Suyahmo Suyahmo
Universitas Negeri Semarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

BISNIS KELUARGA MANGKUNEGARAN Muhammad Iqbal Birsyada; Wasino Wasino; Suyahmo Suyahmo; Hermanu Joebagio
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 24, No 1 (2016): Ekonomi (Bisnis) Islam
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.24.1.975

Abstract

The history of economic development of Javanese community has experienced a very unique dynamic. In the XV and XVI centuries, trading tradition has been done by Javanese community along the north coastal of Java. But, the trading tradition getting dimmer in line with the strategy of economic centralization carried out by Sultan Agung prohibiting the people to trade in foreign countries. In the XIX century, that’s econdition is change, Mangkunegara IV restore the entrepreneurial tradition through various strategies. In addition, to restoring the entrepreneurial tradition of Javanese society, Mangkunegara IV also broke the old tradition of kepriyayinan (Javanese aristocrate) to want to do business, not just live in pleasure as breeds nobility or gentry class. Therefore, reviewing to the business strategy of Mangku­negaran IV becomes important, as part of the history of economic develop­ment Javanese community. By using the historical method and a multi­dimensional approach, through a variety of primary sources such as Mangku­negara IV literature, the study found that the Mangkunegaran IV’s business strategy conducted by building a centers of sugar cane farm and modernization of sugar factories on a large scale, so as to obtain additional revenue for the Mangkunegaran IV family. The successfull of his business, demonstrates to the Javanese nobility that he was a king who had a strong entrepreneurial spirit.
Analisis Kebutuhan Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Program Pendidikan Karakter untuk Siswa Boarding Scholl Berbasis Sis Dorm Nurul Hidayah; Suyahmo Suyahmo; Agustinus Sugeng Priyanto
Jurnal Basicedu Vol 6, No 2 (2022): April Pages 1500- 3199
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2552

Abstract

Perkembangan sikap siswa di asrama merupakan hal yang penting bagi sekolah dan orangtua. Untuk mengoptimalkan sikap siswa dibutuhkan solusi yang tepat mengingat masa pandemi memberi efek psikologi siswa. Pembina asrama dan guru sangat berperan penting dalam hal ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan instrumen penilaian sikap siswa yang terdiri penilaian sikap sosial dan sikap spiritual di asrama. Desain SIS Dorm yang diusulkan harapannya memberikan alternatif instrument yang efektif dan efisien. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kebutuhan media instrumen 95,5% menjawab pengembangan instrumen berbasis SIS Dorm. (2) Sesuai kebutuhan penilaian sikap siswa, 95,4% menjawab bahwa SIS Dorm penggunannya untuk pembina asrama, guru (walikelas dan konselor), siswa, dan orangtua. (3) Fungsi SIS Dorm 81,8% menjawab akan mendukung semua hal yang dibutuhkan oleh asrama dan sekolah terkait penilaian sikap siswa. Adapun pengembangan instrument penilaian sikap siswa terintegrasi dengan program pendidikan karakter sekolah
Analisis Kebutuhan Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Program Pendidikan Karakter untuk Siswa Boarding Scholl Berbasis Sis Dorm Nurul Hidayah; Suyahmo Suyahmo; Agustinus Sugeng Priyanto
Jurnal Basicedu Vol 6, No 2 (2022): April Pages 1500- 3199
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2552

