Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Gaya Arsitektur di Kawasan Kota Tua Jalan Gajah Mada, Denpasar Agreichorna F. B. Sau Sau; I Gusti Ngurah Made Dwi Ana Toya; I Putu Wisnu Adi Setiawan; Ni Wayan Meidayanti Mustika; Putu Gede Wahyu Satya Nugraha
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. S1 (2021): UNDAGI: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa (Special Issue
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.9.S1.4303.99-108

Abstract

The old town area on Jalan Gajah was used as a trading center. This area is motivated by old buildings that functioned as shops. These old buildings are categorized as cultural heritage buildings or heritage buildings in the heritage area of Jalan Gajah Mada which have aesthetic values from both exterior and interior. The buildings in the old city area on Jalan Gajah Mada have various architectural styles. This study aims to determine how the architectural style of the existing buildings in the Gajah Mada street area using a qualitative descriptive method. Data collection is done through direct observation of the object of research. The results showed that the architectural style in the Old Town area of Jalan Gajah Mada applied 3 architectural styles, namely, traditional Balinese, Chinese and Colonial architectural styles. The three architectural styles are unique in each of their respective styles. In the development of Denpasar City, the buildings that still exist are made into cultural heritage or heritage buildings that should be maintained by the architectural style of the building
Adaptasi Rumah Adat Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng dengan Penyandang Disabilitas Made Anggita Wahyudi Linggasani; Krisna Adi Suryantara Putra; I Made Tresna Bayu Sanjaya; Made Ganeswara Gunantara Anggriyawan; Putu Gede Wahyu Satya Nugraha
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 9 No. S1 (2021): UNDAGI: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa (Special Issue
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.9.S1.4320.28-34

Abstract

A traditional house or building that has its own identity in a certain area that is made into a place of residence by the smallest institution in a tribe or community group, namely the family. Different regions have different forms of the traditional house itself, it all depends on the culture and environmental conditions of the area of ​​the house, all of which have their own characteristics. But now many traditional houses have been abandoned by the community and more have shifted to modern buildings. The transition from traditional houses to modern homes is not without reason, but because modern homes are more comfortable to live in than modern homes. The comfort of living in a traditional house will be very lacking for people who have physical deficiencies or disabilities. Disability is not only mentioned for people who have physical deficiencies but people who have intellectual, mental, and sensory deficiencies are also called people with disabilities. For people who have physical limitations or disabilities, they often have difficulty in carrying out activities due to the lack of disability-friendly facilities in their scope, especially at home.
Typology of Balinese Traditional Ornaments in Resort Hotel Buildings in Sawangan, Kuta Selatan, Bali Putu Gede Wahyu Satya Nugraha; Made Suryanatha Prabawa
Architectural Research Journal Vol. 1 No. 2 (2021): ARJ: Architectural Research Journal
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1227.693 KB) | DOI: 10.22225/arj.1.2.2021.35-40

Abstract

Referring to the Bali Provincial Regulation Number 5 of 2005 which states that building facades must pay attention to aesthetic principles and characteristics of traditional Balinese architecture. This study aims to analyze the implementation and typology of traditional Balinese ornaments on the building of a resort hotel in Sawangan, Kuta Selatan. The use of ornaments at resorts building in Sawangan is inspired and takes forms from traditional Balinese ornaments. Therefore, it is necessary to study the characteristics of building ornaments through a typological approach and the results are useful in implementing regulations and preserving Balinese cultural values ​​in essential forms, especially in resort hotel architectural design. The method used in this study is a qualitative rationalistic approach to the concept and form of ornaments associated with traditional Balinese ornaments. The results of this study indicate a typology based on the concept of ornament forms and elements that are related or take ideas from traditional Balinese ornaments.
PKM SOSIALISASI MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA ALAM DAN KEBAKARAN PADA SISWA SDN 6 DI DESA SUMERTA KAUH PROVINSI BALI Putu Gede Wahyu Satya Nugraha; I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 4: April 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.229 KB)

