Articles
Electrical Engineering Students’ Perception in a Flipped Classroom Pedagogy
Mupita, Jonah;
Abdulah, Ade Gafar;
Hakim, Dadang Lukman;
Saripudin, Saripudin;
Subekti, Eri
INVOTEC Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Technological and Vocational Education-Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/invotec.v17i1.33751
Tertiary learning institutions are under immense pressure to evolve within the realms of the fourth industrial revolution. The flipped classroom model externalizes in-class traditional learning and internalizes outside class activities in an attempt to move students from lower order cognitive skills to higher order cognitive skills. Training institutions are anticipated to minimize learning costs in the face of increasing enrollments. The broad aim of the study was to establish whether a flipped pedagogy would enhance performance and improve students’ perceptions over the conventional classroom pedagogy. To examine the impact of a flipped learning model, an experiment was conducted on two classes studying fundamentals of electrical engineering course. The participants were 64 pure electrical engineering students sampled from a population of 156 first year electrical engineering students. 32 students were assigned to the experimental group which was exposed to both the flipped classroom model and traditional classroom model. The remaining 32 were solely exposed to the traditional classroom pedagogy. Evaluation survey was administered on both the flipped and traditional cohort. Although students revealed positive perceptions of the flipped classroom model, empirically, there was no significant differences in academic achievements of students taught using either instructional approach. 83.87% of the flipped students were better off with a conflated instructional pedagogy as canvassed through the questionnaire survey. Educational practitioners ought to move up with the fourth industrial revolution demands by adopting a blended instructional approach.
THE DEVELOPMENT MODEL OF INDEX CARD MATCH TO INCREASE THE LEARNING OUTCOMES OF 4TH GRADE STUDENTS ON SOCAL SCIENCES AT ELEMENTARY SCHOOL
Sri Rohartati;
Eri Subekti
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) Vol 5, No 1 (2019): JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)
Publisher : Department of Primary education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Su
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30870/jpsd.v5i1.5202
Abstract. The background of this research was the low learning outcomes of students in Social Sciences (IPS). This research aims to obtain information about improving learning outcomes in Social Sciences (IPS) subject by applying the Index Card Match method in elementary school. This research was held at SDN Mandalawangi, Cipatat Sub-district, West Bandung District using a quasi-experimental method with the Nonequivalent Control Group Design. The subject of this research was the 4th grade students of SDN Mandalawangi, Cipatat Sub-district, West Bandung District. There were 60 students that divided into 2 classes, class IV A and IV B. The research sample was taken using saturated sampling technique because the number of samples was equal to the population. The techniques of data analysis include normality test, homogeneity test and t-test. After getting the pre-test and post-test learning outcomes of both classes students, the score were analyzed until the final results stated by the difference average test. The score for control class was 8.4 and the average score for the experimental class was 34.6. Based on the results, the application of the Index Card Match method can improve student learning outcomes in social sciences subject in elementary school and the hypothesis that said there is a significant improvement in student learning outcomes by applying the Index Card Match method on social sciences subject in elementary school is acceptable. Keywords : learning outcomes, index card match method
