Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PERENCANAAN ANAEROBIC BAFFLED REACTOR (ABR) SEBAGAI UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PETERNAKAN BABI DI DESA RAMBUNAN KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Dengo, Vita Amalia; Mangangka, Isri; Legrans, Roski
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 4 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini, pembuangan limbah peternakan tidak memperhatikan efek buruknya sehingga para pelaku usaha peternakan masih membuang limbah secara langsung ke perairan seperti sungai. Limbah yang dihasilkan dari setiap peternakan seharusnya dikelola oleh suatu sistem pengelolaan air limbah sehingga limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali. Desa Rambunan Kecamatan Sonder adalah desa yang penduduknya memiliki usaha peternakan babi. Air limbah yang dihasilkan dari usaha peternakan yang ada di desa tersebut dibuang/ dialirkan ke sungai yang terdapat di dekat setiap peternakan babi tanpa melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu. Suangi Maruasey yang melintas di desa Rambunan adalah sungai yang terkena dampak langsung dari air limbah peternakan babi. Hal ini dibuktikan melalui nilai COD, BOD, E-Coli dan Total Coliform di sungai Maruasey yang cukup tinggi yakni masing-masing berturut-turut sebesar 12 mg/L, 4 mg/L, 24000 MPN/100 mL, dan 24000 MPN/100 mL,  dimana nilai-nilai tersebut telah melampaui ambang batas pecemaran menurut Standar Baku mutu Air Sungai Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) adalah sebuah tangki septik dengan sekat tegak yang terpasang dalam kompartemen dan aliran air bergerak secara naik turun dari suatu kompartemen ke kompartemen lain. ABR merupakan unit yang cocok untuk mengolah limbah cair yang memiliki beban organik yang tinggi. Karena beban organik ternak babi sangat tinggi, maka ABR sangat cocok digunakan sebagai unit pengelolaan air limbah ternak babi di desa Rambunan. Kelebihan dari unit ini antara lain yaitu menghasilkan metana yang dapat dibuat sebagai biogas, desainnya sederhana, biaya konstruksi relatif murah dan lumpur yang dihasilkan rendah. Perencanaan ABR ini menggunakan data yang diperoleh dari usaha peternakan babi yang lokasinya terdekat dengan sungai Maruasey. Hasil perencanaan menunjukkan bahwa dimensi unit ABR adalah 5,1 m x 2 m x 1 m dengan jumlah compartment sebanyak 4 buah. Dimensi bak penampung adalah 1,7 m x 1,7 m x 3 m.  Konstruksi ABR tersebut menghasilkan konsentrasi BOD5 effluent, COD5 effluent dan TSS effluent yang rendah, masing-masing berturut-turut sebesar 59 mg/L , 162  mg/L dan 87 mg/L. Konsentrasi ini memenuhi standar baku mutu menurut PerMen Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 yaitu sebesar 100 mg/L untuk BOD, 200 mg/L untuk COD, dan 100 mg/L untuk TSS. Kata Kunci : Anaerobic Baffled Reactor, BOD, COD, TSS, Air Limbah Peternakan, Sungai Maruasey, Peternakan Babi
PENGERASAN JALAN DENGAN PROBASE Waani, Joice E.; Elisabeth, Lintong; Legrans, Roski R. I.
TEKNO Vol 11, No 58 (2013): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stabilisasi tanah untuk perkerasan adalah untuk memperbaiki satu atau beberapa sifat-sifat teknis tanah agar menjadi lebih baik untuk memikul dan menyebarkan beban lalu-lintas. Salah satu cara stabilisasi tanah adalah dengan menambahkan bahan kimia tertentu sebagai bahan stabilisasi untuk menaikkan daya dukung tanah. Probase TX-55 merupakan salah satu jenis bahan stabilisasi tanah yang dapat menaikkan daya dukung tanah yang ditunjukkan dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) tanah. Dengan bahan stabilisasi tambahan Probase TX-55 akan diteliti apakah ada peningkatan nilai daya dukung tanah yang ditunjukan dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) tanah apabila material tanah pondasi bawah dipadatkan tanpa menggunakan Probase TX-55 dan dengan menggunakan Probase TX-55, dan apakah ada peningkatan nilai California Bearing Ratio (CBR) jika kandungan mineral pada tanah tersebut ditambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Probase TX-55 sebesar 0,5 % memberikan nilai CBR maksimum jika digunakan sebagai bahan tambahan stabilisasi. Nilai ini menghasilkan CBR sebesar 6,82 % atau 39,38 % lebih tinggi dari nilai CBR tanah asli yakni 4,89 %. Dengan kandungan yang sama yakni sebesar 0,5 %, Probase TX-55 yang dicampur pada tanah asli mengandung bebatuan menghasilkan nilai CBR sebesar 22,89 % atau meningkat sebesar 235,85 % terhadap nilai CBR tanah asli mengandung 0,5 % Probase TX-55, dan meningkat sebesar 368,12 % terhadap nilai CBR tanah asli tanpa campuran Probase TX-55.Kata kunci : CBR, TX-55, perkerasan
Solidification of Sand for Strength Improvement Legrans, Roski R. I.
