Wulan Pingkan Julia Kaunang
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengetahuan Masyarakat tentang Demam Berdarah Dengue di Desa Maen Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara Sjarif, Indra Setiawan; Siagian, Iyone E.T.; Kaunang, Wulan Pingkan Julia
JURNAL KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN TROPIK JKKT Volume 1 Nomor 1 Februari 2013
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background:Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus. As known, DHF is still one of the potentially infectious disease that can cause an outbreaks / extraordinary events (KLB). The main vector of dengue is Aedes aegypti were found both in Indonesia and other subtropical countries. One of the ways to prevent this disease is to break the chain of disease transmission by mosquito nest eradication program (PSN).This study aimed to determine the knowledge of the community in the village of Maen About Dengue Fever. Methods: In this study, the method used is the survey method with a descriptive approach. Furthermore, data collected through interviews using questionnaires and measured by using Guttman scale. Numbers of samples is determined by simple random sampling with a sample of 90 households. Results:This study found that over 50% of the responden (72,2%) answered yes. Conclusions: From this study it can be concluded that the knowledge of the people in the village Maen About Dengue Hemorrhagic fever are well-knowledge. Keywords: community, dengue fever, Knowledge, Maen village.
HUBUNGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA WATUDAMBO KECAMATAN KAUDITAN Mangindaan, Mia A.V.; Kaunang, Wulan Pingkan Julia; Sekeon, Sekplin A.S.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit demam akut yang desebabkan oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk dan menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue. Data dan informasi yang i dapatkan dari Kemenkes RI pada tahun 2016 berjumlah 204.171 kasus dengan jumlah kematian yaitu 1.598 kasus kematian. Data yang ada di Dinkes Minahasa Utara kejadian demam berdarah dengue yang paling banyak ada di wilayah kerja Puskesmas Kauditan yaitu 44 kasus, dan kejadian DBD tertinggi ada di Desa Watudambo yaitu berjumlah 11 kasus. Tujuan peneliti dalam penelitian ini mengetahui hubungan perilaku yang di dalamnya mengukur pengetahuan, sikap, dan tindakan pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Desain penelitian yang peneliti gunakan yaitu survei analitik dengan desain studi potong lintang. Total responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Jenis penelitian ini menggunakan instrumen penelitian Kuesioner yang telah digunakan sebelumnya yang telah divalidasi. Penelitian ini menggunakan uji chi-square dengan melihat nilai fisher exact dan nilai kemaknaan α=0,05. Berdasarkan hasil dari penelitian  yang telah dilakukan di Desa Watudambo Kecamatan Kauditan maka didapatkan nilai p-value=0,198 dengan nilai kemaknaan α=0,05 penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan kejadian demam berdarah dengue di desa Watudambo. Sedangkan untuk sikap terdapat hubungan antara pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue di desa Watudambo dengan nilai probabilitas 0,012 dan nilai kemaknaan α=0,05. Dan untuk tindakan Terdapat hubungan antara  pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue di desa Watudambo dengan nilai probabiliitas 0,009 dan nilai kemaknaan α=0,05. Dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan tindakan pada responden di Desa Watudambo kecamatan Kauditan terdapat hubungan yang signifikan pada variabel bebas dan variabel terikat. Kata Kunci: Perilaku, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Demam Berdarah Dengue ABSTRACTacute fever which is caused by the dengue virus transmitted through mosquito bites and causes Dengue Hemorrhagic Fever. The data and information that I got from the Indonesian Ministry of Health in 2016 amounted to 204,171 cases with a total of 1,598 deaths. From the data available at the North Minahasa Health Office, the highest incidence of dengue hemorrhagic fever in the Kauditan Community Health Center work area was 44 cases, and the highest incidence of dengue fever was in Watudambo Village, amounting to 11 cases. The aim of the researchers in this study was to know the relationship of behavior in which measures knowledge, attitudes, and actions to eradicate mosquito nests with the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever. The research design that the researchers used was an analytic survey with cross sectional study design. The total respondents used in this study amounted to 100 respondents. This type of research uses a research instrument that has been used previously which has been validated. This study used the chi-square test by looking at fisher exact values and significance values α = 0.05. Based on the results of the research conducted in Watudambo Village, Kauditan Subdistrict, the p-value = 0.198 with a significance value of α = 0.05, this study shows that there is no relationship of knowledge with the incidence of dengue hemorrhagic fever in Watudambo village. Whereas for attitudes there is a relationship between eradication of mosquito nests and the incidence of dengue hemorrhagic fever in Watudambo village with a probability value of 0.012 and a significance value of α = 0.05. And for action There is a relationship between eradication of mosquito nests and the incidence of dengue hemorrhagic fever in Watudambo village with a probability value of 0.009 and a significance value of α = 0.05. It can be concluded that the behavior consisting of attitudes, knowledge, and actions on the respondents in Watudambo Village, Kauditan sub-district has a significant relationship to the independent variables and the dependent variable. Keywords:Behavior, Knowledge, attitude, action, Dengue Hemorrhagic Fever
