Claim Missing Document
Check
Articles

Peramalan Penjualan Rebung Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing Ni Putu Murtini; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara; Ida Bagus Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p04

Abstract

ABSTRAK Rebung bambu betung (Dendrocalamus asper) merupakan salah satu olahan produk segar yang dijual di Tiara Dewata Supermarket, dimana olahan tersebut terbagi menjadi tiga yaitu rebung mentah, rebung rajang, dan rebung biasa. Masa simpan rebung tergolong sangat singkat, hanya 1 – 3 hari. Lebih lanjut, penjualan yang terjadi setiap bulan untuk ketiga produk segar ini berfluktuasi dan sulit diduga kecenderungannya. Oleh karena itu, diperlukan metode peramalan agar dapat memperkecil kerugian yang akan terjadi. Tujuan penelitian ini adalah menemukan nilai alfa terbaik yang dapat digunakan untuk memperoleh data runtun waktu peramalan yang terbaik untuk periode satu tahun mendatang terhadap ketiga jenis olahan rebung bambu betung dengan metode Triple Exponential Smoothing. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data aktual penjualan ketiga olahan rebung bambu betung dari bulan Maret 2019 – Mei 2020. Nilai alfa terbaik yang dapat digunakan untuk melakukan peramalan yaitu perhitungan data runtun waktu dengan nilai alfa 0,1 – 0,9 yang memiliki nilai kesalahan (error) terkecil, dimana alfa 0,3 pada rebung mentah dengan nilai kesalahan MSE 20,146, RSME 4,488, MAPE 19%, alfa 0,4 pada rebung rajang dengan nilai kesalahan MSE 120,281, RMSE 10,967, MAPE 5%, dan alfa 0,4 pada rebung biasa dengan nilai kesalahan MSE 1306,619, RMSE 36,147, MAPE 5%. Dari perhitungan menggunakan nilai alfa tersebut dapat disimpulkan bahwa metode triple exponential smoothing valid digunakan untuk meramalkan data runtun waktu penjualan ketiga olahan rebung bambu betung dari periode Juni 2020 – Mei 2021. ABSTRACT Betung bamboo shoots (Dendrocalamus asper) is one of the processed fresh products sold at Tiara Dewata Supermarket, where the processing is divided into three, namely raw bamboo shoots, chopped bamboo shoots, and ordinary bamboo shoots. The shelf life of bamboo shoots is very short, only 1 - 3 days. Furthermore, the monthly sales for these three fresh products fluctuate and it is difficult to predict the trend. Therefore, a forecasting method is needed in order to minimize the losses that will occur. The purpose of this study was to find the best alpha value that can be used to obtain the best time series forecasting data for the next one year for the three types of Betung bamboo shoots using the Triple Exponential Smoothing method. The data used in this study is the actual sales data of the three processed bamboo bamboo shoots from March 2019 - May 2020. The best alpha value that can be used for forecasting is the calculation of time series data with an alpha value of 0.1 - 0.9 which has a value the smallest error, where alpha 0.3 in raw shoots with an error value of MSE 20.146, RSME 4.488, MAPE 19%, alpha 0.4 in chopped bamboo shoots with an error value of MSE 120.281, RMSE 10.967, MAPE 5%, and alpha 0,4 on ordinary shoots with an error value of MSE 1306,619, RMSE 36,147, MAPE 5%. From the calculation using the alpha value, it can be concluded that the triple exponential smoothing method is valid to predict the sales time series data of the three processed Betung bamboo shoots from the period June 2020 - May 2021.
Kualitas Foto Udara pada Berbagai Ketinggian I Wayan Aris Santika Putra; I Made Anom S. Wijaya; I.B.P. Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 4 No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.504 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari ketinggian akuisisi dengan kualitas hasil foto udaraterbaik. Akuisisi foto udara dilakukan dengan drone. Ketinggian akuisisi foto udara adalah 10m,20m dan 30m. foto udara yang diambil merupakan foto tanaman padi varietas ciherang denganumur 100 hari setelah tanam. Analisis detail foto udara dilakukan dengan proses zooming danbinerisasi citra. Proses zooming menggunakan software Adobe Photoshop Cs6. Proses binerisasicitra menggunakan Software MatLab 2013. Ketinggian akuisisi 10m memiliki kualitas detailterbaik. Aim of this research is to find aerial photography acquisition altitude with the best quality image. The acquisition of aerial photography was done by using drones. Altitude of aerial photography acquisition was 10m, 20m and 30m. Aerial photos taken a image of ciherang rice varieties with the age of 100 days after planting. Detailed analysis of aerial photography was done by zooming and image binary. Zooming process was used Adobe Photoshop CS6 software. Binary imagery processed using MatLab 2013 software. The best quality of photo detail was obtained at 10m acquisition altitude.
Analisis Kebutuhan Traktor Berdasarkan Ketersediaan Air pada Subak di Kabupaten Tabanan I Gede Berliyantha Tikawa; I Wayan Tika; Ida Bagus Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.526 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p17

