Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Dewi, Artika Kumala; Karini, Suci Murti; Agustin, Rin Widya
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND CIVIL SERVANTS’ RETIREMENT ANXIETY Artika Kumala Dewi Psychology of Medical Faculty of Sebelas Maret University To civil servants, the retirement day is often considered as a future threat that can cause anxiety. The presence of the anxiety in facing the retirement day is dominantly influenced by the emotional intelligence. Higher emotional intelligence can lead to a condition which is free from anxiety. On the contrary, lower emotional intelligence will result in anxiety within an individual. This research is, then, aimed at finding out the relation between the emotional intelligence and the anxiety in facing the retirement day that happens to the civil servants. The population of the research covers all of the civil servants who work at UNS central’s office. There are 431 people who are included in the population. The sample is taken from the female and male workers with the following criteria: (a) hold the position as the civil servant, (b) must be between 51-55 or are closed to the retirement day, (c) do not possess another source of earning, and (d) hold the structural rate of III or IV to ensure that they have certain position in their divisions. The purposive sampling technique is used to get the samples. The populations that fit the criteria are 80 people. The data collection uses emotional intelligence scale and the anxeity in facing the retirement scale. The data is analyzed by using the analysis of product moment correlation. The result of the analysis shows the number of the coeficient correlation (r) as much as -0.677 with the significance rate as much as 0.000 < 0.05. From the analysis, it can be concluded that there is a negative correlation between emotional intelligence and the anxiety of the civil servants in facing the retirement day. This means that the higher emotional intelligence is, the lower the anxiety in facing the retirement day becomes, and vice versa. The significance of the control of the emotional intelligence toward the anxiety is 45.8%.   Keywords: emotional intelligence, anxiety, retirement.
PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN ADVERSITAS TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA Nugraha, Redydian Adhitya; Karini, Suci Murti; Priyatama, Aditya Nanda
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

