Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PARIWISATA TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA M. Iqbal Wahyu Prasetyo; Sri Subekti; Mustapit Mustapit
UNEJ e-Proceeding 2018: Pembangunan Pertanian dan Peran Pendidikan Tinggi Agribisnis: Peluang & Tantangan di Era Indus
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tembakau adalah salah satu tanaman yang memiliki potensi dan menguntungkan di Kabupaten Jember. Kegiatan pariwisata di Kabupaten Jember mengalami peningkatan kunjungan wisatawan. Tanaman tembakau selain menjadi tanaman perkebunan juga dapat ditingkatkan melalui kegiatan pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata tembakau Kabupaten Jember. Penentuan daerah penelitian menggunakan purposive method yaitu di Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian menggunakan deskriptif dan metode analitis. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 3 orang key informan yaitu dari Museum Tembakau, Boss Image Nusantara, dan Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jember. Pengambilan data menggunakan metode observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pariwisata di Kabupaten Jember diawali oleh PTPN X unit industri Bobbin menerima kunjungan pada tahun 2011. Berkembang dengan adanya museum dan perpustakaan tembakau pada tahun 2013. Pada tahun 2017 Bos Image Nusantara menerima kunjungan. Hasil analisis FFA menunjukkan bahwa faktor kunci pendorong parwisata tembakau yaitu pariwisiata mudah diakses, sedangkan faktor kunci penghambat priwisata tembakau adalah kurangnya promosi pariwisata tembakau. Peningkatan strategi pada wisata tembakau yaitu; menambah promosi wisata tembakau, menyediakan paket wisata yang bekerjasama dengan pelaku wisata yang bergerak di sektor lain, seperti: penyedia sarana transportasi, dan penyedia fasilitas penginapan.
Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Ubi Kayu (Manihot Utilissima) di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso Zaenol Alim; Joni Murti Aji; Mustapit Mustapit
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.068 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2019.003.01.8

Abstract

Produksi ubi kayu di Kecamatan Wringin merupakan yang tertinggi di Kabupaten Bondowoso. Namun harga ubi kayu di daerah tersebut masih fluktuatif, sehingga perlu diketahui lebih lanjut tentang rantai pasokan ubi kayu di daerah tersebut. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode secara sengaja. Analisis data menggunakan analisis diskriptif kuantitatif, diantaranya  analsis margin pemasaran, analisis FFA, dan analisis nilai tambah. Hasil analisis menunjukkan (1) aliran produk ubi kayu dengan produk olahan tape dan keripik singkong mengalir dari petani dan berakhir pada konsumen akhir, aliran keuangan mengalir dari konsumen akhir hingga berakhir pada petani ubi kayu, dan aliran informasi mengalir dari petani hingga berakhir pada konsumen akhir, dan juga mengalir dari konsumen akhir hingga berakhir pada petani ubi kayu; (2) Hasil analisis FFA menunjukkan bahwa faktor pendorong pengembangan rantai pasokan ubi kayu tertinggi adalah produk olahan ubi kayu yang beranekaragam dengan nilai faktor urgensi sebesar 2,22, sedangkan faktor penghambat tertinggi adalah harga ubi kayu fluktuatif dengan nilai faktor urgensi sebesar 2,11. Rekomendasi kebijakannya adalah mempertahankan keanekaragaman produk olahan ubi kayu dan merencanakan jumlah permintaan ubi kayu; (3) Hasil analisis nilai tambah menunjukkan bahwa pengolahan ubi kayu menjadi tape memberikan nilai tambah yang positif dengan rasio nilai tambah sedang, dan pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong memberikan nilai tambah yang positif dengan rasio nilai tambah tinggi. 
Peran Pentahelix dalam Pengembangan Usahatani Sayur Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember Luthfiyah, Lenny; Subekti, Sri; Mustapit, Mustapit
Jurnal KIRANA Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Kirana Volume 5 Nomor 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jkrn.v5i1.47307