TEKNO Vol 13, No 64 (2015): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Several investigations have used geopolymer to increase the strength of soft clay. This research has used the Electric Arc Furnace (EAF) slag, a byproduct from the process of producing steel, as the prime material of geopolymer and activator to make the geopolymer paste to solidified the sand. Two types of treatment were used which were distinguished by the type activator. Its objective is to study the effect of EAF slag-based geopolymer of solidified sand through the relationship between the strength (qu) and both the curing period (t) and the mixture ratio (d). The results of the research give conclusions that the mixture ratio provides a significant effect to the strength of improvement solidified sand (p<0,01 and p<0,05) than the curing period(p>0,05). The highest strength is obtained at the ratio of 50 % among designated mixture ratio, which also delivers the strength of hard soil (over 400 kPa).   Keywords : solidification, sand, geopolymer, EAF slag
PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP KESTABILAN DINDING MSE DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL DI DAERAH REKLAMASI MALALAYANG Legrans, Roski R. I.
TEKNO Vol 14, No 66 (2016): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan reklamasi yang terletak di wilayah pesisir kecamatan Malalayang menggunakan 3 (tiga) macam tanah yang diambil dari 3 (tiga) lokasi berbeda. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap ketiga tanah tersebut menunjukkan bahwa ketiganya memiliki jenis tanah yang berbeda, yakni jenis tanah pasir, pasir berlanau dan lempung. Untuk menjaga struktur embankment pada reklamasi tetap stabil, digunakan konstruksi dinding MSE (Mechanically Stabilized Earth) dengan menggunakan perkuatan geotekstil. Pengaruh ketiga jenis tanah yang digunakan sebagai material timbunan terhadap kestabilan dinding MSE dengan perkuatan geotekstil dianalisa terhadap kestabilan eksternal (gelincir, guling dan daya dukung) dan internal (tarik) dengan menggunakan metode AASHTO 2012. Hasil analisa menunjukkan bahwa jenis tanah pasir yang diambil dari Kalasey adalah yang paling cocok dengan konstruksi dinding MSE dengan perkuatan geotekstil karena memberikan faktor keamanan yang memenuhi terhadap kegagalan tarik (>1,5), terhadap kegagalan gelincir (>1,5), terhadap kegagalan guling (>2,0) dan terhadap kegagalan daya dukung (>2,5). Kata kunci : MSE, geotekstil, reklamasi
Tinjauan Terhadap Sistem Plambing Penyediaan Air Bersih Dan Penyaluran Air Buangan Pada Gedung Ruko Grand Victorian Kawanua Manado Leba, Martinus; Legrans, Roski R. I.; Sompie, O. B. A.