Abstract

Mengolah tanah dalam kegiatan pertanian memerlukan pengaturan kebutuhan traktor secara optimal. Jumlah traktor yang seharusnya dibutuhkan dengan luas lahan yang ada berdasarkan pada ketersediaan air di suatu subak dengan tujuan untuk memperoleh produktivitas hasil olah tanah yang optimal maka diperlukan traktor dengan ketersediaan air irigasi yang mengairi lahan untuk memperlancar pengolahan dan mengefisienkan tanah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui banyaknya traktor yang diperlukan berdasarkan ketersediaan air dengan membandingkan traktor yang tersedia pada subak. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kuantitatif melalui metode survey dengan mencari data primer yaitu pengukuran debit tersedia dibangunan bagi dan pengukuran dilahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa traktor yang dibutuhkan berdasarkan ketersediaan air di subak Kabupaten Tabanan yang ada di hulu, tengah dan hilir. Untuk sembilan subak yang ada di daerah hulu, traktor rotari yang diperlukan dengan rata-rata 6 traktor dapat mengolah lahan mencapai 87,3 ha atau 1 unit traktor dapat mengerjakan lahan dengan luas 14,6 ha dengan rata-rata konsumsi air untuk 1 unit traktor yaitu 27,16 lt/dt. Untuk sembilan subak yang ada di daerah tengah traktor yang diperlukan dengan rata-rata 5 traktor dapat mengolah lahan dengan luas 69 ha atau 1 unit traktor dapat mengerjakan lahan dengan luas 13,8 ha dengan rata-rata konsumsi air untuk 1 unit traktor yaitu 26,84 lt/dt. Sedangkan sembilan subak yang ada di daerah hilir traktor yang diperlukan dengan rata-rata 10 traktor dapat mengolah lahan dengan luas 114,5 ha atau 1 unit traktor dapat mengerjakan lahan dengan luas 11.8 ha dengan rata-rata konsumsi air untuk 1 unit traktor yaitu 12,1 lt/dt. Cultivating land in agricultural activities requires optimal regulation of tractor requirements. The number of tractors that should be needed with the available land area is based on the availability of water in a subak with the aim of obtaining optimal tillage productivity, so a tractor with the availability of irrigation water is needed to irrigate the land to facilitate processing and streamline the land. The purpose of this study is to determine the number of tractors needed based on water availability by comparing the tractors available on subak. This study uses a quantitative analysis approach through a survey method by finding primary data, namely the measurement of discharge available for building and land measurements. The results showed that the tractors needed were based on the availability of water in the subaks of Tabanan Regency in the upstream, middle and downstream areas. For the nine subaks in the upstream area, the required rotary tractor with an average of 6 tractors can cultivate land reaching 87,3 ha or 1 tractor unit can work on an area of ??14,6 ha with an average water consumption for 1 unit of tractor which is 27,16 lt/sec. For the nine subaks in the central area of ??the tractor needed, with an average of 5 tractors, an area of ??69 ha or 1 unit of tractor can work on an area of ??13,8 ha with an average water consumption for 1 tractor unit, 26, 84 lt/sec. While the nine subaks in the downstream area of ??the tractor needed with an average of 10 tractors can cultivate land with an area of ??114,5 ha or 1 unit of tractor can work on land with an area of ??11.8 ha with an average water consumption for 1 tractor unit that is 12,1 lt/sec.
Kinerja Kotak Pendingin (Cooler Box) Berpendingin TEC1-12715 Pada Beberapa Beban Pendinginan Ivan Alexander Sormin; Ida Bagus Putu Gunadnya; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p04