Abstract

Sukorambi Village, Sukorambi District, Jember Regency has potential for vegetable production. However, farmers experience problems related to seeds, scarcity of fertilizer, pests and diseases, and fluctuations in vegetable prices. The existing potential for vegetable farming needs to be developed. This research aims to look at the role of pentahelix, academics, business, community, government and media in the development of vegetable farming in Sukorambi Village. This research uses qualitative methods which are presented descriptively. Data collection methods were carried out using in-depth interviews, non-participatory observation, and documentation. Informants were determined using purposive sampling. Data validation uses triangulation. Data were analyzed using the Miles and Huberman interactive model. The research results show that academics play a role in research and community service related to vegetable cultivation and farmer health. However, some of the programs initiated did not run sustainably. The business sector plays a limited role in introducing pesticide products. Business parties who contribute to the income are restaurant entrepreneurs who purchase vegetables. The role of the community is manifested in the formation of farmer group institutions, HIPPA and Gapoktan as a forum for networking, discussion and conveying aspirations. The Regency Government and Village Government play a role in providing agricultural equipment, agricultural infrastructure improvements and grant funds. Meanwhile, the media's role is very minimal. The production of published information on the vegetable potential of Sukorambi Village is very limited. Collaboration between helixes needs to be improved by strengthening the role of the Jember Regency government and Village Government as regulators and controllers. The government has made an MoU with academics, business and the media regarding an effective vegetable farming development program. Mass media and social media owned by the government and the community produce information related to the vegetable potential of Sukorambi Village. The government carries out supervision so that the role of pentahelix can be carried out consistently, sustainably and have positive implications for the development of vegetable farming in Sukorambi Village.
Farmers' Behavior to Increase Innovation Capacity in The Special Region of Yogyakarta Within Framework of Agricultural Innovation System Mustapit, Mustapit; Hariadi , Sunarru Samsi; Santosa, Krishna Agung
HABITAT Vol. 36 No. 1 (2025): April
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.habitat.2025.036.1.2

Abstract

Agricultural innovation is needed to increase agricultural productivity. The Special Region of Yogyakarta is a farming area that needs to increase its farmers' capacity to innovate because, for the last 2 years, rice productivity has decreased and is below the national average rice productivity. This study aims to analyze the influence of farmers' personal factors (attitude towards innovation, self-efficacy, and motivation) and agricultural environmental factors (the role of farmer groups, the role of agricultural extension workers, the role of input and crop traders, the role of research institutions and the role of the government) on farmers' behavior to increase the capacity to innovate within framework of the agricultural innovation system. This research is survey research with a quantitative method approach. The data analysis method was conducted with structural equation modeling (SEM) analysis. The analysis results show that personal factors have no significant effect in shaping the behavior of The Special Region of Yogyakarta farmers in increasing the innovation capacity in agriculture.  Farmers' attitudes towards innovation in low rice commodities, negative self-efficacy, and motivation have no effect in shaping farmers' behavior in increasing the capacity to innovate in agriculture. Environmental factors significantly influence farmers' behavior in increasing the capacity to innovate in agriculture. The role of farmer groups, agricultural extension workers, traders, research institutions, and the government will influence the behavior of farmers in improving innovative, adaptive, and absorptive capacity. There is no relationship between personal factors and environmental factors, with a low correlation coefficient.
PELATIHAN PETANI DALAM MEMPRODUKSI JAMUR TRICHODERMA SP UNTUK MENGELOLA PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN CABAI Subekti, Sri; Puspaningrum, Diah; Sunartomo, Aryo Fajar; Mustapit, Mustapit; Nurcahyanti, Suhartiningsih Dwi; Masnilah, Rachmi
MIMBAR INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 4 No 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Biro Administrasi dan Akademik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mimbarintegritas.v4i2.6522