EFFECT OF ADVERSITY INTELLIGENCE TRAINING ON ACHIEVEMENT MOTIVATION TO STUDENT IN CLASS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA Redydian Adhitya Nugraha G0106081 ABSTRACT Each student has the same goal which is successful in his studies. In reaching for success there are barriers that must be traversed, among them is a lazy, not conducive learning ambience, not like a particular subject, and so on. Students are required to attempt to resolve the problems encountered with regard to the barriers. The efforts undertaken this is concrete students efforts to achieve success. Someone who is able to transform obstacles into success opportunities have a higher intelligence adversitas. Individuals who have the intelligence of a high adversity is the individual who is optimistic, think and act in a timely, unable to motivate themselves, dare to take risks, and future-oriented. This research aims to determine the influence of adversity intelligence training against an accomplished student motivation in class X in SMA Negeri 8 Surakarta. This research uses the technique of matching by comparing scores between the subjects group motivation accomplished control and experimental groups. Group experiment in this study were given preferential treatment in the form of training of intelligence adversity during a meeting with twice the time 240 minutes. Training provided by the two facilitators and three cofacilitator with method presentation and video footage as well as training materials have been compiled by researchers in the module. Data retrieval is performed using the Achievement Motivation Scale with the value of the validity 0,391 to 0,844 and reliability value 0,952. Based on the hypothesis test by Independent Sample T Test obtained value t count bigger than t table (3.447> 2.035) and P values ​​less than 0.05 (0.002 <0.05) and hypotheses test by Paired Sample T Test obtained value of t count bigger than t table (3.241> 2.120) and P values ​​less than 0.05 (0.005 <0.05) so that adversity intelligence training has an influence in improving student achievement motivation in class X in SMA Negeri 8 Surakarta.     Key words: Training adversity intelligence, achievement motivation
Hubungan antara Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial dengan Kemandirian pada Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta Hamidah, Shinta Arvianti; Karini, Suci Murti; Karyanta, Nugraha Arif
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 1, No 2 (2012): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan antara Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial dengan Kemandirian pada Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta   The Correlation Between Self Acceptance and Social Support with Autonomy in Physically Disabled People at Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta   Shinta Arvianti Hamidah, Suci Murti Karini, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret       ABSTRAK   Kemandirian merupakan tugas perkembangan pada masa dewasa. Salah satu hambatan pencapaian kemandirian adalah kecacatan tubuh. Sebagian besar penyandang cacat tubuh merasakan perubahan pada kemampuan diri, mengalami dukungan emosional yang kurang dari keluarga dan teman-teman, serta mendapat anggapan masyarakat bahwa penyandang cacat adalah orang yang tidak berdaya dan hidupnya akan hancur. Ketiga hal di atas menandakan masih kurangnya penerimaan diri dan dukungan sosial penyandang cacat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Hubungan antara penerimaan diri dengan kemandirian pada penyandang cacat tubuh, 2) Hubungan antara dukungan sosial dengan kemandirian pada penyandang cacat tubuh, 3) Hubungan antara penerimaan diri dan dukungan sosial dengan kemandirian pada penyandang cacat tubuh. Populasi penelitian ini adalah 98 siswa penyandang cacat tubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta dengan kriteria usia 18-25 tahun, telah tinggal di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta minimal tiga bulan, pendidikan minimal SMP dan memiliki kecacatan tubuh akibat kecelakaan atau penyakit. Sampel diambil secara purposive random sampling berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti, sebanyak 60 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah skala penerimaan diri bagi penyandang cacat tubuh, skala dukungan sosial bagi penyandang cacat tubuh di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta terdiri, dan skala kemandirian bagi penyandang cacat. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda dan korelasi parsial. Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dan dukungan sosial dengan kemandirian pada penyandang cacat tubuh (sig.0,000 < p 0,05 dan F = 21,970 > F tabel 3,15). Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penerimaan diri dengan kemandirian, (ry12 = 0,365). Selain itu, juga terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan kemandirian (ry21  = 0,412). R2 sebesar 0,435.   Kata Kunci: penerimaan diri, dukungan sosial, kemandirian, penyandang cacat tubuh
Hubungan antara Citra Tubuh Saat Hamil dan Kestabilan Emosi dengan Postpartum Blues di Puskesmas Grogol Sukoharjo HASNI, NAFISAH ITSNA; Karini, Suci Murti; Andayani, Tri Rejeki
Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan antara Citra Tubuh Saat Hamil dan Kestabilan Emosi dengan Postpartum Blues di Puskesmas Grogol Sukoharjo     Relationship between Body Image During Pregnancy and Emotional Stability with Postpartum Blues in Grogol Primary Health Care, Sukoharjo     Nafisah Itsna Hasni, Suci Murti Karini, Tri Rejeki Andayani Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret       ABSTRAK   Wanita akan mengalami perubahan kondisi psikologis pasca melahirkan, sehingga diperlukan penyesuaian. Namun, tidak semua wanita mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan tersebut, sehingga menyebabkan wanita mengalami ganguan suasana hati dalam 14 hari pertama setelah melahirkan (postpartum blues). Citra tubuh saat hamil dan kestabilan emosi yang baik diperlukan agar wanita mampu melewati fase ini. Citra tubuh saat hamil merupakan penilaian mengenai tubuh selama masa kehamilan. Kestabilan emosi merupakan kemampuan bersikap tenang dalam situasi stres. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh saat hamil dan kestabilan emosi dengan postpartum blues, (2) hubungan antara citra tubuh saat hamil dengan postpartum blues, serta (3) hubungan antara kestabilan emosi dengan postpartum blues di Puskesmas Grogol Sukoharjo. Populasi penelitian adalah wanita yang tercatat menjadi pasien di Puskesmas Grogol, Sukoharjo saat masih hamil sampai dengan setelah melahirkan. Teknik sampling yang digunakan yakni purposive quota incidental sampling, dengan karakteristik sampel yaitu usia kehamilan ≥ 36 minggu dan saat hari ke-7 hingga 14 setelah melahirkan, serta tinggal bersama suami. Sampel penelitian berjumlah 40 wanita. Pengumpulan data dilakukan dengan Skala Citra Tubuh Saat Hamil dan Skala Kestabilan Emosi yang diberikan saat hamil, serta Skala Postpartum Blues diberikan pasca melahirkan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan nilai F-hitung 21,818 > F-tabel 2,86 dan R 0,736, berarti terdapat hubungan antara citra tubuh saat hamil dan kestabilan emosi dengan postpartum blues. Secara parsial, terdapat  hubungan antara citra tubuh saat hamil dengan postpartum blues dengan t-hitung 3,160 > t-tabel 2,021, dan sebesar -0,315; serta terdapat hubungan antara kestabilan emosi dengan postpartum blues dengan t-hitung 2,539 > t-tabel 2,021, dan sebesar -0,234. Kesimpulannya yaitu (1) semakin positif citra tubuh saat hamil dan semakin tinggi kestabilan emosi, maka intensitas gejala postpartum blues semakin ringan. (2) Semakin positif citra tubuh saat hamil, maka intensitas postpartum blues yang dialami semakin ringan. (3) Semakin tinggi tingkat kestabilan emosi, maka postpartum blues yang dialami semakin ringan intensitasnya.   Kata Kunci: postpartum blues, citra tubuh saat hamil, kestabilan emosi
Perbedaan Intelligence Quotient (IQ) Anak Obes dan Tidak Obes Usia Sekolah Dasar di SD Kristen Manahan Surakarta Wibawati, Magdalena; Karini, Suci Murti; Widardo, .
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 2, No 3 (2013): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.115 KB)