Abstract

Abstrak Kotak pendingin adalah perangkat yang digunakan untuk menyimpan dan menjaga bahan tetap dingin dan segar. Salah satu upaya pengembangan sumber pendingin untuk kotak pendingin adalah dengan menggunakan modul termoelektrik TEC1-12715 yang memanfaatkan efek Peltier. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu yang dicapai dalam kotak pendingin dengan menggunakan TEC1-12715 sebagai alat pendingin. Kotak pendingin dijalankan tanpa dan dengan beban pendinginan (botol berisi air dengan volume masing-masing 600 ml). Data beban pendinginan dan koefisien kinerja (coefficient of performance/COP) ditampilkan dalam bentuk grafik hasil pengamatan tiap 6 menit. Semua data yang telah dianalisis secara deskriptif ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu kotak pendingin tanpa beban menurun seiring dengan bertambahnya waktu pendinginan dan suhu yang dicapai rata-rata sebesar 17,08°C. Suhu rata-rata air dalam kotak pendingin yang berisi 2, 4, dan 6 botol aqua berturut-turut adalah 21,56°C, 23,08°C, dan 24,74°C. Peningkatan beban pendinginan akan meningkatkan daya input ke dalam kotak pendingin dan menurunkan nilai COP sistem pendingin. Abstract A cooler box is a device used to store and keep ingredients cool and fresh. One of the efforts to develop a cooling source for made cooler boxes is to use a thermoelectric module TEC1-12715 that utilizes the Peltier effect. This study aims to determine the temperature reached in the cooler using TEC1-12715 as a cooling device. The cooler box load without and with a cooling load (bottles filled with water with a volume of 600 ml each). The cooling load data and the coefficient of performance (COP) are displayed in a graph of observations every 6 minutes. All the analyzed data showed in the pictures and tables. The results showed that the cooler box temperature without load decreased by the increasing cooling time. The average temperature achieved was 17.08°C. The average water temperature in the cooler containing 2, 4, and 6 bottles of aqua was 21.56°C, 23.08°C, and 24.74°C, respectively. An increase in cooling load will increase the input power into the cooler box and lower the COP value of the cooling system.
Pendugaan Waktu Kedaluwarsa Pendistribusian Manisan Salak Menggunakan Metode Q10 Ida Ayu Mas Oceanic; Ida Bagus Putu Gunadnya; I Wayan Widia
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.741 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan parameter mutu, menentukan parameter mutu kritis dan menduga waktu kedaluwarsa pendistribusian manisan salak menggunakan metode Q10.Manisan salak disimpan pada tiga suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu 35, 45 dan 55oC selama 20 jam. Setiap ruang penyimpanan diisi dengan 126 sampel manisan salak dan dilakukan pengukuran setiap 4 jam sekali terhadap parameter tekstur secara objektif dan aroma, warna serta rasa secara subjektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan maka nilai parameter tekstur semakin meningkat, yaitu dari rata-rata 7,06 N menjadi rata-rata 250,20 N. Sementara itu, skor uji organoleptik parameter aroma menunjukkan penurunan dari rata-rata 4,13 menjadi rata-rata 1,00. Skor uji organoleptik parameter warna juga menunjukkan penurunan dari rata-rata 4,93 menjadi rata-rata 1,00. Demikian pula skor uji organoleptik parameter rasa juga menunjukkan penurunan yaitu dari rata-rata 4,67 menjadi rata-rata 1,00. Parameter mutu kritis manisan salak adalah parameter mutu rasa dan penurunan mutunya mengikuti orde reaksi 1. Nilai faktor percepatan reaksi penurunan mutu (Q10) dari parameter mutu rasa pada suhu basis 45oC yaitu 1,94. Dengan menggunakan nilai Q10 diduga waktu kedaluwarsa manisan salak yang disimpan pada suhu pendistribusian 15, 25, 35, 45 dan 55oC berturut-turut yaitu 220 jam (9,19 hari), 114 jam (4,73 hari), 58 jam (2,44 hari), 30 jam (1,25 hari) dan 15 jam (0,65 hari). This study aimed to determine the change of quality parameters, to determine the critical quality parameter and to predict the distribution expired time of snake fruit candy using Q10 method. Snake fruit candy was stored at three different storage temperatures, namely 35, 45 and 55oC for 20 hours. Each storage room was loaded with 126 candies and observation was done every 4 hour on parameters of texture, aroma, color and flavor of the candy. The results showed that the longer the storage, the value of candy texture increased from an average of 7,06 N to 250,20 N. Meanwhile, the score of aroma of candy decreased from an average of 4,13 to 1,00. The score of color also decreased from an average of 4,93 to 1,00. The same phenomenon was also observed on flavor of candy which decreased from an average of 4,67 to 1,00. The critical quality parameter of the snake fruit candy was flavor which followed the first reaction order. The Q10 of the flavor deterioration was determined at the basic temperature of 45oC and it was found its value was 1,94. By using Q10, it was predicted that distribution expired time of snake fruit candy stored at temperature distribution of 15, 25, 35, 45, and 55oC was 220 hours (9,19 days), 114 hours (4,73 days), 58 hours (2,44 days), 30 hours (1,25 days), and 15 hours (0,65 day), respectively.
Penggunaan Beberapa Model Peramalan (Forecasting) pada Produksi Gula Kristal Putih di PT. Perkebunan Nusantara X Immanuel Damanik; Ida Bagus Putu Gunadnya; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p03

