Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALYSIS OF SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS OF BAMBOO CRAWINGS IN DURIN SERUGUN VILLAGE, SIBOLANGIT DISTRICT Selly Nindi Sari Br. Sitepu; Elfayetti Elfayetti; Herdi Herdi; M. Arif M. Arif; Rosni Rosni
Tunas Geografi Vol 10, No 2 (2021): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v10i2.33269

Abstract

The problem in this research is the low level of income of the population so that it affects the socio- economic conditions of bamboo craftsmen in Durin Serugun Village, Sibolangit District. This study aims to determine the Socio-Economic Conditions of the bamboo craftsmen in terms of indicators (income, education and living conditions). This research was conducted in Durin Serugun Village, Sibolangit District. The population in this study are all people who work as bamboo craftsmen. The sample in this study used a purposive sampling technique. Data collection techniques in this study are direct communication techniques to the field, study documentation, observation and questionnaires. The data analysis technique used in this research is descriptive qualitative analysis. Results of this study indicate that the socio-economic conditions of the bamboo craftsman community are seen from the main income level of bamboo craftsmen as a whole, the average ranges between Rp. 1,000,000 Rp. 2,000,000 with a percentage of 71.7% with a total of 61 respondents. Apart from the main job, the side job of bamboo craftsmen is dominated by the type of work as a farmer with an average income of IDR 1,000,000 - IDR 1,500,000 with a percentage of 85% with a total of 58 respondents. Judging from the education level of bamboo craftsmen, most of the craftsmen graduated from elementary school with a percentage of 28.2%. And the condition where bamboo craftsmen live has their own home ownership status with a percentage of 80% with improved facilities.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG DI KECAMATAN BINJAI UTARA Julinar Veronika S; Elfayetti Elfayetti
Tunas Geografi Vol 6, No 1 (2017): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v6i1.8348

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan pertanian dilihat dari suhu, topografi, KTK, pH, N-total, P2O5, dan K2O untuk tanaman jagung yang ada di Kecamatan Binjai Utara. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Binjai Utara tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh areal yang ditanami tanaman jagung dengan luas 235 ha di Kecamatan Binjai Utara. Sampel ditentukan dengan Purposive Sampling (metode pengambilan sampel yang tidak bersifat acak). Dimana Sampel  diambil berdasarkan satuan lahan yang diperoleh dari gabungan beberapa peta (overlay peta). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik pengukuran langsung dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pada sampel tanah Kelurahan Jati Karya dengan KTK 16,36, pH 5,3, unsur Nitrogen 0,09%, Posfor 5,75 ppm, Kalium 0,2 me/100gr. Sampel tanah Jati Utomo dengan KTK 13,38,  pH 5,5, unsur Nitrogen  0,06%, Posfor 6,25 ppm, Kalium 0,2 me/100gr. Sedangkan pada sampel tanah Cengkeh Turi dengan KTK 16,50, pH 6,3, unsur Nitrogen 0,08%, Posfor 6,75 ppm, dan Kalium 0,2 me/100gr. (2) Kesesuaian lahan pada Kecamatan Binjai Utara menunjukkan kelas kesesuaian lahan N2 (tidak sesuai permanen).Kata kunci : kesesuaian lahan, jagung, binjai utara
PeningkatanKewirausahaan danLife SkillMahasiswa Melalui Teknik Eksperimen PupukOrganik Kascing padaMataKuliah Evaluasidan Konservasi Sumber Daya LahanJurusan Pendidikan Geografi Elfayetti Elfayetti; Herdi Herdi; Rosni Rosni; Kamarlin Pinem
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 20, No 78 (2014)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v20i78.4673

Abstract

This research aims to realize the implementation increase enterpreunership and lifeskill of the students bykascing organic waste as experiment method experiment technic in subject Evaluation and Conservation ofFarm Resource Geography Education Department. This research is carried out July until November 2012 atGeography Education Department. Data that got to outcome of the research by student and the lecture.The activity of research devided for four cycle, consist of planning, action, experiment and reflection. Resultthat got to show  that increase value of the students by the cycle. By using theProblem Based Instruction(PBI) model every student in group can identify and analysis the result from field research.
ANALISIS KADAR HARA PUPUK ORGANIK KASCING DARI LIMBAH KANGKUNG DAN BAYAM Elfayetti Elfayetti; Mahara Sintong; Kamarlin Pinem; L. Primawati
JURNAL GEOGRAFI Vol 9, No 1 (2017): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v9i1.6042