TEKNO Vol 18, No 75 (2020)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruko Grand Victorian Kawanua (GVK) adalah bangunan gedung bertingkat 3 (tiga) lantai yang berlokasi di Jln. Ring Road Manado II, Kelurahan Kairagi Dua, Kota Manado, yang terdiri atas 2 (dua) tipe bangunan, yakni tipe A dan tipe B. Saat ini, gedung ruko GVK telah memiliki perencanaan sistem plambing penyediaan air bersih dan penyaluran air buangan. SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing pada Bangunan Gedung adalah acuan normatif dalam perencanaan sistem plambing di Indonesia. Adanya SNI tersebut mendorong dilakukannya tinjauan terhadap perencanaan sistem plambing gedung ruko Grand Victorian Kawanua yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian sistem plambing penyediaan air bersih dan penyaluran air buangan pada gedung ruko GVK dengan ketentuan-ketentuan menurut SNI 8153:2015. Metode yang digunakan dalam melakukan tinjauan adalah berdasarkan SNI 8153:2015. Hasil perhitungan untuk ruko tipe A yakni : i) pemakaian air rata-rata per hari, (Qd) = 3,96 m3/hari, ii) pemakaian air pada jam puncak (Qh-max) = 0,867 m3/jam, iii) pemakaian air pada menit puncak (Qm-max) = 0,0289 m3/detik, iv) kapasitas tangki bawah (VR) = 1,32 m3, dan v) kapasitas tangki atas (VE) = 0,289 m3. Untuk ruko tipe B, diperoleh hasil : i) pemakaian air rata-rata per hari (Qd) = 2,88 m3/hari, ii) pemakaian air pada jam puncak (Qh-max) = 0,63 m3/jam, iii) pemakaian air pada menit puncak (Qm-max) = 0,021 m3/detik, iv) kapasitas tangki bawah (VR) = 0,96 m3, dan v) kapasitas tangki atas (VE) = 0,210 m3. Kapasitas tangki bawah yang direncanakan oleh pihak pengembang untuk kedua tipe ruko adalah 1 m3, dimana kapasitas tersebut memenuhi untuk ruko tipe B tetapi tidak memenuhi pada ruko tipe A. Hasil analisa sistem plambing air bersih yakni pipa shaf berukuran 1 ½ inci, pipa cabang berukuran 1 inci, dan pipa alat plambing berukuran ½ inci. Hasil-hasil tersebut berbeda dengan perencanaan oleh pihak pengembang, dimana untuk keseluruhan pipa air bersih menggunakan pipa berukuran ¾ inci. Hasil analisa terhadap sistem plambing air buangan grey water adalah menggunakan pipa shaf berukuran 3 inci, pipa cabang dan pipa perangkap yang masing-masing berukuran 2 inci. Hasil analisa terhadap sistem plambing air buangan black water seluruhnya menggunakan pipa berukurun 3 inci. Sistem plambing air buangan yang dimiliki gedung ruko GVK saat ini sesuai dengan hasil analisa, dimana keseluruhannya memenuhi ketentuan dalam SNI 8153:2015, namun tidak dilengkapi dengan pipa vent.Kata Kunci - ruko GVK, sistem plambing air bersih, sistem plambing air buangan, SNI 8153:2015
Tinjauan Terhadap Perancangan Sistem Plambing Air Bersih Dan Air Buangan Pada Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado Matero, Rivo; Legrans, Roski R. I.; Mangangka, Isri R.
TEKNO Vol 18, No 75 (2020)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan karena kebutuhan air bersih dalam suatu bangunan sangatlah penting khususnya Gedung Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado dengan desain bangunan bertingkat 3 (tiga) lantai yang berlokasi di Jln. Jl. Kampus UNSRAT Kelurahan Bahu, Manado, Indonesia, dan saat ini telah dilengkapi dengan sitem plambing air bersih dan air buangan. Dari kondisi sistem plambing Gedung Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado masih banyak yang mengalami kekurangan kebutuhan air bersih bahkan ada beberapa alat plambing yang tidak terlayani di duga kurangnya tekanan air, maka perlu ditinjau kesesuaian sistem plambing yang ada dengan berdasarkan SNI 8153:2015 tentang sistem plambing pada bangunan yang telah menjadi acuan normatif di Indonesia. Juga untuk sistem plambing pada air buangan harus ditinjau kesesuaiannya berdasarkan SNI 8153:2015 sehingga dapat mengontrol air buangan dan dapat menciptakan lingkungan yang sehat. dalam analisa dibuat per unit yaitu unit A, B, C dan Unit Toilet. Hasil perhitungan untuk Unit A : i) pemakaian air rata-rata per hari, (Qd) = 14.61654495 m3/hari, ii) pemakaian air pada jam puncak (Qh-max) = 3.197369208 m3/jam, iii) pemakaian air pada menit puncak (Qm-max) = 0.106578974 m3/menit, iv) kapasitas tangki atas (VR) = 2.66447434 m3, dan