Abstract

ABSTRAK Peramalan adalah proses memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu dan data saat ini, yang paling umum dengan analisis tren. Contoh peramalan yang sederhana adalah peramalan nilai suatu variabel pada beberapa waktu yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pola historis data produksi gula, (2) untuk mengetahui model peramalan yang digunakan dan menentukan model peramalan terbaik dan validitas model, dan (3) melakukan peramalan produksi gula beberapa bulan kedepan dengan menggunakan model peramalan yang valid. Metode penelitian ini menggunakan data sekunder dari PT. Perkebunan Nusantara X dan proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel. Berdasarkan hasil dari analisis, exponential smoothing menggunakan ? = 0.8 merupakan model peramalan terbaik. Bila dibandingkan model peramalan moving average 2 periode dan double exponential smoothing dengan ? = 0.8. Uji keakuratan dari exponential smoothing ? = 0.8 menunjukkan nilai MAD = 1.096, MSE = 2.818.871, dan MAPE = 34%. Pada uji validitas model peramalan, model ini memiliki nilai MAD = 1,025, MSE = 2,113,927, MAPE = 22%. Hasil peramalan produksi untuk 6 periode kedepan adalah R1 = 5,106, R2 = 5,047, R3 = 5,035, R4 = 5,032, R5 = 5,032, R6 = 5,032 ABSTRACT Forecasting is the process of making a future prediction based on the present and past data using trend analysis. The purpose of this study was (1) to know the historical pattern of refined sugar production, (2) to know what are the forecasting models that be used for prediction, (3) to get the best forecasting model by using an accuracy test. This study uses secondary data from PT Perkebunan Nusantara X and processing data by using Microsoft Excel. Based on analysis results exponential smoothing by using ? = 0.8 is the best model. As comparison by using a moving average with 2 period and double exponential smoothing with ? = 0.6. The accuracy test of exponential smoothing ? = 0.8 showing with value MAD = 2, MSE = 9, and MAPE = 36%. On validity test of forecasting models, exponential smoothing had showing value MAD = 1,025, MSE = 2,113,927, MAPE = 22%. Results of forecasting production with 6 period on the future is R1 = 5,106, R2 = 5,047, R3 = 5,035, R4 = 5,032, R5 = 5,032, R6 = 5,032.
Optimalisasi Perencanaan Diversifikasi Usaha Bunga Potong Putu Darmayanti; IGN Apriadi Aviantara; IB Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.769 KB)

