Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM BATUPUTIH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT Nuralam, Nuralam Nuralam; Walangitan, Hengki D.; Langi, Martina A.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi Vol 3, No 3 (2015): Jurnal EMBA, HAL 608 - 743
Publisher : FEB Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.283 KB) | DOI: 10.35794/emba.v3i3.9560

Abstract

Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih memiliki potensi wisata alam yang bagus, namun tidak banyak masyarakat sekitar yang mengambil peluang usaha, ataupun melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas pengelolaan TWA Batuputih dan menganalisa dampak pengelolaan TWA Batuputih terhadap pendapatan rumah tangga masyarakat sekitar. Metode untuk mengukur tingkat efektivitas metode METT (Management Effectiveness Tracking Tools), dan uji beda yang membandingkan antara pendapatan masyarakat yang aktif dan tidak aktif dalam wisata alam. Hasil penelitian menunjukkan tingkat Efektivitas pengelolaan TWA Batuputih termasuk dalam kategori cukup efektif. Dampak dari pengelolaan ini terhadap nilai ekonomi khususnya peningkatan pendapatan masyarakat sekitar ternyata masih belum dirasakan terbukti dengan dilakukannya uji beda pendapatan masyarakat yang aktif dan tidak aktif dalam wisata alam hasilnya tidak berbeda nyata. Sebaiknya pengelola perlu melakukan penambahan fasilitas wisata alam, penguatan kelembagaan pengelolaan TWA Batuputih, penerapan konsep pengelolaan kolaboratif, serta melakukan pendekatan dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar agar mendukung konsep pariwisata yang berkelanjutan.   Kata kunci : pengelolaan taman wisata alam, pendapatan masyarakat sekitar, batuputih  
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI SERASAH MANGROVE TELING TOMBARIRI, TAMAN NASIONAL BUNAKEN Langi, Martina A.; Nurmawan, Wawan
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 10 No 3 (2023): Desember
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v10i3.48394

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan produktivitas ekosistem berdasarkan laju produksi serasah yang dikaitkan dengan jenis pohon dan parameter iklim di Mangrove Teling Tombariri, Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Pengumpulan serasah dilakukan selama 12 bulan di tiga zona penyusun utama mangrove. Serasah kemudian dianalisis berdasarkan fraksi dan jenis. Produksi serasah kemudian dikorelasikan dengan curah hujan, suhu, dan kelembaban udara menggunakan koefisien korelasi sederhana. Korelasi linier antara produksi serasah bulanan fraksi daun, ranting, buah-bunga (fraksi reproduktif) dari setiap spesies mangrove dan parameter iklim bulanan (suhu, curah hujan, dan kelembaban) dihitung dengan menggunakan Korelasi Pearson p<0,01. Hasil menunjukkan bahwa laju produksi serasah di Mangrove Teling Tombariri Taman Nasional Bunaken didapatkan tertinggi pada jenis Sonneratia alba, diikuti oleh Rhizophora apiculata, dan terakhir Bruguiera gymnorhiza. Fraksi serasah terbesar adalah komponen daun, diikuti oleh ranting, dan komponen reproduktif (bunga dan buah), kecuali pada Sonneratia alba di mana fraksi komponen reproduktif lebih tinggi daripada komponen ranting. Selanjutnya faktor lingkungan yang menunjukkan korelasi paling kuat terhadap produksi serasah adalah curah hujan dan hal ini berlaku untuk ketiga jenis penyusun utama Mangrove Teling Tombariri.
Persepsi Petani Terhadap Pengelolaan Hutan Rakyat Campaka di Kabupaten Minahasa Matitaputty, Desly Rolando; Langi, Martina A.; Walangitan, Hengki D.
AGRI-SOSIOEKONOMI Vol. 19 No. 2 (2023): Agri-Sosioekonomi
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/agrsosek.v19i2.48638

Abstract

This research aims to determine the farmers' perceptions of managing the Cempaka community forest in Minahasa District. The study was conducted for five months, from December 2022 to April 2023. The selection of respondents was intentional. The data used in this research includes primary and secondary data. Primary data was collected through interviews using questionnaires administered to 98 community forest farmers in Minahasa District. The collected data includes the characteristics of the community forest, such as the respondents' characteristics (ethnicity, gender, age, education level, number of dependents, monthly income, principal occupation, membership in forest farmer groups, and the intensity of extension services), as well as the characteristics of the community forest, such as the applied community forest patterns, land area, land status, and the farmers' perceptions of the management of the Cempaka community forest. The farmers' perceptions were assessed based on their knowledge of Cempaka, and the functions of the community forest were evaluated from four aspects: social-cultural, conservation and ecological, economic, and regulatory. Secondary data were obtained from reports and journal articles that support the research topic. The research findings indicate that the level of perception among community forest farmers in Minahasa District is categorized as high. This means that the farmers have a good understanding of Cempaka and the functions of the Cempaka community forest in terms of social-cultural, ecological and conservation, economic, and regulatory aspects. The cultivation of Cempaka is a genetic legacy that needs to be preserved and passed down to future generations. Therefore, the functions of the community forest should not only be seen from an economic perspective but also in terms of preserving local tree species. Government support in developing the Cempaka community forest is crucial, particularly in terms of policy regulation.
IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI KEBUN RAYA MEGAWATI SOEKARNOPUTRI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Wuisan, Imanuel O.; Saroinsong, Fabiola Baby; Langi, Martina A.
AGRI-SOSIOEKONOMI Vol. 18 No. 1 (2022)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/agrsosek.v18i1.55202

