Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERILAKU PETANI DALAM BUDIDAYA SAYUR: SUATU TINJAUAN DARI PERSPEKTIF TEORI GEORGE HOMANS Diah Puspaningrum; Sri Subekti; Aryo Fajar Sunartomo; Lenny Luthfiyah
AGRIBIOS Vol 20 No 2 (2022): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v20i2.2426

Abstract

Budidaya tanaman sayur masih memiliki peluang pasar sehingga berpotensi untuk terus dikembangkan. Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember merupakan salah satu desa yang memiliki potensi besar dalam produksi sayur-sayuran di Kabupaten Jember. Budidaya adalah sub sektor hulu yang harus diperhatikan karena menentukan keberhasilan keseluruhan sistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku petani dalam berusahatani sayur dengan menggunakan perspektif Teori George Homans. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penentuan daerah penelitian secara purposif, pengumpulan data dengan Teknik indepth interview, observasi, dan dokumentasi, dengan analisis data secara interaktif dari Miles dan Huberman. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat dua macam jaringan yang dimiliki oleh petani sayur yaitu jaringan individu dan jaringan kelompok; (2) Petani sayur tidak bertindak secara rasional sepenuhnya tetapi senantiasa berfikir untung rugi yang berkaitan dengan alasan berbudidaya tanaman sayur, membuat benih sendiri, menggunakan pupuk kimia, menyewa lahan; memasarkan sayurnya ke tengkulak atau langsung ke Pasar Tanjung; (3) Informasi yang dimiliki petani berasal dari petani lain, media massa dan tengkulak untuk mengembangkan alternatif guna memperhitungkan untung rugi yang meliputi, pemilihan komoditas, membuat pupuk dan pestisida organik dan melakukan pemasaran hasil; (4) Keterbatasan petani dalam budidaya sayur adalah keterbatasan pemilikan lahan, lahan yang relatif sempit, keterbatasan pupuk bersubsidi, keterbatasan relasi dengan tengkulak dan keterbatasan sarpras dalam berusahatani sayur; (5) Menjadi petani sayur menjadi pilihan, sebagian petani yang melakukan pemasaran kepada tengkulak atau pedagang tidak hanya masalah keuntungan tetapi etika.
Pandemi dan Ketahanan Transportasi Umum: Kajian Literatur pada Suroboyo Bus dalam Merespon Pandemi COVID-19 Lenny Luthfiyah
Borobudur Communication Review Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bcrev.4897

Abstract

Pandemi COVID-19 menuntut kebijakan dari pemerintah daerah untuk mencegah penyebaran virus di wilayahnya. Kebijakan yang diberlakukan oleh Pemerintah Surabaya memengaruhi pola aktivitas individu dan sistem transportasi yang ada. Studi ini merupakan kajian pustaka mengenai respon Suroboyo Bus sebagai salah satu angkutan umum di Kota Surabaya terhadap stimuli berupa pandemi COVID-19. Suroboyo Bus mengalami penurunan pengguna hampir 70% pada April 2020 jika dibandingkan dengan Januari 2020. Kebersihan Suroboyo Bus dijaga dengan penyemprotan disinfektan pada terminal, unit bus dan halte. Petugas memberlakukan pengecekkan suhu penumpang, pemberian handsanitizer, kewajiban penggunaan masker. Pada masa pandemi Suroboyo Bus meluncurkan fitur membership dengan pemberlakuan scan QR code yang mengakomodasi e-ticketing dan menawarkan hadiah poin perjalanan dapat ditukarkan dengan kupon pada pusat oleh-oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Surabaya. Penerapan respon di lapangan masih belum sesuai dengan informasi yang disampaikan pada Instagram Suroboyo Bus. Inovasi dengan memanfaatkan teknologi aplikasi GoBis menyertai Suroboyo Bus perlu disesuaikan dengan kebutuhan utama masyarakat di masa pandemi COVID-19. Penelitian evaluasi terhadap efektivitas keseluruhan respon yang sudah dioperasionalkan perlu untuk dilakukan, sehingga Suroboyo Bus dapat terus menyesuikan diri untuk mengembangkan ketahanan sistem transportasi umum.
E-Commerce sebagai Media Promosi dalam Peningkatan Daya Saing Produk UMKM MOSS 1 di Kabupaten Jember Lenny Luthfiyah; Rizky Yanuarti; Indah Ibanah; Laily Mutmainnah; Restiani Sih Harsanti
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i2.1008