Abstract

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodeversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah(International Federation of Organic Agriculture Movements,2014). Geografi Pertanian merupakan mata kuliah di Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diterapkan di Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed merupakan matakuliah wajib pada semester genap, tepatnya pada semester IV (empat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pertumbuhan berat cacing tanah pada pupuk kascing dari limbah kangkung dan bayam dan untuk mengetahui kandungan hara N, P, K dan pH kascing dari limbah kangkung dan bayam pada tanah ultisol. Untuk mengatasi permasalahan pada pupuk organik, maka harus diupayakan bagaimana memperoleh pupuk yang memiliki unsur hara yang padat dan pengadaannya relatif murah dan mudah. Pemanfaatan limbah organik untuk budidaya cacing tanah merupakan salah satu tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Rendahnya bahan organik, N, P, K menunjukkan bahwa tanah pada percobaan ini membutuhkan bahan organik. Pemberian bahan organik seperti cacing diharapkan dapat meningkatkan Produktivitas Ultisol dimana Kascing mempunyai sifat-sifat kimia, fisika, dan biologi tanah yang baik, sehingga dapat meningkatkan serapan hara dan pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Jenis makanan berpengaruh terhadap pertumbuhan cacing tanah dan kualitas kascing yang dihasilkan. 2.Terdapat perbedaaan pada bobot cacing tanah yang dihasilkan dengan adanya perbedaan jenis makanan. Jenis makanan bayam memberikan tingkat pertumbuhan cacing tanah terbaik dengan terjadinya pertambahan bobot sebesar 650 gram yang awalnya hanya 250 gram. 3. Dari beberapa parameter sifat kimia dan biologi kascing, maka jenis makanan bayam memberikan nilai N tertinggi yaitu 0,52 dan pada pakan kangkung terdapatnilai p tertinggi yaitu 0,35.Kata Kunci : pertanian, oganik, pupuk, kascing
PENGARUH PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK N, P, K BUATAN PADA ULTISOL TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L) Elfayetti Elfayetti
JURNAL GEOGRAFI Vol 1, No 1 (2009): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v1i1.6362

Abstract

Ultisol mempunyai sifat kimia yang kurang menguntungkan bagipertumbuhan dan hasil tanaman karena miskin unsur hara N,P,K,Ca,Mgdisamping itu kadar Al-dd dapat ditukar yang tinggi sehingga meracun bagitanaman.Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruhkasing terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan serta produksi jagungpada Ultisol. 2).Untuk menentukan pengaruh N,P,K buatan terhadappertumbuhan serta produksi jagung pada Ultisol. 3). Untuk menemukanpengaruh interaksi kascing dan N,P,K buatan terhadap kadar hara danpertumbuhan serta produksi jagung pada UltisolPercobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan rancang acaklengkap 5 x 5 perlakuan dan 3 kali ulangan’ Perlakuan yang digunakanadalah kascing dengan dosis 0, 5, 10, 15, 20 ton/ha dan pupuk N, P K buatandengan dosis 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Inkubasi tanah dilakukandengan pemberian kascing sesuai dengan dosis anjuran dengan cara diaduksecara merata dengan tanah , kemudian tanah disiram sampai kapasitaslapang, lalu diinkubasi selama dua minggu. Setelah itu dilakukan penanamanbiji jagung varietas C-7 pada setiap poly bag.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian kascing danpupuk N, P, K buatan mampu meningkatkan kandungan hara tanah dankandungan hara tanaman.Kata Kunci : Sifat Kimia Tanah , Kascing dan pupuk NPK buatan , Ultisol,Hasil Tanaman Jagung
Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah Untuk Meningkatkannya Elfayetti Elfayetti
JURNAL GEOGRAFI Vol 3, No 1 (2011): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v3i1.7285

Abstract

Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan melalui optimalisasi peran kepala sekolah, sebagai : manajer, educator, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja dan wirausahawan. Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, dan pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.Kata kunci : Kompetensi guru, Peran kepala sekolah
Analisis Sikap Peduli Lingkungan Siswa Melalui Program Adiwiyata Di SMA Negeri 1 Medan Fadila Azmi; Elfayetti Elfayetti
JURNAL GEOGRAFI Vol 9, No 2 (2017): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v9i2.6901

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bentuk program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia. (2) Sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia.Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia tahun 2017. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia yang berjumlah 1.712 siswa. Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, sehingga didapatkan sampel sebanyak 95 siswa. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak (propotional random sampling).Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik komunikasi langsung, teknik studi dokumenter dan teknik komunikasi tidak langsung yaitu angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Bentuk program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia meliputi: (a) kebijakan sekolah berbasis lingkungan dilihat dari visi dan misi sekolah, program pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanandan dan pengkondisian. (b) Kurikulum sekolah berbasis lingkungan meliputi pengintegrasian dalam mata pelajaran. (c) Kebijakan sekolah berbasis partisipatif dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler yaitukegiatan UKS dan KIR. (d) Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah. (2) Sikap peduli lingkungan siswa melalui program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Medan Kecamatan Medan Polonia cukup tinggi, sebagian besar siswa (77,90%) tergolong dalam kategori baik dengan rentang nilai 48 - 57 yang terdapat di kelas X, XI dan XII, kategori cukup (16,80%) dengan rentang nilai 34 – 47 yang terdapat di kelas X dan XII dan sebagian kecil siswa (5,30%) tergolong dalam kategori kurang dengan rentang nilai <33 terdapat  yang terdapat di kelas X. Artinya lebih banyak yang peduli lingkungan di SMA Negeri 1 MedanKata Kunci : Adiwiyata, Sikap Peduli Lingkungan
Pembuatan Pupuk Organik kascing dari Berbagai Jenis Limbah Sebagai Alternatif Meningkatkan Life Skill Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan Elfayetti Elfayetti; Rohani Rohani
JURNAL GEOGRAFI Vol 4, No 1 (2012): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v4i1.7925