Abstract

Penyakit layu pada tanaman Cabai merupakan menyakit yang mematikan tanaman. Penyakit layu masih sulit diatasi oleh petani. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengajari petani memproduksi jamur Trichoderma sp yang menjadi musuh alami bagi penyalit layu Fusarium. Kegiatan dilaksanakan di desa Sukowiryo, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. Pelatihan dikhususkan kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani Hidayah Tani. Peserta kegiatan adalah petani laki-laki dan perempuan. Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa petani semangat mengikuti kegiatan pelatihan. Trichoderma sp merupakan inovasi bagi petani karena petani belum mengenal Trichoderma sp sebagai musuh alami bagi jamur lain. Kegiatan pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola penyakit layu pada tanaman cabai.
Analysis of Elements in Innovation Communication of Liquid Organic Fertiliser Mustapit, Mustapit; Sunartomo, Aryo Fajar; Subekti, Sri; Puspaningrum, Diah
Agribusiness Journal Vol 8, No 1 (2025): Agribusiness Journal
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31327/aj.v8i1.2350

Abstract

Organic fertiliser has been widely used by farmers in Jember Regency, one of which is the type of liquid organic fertiliser (LOF) of local microorganisms. Research related to innovation adoption mostly focuses on innovation attributes. 4 other variables affect the speed of innovation adoption besides innovation attributes, namely: (1) type of innovation decision (choice, collective, or authoritarian), (2) communication channels (interpersonal or mass media), (3) social system (norms, degree of network relatedness), and (4) change agent (level of promotion effort). The purpose of this study was to analyse the elements in LOF innovation communication in Jember Regency with descriptive statistics, including: (1) relative profit level; (2) type of innovation decision; (3) communication channels; (4) social system; and (5) change agent. The research is a type of survey research with a quantitative method approach. The data analysis method in this study includes the following stages: (1) determination of scale values, and (2) descriptive statistical analysis. The results of the study showed that the elements in LOF innovation communication in Jember Regency generally show high achievements, so it can be concluded that LOF innovation has received support from farmers in Jember Regency. The elements of communication channels, social systems, and agents of change have achieved very high achievements, while the relative advantages element is already high, and the innovation decision type element is still moderate. Some things that need to be improved are decision-making at the farmer group level to be more democratic and prioritise deliberation. In addition, the relative advantages level can still be increased by overcoming technical constraints in LOF production and application.
Pengolahan Ubi Jalar Ungu Menjadi Cilok Telo (Citel) Pada Kelompok Wanita Tani Marlena Puteri, Whimas Jessica Ayudia; Anggraeni, Rosmayniar; Wijoyono, Alvin Putra; W, Rico Kusuma; Subekti, Sri; Mustapit, Mustapit
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 7 No 2 (2023): AGUSTUS - DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v7i2.3701

Abstract

Pelatihan pengolahan ubi jalar ungu menjadi cilok telo (citel) pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Marlena dilaksanakan di Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Jawa Timur. Petani di Desa Klungkug saat panen komoditi ubi jalar ungu yang melimpah, mereka langsung menjual tanpa diolah. Ubi jalar ungu dapat dimanfaatkan dalam berbagai olahan produk yang dapat meningkatkan nilai ekonomis. Tujuan kegiatan pelatihan pengolahan ubi jalar ungu menjadi cilok telo pada KWT Marlena di Desa Klungkung yaitu mampu meningkatkan keterampilan serta dapat termotivasi untuk membuka peluang usaha baru. Metode pelatihan pengolahan ubi jalar ungu menjadi cilok telo diawali dengan pemaparan materi dan diskusi tanya jawab mengenai pengenalan ubi jalar, manfaat, alat dan bahan serta cara pengolahan ubi jalar ungu menjadi cilok telo. Tahap selanjutnya yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk pengolahan ubi jalar ungu dan dilakukan demonstrasi pembuatan cilok telo dengan melakukan praktek secara langsung bersama KWT Marlena. Tahap terakhir yaitu evaluasi pelatihan pengolahan ubi jalar ungu menjadi cilok telo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan pelatihan yaitu berjalan dengan lancar dan terlihat dari partisipasi aktif anggota KWT Marlena. Cilok telo selain dapat dikonsumsi juga dapat menjadi peluang bisnis bagi KWT Marlena sehingga dapat membantu menambah pendapatan keluarga. Diharapkan inovasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh anggota KWT Marlena beserta keluarganya sebagai ide baru untuk produk olahan atau menjadi benih kewirausahaan.