Hari K. Lasmono
Universitas Surabaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

VALIDASI ALAT UKUR IRRATIONAL PROCASTINATION SCALE (IPS) Prayitno, Galih Eko; Siaputra, Ide Bagus; Lasmono, Hari K.
CALYPTRA : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol 2, No 1 (2013): CALYPTRA : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
Publisher : University of Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prokrastinasi merupakan suatu tindakan menunda pekerjaan secara irasional (Steel, 2002). Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji validasi terhadap alat ukur Irrational Procrastination Scale (IPS). Subjek pada penelitian ini sebanyak 387 mahasiswa yang merupakan populasi mahasiswa aktif angkatan 2008-2011. Dalam penelitian ini, validasi alat ukur dilakukan berdasarkan 2 sumber bukti validitas yaitu uji struktur internal dan korelasi dengan alat ukur lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IPS terbagi menjadi 2 faktor dan berkorelasi dengan alat ukur prokrastinasi lainnya. Selain itu IPS juga berkorelasi positif dengan Susceptibility to Temptation (STS) sesuai dengan penelitian Steel (2010).
Academic Procrastination and Perfectionism (Adaptive and Maladaptive) Amanda, Devina; Siaputra, Ide Bagus; Lasmono, Hari K.
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 27 No 2 (2012): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 27, No. 1, 2012)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v27i2.4187

Abstract

This study aims to explain the relationship pattern between academic procrastination and perfectionism (adaptive and maladaptive). The theoretical basis of this study is TMT (Temporal Motivation Theory) which was measured by Task Utility (TU) instrument. A quantitative method approach was applied using Spearman correlation technique. The data obtained was processed with SPSS 16 for Windows. The subjects (N = 518) were psychology students. The results showed the absence of adequate correlations between academic procrastination and the two types of perfectionism (adaptive and maladaptive). The inadequate correlations were affected by two factors which are the existence of a mediator variable and the instrument (PASS-1 and APS-R) used. This study concludes that in adaptive perfectionism, flexibility of perception towards one’s own standard affects the feelings that procrastination is not a problem. On the contrary in maladaptive perfectionism, one’s own rigid standard affect the feelings that procrastination is a problem and should be reduced. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola hubungan prokrastinasi akademik dan perfeksionisme (adaptif dan maladaptif). Dalam penelitian ini landasan teoretik yang digunakan adalah TMT (Temporal Motivation Theory) yang diukur melalui alat ukur Utilitas Tugas (UT). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi Spearman dan data diproses dengan SPSS 16 for Windows. Subjek penelitian (N = 518) adalah mahasiswa fakultas psikologi. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak adanya korelasi memadai antara prokrastinasi akademik dan dua tipe perfeksionisme (adaptif dan maladaptif). Korelasi yang tidak memadai ini dipengaruhi oleh dua hal yakni adanya variabel eksternal yang berpengaruh (mediator) dan faktor alat ukur (PASS-1 dan APS-R) yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada perfeksionisme adaptif, fleksibilitas pandangan terhadap standar yang dimiliki memengaruhi perasaan bahwa prokrastinasi bukanlah sebuah masalah. Sebaliknya, pada perfeksionisme maladaptif kekakuan standar memengaruhi adanya perasaan bahwa prokrastinasi merupakan sebuah masalah yang ingin dikurangi.
Internal Structure Test of Big Five Inventory Sutejo, Agus; Siaputra, Ide Bagus; Lasmono, Hari K.
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 26 No 3 (2011): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 26, No. 3, 2011)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v26i3.4199