Abstract

Desa Sumerta Kauh merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 - 10 meter diatas permukaan laut , curah hujan 2,757 mm , suhu udara antara 22- 29 derajat celcius , luas wilayah 89,40 Ha. Beberapa tahun belakangan ini bencana alam serta kebakaran sering terjadi di Kota Denpasar, bencana alamnya meliputi gempa bumi. Diperlukan pengelolaan bencana alam dan kebakaran untuk mengurangi risiko dan untuk menanggulangi bencana alam dan kebakaran yang terjadi, Sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang perlunya penanggulangan bencana alam dan kebakaran maka perlu dilakukan sosialisasi kepada siswa Sekolah Dasar. Dalam hal ini diambil sampelnya dari SDN 6 Sumerta. Kegiatan dilaksanakan di Desa Sumerta Kauh, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu: Metode Pengumpulan data, Menentukan Tema Pengabdian yang akan diberikan, Mencari Studi Pustaka, Membuat Materi Penyuluhan dan Menyajikan penyuluhan. Berdasarkan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan pada sekolah SDN 6 Sumerta, maka dapat diambil kesimpulan Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Program Kemitraan Masyarakat tentang sosialisasi mitigasi dan kesiapsiagaan bencanan alam dan kebakaran Siswa SDN 6 Sumerta diberikan dengan metode ceramah/pemberian materi, diskusi dan praktek. Pada saat pra sosialisasi sebesar 100% tidak mengerti tentang mitigasi bencana alam serta kebakaran dan pada saat pasca sosialisasi sebesar 100% mengerti tentang mitigasi bencana alam dan kebakaran. Hal ini berarti terjadi peningkatan pengetahuan peserta sebesar 100% terhadap sosialisasi mitigasi dan kesiapsiagaan bencana alam dan kebakaran yang diberikan
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG URBAN FARMING DI DESA SUMERTA KAUH PROVINSI BALI I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi; Putu Gede Wahyu Satya Nugraha
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 7: Juli 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.651 KB)

Abstract

Desa Sumerta kauh memiliki sumber daya manusia dan keuangan yang memadai sehingga menunjang Desa untuk dapat berkembang dengan baik. Desa Sumerta Kauh juga memiliki sarana dan prasarana yang sudah maju dan sumber mata pencaharian warganya yang beragam. Berdasarkan hasil analisis situasi di atas, muncul permasalahan yang perlu diselesaikan berkaitan dengan kegiatan pengabdian kepada masyakat ini untuk mitra yaitu kurangnya pemahaman masyarakat di Desa Sumerta Kauh terkait terkait tata cara memanfaatkan sampah berbasis sumber serta kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengoptimalkan program ketahanan pangan dengan menerapkan urban farming. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilaksanakan kegiatan sosialisasi kepada warga Desa Sumerta Kauh. Sosialisasi yang dilakukan terkait tata cara memanfaatkan sampah berbasis sumber untuk di kelola, dipilah dan diolah menjadi bahan pupuk organik/pupuk kompos bagi tanaman kepada masyarakat Desa Sumerta Kauh. Sosialisasi ini dilaksanakan oleh tim pelaksana PKM bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar. Hasil evaluasi secara umum terhahadap kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan telah mengubah perilaku masyarakat mitra dalam membuang sampah (memilah sampah) serta memberikan dampak yang signifikan terhadap pemanfaatan sampah organik pada kegiatan urban farming.
PKM MERTA ASIH HANDYCRAFT KABUPATEN BANGLI BALI I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi; Putu Yudha Asteria Putri; Putu Gede Wahyu Satya Nugraha
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 9: September 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan tersebut memiliki nilai ekonomi. Kaca yang sudah tidak terpakai biasanya hanya dibuang dan tidak berharga, tapi dengan keuletan dan keterampilan sebenarnya masih bisa diolah menjadi kerajinan yang memiliki nilai seni. Dari limbah kaca yang nyaris gratis akan menjadi kerajinan berharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah jika diolah. Program pengabdian masyarakat dilakukan pada usaha dagang dan produksi alat-alat upacara dari kaca “Merta Asih” yang terletak di Banjar Susut Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Merta Asih merupakan mitra yang dimiliki oleh Ni Ketut Agusniasih sekaligus sebagai pembuat/ pengrajin kerajinan kaca. Ibu Ni Ketut Agusniasih mulai merintis karyanya pada tahun 2015. Beliau mendapatkan keahlian ini secara turun temurun diantara keluarga besarnya. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra meliputi: 1) Belum memiliki pembukuan untuk menghitung laba rugi usaha. 2) Belum memiliki pembukuan dalam menghitung harga pokok produksi. 3) Pemasaran dilakukan belum optimal sehingga masih banyak yang belum mengetahui jelas produksinya serta belum memiliki katalog produk sehingga susah didalam melakukan promosi. Metode pelaksanaan untuk mengatasi permasalah tersebut meliputi: 1) Pembentukan dan perancangan system pembukuan laba rugi, 2) Pembentukan dan perancangan system pembukuan harga pokok produksi, dan 3) Pembuatan strategi promosi / pemasaran melalui online dan pembuatan katalog produk-produk yang dimiliki.
Pola Aktivitas Pengunjung Terhadap Ruang Terbuka Publik Pada Kawasan Pantai Melasti, Bali Putu Gede Wahyu Satya Nugraha; I Ketut Sugihantara
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol. 6 No. 1 (2022): JAUR Oktober
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v6i1.8245