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEGAWAI PERSEROAN TERBATAS PEMBANGKIT LISTRIK NEGARA UNIT LAYANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI LAHENDONG Roya, Jisia Natasia; Sumampouw, Oksfriani Jufri; Kaunang, Wulan Pingkan Julia
KESMAS Vol 10, No 2 (2021): VOLUME 10, NOMOR 2, FEBRUARI 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan kerja merupakan keadaan yang disertai dengan penurunan ketahanan dan efisiensi dari fisik, mata, dan syaraf. Kelelahan kerja merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan kelelahan kerja pada pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Juli 2020, tempat penelitian di PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong Sampel pada penelitian ini yaitu total populasi sebanyal 32 responden. Kelelahan kerja adalah seorang yang mengalami penurunan ketahanan tubuh serta mengalami penurunan daya kerja dalam melakukan suatu pekerjaan. Alat ukur kelelahan kerja yang digunakan kuesioner IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) aspek yang diukur yaitu pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi, dan kelelahan fisik. penilaian kelelahan subjektif dengan 4 skala likert dengan skor 0 jika tidak pernah merasakan, skor 1 kadang-kadang merasakan, skor 2 sering merasakan, skor 3 sering sekali merasakan. Langkah berikut adalah menghitung jumlah skor pada masing-masing kolom dari ke-30 pertanyaan yang diajukan dan menjumlahkannya menjadi total skor individu. Skor individu terendah adalah 0 dan skor individu tertinggi adalah 90. Hasil  analisi dalam penelitian ini meliputi variable univariat dan bivariate dengan menggunakan uji spearmen. Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh organisasi atau perusahaan dalam waktu yang sudah ditetapkan, faktor beban kerja yaitu faktor internal dan ekterna. Untuk hasil dari karakteristik responden menunjukkan paling banyak pada ketegori umur <40 tahun (93.8%), dan untuk jenis kelamin yang paling banyak yaitu laki-kali (90.6%), dengan nilai p sebesar 0.010<0.05 sehingga ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pegawai di PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong. lDari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong paling banyak memiliki beban kerja yang ringan,  pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong paling banyak memiliki kelelahan kerja yang tinggi, dan beban kerja berhubungan dengan kelelahan kerja pada pegawai PT. PLN (Persero) Unit Layanan PLTP Lahendong dimana semakin rendah beban kerja maka semakin rendah pula kelelahan kerja. Untuk saran dari penelitian ini, saran teoritis bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis namun dapat menambahkan variabel lainnya seperti produktivitas kerja,strees kerja, iklim kerja, dan lain-lain, saran praktis bagi perusahaan dan tenaga kerja agar lebih mempertimbangkan waktu istirahat dan penyesuaian jam kerja, serta saran kebijakan memberikan pelatihan tentang pentingnya sikap kerja yang baik dan benar (ergonomis). Kata kunci : Kelelahan kerja, pegawai ABSTRACTFatigue at work is a condition accompanied by decreased endurance and efficiency of the physical, eye, and nervous system. Fatigue at work is one of the causes of occupational diseases or work accidents. The purpose of this study is to describe the work fatigue of employees of PT. PLN (Persero) Lahendong PLTP Service Unit. This research is a quantitative analytic survey research using a cross sectional design. This research was conducted in June-July, the place of research at PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit. The sample in this study was a total population of 32 respondents. Fatigue is a person who has decreased endurance and decreased work power in doing a job. The measuring instrument for work fatigue used is the IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) questionnaire. The aspects measured are the weakening of activities, attenuation of motivation, and physical fatigue. Assessment of subjective fatigue with 4 Likert scale with a score of 0 if you never feel, a score of 1 sometimes feels, a score of 2 is often felt, a score of 3 is often felt. The next step is to calculate the total score in each column of the 30 questions posed and add them to the individual total score. The lowest individual score was 0 and the highest individual score was 90. The results of the analysis in this study included univariate and bivariate variables using the spearmen test. Workload is a number of activities that must be completed by an organization or company within a specified time, the factors of workload include qualitative and quantitative workloads. The results of the characteristics of the respondents showed that most of them were in the age category <40 years (93.8%), were male (90.6%), with a p value of 0.010 <0.05 so that there was a relationship between workload and work fatigue on employees at PT. PLN (Persero) Lahendong PLTP Service Unit. From the research results, it can be concluded that the employees of PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit has the most light workload, employees of PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit has the highest work fatigue, and workload is related to work fatigue on employees of PT. PLN (Persero) PLTP Lahendong Service Unit where the lower the workload, the lower the work fatigue. For suggestions from this research, theoretical suggestions for future researchers are expected to be able to carry out similar research but can add other variables such as work productivity, work stress, work climate, etc., practical suggestions for companies and workers to consider more rest periods and adjustments. working hours, as well as policy advice provide training on the importance of a good and correct work attitude (ergonomics). Keywords : Fatigue at work, employees
DETERMINAN HIPERTENSI DI KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA Marini Podayow; Jeini Ester Nelwan; Eva Marianne Mantjoro; Wulan Pingkan Julia Kaunang; Ardiansa A.T. Tucunan
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v12i1.404