PELATIHAN PEMBUATAN KRIPIK ANEKA RASA UNTUK MENINGKATKAN UMKM DI DESA CIRANJANG KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR
Sri Rohartati;
Eri Subekti
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Majalengka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (414.777 KB)
|
DOI: 10.31949/jb.v1i3.301
Desa Ciranjang merupakan salah satu yang ada di Wilayah Kecamatan Ciranjang dengan luas Wilayah 326,66 Ha. Jarak kekantor kecamatan Ciranjang ± 2 Km, ke ibu kota Kabupaten Cianjur ± 14 Km dan jarak ke ibu kota Provinsi Jawa Barat ± 60 Km. Desa Ciranjang memiliki luas 326,66 Ha, yang terdiri dari lahan sawah seluas 154,dan lahan darat seluas 172,66 Ha. Masyarakat Desa Ciranjang sudah terbilang maju, walaupun ada beberapa daerah Desa yang mengalami kesenjangan ekonomi. Tetapi, dari segi arus informasi dan ketersediaan kebutuhan umum masih bisa mendapatkan akses. Kemajuan teknologi dan cepatnya arus informasi menjadikan masyarakat Desa Ciranjang menjadi masyarakat modern. Hal ini membentuk prilaku dan sosial budaya. Sedangkan bagi masyarakat yang jauh dari pusat kegiatan ekonomi mengalami kekurangan kesejahteraan ekonomi. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. Dan untuk program pangan yaitu pendistribusian bantuan sosial beras sejahtera (Rasta) yang dilakukan setiap bulannya. Desa Ciranjang menghasilkan SDA berupa hasil pertanian dengan kekayaan lahan 172,66 Ha lahan darat. Ketersediaan lahan tersebut dimanfaatkan untuk produksi. Diantaranya, industri rumahan kripik singkong di RW 09 milik Ibu Atikah, Namun, ketersediaan lahan tersebut hanya dimanfaatkan oleh beberapa warga belum merata secara menyeluruh. Rumah industri yang tersedia masih melibatkan secara keluarga belum melibatkan masyarakat lingkungan disekitar. Selain itu, kegiatan pemasaran masih bersifat lokal hanya daerah Ciranjang dan sekitarnya sehingga menghambat kemajuan industri. Oleh karena itu saya beserta mahasiswa-mahasiswa melakukan PKM dengan tema Pembuatan Kripik Aneka Rasa Untuk Meningkatkan UMKM di desa Ciranjang, agar UMKM di desa Ciranjang bisa lebih berkembang, terutama UMKM milik Ibu Atikah.
PELATIHAN PEMBUATAN ROTI RUMAHAN “ZIVANA” BAKERY UNTUK MENINGKATKAN UMKM DI DESA CIPEUNDEUY KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
Sri Rohartati;
Eri Subekti
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (607.883 KB)
|
DOI: 10.31949/jb.v2i2.1030
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya KKNM di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, selama 1 (satu) bulan yaitu pada tanggal 05 Agustus 2020 sampai dengan 05 September 2020. Desa ini merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Luas wilayah desa Cipeundeuy adalah 578,460000 (Ha) dengan Koordinat 107.486561 BT / -6.874319 LS. Wilayah desa Cipeundeuy ini merupakan wilayah yang didominasi oleh perindustrian, sehingga banyak pabrik industri yang aktif disana. Desa Cipeundeuy terdiri dari 16 Rukun Warga yang sekitar 70% penduduknya berkerja sebagai pegawai pabrik dan buruh bangunan. Karena wabah Covid-19 ini banyak masyarakatnya terkena PHK atau dirumahkan. Di desa tersebut terdapat sebuah pabrik roti rumahan bernama Zivana Bakery yang dulunya di kelola oleh ibu-ibu PKK, namun karna beberapa alasan akhirnya pabrik roti tersebut hanya dikelola oleh beberapa orang saja. Kendala yang dialami oleh pabrik roti tersebut adalah pemasaran yang kurang meluas. Sebelumnya area pemasaran roti Zivana Bakery adalah warung-warung yang berada di desa dan kantin pabrik di sekitar Desa Cipeundeuy. Namun sekarang roti-roti tersebut hanya dijual di kantin pabrik. Tujuan kegiatan PKM yang dilakukan selama masa KKNM yaitu membantu memperluas area pemasaran untuk roti Zivana Bakery dengan membuat metode pemasaran baru melalui sosial media dan membantu kegiatan pemasaran lainnya seperti menyediakan banner dan melibatkan pemuda sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kegiatan perekonomian yang berkelanjutan. Dengan demikian, usaha pabrik roti rumahan Zivana Bakery dapat berkembang dan membantu perekonomian warga sekitar.