Abstract

The purpose of this study was to explain the internal structure of Big Five personality trait instrument, namely the Big Five Inventory (BFI). Maximum likelihood method of factor analysis in SPSS 16.0 was used to find suitability between the model proposed and data collected. Subjects (N=156) were all psychology students. Results reveal that five factors personality (Big Five) as proposed by personality theory is not in accordance with data collect- ed. Seven factor model is more appropriate to explain personality, namely openness to ex- perience, conscientiousness, friendliness, introversion, emotional stability, aggressiveness, and vulnerability. The findings have two alternative meanings, first an essential difference in meaning derived from the translated instrument items that could exhibit different responses, and second, the large spectrum of personality characteristics in "Big Five" enables the emergence of a new form of different personality characteristic as a consequence of overlapping between factors of the theory. Penelitian ini berusaha menjelaskan struktur internal alat ukur big five personality trait, yakni Big Five Inventory (BFI). Metode yang digunakan adalah analisis faktor menggunakan metode maximum likelihood dalam program SPSS 16.0 untuk mencari kesesuaian model yang diajukan dengan data yang diperoleh. Subjek (N=156) adalah mahasiswa psikologi. Hasilnya menunjukkan bahwa model lima faktor yang diajukan dalam teori kepribadian big five tidak sesuai dengan data yang didapatkan. Adapun, model tujuh faktor lebih cocok untuk menjelaskan kepribadian dalam subjek penelitian ini. Tujuh faktor itu terdiri atas openness, conscientious- ness, friendliness, introversion, emotional stability, aggressiveness, dan vulnerability. Perlu diperhatikan bahwa terdapat dua alternatif pemaknaan dalam temuan ini. Pertama adanya perbedaan esensi makna pada terjemahan butir alat ukur yang mungkin memunculkan perbedaan respons. Kedua adalah luasnya karakteristik kepribadian Big Five yang memungkin- kan terbentuknya karakteristik kepribadian yang berbeda akibat singgungan antar-faktor dalam teori tersebut.
VARK Learning Modalities Score and GPA of First Year College Students Sutanto, Nadia; Lasmono, Hari K.; Siaputra, Ide Bagus
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 26 No 3 (2011): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 26, No. 3, 2011)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v26i3.4207

Abstract

The goal of this study was to reveal whether there is a difference in VARK learning modalities score between first year psychology and pharnacy college students, whether a difference exists based on gender, and whether there is a relation between the VARK learning modalities score with the grade point average (GPA). This study recruites 464 first year college students (278 subjects from the faculty of pharmacy and 186 subjects from the faculty of psychology) as subjects in the population study. The test of difference on VARK modalities score between faculties and gender didn’t show any significant differences (p > .05), aside from the kinesthetic modality. The test of correlation between VARK modalities score and GPA showed that there is a significant positive correlation (p < .05), so it can be concluded that individuals with high VARK modalities total score tend to have high semester GPA. Tujuan studi ini adalah mengungkap apakah ada perbedaan skor modalitas belajar VARK antara mahasiswa baru fakultas psikologi (FPsi) dan farmasi (FFarm), apakah ada beda berdasarkan gender, dan apakah ada hubungan skor modalitas belajar VARK dan indeks prestasi semester (IPS). Penelitian ini melibatkan 464 mahasiswa baru (n FFarm = 278, n FPsi = 186) dengan menggunakan population study. Uji beda skor modalitas VARK berdasarkan perbedaan fakultas dan jenis kelamin tidak menunjukkan adanya perbedaan (p > .05), kecuali modalitas kinestetik. Uji korelasi antara skor modalitas VARK dan IPS menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan (p < .05), sehingga dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki skor total modalitas VARK yang tinggi, cenderung memiliki IPS yang tinggi.
Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa Gunawinata, Vensi Anita Ria; Nanik; Lasmono, Hari K.
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 23 No 3 (2008): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 23, No. 3, 2008)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v23i3.4339