Abstract

This community service was carried out by the women's group Mother School Sumbersari (MOSS) 1 Sumbersari Jember. The MOSS 1 group's main activities are religious . Mothers are taught to recite the holy Qur'an with teaching staff from the local Religius Office Affairs (KUA). Apart from studying religion, MOSS 1 also has entrepreneurial activities that produce food and beverage products. However, MOSS 1 has problems with product promotion and sales. Product sales are carried out in a simple way, starting from direct sales, safekeeping in stores, and simple promotions via WhatsApp (WA) status. The purpose of implementing community service is at the stage of having an impact on understanding competitive marketing strategies through e-commerce. The method used is to use interactive training methods. Activities carried out by discussing the sales process that has been running. Then education regarding the use of e-commerce using the lecture method and training on creating e-commerce accounts. The results obtained from the implementation of this community service are the understanding of the participants regarding the differences in marketing through WA and e-commerce. Further dedication will be carried out with digital marketing managerial for e-commerce management.
Relasi Sosial Petani dalam Struktur Jaringan Kelembagaan Agribisnis Sayur Daun di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember Diah Puspaningrum; Sri Subekti; Lenny Luthfiyah; Aryo Fajar Sunartomo; Tazkia Nurfauziana
National Multidisciplinary Sciences Vol. 2 No. 3 (2023): Proceeding SEMARTANI 2
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/nms.v2i3.287

Abstract

Desa Sukorambi sebagai sentra komoditas unggulan sayur dan telah menjadi icon di Kabupaten Jember. Desa Sukorambi adalah pemasok atau supply tanaman sayur daun terbesar di Kabupaten Jember. Komoditas sayuran yang saat ini banyak dikembangkan di Desa Sukorambi adalah kangkung, sawi daging, kenikir, kemangi, sawi marakot, bayam. tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis struktur jaringan kelembagaan agribisnis sayur daun di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember; 2) untuk menganalisis relasi sosial petani sayur daun pada struktur kelembagaan agribisnis sayur daun di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Metode penelitian dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan penentuan informan secara purposive dan metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam (indepht interview), observasi, dan dokumen. Analisis data menggunakan analisis data interaktif dari Miles dan Hubberman. Keabsahan data dilakukan secara triangulasi. Adapun hasil penelitian ini adalah: 1. Kelembagaan agribisnis yang terlibat dalam usahatani sayur di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yaitu i) Subsistem Sarana Produksi terdiri dari Kios Pertanian UD. Hidayah, Kelompok Tani, dan Gapoktan Sukorambi Bangkit; ii) Subsistem Produksi terdiri dari Kelompok Tani, Gapoktan Sukorambi Bangkit dan HIPPA Sukomakmur; iii) Subsistem Pasca Panen dan kegiatan Pengolahan Hasil terdiri dari Petani dan juga Tengkulak; iv) Subsistem Pemasaran terdiri dari Tengkulak; serta v). Subsistem Pendukung terdiri dari Pemerintah Desa Sukorambi dan Penyuluh Pertanian. Sedangkan 2. Relasi sosial petani dalam struktur kelembagaan agribisnis sayur buah adalah: 1) dalam subsistem sarana produksi terjadi relasi komunal, kolegal, dan dinamika kelompok dan antar kelompok; 2) dalam subsistem produksi adalah relasi kolegal, hirearkis dan dinamika kelompok; 3) dalam subsistem Pasca panen dan pengolahan hasil adalah relasi hirearkis; 4) dalam subsistem Pemasaran adalah relasi hirearkis serta 5) dalam subsistem penunjang relasi yang terjadi adalah relasi antar kelompok.
MEMBANGUN POTENSI INOVASI DIGITAL MELALUI INISIASI PELATIHAN DESAIN GRAFIS DI LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Rizky Yanuarti; Indah Ibanah; Lenny Luthfiyah; Laily Mutmainnah; Restiani Sih Harsanti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i2.25991