Abstract

Melasti Beach was used as the object of research because it has a high level of visits, recorded during January and February 2021, the number of visitors who came to Melasti Beach was 86,214 people. The density of beach visitor activities and the existence of religious ritual activities in it are considered to represent the pattern of visitor activity in public open spaces. Seeing the high number of visits, the author is interested in conducting this research to find out what activities are taking place in it and also the pattern of activities in it. This aims to obtain a pattern of circulation of activities that take place in the research location to be a reference for designers in planning public open space facilities. The theory used in this research is behavior setting, which is studying the relationship between human behavior and the environment that accommodates these activities. The method of data collection is by observing the movement patterns of visitor activities and interviews and using questionnaires distributed to people who have visited Melasti Beach. Technical analysis of the data used is descriptive analysis is done to obtain the use of space based on a person's activity pattern which is described through behavior mapping. It takes several variables to analyze this research, including actors, activities, flow, time, and form. The results of this study are the activity patterns of Melasti Beach visitors which are divided into 3 types: high-intensity activity patterns occur during the day off, moderate intensity occurs on weekdays and low intensity occurs in the afternoon to evening.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI DESA SANGEH I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi; Putu Gede Wahyu Satya Nugraha
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 5: Mei 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ini merupakn suatu program yang harus dijalani setiap mahasiswa Universitas Warmadewa. Program KKN-PPM ini merupakan program yang bertujuan untuk membantu mengembangkan potensi masyarakat serta menggali potensi yang ada di suatu desa yang kemudian bisa menjadi objek vital yang kemudian bisa menyokong kehidupan di desa itu. Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung dari 2 Februari sampai dengan 2 Maret 2023, dengan tema Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengoptimalkan Potensi Desa Wisata di Wilayah Desa Sangeh. Adapun program-program kerja yang akan dilaksanakan yaitu program Penanggulangan dan Pembuangan Sampah Sembarangan dan Edukasi Mengenai Mekanisme Pengolahan Sampah, Edukasi dan Promosi UMKM, Pendataan Informasi Desa SDGS (Destinasi Wisata), Sosialisasi Posyandu bagi Masyarakat, dan Sosialisasi mengenai lingkungan kepada anak anak SD di Desa Sangeh.
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG BALE BANJAR BUALU KELURAHAN BENOA, KABUPATEN BADUNG Putu Gede Wahyu Satya Nugraha; I Gusti Agung Gede Nodya Dharmastika
Jurnal Anala Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.10.2.1301.9-15