v) kapasitas tangki bawah (VE) = 4.872182 m3. Untuk Unit B, diperoleh hasil : i) pemakaian air rata-rata per hari (Qd) = 8.981223552 m3/hari, ii) pemakaian air pada jam puncak (Qh-max) = 1.96464265 m3/jam, iii) pemakaian air pada menit puncak (Qm-max) = 0.065488088 m3/menit, iv) kapasitas tangki atas (VR) = 1.63 m3, dan v) kapasitas tangki bawah (VE) = 2.9937 m3. Untuk Unit C, diperoleh hasil : i) pemakaian air rata-rata per hari (Qd) = 6.63607657 m3/hari, ii) pemakaian air pada jam puncak (Qh-max) = 1.451641749 m3/jam, iii) pemakaian air pada menit puncak (Qm-max) = 0.048388058 m3/menit, iv) kapasitas tangki atas (VR) = 1.209701 m3, dan v) kapasitas tangki bawah (VE) = 2.212026 m3. Untuk Unit Toilet, diperoleh hasil : i) pemakaian air rata-rata per hari (Qd) = 30.24 m3/hari, ii) pemakaian air pada jam puncak (Qh-max) = 6.62 m3/jam, iii) pemakaian air pada menit puncak (Qm-max) = 0.22 m3/menit, iv) kapasitas tangki atas (VR) = 12.94275 m3, dan v) kapasitas tangki bawah (VE) = 10.08 m3. Hasil analisa sistem plambing air bersih yakni untuk unit A : pipa shaf berukuran 1 inci, pipa cabang berukuran 1 inci, dan pipa alat plambing berukuran ½ inci, untuk unit B : pipa shaf berukuran 1¼ inci, pipa cabang berukuran 1 inci, dan pipa alat plambing berukuran ½ inci, untuk unit C : pipa shaf berukuran 1 inci, pipa cabang berukuran 1 inci, dan pipa alat plambing berukuran ½ inci dan untuk unit toilet : pipa shaf berukuran 1½ inci, pipa cabang berukuran 1¼ inci, dan pipa alat plambing berukuran ½. Hasil-hasil tersebut masih sama dengan perencanaan oleh pihak pengembang, dimana untuk keseluruhan pipa air bersih menggunakan pipa berukuran ½ inci. Hasil analisa terhadap sistem plambing air buangan grey water adalah menggunakan pipa shaf berukuran 3 inci, pipa cabang dan pipa perangkap yang masing-masing berukuran 3 inci. Hasil analisa terhadap sistem plambing air buangan black water seluruhnya menggunakan pipa berukurun 4 inci. Sistem plambing air buangan yang dimiliki gedung laboratorium FATEK UNSRAT saat ini sesuai dengan hasil analisa, dimana keseluruhannya memenuhi ketentuan dalam SNI 8153:2015.Kata kunci - laboratorium fakultas Teknik UNSRAT, sistem plambing air bersih, sistem plambing air buangan, SNI 8153:2015
Pengaruh Penambahan Geopolymer Berbahan Fly Ash Dari PLTU Terhadap Kuat Geser Pada Tanah Pasir Berlempung Erfanto, Anggi; Legrans, Roski R. I.; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 18, No 76 (2020)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan geopolymer berbahan dasar fly ash dari PLTU terhadap kadar air, kuat geser, regangan dan modulus elasitisitas tanah pasir berlempung. Penelitian dilakukan melalui pengujian laboratorium terhadap variasi penambahan geopolymer dengan persentase 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap berat tanah yang digunakan pada masing-masing variasi, dengan menggunakan alat uji tekan bebas. Analisa varians (ANAVA) dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan geopolymer berbahan dasar fly ash terhadap kadar air, kuat geser, regangan dan modulus elastisitas tanah berlempung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat geser tanah asli adalah 0,625 kg/cm2. Setelah penambahan 5% geoplymer kuat geser benda uji menjadi 0,672 kg/cm2, pada penambahan 10 % geoplymer kuat geser benda uji menjadi 1,006 kg/cm2, pada penambahan 15% geoplymer kuat geser benda uji menjadi 1,088 dan pada penambahan 20% geoplymer kuat geser benda uji menjadi 0,719 kg/cm2. Hasil analisa varians menunjukkan bahwa penambahan geopolymer berpengaruh secara signifikan (F>0.05) terhdap kadar air, kuat geser, regangan dan modulus elastisitas. Berdasarkan uji Dunnet, variasi penambahan 15% memberikan selisih kuat geser terbesar terhadap kuat geser tanah asli dibandingkan variasi penambahan yang lain. Berdasarkan analisis statistik tersebut, penggunaan geopolymer yang disarankan untuk memperbaiki tanah adalah penambahan geopolymer dengan rasio 15%.. Kata kunci - tanah berlempung, fly ash PLTU, geopolymer, kuat geser
Studi Penurunan Kualitas Udara Ambien Akibat Debu Dari Kendaraan Bermotor (Studi Kasus: Jl. R. W. Monginsidi Depan Kawasan Bahu Mall Manado) Uniplaita, Jeverson; Mangangka, Isri R.; Legrans, Roski R. I.