Abstract

Hypertension or what is often called high blood pressure usually occurs at systolic blood pressure ≥140mmHg and diastolic blood pressure ≥90mmHg. Hypertension has several factors that can trigger (determinant) the occurrence of hypertension, including the risk factors of age, gender and nutritional status. This study aims to determine the determinants of hypertension in Minahasa District, North Sulawesi Province. This is an observational study with a cross-sectional approach. The sample used was 110 respondents. The sampling method is simple random method. The variables studied were the incidence of hypertension, age, gender and nutritional status. This study used form sheets, tensimeters, height meters, weight scales, and computers. The statistical test used was the chi square test with a significance level of 95% (α = 0.05). The results showed that there was a correlation between age and hypertension (p-value = 0.002), and there was no correlation between gender and hypertension (p-value = 0.819) and there was a correlation between nutritional status and hypertension (p value = 0.003). It can be concluded that age and nutritional status were determinants of the incidence of hypertension in Minahasa Regency.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kepulauan Wiendra Nicodemus Manongga; Jeannette Irene Christiene Manoppo; Wulan Pingkan Julia Kaunang
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 4 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.4.2020.31845

Abstract

Background: Early Initiation of breastfeeding (EI) is very important in efforts to reduce infant mortality particullarly in islands. The purpose of this study was to analyze the factors associated with EI in the working area of the health center Dapalan kecamatan Tampan’amma kabupaten Kepulauan Talaud. Methode: This study used a quantitative approach to the analytical observational method with a cross sectional study design. This research was conducted in the working area of the Dapalan Public Health Center, Tampan'amma District. This research was conducted in March-May 2020. The population in this study were all mothers who gave birth spontaneously from January to December 2019 as many as 56 mothers. The instrument used in this study was a questionnaire. The data analysis used was bivariate and multivariate analysis. Result: The results showed that the knowledge of mothers with EI has a value of p = 0.001 <from the value of α = 0.05, the motivation of mothers with EI has a value of p = 0.040 <from the value of α = 0.05, family support with EI has p value = 0.938> from the value α = 0.05, the support of health workers with EI has a value of p = 0.000 <from the value of α = 0.05. Of all the variables, support for health workers was the most dominant. Conclusion: That was concluded that the knowledge, motivation and support of health workers are related factors EI.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado Indriani, Eva; Kaunang, Wulan Pingkan Julia; Mantjoro, Eva M.
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 2 (2025): April 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i2.1892

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi terbesar yang menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan keberlangsungan hidup anak. Tujuan umum penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dan desain case control study. 95 ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan dilibatkan dalam penelitian sebagai sampel yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling, dengan perbandingan kasus control yaitu 1:15. Pengumpulan data menggunakan instrumen lembar kuesioner Data yang diperoleh dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji Chi-Square dan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pendidikan (p-value = 0,014), pendapatan (p-value = 0,021), jumlah anak (p-value = 0,029), pola pemberian makan (p-value = 0,001), dan ASI Ekslusif (p-value = 0,001), dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat, menunjukkan bahwa pola pemberian makan menjadi faktor dominan terhadap kejadian stunting (p-value = 0,000). Diharapkan kiranya para ibu agar tetap memberikan asupan makanan yang bergizi atau bervariasi sesuai dengan umur anak dan memberikan vitamin tambahan kepada anaknya sehingga stunting dapat dicegah. Pola makan yang baik juga perlu dikembangkan untuk menghindari kekurangan zat gizi bagi tumbuh kembang anak.
Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Kunjungan Pasien di Puskesmas Tepa Slarmanat, Intan Indah S.; Pertiwi, Junita Maja; Kaunang, Wulan Pingkan Julia
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47933

