Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains Alami (Known Nature)

Analisis Struktur Komunitas Fitoplankton pada Perairan Tambak Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Rahmah, Ilvi Iftitahur; Laili, Saimul; Lisminingsih, Ratna Djuniwati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i2.11882

Abstract

Phytoplankton is microscopic organisms that has a role primary producer and  bioindicator of a waters. This study aims to analyze the differences in the phytoplankton community in ponds near and far from settlements as well as to find the condition of the waters. Stations by purposive sampling at 2 stations. The research was conducted in February 2021 in Tanggulrejo Village, Manyar District, Gresik Regency. Phytoplankton samples were analyzed using diversity index (H'), uniformity index (E), dominance index (C), and important value index (INP). The water quality parameters measured were temperature, air brightness, TDS, salinity, DO, dissolved CO2, pH, and nitrate. Statistical test analysis is t test and PCA. The results highest phytoplankton community structure in ponds near settlements, namely, Bacillariophyceae and there were 17 genera, while those far from settlements highest was Cyanophyceae and there were 11 genera. The diversity index value (H') of ponds near medium to settlements is 2.48 while ponds far from settlements is 1.8 which describes the category of phytoplankton community. The Uniformity Index (E) value ponds near settlements is 0, 242, while ponds far from settlements is 0,242 which describes the uneven distribution of phytoplankton. The value of the Dominance Index (C) which is close to the settlement is 0.274, while pond far from the settlement is 0.476, which indicates there is no dominance of a particular genus. The results of water quality parameters indicate that the condition of the shrimp pond waters is polluted because it exceeds the SNI threshold for aquaculture.Keywords: Community Structure, Phytoplankton, Shrimp PondABSTRAKFitoplankton merupakan salah satu oragnisme mikroskopis yang mempunyai peran sebagai produsen primer dan dapat dijadikan sebagai bioindikator suatu perairan, salah satunya tambak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan struktur komunitas fitoplankton pada tambak yang dekat dan jauh dengan pemukiman sekaligus mengevaluasi kondisi perairannya. Penentuan stasiun secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara random di 2 stasiun, masing-masing stasiun tiga titik. Penelitian dilakukan pada Februari 2021 di Desa Tanggulrejo Kecematan Manyar, Kabupaten Gresik. Sampel fitoplankton dianalisis  menggunakan indeks keanekargaman (H’), indeks keseragaman (E), indeks dominasi (C), dan indeks nilai penting (INP). Parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, kecerahan air, TDS, salinitas, DO, CO2 terlarut, pH, dan nitrat. Analisis uji statistik yang digunakan adalah uji t dan PCA. Hasil penelitian menujukkan struktur komunitas fitoplankton tertinggi pada tambak yang dekat pemukiman yaitu, Bacillariophyceae dan ada 17 genus, sedangkan yang jauh dari pemukiman yang tertinggi adalah Cyanophyceae dan ada 11 genus. Nilai Indeks keanekaragaman (H’) tambak dekat dengan pemukiman adalah 2,48, sedangkan tambak jauh dari pemukiman adalah 1,8 yang menggambarkan komunitas fitoplankton kategori sedang. Nilai Indeks Keseragaman (E) tambak dekat pemukiman adalah 0, 242, sedangkan tambak jauh dari pemukiman adalah 0,242 yang menggambarkan tidak merata distribusi fitoplankton. Nilai Indeks Dominasi (C) yang dekat dengan pemukiman adalah 0,274, sedangkan tambak jauh dari pemukiman adalah 0,476, yang menggambarkan tidak ada dominasi genus tertentu. Hasil pengukuran parameter kualitas air  menunjukkan kondisi perairan tambak udang yang tercemar karena melebihi ambang batas SNI budidaya.Kata kunci : Struktur Komunitas, Fitoplankton, Tambak Udang
Struktur Komunitas Plankton Tambak Polikultur Bandeng (Chanos chanos) dan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Desa Tebaloan Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik Muaffah, Zumrotul; Laili, Saimul; Lisminingsih, Ratna Djuniwati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i2.11894