Abstract

This study aims to identify land cover and analyze land cover changes in the Megawati Soekarnoputri Botanical Gardens area in 2010-2019. This research was conducted in December 2021-January 2022 at the Megawati Soekarnoputri Botanical Gardens, Southeast Minahasa and at the Forestry Science Study Program, Faculty of Agriculture, Sam Ratulangi University, Manado. This study uses satellite image/ Digital Globe Imagery with visual interpretation methods or on-screen digitization. The results showed that there were 6 land cover classes: forest, developed, open land, agriculture, shrub, and water bodies. The land cover area resulting from the interpretation of satellite image in 2010 is 189,51 Ha of forest, 0,34 Ha of developed, 6,78 Ha of open land, 9,71 Ha of agriculture, 8,96 Ha of shrub and water bodies of 6,11 Ha. The land cover area from the interpretation of satellite photos in 2019 is 185,79 Ha of forest, 0,57 Ha of developed, 6,02 Ha of open land, 12,40 Ha of agriculture, 8,71 Ha of shrub and water body 4,62 Ha. The results of the analysis of land cover changes showed that forested land cover from 2010 to 2019 in Megawati Soekarnoputri Botanical Gardens decreased by (0.22%), namely 0,22 Ha, so that forested land cover in 2019 had an area of 189,10 Ha and non-forest land cover 32,31 Ha.
Jenis dan Kelimpahan Jenis Pohon Eksotis di Kawasan Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang Pasanda, Blasius Arthur; Langi, Martina A.; Kainde, Reynold P.
Silvarum Vol. 3 No. 2 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i2.57640

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendata jenis dan kelimpahan jenis pohon eksotis di kawasan Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang. Penelitian ini menggunakan simple random sampling melalui plot pengamatan yang tersebar di empat arah mata angin. Pada setiap arah mata angin dibuat dua plot pengamatan areal berhutan. Hasil menunjukkan terdapat 42 jenis pohon dari 25 suku di mana di antaranya terdapat tiga jenis eksotis di Tahura Gunung Tumpa H.V. Worang. Ketiga jenis tersebut adalah Polyalthia longifolia yang berasal dari India dan Sri lanka, Calophyllum inophyllum yang berasal dari Afrika timur dan Australia, serta Spathodea campanulata yang berasal dari Afrika. Kelimpahan tertinggi pada tingkat pohon dan tiang adalah dari jenis Spathodea campanulate; pada fase pancang Spathodea campanulata memiliki kelimpahan relatif tinggi namun memiliki frekuensi perjumpaan yang rendah, dan pada fase semai Spathodea campanulata memiliki kelimpahan yang sama dan frekuensi yang seragam.
Potensi Ekowisata Gunung Payung Desa Poopo, Kabupaten Minahasa Selatan Pelle, Betrosali; Langi, Martina A.; Sumakud, Maria Y.M.A.
Silvarum Vol. 3 No. 2 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i2.57648

Abstract

Gunung Payung merupakan kawasan wisata yang berada diketinggian 500 mdpl, terletak di Desa Poopo, Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi wisata berkaitan dengan aspek biofisik dan budaya masyarakat di kawasan wisata gunung payung desa Poopo. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik survey untuk melihat kondisi lokasi penelitian, eksplorasi untuk pengumpulan data jenis flora fauna, dokumentasi untuk melihat potensi fisik, dan wawancara untuk mengetahui potensi budaya masyarakat desa poopo. Hasil penelitian menunjukan Potensi biofisik terdapat 36 jenis flora; 1 jenis flora endemik sulawesi yaitu Pinang yaki (Areca vestiaria), dan 26 jenis fauna; 8 jenis fauna endemik Sulawesi 2 diantaranya berstatus Vulnerable oleh IUCN Redlist yaitu Kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus), Julang Sulawesi (Aceros cassidix), 4 obyek fisik keindahan; lansekap lautan awan dan sunrise, pemandangan vegetasi hutan, persawahan, dan camping ground, selain potensi biofisik juga terdapat potensi 5 potensi Budaya masyarakat yaitu; peninggalan bersejarah batu lesung, batu tiga (tumani indo’ong), tradisi seni budaya mawolay, kuliner, dan budaya mapalus.
Struktur dan Komposisi Jenis Mangrove Desa Kulu, Kecamatan Wori, Sulawesi Utara Subiyanto, Subiyanto; Tasirin, Johny S.; Langi, Martina A.
Silvarum Vol. 2 No. 2 (2023): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v2i2.43549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis mangrove di Desa Kulu, Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2022 di Desa Kulu, Kecamatan Wori, Sulawesi Utara. Penelitian menggunakan 12 plot pengamatan yang ditentukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di hutan mangrove Desa Kulu terdapat 9 jenis (6 suku) mangrove, yaitu Acrostichum aureum, Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops sp., Lumnitzera littorea, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophylacea, dan Sonneratia alba. Rhizophora mucronata memiliki INP tertinggi di fase semai (87,6%), sapihan (77,9%) dan pohon (150,8%) sedangkan fase tiang didominasi Rhizophora apiculata dengan INP 129,5%.
Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Sebagai Penunjang Ekowisata di Gunung Manado Tua, Kawasan Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara Larenggam, Omega; Saroinsong, Fabiola B.; Langi, Martina A.
Silvarum Vol. 3 No. 1 (2024): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v3i1.44277