Abstract

Abstrak Mutu pelayanan kesehatan merupakan proses berkelanjutan yang memantau pemberian layanan dan hasilnya untuk menilai berbagai faktor frekuensi kunjungan pasien yang memengaruhi layanan kesehatan. Dengan cara ini, masalah dapat ditemukan dan sumbernya ditangani, yang mengarah pada kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi mereka yang menggunakan layanan kesehatan Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap kunjungan pasien di Poliklinik Gigi dan Mulut di puskesmas Tepa melalui variabel Tangible (Wujud), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Cepat Tanggap), Assurance (Kepastian) dan Emphaty (Empati). Metode kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilaksanakan pada periode Januari-maret Tahun 2025 yang bertempat di Puskesmas Tepa, Kecematan Pulau Babar Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya. Sampel penelitian yaitu 76 responden. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Data hasil survey dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dan regeresi logistic. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tangible (Wujud), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Cepat Tanggap), Assurance (Kepastian) dan Emphaty (Empati) memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kunjungan pasien di Puskesmas Tepa. Adapun variabel yang paling berpengaruh terhadap kunjungan pasien di Puskesmas Tepa adalah variabel Responsiveness (Cepat Tanggap) dengan nilai signifikan sebesar 0,015 (p value < 0,05) OR = 0,025 (95% CI = 0,001 - 0,487) artinya responden yang merasa cepat tanggap (responsiveness) baik dari pelayan kesehatan mempunyai peluang 0,025 kali tidak puas terhadap responden yang menyatakan kurang cepat tanggap (responsiveness) dari petugas kesehatan dengan nilai koefisien B yaitu 3,691 bernilai positif, maka semakin kurang cepat tanggap (responsiveness) dari petugas kesehatan semakin kurang pasien yang melakukan kunjungan ke Puskesmas dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Tepa. Kesimpulan penelitian ini yaitu Tangible (Wujud), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Cepat Tanggap), Assurance (Kepastian) dan Emphaty (Empati) memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kunjungan pasien di Puskesmas Tepa. Kata Kunci: Wujud (Tangible); Kehandalan (Reliability); Cepat Tanggap (Responsiveness); (Assurance) Kepastian; Empati (Emphaty); Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas Tepa Abstract Healthcare quality is an ongoing process that monitors service delivery and outcomes to assess the various patient visit frequency factors that influence healthcare services.. In this way, problems can be identified and their sources addressed, leading to better health and well-being for those who use health services.The purpose of this study was to analyze the relationship between the quality of dental and oral health services and patient visits to the Dental and Oral Polyclinic at the Tepa Health Center through the variables Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy. Using a quantitative, cross-sectional approach.This research was conducted in the period of January-March 2025 which took place at the Tepa Health Center, West Babar Island District, Southwest Maluku Regency. The research sample was 76 respondents. The technique used is purposive sampling. Survey data were analyzed using the chi-square test and logistic regression. The results of this study indicate that Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy have a significant and positive relationship with patient visits at the Tepa Health Center. The most influential variable on patient visits to the Tepa Health Center is the Responsiveness variable with a significant value of 0.015 (p value <0.05) OR = 0.025 (95% CI = 0.001 - 0.487) meaning that respondents who feel responsiveness from health services have a 0.025 times greater chance of being dissatisfied with respondents who state that the responsiveness of health workers is less than the responsiveness with a coefficient value of B, namely 3.691, which is positive, so the less responsiveness from health workers, the fewer patients will visit the Health Center with dental and oral health services at the Tepa Health Center. The conclusion of this study is that Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy have a significant and positive relationship with patient visits at the Tepa Health Center. Keywords: Tangible; Reliability; Responsiveness; Assurance; Empathy; Tepa Community Health Center's dental and oral health services
HUBUNGAN RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS BAHU Siagian, Friska Natasya Romauly; Kalesaran, Angela Fitriani Clementine; Kaunang, Wulan Pingkan Julia
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.44772

Abstract

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolisme kronis dengan gejala tingginya kadar gula darah pada tubuh. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2021, terdapat sekitar 537 juta kasus diabetes di seluruh dunia pada kelompok usia 20-79 tahun. Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 mengungkapkan bahwa jumlah total kasus diabetes melitus mencapai 877,531. Sementara itu, Provinsi Sulawesi Utara, jumlah penderita diabetes melitus tahun 2023 mencapai 9,721 orang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2022, angka kejadian diabetes melitus mencapai 12,991 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat penyakit keluarga dan kebiasaan makan dengan Diabetes Melitus Tipe II pada pasien di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan observasional analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan November 2024 - Januari 2025 dengan sampel 104 responden. Analisis statistik dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square dengan nilai p<0,05 dianggap signifikansi statistik. Hasil analisis chi-square antara riwayat penyakit keluarga dengan Diabetes Melitus Tipe II adalah <0,001 dengan nilai OR=14,929; CI 95% = 5,653 - 9,423, dan untuk kebiasaan makan dengan Diabetes Melitus Tipe II didapatkan nilai p <0,001 dengan nilai OR=60,429; CI 95% = 17,871 - 204,328. Kesimpulan didapatkan hubungan signifikan antara riwayat penyakit keluarga dan kebiasaan makan dengan Diabetes Melitus Tipe II, dengan risiko 14,929 kali lebih besar pada orang dengan riwayat penyakit keluarga, dan risiko 60,429 kali lebih besar pada orang dengan kebiasaan makan buruk.