Abstract

Perkembangan sikap siswa di asrama merupakan hal yang penting bagi sekolah dan orangtua. Untuk mengoptimalkan sikap siswa dibutuhkan solusi yang tepat mengingat masa pandemi memberi efek psikologi siswa. Pembina asrama dan guru sangat berperan penting dalam hal ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan instrumen penilaian sikap siswa yang terdiri penilaian sikap sosial dan sikap spiritual di asrama. Desain SIS Dorm yang diusulkan harapannya memberikan alternatif instrument yang efektif dan efisien. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kebutuhan media instrumen 95,5% menjawab pengembangan instrumen berbasis SIS Dorm. (2) Sesuai kebutuhan penilaian sikap siswa, 95,4% menjawab bahwa SIS Dorm penggunannya untuk pembina asrama, guru (walikelas dan konselor), siswa, dan orangtua. (3) Fungsi SIS Dorm 81,8% menjawab akan mendukung semua hal yang dibutuhkan oleh asrama dan sekolah terkait penilaian sikap siswa. Adapun pengembangan instrument penilaian sikap siswa terintegrasi dengan program pendidikan karakter sekolah
Penerapan Kearifan Lokal dalam Pelestarian Gumuk Mochamad Ainul Yaqin; Suyahmo Suyahmo; Hamdan Tri Atmaja
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Gumuk merupakan istilah khusus yang diberikan masyarakat pada suatu bukit di Jember. Dengan ketinggian berkisar antara 1 meter sampai 57,7 meter, unsur utama gumuk adalah batuan dan tanah. Namun, seiring berjalannya waktu gumuk banyak yang di eksploitasi oleh warga sekitar terutama pemilik gumuk tersebut yang berdampak pada kerusakan lingkungan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya keberadaan gumuk perlu diberi pendidikan untuk pelestarian yang berbasis kearifan lokal masyarakat Jember. Jadi, bagaimana menerapkan kearifan lokal dalam pelestarian gumuk?. Abstract. Gumuk is a special term given by the community to a hill in Jember. With a height ranging from 1 meter to 57.7 meters, the main elements of the dune are rock and soil. However, over time many dunes have been exploited by residents, especially the owners of the dunes, which have an impact on environmental damage. The lack of public knowledge about the importance of the existence of dunes needs to be given education for conservation based on the local wisdom of the Jember community. So, how to apply local wisdom in the preservation of the dune?.
Pembelajaran Paradigma Baru pada Era Digital di Sekolah Multi Etnik Tri Astuti; Suyahmo Suyahmo; Masrukhi Masrukhi; Ngabiyanto Ngabiyanto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran paradigma baru di era digital harus dilaksanakan secara inovatif karena menentukan keberhasilan tujuan. Dalam suatu pembelajaran terdapat tujuan yang harus tercapai, karena hal tersebut merupakan indikator penentu berhasil atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran paradigma baru merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan nilai karakter yang relevan dengan Pancasila. Tujuan penelitian adalah menganalisis penerapan pembelajaran para digma baru di era digital di sekolah multi etnik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa SD THHK kota Tegal. Keabsahan data dilakukan dengan Teknik triangulasi data. Teknik analisis data meliputi menyusun secara sistematis data yang diperoleh, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting serta menyusun simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran di sekolah, khususnya di SD THHK telah berorientasi pada kompetensi siswa. Pendidikan karakter diterapkan dengan mengacu pada dimensi Pancasila. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran pada era digital ini. Implikasi penelitian bagi masyarakat, khususnya guru adalah dapat mengoptimalkan perannya sebagai pengajar dan pendidik di era yang modern ini. Guru harus menyadari bahwa mengajar membutuhkan penerapan model pembelajaran yang inovatif dan media pembelajaran yang berbasis teknologi.
Promoting Peacebuilding through Humanistic Learning in History Class Ba'in Ba'in; Suyahmo Suyahmo; Suwito Eko Pramono; Hamdan Tri Atmaja; Muhammad Shokheh; Endah Sri Hartatik
Paramita: Historical Studies Journal Vol 34, No 1 (2024): The Election and Political History
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v34i1.44975

Abstract

This study aims to construct a history-learning scheme using a humanistic approach to create peace in the Boyolali region. This study used a descriptive method within the Cresswell framework. This study’s data sources were informants, consisting of fifteen participants. Data analysis applies an interactive model. The results showed that mass trauma related to past events, namely the 1965 Incident, still occurred in Boyolali, which is an indication of the ambivalence of society and has an impact on a less harmonious social situation. Reconciliation through education is necessary for creating a peaceful atmosphere. A history-learning scheme with a humanistic approach, which is constructed based on the phenomena and social conditions of the community, has succeeded in creating a proactive learning atmosphere to break hatred and spread the spirit of peace. In conclusion, history learning with a humanistic approach is relevant for creating a peaceful society, free of conflict and ambivalence, and able to think constructively about social development in the Boyolali region.Penelitian ini bertujuan untuk menyusun skema pembelajaran sejarah dengan pendekatan humanistik untuk menciptakan perdamaian di wilayah Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam kerangka Cresswell. Sumber data penelitian ini adalah informan yang terdiri dari lima belas partisipan. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trauma massal terkait peristiwa masa lalu yaitu Peristiwa 1965 masih terjadi di Boyolali yang merupakan indikasi ambivalensi masyarakat dan berdampak pada kurang harmonisnya situasi sosial. Rekonsiliasi melalui pendidikan diperlukan untuk menciptakan suasana damai. Skema pembelajaran sejarah dengan pendekatan humanistik yang dibangun berdasarkan fenomena dan kondisi sosial masyarakat berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang proaktif untuk mematahkan kebencian dan menyebarkan semangat perdamaian. Kesimpulannya, pembelajaran sejarah dengan pendekatan humanistik relevan untuk mewujudkan masyarakat damai, bebas konflik dan ambivalensi, serta mampu berpikir konstruktif terhadap pembangunan sosial di wilayah Boyolali.