Abstract

AbstractPlankton is an organism that has a very small size or micro-organisms that live floating in the waters. This study aims to compare the abundance, diversity, uniformity, dominance, importance of plankton and water quality in milkfish and shrimp polyculture ponds in the Tebaloan village, Duduksampeyan District, Gresik Regency. This research was conducted in Tebaloan Village, Duduksampean District and sampling was carried out at 08.00-10-00 WIB. The plankton sample method uses purposive sampling. The results showed the diversity of plankton consisting of 20 plankton with 16 phytoplankton and 4 zooplankton. At station I, the most common classes were Bacillariophyceae, Cyanophyceae and Chlophyceae. Meanwhile, at station II, the classes were mostly Cyanophyceae. In the community structure, the Diversity Index (H') value is 1.21-1.97 which is categorized as medium. The Uniformity Index (E) is 0.13-0.21 which is categorized as low. Meanwhile, the Dominance Index (C) is 0.39-0.52, at station I is categorized as high and at station II categorized as low. Parameters carried out during the study were temperature, water brightness, TDS, salinity, pH, DO, dissolved CO2 and nitrate. The results of water quality measurements in both polyculture ponds were categorized as medium or poor pond waters for cultivating milkfish and vannamei shrimp.Keywords: Plankton, Community Structure, Polyculture PondABSTRAKPlankton merupakan organisme yang memiliki ukuran yang sangat kecil atau bisa juga disebut jasad renik yang hidup melayang di perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kelimpahan, diversitas, keseragaman, dominansi, nilai penting plankton dan kualitas air pada tambak polikultur bandeng dan udang di Desa Tebaloan Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan di Desa Tebaloan Kecamatan Duduksampean dan pengambilan sampel dilakukan pada pukul 08.00-10-00 WIB. Metode sampel plankton menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan keanekaraaman plankton yang terdiri dari 20 plankton dengan 16 fitoplankton dan 4 zooplankton. Pada stasiun I paling banyak ditemukan adalah kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae dan Chlophyceae. Sedangkan pada stasiun II ditemukan paling banyak adalah kelas Cyanophyceae. Pada struktur komunitas nilai Indeks Keanekaragaman (H’) 1.21-1.97 yang dikategorikan sedang. Nilai Indeks Keseragaman (E) 0.13-0.21 yang dikategorikan rendah. Sedangkan nilai Indeks Dominansi (C) 0.39-0.52, pada stasiun I dikategorikan tinggi dan pada stasiun II dikategorikan rendah. Parameter yang dilakukan saat penelitian adalah suhu, kecerahan air, TDS, salinitas, pH, DO, CO2 terlarut dan nitrat. Hasil pengukuran kualitas air pada kedua tambak polikultur dikategorikan sebagai perairan tambak sedang atau kurang baik untuk membudidayakan ikan bandeng dan udang vannamei.Kata kunci : Plankton, Struktur Komunitas, Tambak Polikultur
Perbandingan pH dan BJ Susu Sapi (Bos taurus) pada Pemerahan Pagi dan Sore di KUD Argopuro Krucil Probolinggo: Comparison of pH and BJ of Cow's Milk (Bos taurus) at Morning and Afternoon Milking at KUD Argopuro Krucil Probolinggo Fitriah, Eka; Lisminingsih, Ratna Djuniwati; Ramadhan, Majida
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v5i2.16257

Abstract

Milk is a source of animal protein that has a strategic role in human life. BJ and pH are physical parameters that determine the quality of milk. Milking is done twice daily, in the morning and evening; different milking time intervals will produce different milk compositions. This study compared morning and evening milked milk's pH and BJ (specific gravity). The method used is observation, and the analysis used is the t-test. The analysis using the t-test showed that the pH and BJ of milk were significantly different (P>0.05) in the morning and afternoon milking. pH and BJ at the time of milking in the morning and evening, according to SNI No 01-3141-2011, regarding the quality of cow's milk.  Keywords: Specific Gravity, KUD Argopuro Krucil, pH, milking morning and afternoon.   ABSTRAK Susu merupakan sumber protein hewani yang mempunyai peran strategis dalam kehidupan manusia. BJ dan pH merupakan parameter fisika yang ikut menentukan kualitas susu. Pemerahan susu dilakukan dua kali dalam sehari yaitu di waktu pagi dan sore hari, interval waktu pemerahan yang berbeda akan menghasilkan komposisi susu yang berbeda. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk membandingkan pH, dan BJ (berat jenis) pada susu pemerahan pagi dan sore.  Metode yang digunakan yaitu observasi dan analisis yang digunakan adalah uji t.  Hasil analisis menggunakan uji t menunjukkan bahwa pH, dan BJ susu berbeda nyata (P>0,05) pada pemerahan pagi dan sore. pH dan BJ pada waktu pemerahan pagi dan sore hari sesuai  dengan SNI No 01-3141-2011, tentang kualitas susu sapi.   Kata kunci: Berat Jenis, KUD Argopuro krucil, pH, pemerahan pagi sore
Uji Efektivitas Perasan Daun Beluntas (Pluchea indica) Terhadap Mortalitas Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus): TEST THE EFFECTIVENESS OF BELUNTAS LEAF EXTRACT (Pluchea indica) AGAINST MORTALITY OF SUBTERRANEAN TERMITES (Coptotermes curvignathus) Saputri, Rizki Dwi; Djuniwati Lisminingsih, Ratna; Zayadi, Hasan
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v6i2.18479

