. Tabuhan terbang yang rancak dan atraktif membuat Komposer ingin membuat suatu karya musik dengan format orchestra yang bertemakan musik banyuwangi yang di dalamnya ada syair nyayian dan permainan kuntulan dari alat musik terbang.Terdapat beberapa teknik variasi melodi yang dapat di gunakan, namun dalam karya musik ?Sound Of Osing ? kompoer menggunakan 4 teknik variasi melodi dalam penggarapannya, yaitu diantara lain : (1) Dead spot Filler,(2) Melody variation and fake, (3) Rhytmic variation and fake, dan(5) counter melody.Karya musik ?Sound Of Osing ? memiliki empat bagian yang terdiri dari bagian 1, 2, 3,dan 4. Dalam bagian 1 merupakan introduksi dimana Violin 1 dan Violin 2 menjadi melodi utama dengan tempo Andnte.pada bagian 2 terdapat solo Vocaldan di iringi solo violin sebagai Filler yang berfungsi untuk background vocal. Dalam bagian 3 terdapat perubahan tempo dari Andante menjadi allegro di tandai dengan tanda Accelerando sehingga tempo awal andante berubah semakin cepat menjadi tempo allegro dan juga terdapat pola permainan instrument terbang yang memainkan pola timpalan sebagai ciri khas kutulan yang terdapat pada iringan tari Jejer jaran dawuk Banyuwangi. Pada bagian 4 terdapat pola permainan terbang dan kendang dengan tempo allegro yang melakukan solist secara bergantian dimainkan dengan pola yang rancak.Melalui karya musik ?Sound Of Osing? di harapkan mampu menjadi karya musik inspiratif bagi sesama mahasiswa dan tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat luas , karena bermusik dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan cara yang berbeda sekaligus menyenangkan, selain itu diharapkan dapat menumbuhkan rasa apresiai tinggi terhadap suatu karya eni khususnya seni musik.Kata kunci : Sound of Osing, variasi melodi.
KARYA MUSIK “FANTASTICUS CIRCUS” DALAM TINJAUAN STRUKTUR BENTUK MUSIK WISNU GARUDAPAKSI, RAHADYAN; SUWAHYONO, AGUS
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya musik ?Fantasticus Circus? merupakan suatu komposisi musik programatik yang mengambil ide tema dari film ?The Greatest Showman? yang menceritakan tentang perjalanan karir tokoh Phineas Taylor Barnum dan perjuangannya dalam mengembangkan ?Barnum?s Circus?, karya musik ?Fantasticus Circus? disajikan dalam format Orchestra.Karya musik ?Fantasticus Circus? ini mengerucut pada tinjauan struktur dari bentuk musik 3 bagian kompleks / besar , bagian Introduksi menggambarkan introduksi tokoh Phineas Taylor Barnum dengan kehidupan yang kelamnya semasa kecil . Bagian Ak menceritakan tentang usaha Phineas Taylor Barnum dalam membangun usaha pertunjukan sirkus. Pada bagian Bk menceritakan tentang masa kejayaan dan tentang masa sulit yang dialami oleh Phineas Taylor Barnum dalam karirnya, kemudian Bagian Ak yang merupakan bagian Rekapitulasi. Pada bagian ini menggambarkan Barnum?s Circus bangkit dari keterpurukan hingga meraih kesuksesannya kembali. Karya musik ?Fantasticus Circus? memiliki 176 birama, menggunakan tangga nada D minor dengan modulasi ke E minor. modulasi kembali ke tangga nada D minor. Sukat yang digunakan adalah 4/4 dan 3/4. Kata Kunci : Fantasticus Circus. Struktur Bentuk Musik.
LAGU APRIAN CIPTAAN DANIN MAULA, FEBRYAN SAPUTRA, DAN LANA BERENDSEN (BENTUK LAGU) ANINDITA PRADIPTYANI, BTARY; SUWAHYONO, AGUS
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul Lagu Aprian Ciptaan Danin Maula, Febryan Saputra, dan Lana Berendsen (Bentuk lagu)?. Pada jaman globalisasi ini musik dapat di dengar melalui berbagai macam aplikasi dan media. Salah satu media yang sampai sekarang konsisten untuk memutarkan berbagai macam musik adalah radio. Radio yang sampai sekarang masih eksis dan memutarkan berbagai macam musik untuk pendengarnya adalah Gen Fm. Surabaya, dimana Gen Fm. Surabaya juga mempunyai fiture musik. Salah satu lagu fiture musik yang ada di radio Gen Fm Surabaya adalah fitur Gulali (Lagu Kilat Seru Sekali), dan salah satu lagu yang mendominasi chart Gulali adalah Lagu Aprian. Lagu Aprian adalah lagu yang paling banyak di request oleh pendengar Gen FM serta paling banyak juga di dengar melalui aplikasi Soundcloud. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan kajian terhadap Lagu Aprian. Data yang disajikan untuk kemudian dilakukan pengkajian. Proses pengkajian yang dilakukan peneliti adalah proses analisis ilmu bentuk musik yang sudah dikembangkan oleh Prier. Pada penulisan ini membahas lebih lanjut tentang bentuk Lagu Aprian yang memiliki 3 bagian yaitu Bagian A, Bagian B, dan bagian A?. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan jenis pemeran serta sebagai pengamat dan wawancara semi terstruktur untuk memecahkan permasalahan secara lebih terbuka dengan mengungkapkan pengetahuan informasi suatu kasus Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk lagu Aprian Ciptaan Danin Maula, feryan Saputra, dan Lana Berendsen.Kata kunci: Lagu Aprian, Bentuk Lagu
KOLABORASI GRUP KERONCONG DJAGANK DAN DJ NUNU DALAM ARANSEMEN LAGU BENGAWAN SOLO DI KOTA LAMONGAN DEVIA RACHMASARI, VANDA; SUWAHYONO, AGUS
Solah Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Grup Keroncong Djagank adalah grup keroncong dari Lamongan yang personilnya adalah siswa aktif dari SMAN 2 Lamongan, dan juga merupakan satu-satunya grup keroncong di Lamongan yang berasal dari Sekolah Menengah Atas di kota Lamongan dan satu-satunya grup keroncong yang berhasil berkolaborasi dengan mengaransemen sebuah lagu dengan seorang DJ. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kolaborasi grup Keroncong Djagank dan DJ Nunu dalam aransemen lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang, mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam latihan grup Keroncong Djagank, mendeskripsikan hasil aransemen lagu Bengawan Solo oleh grup Keroncong Djagank dan DJ Nunu. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian yaitu Grup Keroncong Djagank dan DJ Nunu dengan objek penelitian ditekankan pada kolaborasi dan aransemen. Sumber data dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu: (1) Sumber data primer, (2) Sumber data sekunder. Pengumpulan data melalui beberapa cara yaitu: (1) Observasi, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi, (4) Rekaman,. Validitas data dalam penelitian ini yaitu: (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Teknik, (3) Triangulasi Waktu.Grup keroncong Djagank berhasil mengkolaborasikan musiknya dengan musik elektrik yang dimainkan oleh seorang DJ. Ini adalah suatu hal yang jarang sekali dilakukan oleh grup keroncong lain dan Grup Keroncong Djagank berhasil melakukan kolaborasi dengan DJ Nunu dengan baik. Kendala-kendala yang terjadi dalam proses kolaborasi, antara lain: (1) perbedaan pendapat dari masing-masing personil, (2) minat para penikmat musik keroncong di kota Lamongan masih minim. Maka dari itu Kr. Djagank berkolaborasi dengan seorang DJ bertujuan untuk meningkatkan minat para penikmat musik keroncong di Kota Lamongan.Kata Kunci : Kolaborasi Grup Keroncong Djagank dan Dj Nunu
The Arts Learning Model of BPK2 (Creative Work Practice Learning) Activities Handayaningrum, Warih; Tutuko, Djoko; Suwahyono, Agus
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 19, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v19i1.23626