Abstract

Background: Prevalence of obesity has increased over the last 20 years and become world’s health problems. Obesity in children may cause medical and psychosocial consequences, which can influence their Intelligence Quotient. The aim of this research is to determine whether the difference of Intelligence Quotient existed in obese and non-obese children in Manahan Christian Primary School Surakarta. Methods: This research is an analytic observational study with cross sectional approach. Sample was collected by simple random sampling. Based on the anthropometric measurement of 2nd until 5th grade students in Manahan Christian Primary School Surakarta, 30 samples were collected for each group (obese and non-obese children). Intelligence Quotient test were performed using Culture Fair Intelligence Test (CFIT) 2A by the students who become research sample. Data were analyzed with unpaired t-test by Statistical Product and Serve Solution (SPSS) 21 for Mac. Results: Mean score of Intelligence Quotient in the obese children is 105.29, while in the non-obese children is 105.82. Result of unpaired t test showed the probability of 0.849 (p > 0.05). It means the significance value of the difference between the two groups was not significant. Conclusions: There is no difference of Intelligence Quotient (IQ) between obese and non-obese children in Manahan Christian Primary School Surakarta. Keywords: Intelligence Quotient, obese children, non-obese children 
Perbedaan Usia Menarche Siswa SMP Ditinjau dari Etnis Jawa, Tionghoa dan Arab di Surakarta Rakhmawati, Isna Noor; Moelyo, Annang Giri; Karini, Suci Murti
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 2, No 3 (2013): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.115 KB)

Abstract

Background :Menarche is the first menstrual period in woman reproduction cycle. In many studies, race and ethnicity has been shown to contribute to the age of menarche. The objective of thisstudy is to identify the difference of menarche’s agein junior high school girls among Javanese, Chinese and Arabian ethnic in Surakarta. Method :This wasa cross sectional study. Two hundred and thirty healthy Javanese, Chinese and Arabian students from 8th grade of  3 junior high schools in Surakarta were fulfilledthe restriction criteria. Age of menarche and ethnicity of the students were collected through a questionnaire. The difference of menarche’s ageamong those three ethnics were analyzed by Kruskal Wallis in SPSS 17.0 for Windows. Result :Of 230 subjects, 151 (65.65%) students were Javanese, 42 (18.26%) students were Chinese and 37 (16.09%) students were Arabian. Two hundred and fourteen (93.04%) students had recently experienced menarche. The mean age of menarche was 11.9 (SD 0.85) years old and the youngest age of menarche was 9.9 years old. The mean age of menarche in Javanese was 12 years old, in Chinese was 11.8 years old and in Arabian was 11.9 years old. Kruskal Wallis test revealed no significant difference found in the age of menarche among Javanese, Chinese and Arabian (p = 0.567). Conclusion :There is no difference of menarche’s age in junior high school girls among Javanese, Chinese and Arabian ethnic in Surakarta. Keyword :Ethnic,Menarche’s Age  
PERBEDAAN TINGKAT POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER DITINJAU DARI BENTUK DUKUNGAN EMOSI PADA PENYINTAS ERUPSI MERAPI USIA REMAJA DAN DEWASA DI SLEMAN, YOGYAKARTA Pratiwi, Citra Ayu; Karini, Suci Murti; Agustin, Rin Widya
Wacana Vol 4, No 2 (2012)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.546 KB) | DOI: 10.13057/wacana.v4i2.22