THE USE OF VIDEO CONFERENCES IN MICROTEACHING PRACTICES BY PRIMARY SCHOOL TEACHER EDUCATION STUDENTS
Eri Subekti;
Hesti Widiastuti;
Audilla Putri Munggaran;
Bella Anantha Sritumini
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31949/jcp.v9i1.3818
The emergence of the Covid-19 pandemic in the world affects the implementation of the learning in the Microteaching course which requires students to make simulations of learning activities in class. One solution that could be applied to achieve learning targets was using video conferencing. This study aimed to analyze the implementation process of teaching practices using video conference in Microteaching course by Primary School Teacher Education (PGSD) student. This study applied a quantitative descriptive method with microteaching assessment rubric instruments. Quantitative calculations were carried out by calculating the percentage of the total score obtained from each criterion of the microteaching assessment rubric, then converted into qualitative data through the percentage table of learning outcomes assessment criteria. Based on the results, it can be concluded that the student participants could achieve all criteria of microteaching process with good results. The use of learning media became the criterion which most students achieved very good results. It is followed by the criterion of the use of teaching methods, delivering material, and understanding concepts which most students achieved good results. Meanwhile, the criteria of opening, class management, and closing are still in a fair category and must be improved. Munculnya pandemi Covid-19 di dunia mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah Microteaching yang mengharuskan mahasiswa melakukan simulasi kegiatan pembelajaran di kelas. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mencapai target pembelajaran adalah dengan menggunakan video conference. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pelaksanaan praktik mengajar menggunakan video conference pada mata kuliah microteaching oleh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan instrumen rubrik penilaian microteaching. Perhitungan kuantitatif dilakukan dengan menghitung persentase jumlah skor yang diperoleh dari setiap kriteria rubrik penilaian microteaching, kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif melalui tabel persentase kriteria penilaian hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa peserta dapat mencapai semua kriteria proses microteaching dengan hasil yang baik. Penggunaan media pembelajaran menjadi kriteria yang paling banyak mendapatkan nilai sangat baik. Diikuti dengan kriteria penggunaan metode mengajar, penyampaian materi, dan pemahaman konsep yang sebagian besar mahasiswa memperoleh hasil yang baik. Sementara itu, kriteria membuka pelajaran, pengelolaan kelas, dan menutup pelajaran masih dalam kategori cukup dan harus ditingkatkan.
LEXICAL AND GRAMMATICAL ERRORS IN SPEECH PRODUCTION: A DESCRIPTIVE QUALITATIVE STUDY OF HIGH SCHOOL STUDENTS IN BANDUNG
Eri Subekti
English Education and Applied Linguistics Journal (EEAL Journal) Vol 1, No 2 (2018): EEAL Journal
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia Garut
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31980/eealjournal.v1i2.135
This study is about lexical and grammatical errors in students’ speech production of speaking performance. The aims of the study are to find out the kinds of errors in the speaking performance and the error which is most frequently occurred. The participants were 36 high school students in the level of beginner. In lexical errors, the classifications are divided into two kinds, they are: 1) Lexical errors constitute collocations, idioms, content and functional words and errors of derivational morphology; and 2) Lexical errors constitute unintentional use of L1 lexemes. The Grammatical Errors are divided into two classifications of Syntactic Errors and Morphological Errors. Based on the oral distributions, the most frequent error occurred is morphological error regarding the omitted and misused ‘be’.
Pendampingan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Microsoft dan Camtasia Bagi Guru MTs.