Abstract

The aim of this research was to find out the correlation between perfectionism and aca- demic procrastination in completing a term paper. Respondents were students (N = 232) who are working on their theses or term papers and the 2007-2008 graduates. Data were collected through (a) the Tuckman Procrastination Scale to measure academic procrastination, (b) Perfectionism Inventory to measure perfectionism, and (c) Procrastination Assessment Scale Student part II to explore the procrastination behavior. Results reveal a significant correlation between perfectionism and academic procrastination (r = 0.277). Among the three dimensions of perfectionism, the socially prescribed perfectionism and other-oriented perfectionism have a positive correlation to academic procrasti- nation. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap hubungan antara perfeksionisme dan prokrastinasi akademik dalam penyelesaian skripsi mahasiswa. Responden penelitian ini adalah mahasiswa (N = 232) yang sedang menyelesaikan skripsi dan lulusan semester gasal 2007-2008. data diperoleh dengan menggunakan (a) Tuckman Procrastination Scale untuk mengukur prokrastinasi akademik, (b) Perfectionism Inventory untuk mengukur perfeksionisme, dan (c) Procrastination Assessment Scale Student untuk mengetahui alasan seseorang berprokrastinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perfeksionisme dan prokrastinasi akademik (r = 0.277). Di antara ketiga aspek perfeksionisme, socially prescribed perfectionism dan other-oriented perfectionism memiliki hubungan yang positif terhadap prokrastinasi akademik.
My Mother Is Not My Friend: Sebuah Pembongkaran Mitos Relasi Ibu dan Anak Perempuan Hayati, Irma Vania Nurmala; Karsono, Sony; Lasmono, Hari K.
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 22 No 4 (2007): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 22, No. 4, 2007)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v22i4.4366

Abstract

This study is a biographical investigation depicting the life of a girl named Raisa, especially concerning her conflict with her mother, Hartini. Results reveal some interesting facts as follows. Firstly, Raisa’s life is connected with the former life, desires, hopes, and demands of Hartini. Conflicts arose due to differences in hopes and calculation criteria between them, and difference between myth beliefs and real facts they have to face. Secondly, Raisa who seems to be trapped in a chaotic family and has become a victim, actually is in a right position and gains many advantages. Thirdly, the truth about Hartini’s autobiography has a greater strength than objective facts of her life and brings about benefits, not only for Hartini, but for the whole family as well. Penelitian ini adalah suatu kajian biografi yang menuturkan kisah hidup seorang anak perempuan bernama Raisa, khususnya yang terkait dengan konflik antara dirinya dan ibunya— Hartini. Hasil penelusuran biografis ini mengungkap beberapa hal menarik berikut. Pertama, kehidupan Raisa terkait dengan masa lalu, cita-cita, harapan, dan keinginan Hartini. Konflik muncul akibat adanya perbedaan pengharapan dan kriteria kalkulasi di antara mereka, serta adanya perbedaan mitos yang diyakini dengan kenyataan yang harus dihadapi. Kedua, Raisa yang di satu sisi tampaknya terjebak dalam situasi keluarga yang penuh konflik dan menjadi korban, sebenarnya justru berada pada posisi yang tepat dan mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga, kebenaran autobiografis Hartini mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada kenyataan objektif akan kehidupannya dan membawa keuntungan, tidak hanya bagi Hartini saja, melainkan juga bagi seluruh keluarganya.
Ayah-Anak: Kajian Eksistensial dan Fenomenologis Atas Novel Bukan Pasarmalam, Karya Pramoedya Ananta Toer Chai, Waty; Tonny; Lasmono, Hari K.
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 22 No 2 (2007): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 22, No. 2, 2007)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v22i2.4376