Abstract

Banjar Bualu didirikan sekitar tahun 1905 dan merupakan banjar pertama yang dibentuk di kawasan Desa Adat Bualu. Terdapat 8 banjar yang ada di wilayah Desa Adat Bualu, nama-nama Banjar tersebut antara lain adalah Banjar Bualu, Banjar Mumbul, Banjar Pande, Banjar Balekembar, Banjar Peken, Banjar Penyarikan, Banjar Celuk, Banjar Terora. Banjar Bualu memiliki potensi wisata berbasis pariwisata, seni budaya, sampai kegiatan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Potensi di bidang pariwisata ini dikarenakan letaknya sangat dekat dengan kawasan perhotelan ITDC dan juga objek wisata pantai di sekitarnya. Pada bidang perekonomian, posisi Bale Banjar Bualu yang strategis karena berada di pinggir jalan sangat bagus untuk tempat UMKM dan bisnis. Hasil penelusuran Tim PKM terdapat beberapa permasalahan yang ada di Banjar Bualu antara lain: Pertama, umur bangunan Bale Banjar Bualu yang sudah melebihi 30 tahun sehingga terjadi kerusakan di beberapa titik sehingga dapat membahayakan civitas yang ada di dalamnya. Kedua, kebutuhan ruang terbuka saat digelarnya ritual upacara keagamaan oleh pengempon Pura Semer Kembar yang letaknya di belakang Bale Banjar Bualu. Selain itu kebutuhan ruang untuk kegiatan rapat, kesenian dan kegiatan adat. Ketiga, kebutuhan akan pemasukan tambahan untuk meringankan beban operasional Banjar Bualu. Berdasarkan permasalahan ini, solusi yang ditawarkan Tim PKM antara lain: 1) Pembuatan Perencanaan Desain Konseptual Gedung Banjar Bualu, berupa gambar konsep desain; 2) Pembuatan area terbuka sebagai palemahan ritual agama Pura Semer Kembar yang terletak di belakang Bale Banjar Bualu, selain itu kebutuhan ruang terbuka untuk kegiatan banjar seperti rapat, kesenian dan kegiatan adat; 3) Pembuatan fasilitas berupa ruko sebagai sumber pemasukan tambahan bagi Banjar Bualu untuk meringankan biaya operasional.
PENGEMBANGAN FASILITAS KONSERVASI BERBASIS EKOWISATA PADA KAWASAN HUTAN MANGROVE DI LINGKUNGAN BANJAR BUALU, KELURAHAN BENOA Putu Gede Wahyu Satya Nugraha; Km. Deddy Endra Prasandya; Cok Istri Ratna Sari Dewi
Jurnal Anala Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Anala
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.11.2.1456.58-67

Abstract

Kelompok Nelayan Wana Segara Alaslinggah (KNWSA) ini terletak di dalam lingkungan Banjar Bualu, Kelurahan Benoa Kecamatan Kuta Selatan. Kegiatan yang dilakukan mitra antara lain: penangkapan ikan yang berkelanjutan, melakukan penangkapan yang ramah lingkungan, melakukan pemeliharaan tanaman mangrove, mengembangkan potensi kelautan dalam mendukung pariwisata nelayan, Selain itu anggota KNWSA juga memiliki simpanan pokok dan simpanan wajib yang digunakan untuk memberikan bantuan dana bagi usaha anggota yang membutuhkan pinjaman. Sebagai mitra, KNWSA ini melalui perwakilannya memohon bantuan kepada Univesitas Warmadewa untuk merencanakan dan mengembangkan lahan mangrove yang ada menjadi kawasan ekowisata mangrove. Rencananya kawasan ekowisata mangrove ini bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan mangrove dan ekosistemnya. Selain itu kegiatan wisata ini dapat menjadi pemasukan tambahan bagi mitra dan membantu biaya operasional dalam melestarikan hutan mangrove. Berdasarkan survey awal Tim PKM ditemukan beberapa permasalahan di lapangan antara lain: 1) Belum memiliki perencanaan atau masterplan tentang fasilitas ekowisata yang akan dibangun dan desain infrastruktur yang memadai seperti bangunan kantor, information center dan penataan lanskap, 2) Belum banyak yang mengetahui tentang lokasi hutan mangrove dan pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove. Faktor utamanya yang terlihat jelas adalah akses masuk yang belum memadai, tidak adanya entrance gate dan signage, serta belum adanya lahan parkir untuk kendaraan pengunjung, 3) Kurangnya keahlian anggota untuk melakukan pembukuan simpanan wajib dan simpanan pokok milik anggota mitra sehingga sering terjadi kekeliruan dalam perhitungan pembukuan.. Solusi yang ditawarkan dari permasalahan tersebut yaitu: 1) Membuat gambar rencana masterplan fasilitas ekowisata mangrove, 2) Membuat desain akses masuk berupa jalan, entrance gate dan fasilitas pendukung berupa area parkir,3) Memberikan pelatihan dalam melakukan pembukuan mengenai simpanan wajib dan simpanan pokok milik anggota