Abstract

In the era of rapid digital technology development, profound changes are taking place in culture, business, and education. The digital innovation era demands individuals to possess skills that align with the needs of the time, and Vocational High Schools (SMK) play a crucial role in preparing the younger generation to face the challenges of a complex job market. Graphic design skills are becoming increasingly crucial in an environment inundated with digital devices and evolving applications. Despite the rising demands of industries, there remains a gap between educational curricula and market requirements. Therefore, the initiation of graphic design training in SMK becomes a pivotal step in bridging this gap, enabling students to develop digital skills and comprehend the value of technology. Graphic design skills play a central role in visual communication and various industries. This training imparts the usage of software like Adobe Photoshop and CorelDRAW, along with fundamental design principles. Through final projects, students can apply skills in original design, with their resulting works showcasing inspiring transformations of creativity. This training initiative also holds the potential to foster students' interest in the field of graphic design and alter their perceptions of learning. This program reflects educational adaptation to technological advancements, equipping students with skills relevant to industry demands. Thus, graphic design training at SMK Nurul Yaqin significantly contributes to nurturing students' digital innovation potential for an increasingly digital and creative future ABSTRAK Pada era perkembangan teknologi digital yang pesat, perubahan mendalam terjadi dalam budaya, bisnis, dan pendidikan. Era inovasi digital menuntut individu memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memegang peran penting dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dunia kerja yang kompleks. Keterampilan desain grafis menjadi semakin krusial dalam lingkungan yang dibanjiri perangkat digital dan aplikasi yang berkembang. Meskipun tuntutan industri meningkat, kesenjangan antara kurikulum pendidikan dan tuntutan pasar masih ada. Oleh karena itu, inisiasi pelatihan desain grafis di SMK menjadi langkah penting untuk mengisi kesenjangan tersebut, memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan digital dan memahami nilai teknologi. Keterampilan desain grafis memainkan peran sentral dalam komunikasi visual dan berbagai industri. Pelatihan ini mengajarkan penggunaan perangkat lunak seperti Adobe Photoshop dan CorelDRAW serta prinsip dasar desain. Melalui proyek akhir, siswa dapat menerapkan keterampilan dalam desain orisinal, sementara hasil karya mereka membuktikan transformasi kreativitas yang menginspirasi. Inisiasi pelatihan ini juga memiliki potensi untuk mendorong minat siswa dalam bidang desain grafis dan mengubah persepsi mereka terhadap pembelajaran. Program ini mencerminkan adaptasi pendidikan terhadap perkembangan teknologi, membekali siswa dengan keterampilan yang relevan dengan tuntutan industri. Dengan demikian, pelatihan desain grafis di SMK Nurul Yaqin memberikan kontribusi nyata dalam membangun potensi inovasi digital siswa untuk masa depan yang semakin digital dan kreati
Peran Pentahelix dalam Pengembangan Usahatani Sayur Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember Luthfiyah, Lenny; Subekti, Sri; Mustapit, Mustapit
Jurnal KIRANA Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Kirana Volume 5 Nomor 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jkrn.v5i1.47307