Abstract

Father-son relationship has been a common topic in quanti– as well qualitative research studies. While quantitative approach offers less analysis concerning the time continuum, qualitative approach tends to generalize the father concept. This research used the fenomenology perspective of Merleau-Ponty and existentialist perspectives of Sartre which are assumed to provide a diverse father concept. This approach was taken in accordance with the topic and purpose of this research, i.e. to add additional inventory towards the meaning of a father. The Bukan Pasarmalam novel (Toer, 2006) was the core of the analysis. Data were collected through critical and curious reading. Thoughts from the critical reading was the basis for analysis. Results reveal that (a) Bukan Pasarmalam is the auto- biography of its writer Pramoedya implicitly reflecting his personal needs, i.e. the desire to forgive his father; (b) the meaning of the father concept for “I” (as son) was understood as physical and spatial entity. Father and son relation was built upon a two-way perception, which are affecting each other and (c) the death of the father in a certain belief means a birth of a father for his child. Penelitian tentang relasi ayah-anak sering diangkat melalui pendekatan kuanti– maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif kurang menawarkan analisis dalam garis kontinum waktu, sedang- kan pendekatan kualitatif cenderung menyeragamkan konsep ayah. Penelitian ini menggunakan pen- dekatan fenomenologi Merleau-Ponty dan eksistensialisme Sartre yang dianggap mampu menawar- kan makna ayah dalam keberagaman. Pendekatan ini terkait erat dengan topik dan tujuan penelitian, yaitu sebagai inventarisasi tambahan tentang makna ayah. Bahan analisis adalah novel Bukan Pa- sarmalam (Toer, 2006). Data diperoleh melalui membaca kritis sambil selalu mempertanyakan isi novel tersebut. Pemikiran yang berasal dari membaca kritis akan menjadi dasar analisis. Hasil pene- litian menunjukkan (a) novel Bukan Pasarmalam merupakan karya otobiografis yang oleh penulisnya disampaikan dengan melibatkan kepentingan individualnya, yakni keinginan untuk memaafkan ayah- nya; (b) makna ayah bagi tokoh “aku” (sebagai anak) ternyata dimengerti dalam bentuk fisik dan kon- sep keruangan. Relasi ayah-anak terjalin dalam pencerapan dua arah dan saling memengaruhi; (c) ke- matian ayah dalam arti tertentu merupakan kelahiran seorang ayah bagi anak.
Pengaruh Modalitas Stimulus Terhadap Memori Aminullah, Mohammad; Yuwanto, Listyo; Lasmono, Hari K.
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol 24 No 3 (2009): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 24, No. 3, 2009)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v24i3.4435

Abstract

The aim of this research was to find an alternative method to enhance the efficiency of memorizing through emphasizing the auditory and visual stimuli as the most common used media in the education process. Subjects were 25 psychology students, who were conducting a simple memory task, consisting five stimuli, each was a combination of visual, auditory, and audiovisual elements. A special colour variation was used as information cue in the visual stimulus. A one way ANOVA reveals that a pure bimodal stimulus had a more efficient affect towards memory compared to a pure unimodal stimulus. Adding variations in the background colour could enhance memory efficiency as to equal bimodal stimuli, but variations in bimodal stimuli could not enhance the memory efficiency compared to pure bimodal stimuli. No significant differences were found in memory efficiency in each study modality type. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif mengefisienkan proses pembentukan memori dengan lebih berfokus pada penggunaan stimulus auditori dan stimulus visual sebagai media yang paling sering digunakan dalam edukasi. Subjek penelitian adalah 25 mahasiswa sebuah fakultas psikologi yang diminta untuk mengerjakan tugas mengingat sederhana dengan menggunakan lima stimulus yang masing-masing merupakan kombinasi unsur visual, auditori, dan audiovisual. Khusus untuk visual digunakan variasi warna sebagai cue informasi. Melalui analisis varian satu jalur ditemukan stimulus bimodal murni memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap efisiensi memori dibandingkan dengan unimodal stimulus yang murni. Pemberian variasi berupa warna latar teks yang berbeda pada unimodal stimulus visual mampu meningkatkan efisiensi memori sehingga setara dengan bimodal stimulus, namun pemberian variasi pada bimodal stimulus tidak mampu membuat efisiensi memori yang dihasilkannya menjadi lebih baik dibandingkan dengan bimodal stimulus murni. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal efisiensi memori pada tiap-tiap tipe modalitas belajar.