Abstract

Pulau Manado Tua adalah salah satu pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Bunaken dan merupakan pulau terbesar dari kelompok pulau-pulau yang berada dalam batas teluk Manado. Pulau ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan memiliki pesona pariwisata yang eksotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu sebagai penunjang dan daya tarik ekowisata di Gunung Manado Tua. Metode penelitian yang digunakan ialah Metode pathway count dengan mengikuti jalur yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kupu-kupu yang diperoleh berjumlah 20 jenis dengan total individu berjumlah 517 individu dari 5 famili yang berbeda. dari 20 jenis individu yang berhasil ditemukan terdapat 3 jenis kupu-kupu yang dominan terlihat sepanjang jalur pendakian yaitu Papilio gigon yang berjumlah 91 individu, Junonia hedonia berjumblah 79 individu, dan Ideopsis juventa sebanyak 69 individu adapun jenis kupu-kupu yang dilindingi yaitu kupu-kupu Troides helena dari famili Papolionidae . Dari hasil analisis keanekaragaman Shannon-Wiener indeks keanekaragaman kupu-kupu di Gunung Manado Tua bernilai H’=2,56 yang menunjukan kriteria keanekaragaman jenis sedang, dan tingkat keseragaman/Equitabilitas (E) bernilai E= 0,85 yang menunjukan tingkat keseragaman stabil. Dari hasil yang diperoleh keanekaragaman jenis kupu-kupu di Gunung Manado tua dapat menjadi salah satu daya tarik wisata dalam mengembangkan ekowisata yang ada di Gunung Manado Tua. Adapun jenis tumbuhan inang pakan imago yang diketahui berjumlah 4 jenis tumbuhan antara lain Crassosephalum crepidioides, Chromolaena odorata, Ixora sp, dan Mussaenda sp..
Keanekaragaman Jenis Burung di Danau Linow, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara Umbas, Antonius; Tasirin, Johny S.; Langi, Martina A.
Silvarum Vol. 2 No. 2 (2023): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v2i2.48527

Abstract

Burung merupakan satwa yang memiliki kemampuan daya jelajah yang luas sehingga burung dapat ditemukan di berbagai tipe habitat baik di hutan, lahan pertanian, daerah perkotaan, dan perairan. Keanekaragaman jenis burung pada kawasan ini penting untuk melestarikan berbagai jenis burung yang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung yang ada di Danau Linow Kota Tomohon. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2022 menggunakan metode titik yang diletakan sebanyak enam titik yang tersebar secara sistematis di tepian Danau Linow waktu pengamatan di setiap titik selama 15 menit. Pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-09.00 dan pada sore hari pukul 15.00-18.00. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 45 jenis burung dari 20 famili di kawasan Danau Linow Kota Tomohon. Dengan nilai indeks keanekaragaman H’= 2,92 dengan kategori sedang dan terdapat 42 jenis (93,3%) terkategori LC (least Concern), 2 jenis (4,4%) terkategori NE(Not Evaluated), 1 jenis (2,2%) burung dengan kategori NT (Not Threatened), dimana status ini berada dalam keadaan terancam punah.
Sebaran Pohon Namnam (Cynometra cauliflora L.) Di Pulau Sangihe Besar, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. mananohase, maurend claudya; Lasut, Marthen T.; Langi, Martina A.
Silvarum Vol. 2 No. 3 (2023): Silvarum
Publisher : Fakultas Pertanian, Universits Sam Ratulangi, Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/sil.v2i3.48701

Abstract

This study aims to determine the distribution of the namnam tree (Cynometra cauliflora L.) on Sangihe Besar Island, Sangihe Archipelago District, North Sulawesi Province. The research was carried out from December 2022 to January 2023. The initial research was carried out by conducting an initial survey at the research location, the initial survey was carried out to find out information and the location of the Namnam tree. The variables observed in this study were the habitat or growing location, the altitude where it grew, and the coordinates of the growing location. In this research, namnam trees were found totaling 30 trees with different coordinate points, with the greatest distribution occurring in the lowlands.