TEKNO Vol 18, No 76 (2020)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jl. R. W. Monginsidi depan kawasan Bahu Mall Manado merupakan jalan utama yang memiliki akses ke kawasan Bahu Mall Manado. Segmen jalan ini banyak dilalui kendaraan bermotor dan merupakan salah satu titik kemacetan kendaraan bermotor yang ada di kota Manado. Kendaraan bermotor dapat memproduksi partikulat diantaranya (PM10) yang apabila kosentrasinya tinggi maka dapat menurunkan kualitas udara ambien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara volume kendaraan bermotor berdasarkan jenis kendaraan dengan konsentrasi partikulat (PM10), dan mengetahui status kualitas udara akibat konsentrasi partikulat (PM10) berdasarkan baku mutu dan indeks standar pencemaran udara (ISPU). Penelitian ini mengukur kosentrasi partikulat (PM10) dengan EPAM 5000 HAZ DUST Particle Air Monitor dan mengukur volume kendaraan bermotor dengan Multi Counter, di Jl. R. W. Monginsidi depan kawasan Bahu Mall Manado. Analisis data dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui korelasi antara volume kendraan bermotor dan kosentrasi partikulat (PM10) dengan menggunakan metode korelasi, menganalisa status kualitas udara ambien menggunakan indeks standar pencemaran udara (ISPU) dan baku mutu udara. Hasil (I) analisis kualitas udara ambien dengan metode baku mutu menunjukan rata-rata kosentrasi partikulat (PM10) bulan Juli 2020 selama 6 hari sebesar 10.34 (ug/m3) dan pada bulan November 2020 selama 2 hari sebesar 15.90 (ug/m3), sedangkan pada analisis metode Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukan rata-rata nilai ISPU bulan Juli 2020 selama 6 hari sebesar 10.34 dan pada bulan November 2020 selama 2 hari sebesar 15.90. Hal ini menjelaskan bahwa kosentrasi tersebut masih berada di bawah baku mutu yang artinya kosentrasinya tidak mencemari lingkungan dan tidak ada efek negatif yang ditimbulkan bagi kesehatan manusia atau makhluk hiduplainnya., (II) analisis metode korelasi menunjukan hubungan kendaraan ringan (KR) terhadap kosentrasi partikulat (PM10) linier dan positif sangat kuat sebesar 0.834, kendaraan berat (KB) terhadap kosentrasi partikulat (PM10) linier dan negatif lemah sebesar -0.332, dan sepeda motor (SM) terhadap kosentrasi partikulat (PM10) linier dan positif kuat sebesar 0.630. Hal ini menjelaskan bahwa adanya konstribusi kendaraan bermotor dalam peningkatan kosentrasi partikulat (PM10). Kata kunci – partikulat (PM10), kendaraan bermotor
Desain IPAL Komunal Subsurface Constructed Wetland Sebagai Pengolahan Air Limbah Domestik Di Kelurahan Karame Kota Manado Moh. Ghifary A. Modeong; Isri R. Mangangka; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 20 No. 81 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak hubungan antara jumlah penduduk dan pengelolaan lingkungan yaitu meningkatnya daerah kumuh dan padat penduduk. Kelurahan Karame saat ini merupakan daerah padat penduduk (208,5 orang/Ha) yang belum memiliki IPAL komunal serta sanitasi yang buruk, beberapa hal tersebut menjadi tujuan penelitian untuk merencanakan adanya desain IPAL secara komunal pada Kelurahan Karame Lingkungan IV dan V untuk IPAL tipe subsurface constructed wetland.Metode penelitian yang digunakan yaitu berupa perencanaan kuantitatif dengan lokasi penelitian