Abstract

The study program of Drama, Dance and Music Arts (Sendratasik) of FBS Unesa often gets visits from various schools in the city of Surabaya and surrounding areas for specific purposes, one of which is SMA Negeri 6. SMAN 6 Surabaya is one of the schools that organizes Creative Work Practice Learning (BPK2) at Sendratasik FBS Unesa. So that the implementation of BPK2 activities runs optimally, an appropriate learning model is needed. The purpose of this study is to describe the art learning model in BPK2 activities at SMA Negeri 6 Surabaya in Sendratasik FBS Unesa. The Qualitative approach was used in this study, the subjects are 306 students of SMA Negeri 6 Surabaya, 20 lecturers, and 20 students of FBS Unesa. The object of research, art learning models in Creative Work Practices Learning Activities (BPK2). Location in Sendratasik FBS Unesa. Data collection techniques: observation, interviews, documentation Data analysis is done during data collection, interactive with flexible techniques. Research results: Learning art with BPK2 activities use a humanistic approach that is optimizing the potential and interest of students in art. Art learning material includes appreciation and creation. Project-based models and apretensive models are used to produce works until they are performed. Staging learning outcomes as projects that must be completed by students are carried out well until BPK2 activities become meaningful learning because the benefits continue to be felt when returning to school. This research is important to encourage freedom of learning, so that art education according to its function gives rise to student creativity.
“RONDO” KARYA SOLO GITAR: MAURO GIULIANI (ANALISIS BENTUK MUSIK) suwahyono, agus
GETER Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rondo berasal dari bahasa Perancis ?Rondeau? (diucapkan ?Rondo) dan berarti lagu berputar: maksudnya ?refren?. Maka Rondo mirip dengan bentuk lagu refren-solis, seperti lazim dipakai dalam lagu pantun dsb. Rondo karya M. Giuliani yang merupakan suatu karya untuk musik instrumental yaitu  solo gitar, setelah didengarkan selanjutnya dianalisis maka  bentuk Rondo  untuk musik instrumen gitar karya M. Giuliani adalah termasuk tipe Rondo Perancis/Rondo Rantai yang memiliki bentuk Rondo dengan dua sisipan,al: A-B-A-C-A.  Artinya kalimat (A) mulai birama (1-16); Kalimat (B) mulai birama (16-32); berikutnya kalimat (A) lagi dengan divariasi mulai birama (32-48); kalimat (C) mulai (48-80); kemudian kembali kalimat (A) dengan divariasi muncul lagi mulai birama (80-96) karena kalimat diulang dua kali.  Kata Kunci : Rondo, Bentuk Musik
Caprice No. 24 Karya Paganini Pada Solo Gitar Aransemen John Williams (Analisis Bentuk Musik) Suwahyono, Agus
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v1n1.p24-29