Abstract

simpleks Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui margin keuntungan setiap jenis bunga potong dan menentukan jenis bunga potong yang dapat diusahakan untuk memperoleh keuntungan optimal dalam diversifikasi pengembangan usaha bunga potong. Hasil analisis diperoleh harga pokok per tangkai untuk bunga potong: pisang hias Heliconia carabaea merah, pisang hias Heliconia carabaea kuning, Anthurium, pisang hias Yellow dancer, pisang hias Gantung kapur, pisang hias Sexy pink, pisang hias Betet, pisang hias Obor, pisang hias Onje adalah Rp 498, Rp 456, Rp 316, Rp 503, Rp 578, Rp 583, Rp 458, Rp 496, Rp 523 dengan margin keuntungan per tangkai untuk masing-masing bunga potong adalah Rp 1.408, Rp 1.484, Rp 58, Rp 1.000, Rp 1.134, Rp 1.163, Rp 823, Rp 657, Rp 429. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode simpleks dengan fungsi tujuan dari margin keuntungan setiap jenis bunga potong, serta fungsi batasan berupa biaya produksi dan keadaan pasar, maka diperoleh hasil keuntungan optimal yang dapat diusahakan adalah jenis bunga potong pisang hias Heliconia carabaea merah: Rp 33.114.331, pisang hias Heliconia carabaea kuning: Rp 30.386.354, pisang hias Sexy Pink : Rp 18.937.006 dan pisang hias gantung kapur: Rp 17.406.161. This research aims to determine the historical pattern of sales of each product variant, the index of special events that influence the demand and forecasting models are most appropriate to use as the basis for planning the production of Coca-Cola 200 ml and Sprite 295 ml in PT. CCBI Balinusa. From these studies obtained pattern on the monthly sales of each product in 2015 fluctuated from time to time. The highest sales of Coca-Cola 200 ml occurred in September, and Sprite 295 ml occurred in December. While the lowest sales data on Coca-Cola 200 ml and Sprite 295 ml occurred in July. Index top special event for Coca-Cola 200 ml is on Christmas and New Year (I=2.43), the lowest was Idul Adha (I=1.42) and Sprite 295 ml highest at Christmas and New Year (I=2.17), the lowest in the Waisak (I=1.47). The best forecasting model for Coca-Cola 200 ml is an exponential smoothing event based (ESEB) with ? = 0.3 and for Sprite 295 ml is an exponential smoothing event based with ? = 0.1.
Pendugaan Umur Simpan Ikan Kakap Putih Olahan dengan Pengaplikasian Asap Cair Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) dalam Pengemasan Vakum Stefani Sitanggang; Ida Ayu Rina; Ida Bagus Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 1 (2020): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.388 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i01.p06