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan berat cacing tanah pada pupuk kascing berdasarkan jenis limbah yang berbeda dan kemampuan cacing memperbaiki beberapa sifat kimia  tanah ultisol.Pada penelitian ini digunakan cacing tanah spesies Lumbricus rubeltus,  sedangkan media hidup cacing tanah digunakan sekam kayu, kotoran sapi dan kotoran ayam. Untuk perlakuan jenis makanan cacing tanah digunakan kol dan ampas tahu. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I adalah inkubasi tanah, tahap II pembudidayaan cacing dengan memelihara cacing tanah selama 3 minggu, yang diberi makanan berbeda sekali dalam tiga hari. Selanjutnya dilakukan analisis unsur hara tanah di laboratoriumHasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan cacing tanah yang dapat dilihat melalui pengamatan bobot cacing tanah serta perubahan sifat kimia tanah pada setiap aspek kimia tanah yang dinilai setelah dilakukan inkubasi pada tanah ultisol.Kata kunci : Pupuk Organik Kascing
THE ATTRACTION AND DEVELOPMENT OF ERGENDANG CAVE HOT SPRINGS IN PENUNGKIREN VILLAGE, STM HILIR DISTRICT, DELI SERDANG REGENCY Rosni Rosni; Lathifah Rabbaniyah; Muhammad Arif; Elfayetti Elfayetti
Tunas Geografi Vol 11, No 1 (2022): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v11i1.35324

Abstract

This study aims to determine: (1) the tourist attraction of the Ergendang Hot Springs, (2) the facilities and infrastructure of the Ergendang Hot springs tourism, (3) the development efforts made by the government in developing Ergendang Cave Hot Springs tourism. Ergendang Cave Hot Springs, (4) Community development efforts in developing Ergendang Cave Hot Springs tourism. Ergendang Cave Hot Springs includes natural scenery, flora and fauna, historical heritage, culture and activities that are classified as moderate category. Meanwhile, visitors' perceptions of the attractiveness of the Ergendang Cave Hot Springs tourist attraction on natural scenery are in the good category (89%), flora and fauna in good category (88%), historic heritage in the bad category (20%), culture in perception is not good. good (20%), and activities carried out in good perception (90%). (2) Tourist facilities at the Ergendang Cave Hot Springs include: transportation, lodging, restaurants, parking lots, toilets, visitor huts, places of worship, tour guides, promotions and trash cans in the medium category. Tourism infrastructure at Eregendang Cave Hot Springs includes: road network, electricity network, telecommunication network, health services, clean water are classified as good category. (3) The development efforts made by the government in developing the Ergendang Cave Hot Spring tourist attraction are: improving the facilities and infrastructure of the Ergendang Cave Hot Spring tourist attraction, holding FGD (Focus Group Discussion) meetings for all tourism business actors and participating in CHSE (cleanliness) certification. , health, safety, environment sustainability) recommended by the Ministry of Tourism, there is good cooperation and agreement between the Tourism Office and the tourism object manager so that the Ergendang Cave Hot Spring tourist attraction is more developed and attractive so that later many visitors will come to the tourist attraction. Ergendang Cave Hot Springs, carried out promotions carried out by the manager and the Tourism Office so that the Hot Springs tourist attraction is better known by tourists. (4) Development efforts carried out by the surrounding community in developing the Ergendang Cave Hot Spring tourist attraction, namely 90% of the people open a food stall or restaurant business as many as 18 units, and 10% of the people who maintain security around the tourist attraction, namely by keeping the vehicles of the tourists. visitors who come to the Ergendang Cave Hot Spring tourist attraction.Keywords: Attractiveness, Tourist Attraction Development, Visitor Perception
Analisis Produksi Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Kulit Bawang dan Air Cucian Beras Dwidya Nuari; Queen Helen Br.Bukit; Sri Muthia Hasan; Tamim Hasyimi; Ade Fransisca; Yenni Lestari; Rismauly Septiana; Tirza Grace; Qamara Aulia; Alvian Maranalom; Elfayetti Elfayetti
Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Teknologi Pangan dan Ilmu Pertanian
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jtpip-widyakarya.v2i2.3693

Abstract

Organic fertilizer is very important in efforts to improve soil fertility naturally and safely, in the broadest sense of being free from chemicals that are harmful to human health, therefore this organic fertilizer is very safe for consumption. This research was carried out in a housing complex on Jl. Tombak, Medan Tembung District, Medan City, North Sumatra. The research method used in this research is the experimental and observation method. The aim of this research is to determine the content of organic fertilizer made from mixed waste of onion skins and garlic skins with used rice water washing. And the results of the research that has been carried out show that the organic fertilizer that the researchers made failed due to several factors, such as perhaps there being onion skins that had rotted and should not be used and also the fermentation process time was too long, so it did not meet the required standards. Apart from that, when filtering to remove onion skin waste, the liquid fertilizer the researchers made smelled pungent and rotten.