Gumilarr, Agung Cahya;
Subekti, Eri;
Ridha, Moch Rasyid
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36555/tribhakti.v3i2.1841
Sistem informasi, komunikasi, dan kemajuan teknologi pada revolusi industri 4.0 berkembang dengan pesat di semua bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Pendidikan sebagai pencetak sumber daya manusia tentu harus peka dan proaktif terhadap segala perubahan yang akan terjadi khususnya dalah hal teknologi. Di revolusi industri 4.0 ini, persaingan sangat ketat dan hanya manusia unggul yang akan mampu beradaptasi dengan segala perubahan saat ini. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana terjadi proses edukasi sekaligus penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 ini. Salah satu implementasinya adalah penggunaan perangkat teknologi dalam proses pembelajaran di kelas. Penggunaan perangkat teknologi informasi dan komputer seperti Microsoft Office dan Camtasia dalam kegiatan belajar dan mengajar menjadi sebuah keharusan agar peserta didik mampu menyerap informasi dengan maksimal dan juga meningkatkan pengalaman belajar dan kreativitas mereka. Penggunaan Microsoft Office dan Camtasia semakin meningkat dengan adanya wabah Covid-19 sejak awal tahun 2020 di Indonesia. Kondisi seperti ini mengharuskan proses pembelajaran dilakukan secara daring (online). Dalam melaksanakan pembelajaran online, guru diharapkan dapat membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Mengingat fakta di lapangan yang membuktikan bahwa kebanyakan siswa merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran online, dibutuhkan usaha ekstra dari para guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dimengerti oleh siswa. Madrasah Tsanawiyah Cahaya Harapan merupakan sekolah swasta di daerah Padalarang yang terus berkembang dengan pendanaan untuk pengembangan infrastruktur maupun sumber daya manusia yang sangat bergantung dari masyarakat, khususnya dari siswa. Karena itu, sekolah ini membutuhkan dorongan dan bantuan dalam upaya meningkatkan kinerja para SDM, terutama guru, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas dalam menjawab tantangan di era revolusi indutri 4.0 ini. Adapun target luaran kegiatan pendampingan bahan ajar berbasis Microsoft Office dan Camtasia ini adalah produk berupa dokumen yang menunjukkan bahwa guru-guru sudah dapat membuat bahan ajar berbasis Microsoft Office dan Camtasia, modul pembelajaran serta publikasi berupa artikel jurnal pada jurnal bereputasi ISSN.
Advanced digital competency assessment of vocational teachers': A new approach based on fuzzy-analytical hierarcy process
Ramadhan Islami, Aditya;
Abdullah, Ade Gafar;
Widiaty, Isma;
Yulia, Cica;
Lukman Hakim, Dadang;
Handoko, Erfan;
Subekti, Eri;
Rahmawati, Sherly
IAES International Journal of Artificial Intelligence (IJ-AI) Vol 13, No 3: September 2024
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.11591/ijai.v13.i3.pp2781-2795
Teachers need digital competence to adapt easily to the current digital era. This study tries to discover the perceptions of vocational high school (VHS) teachers in Indonesia related to advanced digital competencies, which include information, communication, content creation, digital security, and problem-solving competencies. The multi-criteria Analytical Hierarchy Process (AHP) problem-solving method is used to rank the priority digital competencies that are most mastered by the respondents, and then their performance is validated by the fuzzy AHP artificial intelligence-based method. A poll was conducted with 392 respondents, with the research instrument adopting the digital competency measurement platform from DigComp. The study's results show that the fuzzy AHP method has proven that the classical AHP method is a very good way to prioritize VHS teachers' digital skills based on several factors. The two methods gave almost identical results in determining the priority order of VHS teacher digital competencies. The survey results reveal that VHS teachers in Indonesia must immediately develop their skills in terms of digital content creation and digital security. Teachers, teacher professional organizations, and decision-makers are expected to use the findings of this study as a reference in implementing VHS teacher digital competency improvement trainings.