berada di Lingkungan IV dan Lingkungan V, Menggunakan sampling kualitas air serta perencanan desain Detail Engineering Design. Data primer yang diambil adalah Jumlah Kartu Keluarga, Parameter kualitas air limbah, luas lahan rencana serta debit air limbah. Data sekunder adalah peta lokasi dan baku mutu. Dimensi pengolahan Bak ekualisasi-Reaktor-Bak penampung. Kondisi lingkungan IV & V masih memiliki sistem drainase yang buruk, sampling air diperoleh dari 3 titik sampling pipa effluent yang diambil pada pukul 09.30-11.00 dengan hasil uji BOD 82,55, COD 400 serta TSS 86,11 (mg/L). Dengan baku mutu masing-masing 30,100 dan 30 (mg/L). KK diambil 43 KK dan disurvei. Debit rencana Qpeak Lingk IV dan V yaitu 0,0022 m3/s dan 0,0027 m3/s.Hasil dimensi unit bak pengumpul semua ling adalah 2 m x 1 m. Dimensi reaktor subsurface constructed wetland Ling IV 65 m x 10 m, Ling V adalah 78 m x 10 m. Bak kontrol setiap ling adalah 2,46 m x 1,23 m. Perkiraan efisiensi penurunan pencemar sebesar 76% dengan baku mutu yang ada. Perawatan dan Operasional dapat dilihat pada panduan yang disusun. Kata kunci – IPAL Komunal, constructed wetland, Kelurahan Karame, air limbah domestik.
Analisis Kinerja Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado Lafenia Rawis; Isri R. Mangangka; Roski R. I. Legrans
TEKNO Vol. 20 No. 81 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melalui hasil observasi dilapangan diketahui RS. Bhayangkara Tk. III Manado telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), meskipun demikian limbah yang dihasilkan dikhawatirkan masih mengandung bahan berbahaya yang memiliki potensi yang berdampak penting terhadap penurunan kualitas lingkungan dan secara langsung memiliki potensi bahaya kesehatan bagi penduduk sekitar rumah sakit. Hal ini terlihat dari adanya septic tank pada setiap bangunan unit-unit kesehatan dan perawatan pasien yang dilengkapi dengan bak kontrol untuk mengolah air limbah terutama dari toilet sehingga proses anaerobik dapat terjadi untuk meminimalisasi parameter pencemar terutama COD dan BOD sebelum diolah di IPAL. Untuk limbah non-WC seperti air cucian dari westafel atau keran-keran pada setiap unit kesehatan langsung dialirkan ke IPAL. Analisis data primer meliputi pengambilan sampel air limbah dan analisis di laboratorium menggunakan parameter yaitu pH, COD, BOD, TSS, Minyak dan Lemak, Amoniak. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa IPAL yang dimiliki RS. Bhayangkara Tk. III Manado termasuk dalam kategori cukup efisien. Cukup efisien kinerja IPAL tersebut dapat dilihat dari penurunan kandungan BOD dari 76 mg/l menjadi 1 mg/l dengan efisiensi 98,68%, kandungan COD dari 79 mg/l menjadi <1,44 mg/l dengan efisiensi >98,18%, kandungan TSS dari 28 mg/l menjadi 1 mg/l dengan efisiensi 96,43%, kandungan Minyak dan Lemak dari 1,4 mg/l menajdi 1,0 mg/l dengan efisiensi 28,57%, dan Amoniak dari 72 mg/l menjadi 4 mg/l dengan efisiensi 94,44%. Jenis IPAL yang digunakan adalah IPAL Biofilter Anaerobic Aerobic dengan merk produk Biofive. Kiranya penelitian ini bisa Memberikan kontribusi ilmiah terhadap peningkatan kinerja sistem IPAL RS. Bhayangkara Tk. III Manado agar efluen yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu.Kata kunci – IPAL, RS Bhayangkara Tk. III Manado, parameter Limbah Cair