Abstract

Sukorambi Village, Sukorambi District, Jember Regency has potential for vegetable production. However, farmers experience problems related to seeds, scarcity of fertilizer, pests and diseases, and fluctuations in vegetable prices. The existing potential for vegetable farming needs to be developed. This research aims to look at the role of pentahelix, academics, business, community, government and media in the development of vegetable farming in Sukorambi Village. This research uses qualitative methods which are presented descriptively. Data collection methods were carried out using in-depth interviews, non-participatory observation, and documentation. Informants were determined using purposive sampling. Data validation uses triangulation. Data were analyzed using the Miles and Huberman interactive model. The research results show that academics play a role in research and community service related to vegetable cultivation and farmer health. However, some of the programs initiated did not run sustainably. The business sector plays a limited role in introducing pesticide products. Business parties who contribute to the income are restaurant entrepreneurs who purchase vegetables. The role of the community is manifested in the formation of farmer group institutions, HIPPA and Gapoktan as a forum for networking, discussion and conveying aspirations. The Regency Government and Village Government play a role in providing agricultural equipment, agricultural infrastructure improvements and grant funds. Meanwhile, the media's role is very minimal. The production of published information on the vegetable potential of Sukorambi Village is very limited. Collaboration between helixes needs to be improved by strengthening the role of the Jember Regency government and Village Government as regulators and controllers. The government has made an MoU with academics, business and the media regarding an effective vegetable farming development program. Mass media and social media owned by the government and the community produce information related to the vegetable potential of Sukorambi Village. The government carries out supervision so that the role of pentahelix can be carried out consistently, sustainably and have positive implications for the development of vegetable farming in Sukorambi Village.
Strategi Komunikasi Pengelolaan Kearifan Lokal Arisan Beras Sebagai Perlindungan Sosial Masyarakat Dusun Kedung Banteng, Kabupaten Jombang Luthfiyah, Lenny
Jurnal KIRANA Vol 4 No 1 (2023): Jurnal KIRANA Volume 4 Nomor 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jkrn.v4i1.39386

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi komunikasi dalam mengelola kearifan lokal Arisan Beras dan perlindungan sosial apa yang dirasakan oleh masyarakat Dusun Kedung Banteng Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang sehingga arisan tetap bertahan hingga puluhan tahun. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan indepth interview, observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis Miles & Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan dalam arisan beras tujuan utamanya adalah mempertahankan keberlangsungan arisan beras. Bentuk komunikasi yang terjadi dalam arisan beras adalah komunikasi dalam diskusi kegiatan arisan, mengelola jumlah anggota arisan, pengumuman pelaksanaan arisan. Sebelum melaksanakan komunikasi pengurus memperhatikan apakah komunikasi dilakukan untuk tujuan memastikan bahwa terjadi suatu pengertian (To Secure Understanding), untuk membina dengan baik penerimaan anggota arisan (To Establish Acceptance), menggiatkan atau memotivasi anggota arisan (To Motivate Action), dan bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi (To Goals Which Communicator Sought To Achieve). Berdasar memperhatikan tujuan tersebut, pengurus arisan beras menggunakan komunikasi interpersonal tanpa media dan komunikasi interpersonal menggunakan media WhatsApp. Strategi komunikasi interpersonal konteks tinggi juga dilakukan pengurus ketika memberikan pengumuman pelaksanaan arisan kepada anggota arisan yang senior. Melalui arisan beras masyarakat melaksanakan perlindungan sosial dengan saling membantu mencukupi dan meringankan beban kebutuhan bahan makanan pokok yang digunakan pada saat hajatan. Sehingga hajatan tidak membuat masyarakat terlilit hutang atau mempengaruhi ekonomi masyarakat secara mendasar. Anggota arisan terhindar dari kerentanan kemiskinan masyarakat pedesaan.
PERCEPATAN PENGELOLAAN LIMBAH KOTORAN SAPI MENJADI KOMPOS TERSTANDAR Mutmainnah, Laily; Ibanah, Indah; Yanuarti, Rizky; Luthfiyah, Lenny; Fitriani, Vivi; Harsanti, Restiani Sih
....-....
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Farmer groups in Trebengun Village are starting to have concerns about the reduction of subsidized fertilizers from the government which has an impact on crop production. On the other hand, most of the people of Trebungan have cattle that produce solid manure waste. Cow manure waste has not been used so far and has become an environmental pollutant in Trebungan Village. Cow manure waste is one of the materials that contains quite high nitrogen content. This condition can be a solution to meet the fertilizer needs of farmer groups. The purpose of the service activity is to process cow dung waste into solid organic fertilizer. Service activities consist of: a) Socialization, b) Assistance in fertilizer manufacturing practices, and c) Product feasibility evaluation. The manufacture of organic fertilizer made from cow dung is enriched with Local Microorganisms (MOL) to improve the quality and quality of fertilizer. The service activity runs for 3 months. The obstacle experienced during the manufacture of organic fertilizer is the inaccurate dosage of microorganism and water solutions applied to cow manure. However, the Farmer Group and the University of Jember Service Team can make organic fertilizers that are in accordance with national quality standards.
LITERASI DIGITAL SEBAGAI PENGUATAN BARGAINING POSITION PRODUK KREATIF DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK PEREMPUAN “MOSS 1” Indah Ibanah; Rizky Yanuarti; Lenny Luthfiyah; Laily Mutmainnah
Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jember Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jember
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jpmunej.v1i2.215