THE USE OF VIDEO CONFERENCES IN MICROTEACHING PRACTICES BY PRIMARY SCHOOL TEACHER EDUCATION STUDENTS
Eri Subekti;
Hesti Widiastuti;
Audilla Putri Munggaran;
Bella Anantha Sritumini
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31949/jcp.v9i1.3818
The emergence of the Covid-19 pandemic in the world affects the implementation of the learning in the Microteaching course which requires students to make simulations of learning activities in class. One solution that could be applied to achieve learning targets was using video conferencing. This study aimed to analyze the implementation process of teaching practices using video conference in Microteaching course by Primary School Teacher Education (PGSD) student. This study applied a quantitative descriptive method with microteaching assessment rubric instruments. Quantitative calculations were carried out by calculating the percentage of the total score obtained from each criterion of the microteaching assessment rubric, then converted into qualitative data through the percentage table of learning outcomes assessment criteria. Based on the results, it can be concluded that the student participants could achieve all criteria of microteaching process with good results. The use of learning media became the criterion which most students achieved very good results. It is followed by the criterion of the use of teaching methods, delivering material, and understanding concepts which most students achieved good results. Meanwhile, the criteria of opening, class management, and closing are still in a fair category and must be improved. Munculnya pandemi Covid-19 di dunia mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah Microteaching yang mengharuskan mahasiswa melakukan simulasi kegiatan pembelajaran di kelas. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mencapai target pembelajaran adalah dengan menggunakan video conference. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pelaksanaan praktik mengajar menggunakan video conference pada mata kuliah microteaching oleh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan instrumen rubrik penilaian microteaching. Perhitungan kuantitatif dilakukan dengan menghitung persentase jumlah skor yang diperoleh dari setiap kriteria rubrik penilaian microteaching, kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif melalui tabel persentase kriteria penilaian hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa peserta dapat mencapai semua kriteria proses microteaching dengan hasil yang baik. Penggunaan media pembelajaran menjadi kriteria yang paling banyak mendapatkan nilai sangat baik. Diikuti dengan kriteria penggunaan metode mengajar, penyampaian materi, dan pemahaman konsep yang sebagian besar mahasiswa memperoleh hasil yang baik. Sementara itu, kriteria membuka pelajaran, pengelolaan kelas, dan menutup pelajaran masih dalam kategori cukup dan harus ditingkatkan.
Taman Baca Siswa (TBS) Guna Meningkatkan Literasi Membaca Peserta Didik di SDN Rengasdengklok Selatan III, Kabupaten Karawang
Subekti, Eri;
Rohartati, Sri;
Sujana, Rd.Octavia Maryanche;
Widiastuti, Hesti
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Majalengka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31949/jb.v6i1.11973
Tujuan dari Pengambdian Kepada Masyarakat (PKM) ini untuk meningkatkan minat dan keterampilan literasi membaca siswa melalui penyediaan sarana baca yang menarik dan interaktif. Lamanya pengabdian ini selama 4 bulan guna membuat Taman Baca Siswa(TBS) sebagai sarana literasi membaca di SDN Rengasdengklok Selatan III sehingga minat membaca siswa dapat meningkat. Metode dari PKM ini diantaranya Observasi, Perencanaan dan Penyediaan Fasilitas TBS, Mengadakaan sosialisasi dan seminar, Pengembangan Program Baca dan Evaluasi dan Monitoring. Dari hasil PKM ini menghasilkan Peningkatan Minat dan Literasi Membaca siswa di SDN Rengasdengklok Selatan III, Penambahan Koleksi dan Ragam Buku di SDN Rengasdengklok Selatan III, Dampak Sosial Positif, Peningkatan Prestasi Akademik dan dapat mengahsilkan Kerja Sama dengan Komunitas dan Orang Tua. Siswa yang sebelumnya kurang antusias membaca menjadi lebih tertarik karena adanya akses ke buku yang bervariasi dan menarik, selain itu Taman Baca Siswa (TBS) ini berkontribusi dalam peningkatan kemampuan literasi membaca siswa di SDN Rengasdengklok Selatan III, baik dari segi pemahaman bacaan maupun kecepatan membaca. Keterampilan ini penting untuk mendukung pembelajaran di kelas dan meningkatkan kemampuan kognitif siswa di SDN Rengasdengklok Selatan III. Tidak hanya dari aspek akademis, Taman Baca Siswa (TBS) ini memberikan ruang bagi siswa untuk berinteraksi, berdiskusi tentang buku yang mereka baca, dan berbagi pengetahuan. Hal ini berdampak positif terhadap keterampilan sosial siswa dan rasa percaya diri mereka