Abstract

Terjadinya bencana alam seperti erupsi Merapi pada tahun 2010 lalu menyisakan berbagai kondisi yang sulit bagi para penyintasnya, salah satunya adalah trauma yang kemudian berkembang menjadi post-traumatic stress disorder (PTSD). PTSD tersebut dapat dialami oleh remaja maupun dewasa. Dukungan emosi dapat sangat membantu penyintas dalam meminimalkan tingkat PTSD yang dialami. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan tingkat PTSD ditinjau dari bentuk dukungan emosi, perbedaan tingkat PTSD ditinjau dari usia, serta interaksi antara bentuk dukungan emosi dan usia dengan tingkat PTSD. Bentuk dukungan emosi dan karakteristik perkembangan yang berbeda pada penyintas akan mengarahkan pada tingkat PTSD yang berbeda pula. Populasi penelitian ini ialah penyintas erupsi Merapi usia remaja dan dewasa yang bertempat tinggal di Dusun Pelemsari dan Pangukrejo Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta sebanyak 45 orang. Sampel diambil dengan kriteria penyintas erupsi Merapi, rentang  usia 12-55 tahun, laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan baca dan tulis, dan pendidikan minimal lulus SD. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive quota sampling. Seluruh populasi masuk ke dalam kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti. Pengumpulan data menggunakan skala post-traumatic stress disorder dan skala dukungan emosi. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis varians klasifikasi dua arah (Two Way Anova). Hasil analisis dengan menggunakan teknik Two Way Anava diperoleh F hitung (3,313) > F tabel (2,64) serta taraf signifikansi 0,021 < 0,05. Dari hasil analisis tersebut, maka dapat dikemukakan ada perbedaan yang signifikan pada tingkat PTSD ditinjau dari bentuk dukungan emosi pada penyintas erupsi Merapi usia remaja dan dewasa. Selain itu, hasil analisis deskriptif menunjukkan rata-rata tingkat PTSD pada remaja lebih tinggi dari dewasa. Bentuk dukungan empati adalah yang paling efektif bagi remaja. Sedangkan pada dewasa bentuk dukungan yang paling efektif adalah dukungan kasih sayang.   Kata kunci: post-traumatic disorder, dukungan emosi, usia remaja dan dewasa
Perbedaan Depresi Antara Wanita Menopause Yang Masih Bersuami Dan Janda Di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta Setyowati, Rini; Soenarto, Tara Kartika; Karini, Suci Murti
Indigenous Vol. 3 No. 2, 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v3i2.6584

Abstract

Menopause merupakan fase krisis bagi wanita. Di fase ini, gangguan depresi bisa menyerang wanita menopause.  Perbedaan status perkawinan menjadi salah satu faktor penting dalam menyikapi depresi tersebut. Tujuan penelitian  ini adalah  untuk  mengetahui apakah terdapat perbedaan depresi  antara wanita menopause yang bersuami dan janda di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta.Populasi penelitian ini adalah wanita yang mengalami menopause alami minimal 1 tahun, tinggal di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta dan berusia 50-65 tahun baik yang masih bersuami maupun yang janda. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 wanita menopause yang bersuami dan 30 wanita menopause yang janda. Pengumpulan data menggunakan skala  adaptasi  BDI-II  (r =0,874), dan data diri responden.Hasil analisis data menggunakan uji independent sample t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara wanita menopause yang bersuami dan janda (thitung =  0,388 < ttabel = 2,002 , p > 0,05). Hasil yang tidak signifikan ini diakibatkan adanya kovariat lain yang memengaruhi variabel depresi, seperti : pendidikan, dan jumlah tanggungan anak.Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara wanita menopause yang masih bersuami dan janda di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta.Kata kunci:  Depresi, Menopause, Janda, Bersuami
Kohesivitas Kelompok dan Iklim Sekolah dengan Perilaku Agresi pada Suporter Tim Sekolah Fitriana, Ajeng Pradipta; Karini, Suci Murti; Fitriani, Afia -
Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/psi.v16i2.7834