Abstract

Ikan kakap putih memiliki kadar air yang tinggi. Ikan segar mudah mengalami kerusakan. Sehingga diperlukan pengawetan. Salah satu metode pengawetan, yaitu dengan pengasapan. Pengasapan dengan asap cair lebih praktis. Asap cair mengandung senyawa fenol, karbonil dan asam rganic. Asap cair dapat diperoleh dari pirolisis batang bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata Bush-Kurz). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masa simpan ikan kakap putih olahan yang direndam dengan asap cair bamboo tabah dengan berbagai konsentrasi dan berbagai metode pengemasan disimpan pada suhu ruang. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi asap cair, terdiri dari 0%, 3% dan 6%. Faktor kedua adalah pengemasan, terdiri dari tanpa pengemasan, pengemasan non vakum dan vakum. Setiap perlakuan diulang dua kali. Kombinasi perlakuan terbaik adalah konsentrasi 6% dengan pengemasan vakum. Penelitian ini menggunakan metode ESS (Extended Storage Studies). Masa simpan ikan kakap putih olahan dengan pengaplikasian asap cair bambu tabah dan dikemas vakum adalah 24 jam, dengan kadar air 62,66%, nilai Ph 6,5, kadar protein 28,30%, nilai TPC 4,8 104 koloni/g, nilai kenampakan 6,73, aroma 6,47, rasa 6,60 dan tekstur 6,47. White snapper fish has a high moisture content. the fish may turn to damaged therefore need to preserved. One method for preservation by fumigation. the fumigation by liquid smoke most effective. Liquid smoke consist of phenol, carbonyl and organics acids. the liquid smoke comes from stem of tabah bamboo. (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). the purpose of this research is to know shelf life of processed white snapper soaked in liquid smoke with various concentrations and packaging where store at room temperature. the used method is complete random planning within two factors. the first factor is the concentration of liquid smoke, consisting og 0%, 3% and 6%. the second factor is packaging, consisting of without packaging, non-vacuum, and vacuum. Each treatment was repeated twice. the best combination of treatment is 6% concentration with vacuum packaging. This research uses the method ESS (Extended Storage Studies). the shelf life white snapper fish processd by application of tabah bamboo liquid smoke in vacuum packed 24 hour, with a moisture content of 62.66%, ph 6,5, protein 28.30%, TPC 4.8 104 colony/g, visibility 6.73, smell 6.47, taste 6.60, and texture 6.47.
Pengaruh Penambahan Urea pada Mediad dan Pemanasan terhadap Produksi Biogas Kadek Mila Adiani; Ida Bagus Putu Gunadnya; Yohanes Setiyo
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 1 (2020): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.744 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i01.p11