Abstract

Caprice no. 24 merupakan salah satu dari 24 caprice yang diciptakan oleh Paganini, Caprice (capricio) adalah musik ringan yang pendek dan lincah, khusus bagi alat musik klaviatur, dikenal dalam abad ke-17. Capricio disusun dalam bentuk fuga. Selain itu ada yang menyebut Capricio sebagai sebuah komposisi yang tidak menuruti peraturan tertentu. Caprice no. 24 karya Paganini aransemen solo gitar oleh John Williams termasuk salah satu karya komposisi dengan bentuk variasi, dari tema yang kemudian dikembangkan dengan berbagai macam variasi baik irama, harmoni, melodi, dan seterusnya. Tema dalam Caprice no. 24 terdiri dari 12 birama, kemudian dikembangkan mulai dari variasi 1 sampai dengan variasi 13 (Finale), yang secara keseluruhan mencapai 158 birama. Analisis bentuk variasi karya Paganini “Caprice no. 24” adalah sebagai berikut: Variasi ke: (1) Variasi dengan harmoni tetap, (2) Variasi Melodi, (3) Variasi harmoni, (4) Variasi Melodi, (5) Variasi Melodi, (6) Variasi Harmoni, (7) Variasi Harmoni dan Irama, (8) Variasi bebas, (9) Variasi Melodi, (10) Variasi melodi dan ritme, (11) Variasi bebas, (12) Variasi Karakter, (13) Finale; Variasi bebas.Kata kunci: Caprice, Bentuk variasi
“RONDO” KARYA SOLO GITAR: MAURO GIULIANI (ANALISIS BENTUK MUSIK) suwahyono, agus
GETER Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v2n1.p19-23

Abstract

Rondo berasal dari bahasa Perancis ‘Rondeau’ (diucapkan ‘Rondo) dan berarti lagu berputar: maksudnya ‘refren’. Maka Rondo mirip dengan bentuk lagu refren-solis, seperti lazim dipakai dalam lagu pantun dsb. Rondo karya M. Giuliani yang merupakan suatu karya untuk musik instrumental yaitu  solo gitar, setelah didengarkan selanjutnya dianalisis maka  bentuk Rondo  untuk musik instrumen gitar karya M. Giuliani adalah termasuk tipe Rondo Perancis/Rondo Rantai yang memiliki bentuk Rondo dengan dua sisipan,al: A-B-A-C-A.  Artinya kalimat (A) mulai birama (1-16); Kalimat (B) mulai birama (16-32); berikutnya kalimat (A) lagi dengan divariasi mulai birama (32-48); kalimat (C) mulai (48-80); kemudian kembali kalimat (A) dengan divariasi muncul lagi mulai birama (80-96) karena kalimat diulang dua kali.  Kata Kunci : Rondo, Bentuk Musik
Caprice No. 24 Karya Paganini Pada Solo Gitar Aransemen John Williams (Analisis Bentuk Musik) Suwahyono, Agus
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v1n1.p24-29

Abstract

Caprice no. 24 merupakan salah satu dari 24 caprice yang diciptakan oleh Paganini, Caprice (capricio) adalah musik ringan yang pendek dan lincah, khusus bagi alat musik klaviatur, dikenal dalam abad ke-17. Capricio disusun dalam bentuk fuga. Selain itu ada yang menyebut Capricio sebagai sebuah komposisi yang tidak menuruti peraturan tertentu. Caprice no. 24 karya Paganini aransemen solo gitar oleh John Williams termasuk salah satu karya komposisi dengan bentuk variasi, dari tema yang kemudian dikembangkan dengan berbagai macam variasi baik irama, harmoni, melodi, dan seterusnya. Tema dalam Caprice no. 24 terdiri dari 12 birama, kemudian dikembangkan mulai dari variasi 1 sampai dengan variasi 13 (Finale), yang secara keseluruhan mencapai 158 birama. Analisis bentuk variasi karya Paganini “Caprice no. 24” adalah sebagai berikut: Variasi ke: (1) Variasi dengan harmoni tetap, (2) Variasi Melodi, (3) Variasi harmoni, (4) Variasi Melodi, (5) Variasi Melodi, (6) Variasi Harmoni, (7) Variasi Harmoni dan Irama, (8) Variasi bebas, (9) Variasi Melodi, (10) Variasi melodi dan ritme, (11) Variasi bebas, (12) Variasi Karakter, (13) Finale; Variasi bebas.Kata kunci: Caprice, Bentuk variasi