Abstract

AbstractAggressive behaviors is an abnormal behavior that is done by supporter. It occurs, for some factors, such as; group cohesion and school climate. Group cohesion is the attraction between group members. School climate is the quality of school life experience by someone. This research is aimed to knowing the correlation between group cohesion and the school climate with aggressive behaviors. The population of this research involving all the supporters of the sports team on SMAN Z Surakarta. This research using saturation sampling with data total are 51 data including 5 data outliers. The instruments to collect the data of the research were aggressive behavior scale (reliability 0,914), group cohesion scale (reliability 0,915) and school climate scale (reliability 0,875). The results showed the value of p = 0,009 0.05; R = 0,442, meaning there is a significant with moderate correlation between group cohesion and school climate with aggressive behavior. Keywords: aggressive behavior, group cohesion, school climate AbstrakPerilaku agresi merupakan perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh suporter. Hal-hal yang berperan pada munculnya perilaku agresi antara lain kohesivitas kelompok dan iklim sekolah. Kohesivitas kelompok ialah ketertarikan antar anggota kelompok. Iklim sekolah adalah kualitas sekolah berdasarkan pola pengalaman kehidupan sekolah seseorang. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui hubungan antara kohesivitas kelompok dan iklim sekolah dengan perilaku agresi pada suporter tim olahraga SMAN Z Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suporter tim olahraga SMAN Z Surakarta. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh dengan total sampel sebanyak 51 orang dengan 5 data outliers. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala perilaku agresi (reliabilitas 0,914), skala kohesivitas kelompok (reliabilitas 0,915) dan skala iklim sekolah (reliabilitas 0,875). Hasil penelitian pada kelompok kohesivitas dan iklim sekolah dengan perilaku agresi menunjukkan nilai p = 0,009 0,05 dan R= 0,442. Artinya terdapat hubungan signifikan yang sedang antara kohesivitas kelompok dan iklim sekolah dengan perilaku agresi.Kata kunci: iklim sekolah, kohesivitas kelompok, perilaku agresi
Perbedaan Depresi Antara Wanita Menopause Yang Masih Bersuami Dan Janda Di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta Setyowati, Rini; Soenarto, Tara Kartika; Karini, Suci Murti
Indigenous Vol 3, No 2 (2018): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v3i2.6584

Abstract

Menopause merupakan fase krisis bagi wanita. Di fase ini, gangguan depresi bisa menyerang wanita menopause.  Perbedaan status perkawinan menjadi salah satu faktor penting dalam menyikapi depresi tersebut. Tujuan penelitian  ini adalah  untuk  mengetahui apakah terdapat perbedaan depresi  antara wanita menopause yang bersuami dan janda di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta.Populasi penelitian ini adalah wanita yang mengalami menopause alami minimal 1 tahun, tinggal di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta dan berusia 50-65 tahun baik yang masih bersuami maupun yang janda. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 wanita menopause yang bersuami dan 30 wanita menopause yang janda. Pengumpulan data menggunakan skala  adaptasi  BDI-II  (r =0,874), dan data diri responden.Hasil analisis data menggunakan uji independent sample t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara wanita menopause yang bersuami dan janda (thitung =  0,388 ttabel = 2,002 , p 0,05). Hasil yang tidak signifikan ini diakibatkan adanya kovariat lain yang memengaruhi variabel depresi, seperti : pendidikan, dan jumlah tanggungan anak.Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara wanita menopause yang masih bersuami dan janda di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta.Kata kunci:  Depresi, Menopause, Janda, Bersuami