Abstract

Biogas is one of the energy sources originating from livestock waste, besides being environmentally friendly (renewable energy), it can also be used for sustainable energy. Biogas is a mixture of gases resulting from an anaerobic fermentation process from livestock manure (cow). The purpose of this study was to determine the effect of adding various urea concentrations and heating in deep biogas production. This study applied a completely randomized design (RAL) with two treatment factors: heating (heating and without heating) and urea concentration (2%, 4%, 6%, 8%). Observations carried out in the form of measuring the temperature of biogas media, gas volume, CO2, the volume of methane gas, and the time of biogas formation. Variant analysis showed that the heating interaction and urea concentration showed a significant effect (P <0.05) on the measurement of biogas media temperature, gas volume, CO2, methane volume, and biogas formation time. The results showed that the combination of heating treatment with 8% urea concentration was the best treatment in producing biogas with the characteristics of gas volume of 16.67 ml, CO2 content of 0.08%, methane volume of 15.49 ml, with the time of biogas formation which is on the day 10.
Rancang Bangun Alat Penanam Dan Pemupuk Jagung (Zea mays) Tipe Tugal Semi Mekanis Yang Ergonomis I Wayan Sugiana; Ida Bagus Putu Gunadnya; Yohanes Setiyo
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.495 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan rancangan alat penanam dan pemupuk jagung yang mampu meringankan pekerjaan petani dalam budidaya jagung khususnya melakukan penanaman dan pemupukan dalam sekali proses kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah membuat prototipe alat penanam dan pemupuk jagung tipe tugal semi mekanis yang dilakukan pengujian pada lahan 100 m2 tanpa olah tanah dengan kondisi digenangi 2-3 hari sebelum tanam pada jarak tanam 25 cm dalam barisan dan 75 cm antar barisan. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa rata-rata keluaran benih jagung dan pupuk untuk setiap lubang tanam adalah 2 benih dan 31-40 gram pupuk dengan tingkat keberhasilan 86,88 % dan 95 %, kapasitas lapang efektif 0,0122 ha/jam, kapasitas lapang teoritis 0,0135 ha/jam dan kecepatan jalan penanaman 12 lubang/menit. The purpose of this research was to get a prototype of a maize planters and fertilizer that can simplify work of farmers in the cultivation of maize, especially planting and fertilizing in one work process. The method used in this research is to create a prototype of a planter and corn fertilizer semi-mechanical that tested on 100 m2 of land no-tillage with flooded conditions 2-3 days before planting at a spacing of 25 cm in a row and 75 cm between rows. The results of the test show that the average output of corn was 2 seed to each hole and 31-40 grams fertilizer with a success rate of 86,88 % and 95 %, effective field capacity 0,0122 ha/hour, theoretical field capacity 0,0135 ha/hour and the speed of planting was 12 hole/minute. The purpose of this research was to get a prototype of a maize planters and fertilizer that can simplify work of farmers in the cultivation of maize, especially planting and fertilizing in one work process. The method used in this research is to create a prototype of a planter and corn fertilizer semi-mechanical that tested on 100 m2 of land no-tillage with flooded conditions 2-3 days before planting at a spacing of 25 cm in a row and 75 cm between rows. The results of the test show that the average output of corn was 2 seed to each hole and 31-40 grams fertilizer with a success rate of 86,88 % and 95 %, effective field capacity 0,0122 ha/hour, theoretical field capacity 0,0135 ha/hour and the speed of planting was 12 hole/minute.
Co-Authors A.H. Tambunan Agnesia Arista Wijaya AK Ali Muhamad Prabowo Anggi Setiawan Armansyah Halomoan Tambunan Aviantara, I Gusti Ngurah Apriadi Bagus Made Brahmanda Diputra Bob Evan Tampubolon Budana, I Putu Yosan Dewa Ayu Tari Dewa Bagus Putu Prabha Diptaya Dian Dwi Cahyo Pangestu Gede Arda I Gede Berliyantha Tikawa I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara I Gusti Putu Eka Permana I Ketut Agus Sandi Andika I Ketut Suter I Komang Gede Habi Wijaya I Made Anom S. Wiajaya I Made Anom Sutrisna Wijaya I Made Prasetia Candra Andika I MADE SUPARTHA UTAMA I Made Surya Adnyana Putra I Made Yogi Supardika I Nyoman Sucipta I Putu Dharma Putra Ritzada I Putu Gede Budisanjaya I Putu Mas Pradnyana Wibawa I Wayan Adi Saputra I Wayan Aris Santika Putra I Wayan Sugiana I Wayan Tika I Wayan Widia I Wayan Widia I. A. G. Bintang Madrini Ice Hera Widia Ida Ayu Agung Putri Trisiana Dewi Ida Ayu Mas Oceanic Ida Ayu Rina Ida Ayu Rina Pratiwi Pratiwi Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja Immanuel Damanik Ivan Alexander Sormin K. Abdullah Kadek Dyah Swasni Prambandita Kadek Mila Adiani Kamaruddin Abdullah Kevin Imanto K. Resman Komang Agus Suara Kori Ardy Rahayu Lestari, Kadek Irma Dwi Linda Puji Ayu Lestari Luh Putu Wrasiati M. Sudiana Mahendra M.A.M. Oktaufik Made S Utama Merisa - Aritonang Mubarok, Rizky Muhammad Azizi Rido Setiawan Ni Luh Yulianti Ni Made Darmayanti Ni Made Juli Adiasih Ni Nyoman Ayu Tirta Diani Ni Putu Budisetiari Ni Putu Intan Oktavia Fitriani Ni Putu Murtini Pande Ketut Diah Kencana Putra, I Nyoman Galih Oki Putu Ayu Purnamayanti Putu Darmayanti Putu Wahyu Nirmala Sari Ramendra Wiro Ginting Rina Pratiwi Pudja I. A Riski Nirmala Sidabutar roy zulkarnaen Sihombing, Alwin Siti Muizzun Nisak Stefani Sitanggang Sumiyati Sumiyati Utama, Made S Wayan Tika Y.A. Purwanto Yesinta Kristin Tamba Yohanes Setiyo