Abstract

Mother School Sumbersari (MOSS) 1 is an assisted group of Kantor urusan Agama (KUA) dan Penyuluh Sumbersari in Sumbersari district, Jember Regency. MOSS 1 studies about entrepreneurship as one of their’s activities. The member of MOSS 1 produce food and beverage products during routine events and sell the product by whatsapp. Another activites carried out such as knitting, make a bead and creating another product. MOSS 1 have problems with product marketing and branding. Therefore, the aims of this community service activities are training in making-digital brochures and stengthening branding. The methode used are (1) counseling, (2) training, (3) discussion, and (4) evaluation. The results are counseling activities discussing about the importance of digital marketing and branding, brands and logos. The selected training activity is making online brochures. It’s caused the member’s posts on social media are considered as spam, specifically on whatsapp. Online brochures that have been made can be found at the following link https://imooji.com/stage/v5/29NEB/94817. Strengthening the branding of business product is considered very important based on the results of discussion and evaluation. Strengthening creative product business management in MOSS 1 can be used as a recommendation for further PkM activities.
Peran Penyuluh Pertanian dalam Pembuatan Pupuk Organik melalui Budidaya Maggot di Desa Sukamakmur Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Candra, Mohammad Wiki; Sofia, Sofia; Puspaningrum, Diah; Luthfiyah, Lenny
AGRITEXTS: Journal of Agricultural Extension Vol 48, No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agritexts.v48i2.95269

Abstract

This research aims to determine the role of agricultural extensionist in making organic fertilizer through maggot cultivation in Sukamakmur Village, Ajung Sub-district, Jember Regency. This research uses qualitative descriptive approach. Data collection uses observation, in-depth interviews, and documentation. Data analysis uses Miles and Huberman model. The research results show that role of agricultural extensionist in making organic fertilizer through maggot cultivation is divided into three processes, namely planning, management and results of maggot cultivation. In planning, extension workers carry out role of analysts in identifying environment through site surveys, checking tools, materials and feed. Extension agents as facilitators help provide tools and materials, capital and look for market opportunities. Extension agents as organizers carry out coordination, communication and evaluation. As an extension dynamist, mobilizes members of Tirto Bakti II farmer group to actively participate in comparative studies and bazaars. The role of motivator is carried out by motivating in verbal communication and plot demonstration. Extensionist as initiator provides suggestions in making derivative products such as fish feed, creating new packaging and labels. In management, extensionist as teachers/mentors carry out socialization and training activities. As a liaison, extensionist helping in preparing proposals of request assistance and facilities to the government. As advisors, extensionist advise on maintaining sustainability of maggot cultivation so that it continues to operate and increases the targets to be achieved. In the results of maggot cultivation, as agents of change, extensionist influence communities’ mindset to utilize waste through maggot cultivation and meet fertilizer needs with organic fertilizers.