Abstract

Subterranean termites are a type of termite that can cause damage to buildings made of wood. The bioactive content of beluntas leaves has the potential as a vegetable pesticide that can kill termites. Research has been carried out to determine the effect and effective concentration of beluntas leaf juice on the LC50 value, as well as the effect of abiotic factors on the mortality of subterranean termites. The parameters of this study were termite mortality after being given treatment and measuring abiotic factors during the study. This study used a completely randomized design (CRD) with 2 stages of testing, a preliminary test and a definitive test. The abiotic factor parameters measured were air temperature, air humidity, soil moisture, and light intensity. The definitive test to get the LC50 used 4 treatments, namely 0%, 40%, 63%, and 100%, the concentration according to the results of the logarithm calculation from the results of the preliminary test. Observations were carried out every 24 hours for 72 hours. Data were analyzed using probit analysis as well as ANOVA test and chi-square test for abiotic factor parameters. The results of the probit analysis test showed that the LC50-24 hours was 48%, the LC50-48 hours was 23.75% and the LC50-72 hours was 12.74%. The results of the ANOVA test showed that there were significant differences in the mortality of subterranean termites after being treated with concentrations of 0%, 40%, 50%, and 100%. The most effective concentration is 100% concentration. The effective concentration of beluntas leaf juice (Pluchea indica) can kill 50% of subterranean termites for 24, 48 and 72 hours, namely LC50-24 hours is 40%, LC50-48 hours is 23.75%, LC50-72 hours is 12.74 %. Keywords: Beluntas Leaves (Pluchea indica), Mortality, Subterranean Termites (Coptotermes curvignathus)   ABSTRAK Rayap tanah merupakan jenis rayap yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang berbahan dasar kayu. Kandungan bioaktif daun beluntas berpotensi sebagai pestisida nabati yang dapat membunuh rayap. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan kosentrasi efektif perasan daun beluntas nilai LC50, serta pengaruh faktor abiotik terhadap mortalitas rayap tanah. Parameter penelitian ini yakni mortalitas rayap setelah diberikan perlakuan serta mengukur faktor abiotik selama penelitian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 tahap pengujian, uji pendahuluan dan uji definitif. Parameter faktor abiotik yang diukur yakni suhu udara, kelembapan udara, kelembapan tanah, dan intensitas cahaya. Uji definitif untuk mendapatkan LC50 menggunakan 4 perlakuan yaitu 0%, 40%, 63%, dan 100%, kosentrasi sesuai hasil perhitungan logaritma dari hasil uji pendahuluan. Durasi pengamatan dilakukan setiap 24 jam selama 72 jam. Data dianalisis dengan menggunakan analisis probit serta uji ANOVA dan uji chi-square untuk parameter faktor abiotik. Hasil uji analisis probit menunjukkan menunjukkan nilai LC50-24 jam adalah 48%, LC50-48 jam adalah 23,75% dan LC-72 jam sebesar 12,74 %. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signfikan mortalitas rayap tanah setelah diberi perlakuan kosetrasi 0%, 40%, 50%, dan 100%. Kosentrasi yang paling efektif dalam mempengaruhi mortalitas rayap tanah yaitu kosentrasi 100%. Kata kunci: Daun Beluntas (Pluchea indica), Mortalitas, Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus)