Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PRESTASI AKADEMIK DITINJAU DARI KETERLIBATAN REMAJA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Umamah, Kamilia Nur; Anggraini, Melati Putri; Edyta, Nabilah; Faradiba, Andi Tenri
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1688

Abstract

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran untuk memperluas wawasan pengetahuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi akademik pada mahasiswa. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 640 orang. Subjek diambil dengan menggunakan teknik acidental sampling, yaitu jenis sampling nonprobabiliti yang melibatkan sampel diambil dari bagian populasi yang dekat dengan sumber data. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner 11 item skala likert 5 poin untuk mengukur keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi akademik menggunakan nilai IPK. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara kegiatan kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi akademik mahasiswa dengan sig p>0.001.
PERANAN FEAR OF MISSING OUT TERHADAP PROBLEMATIC SOCIAL MEDIA USE Risdyanti, Keyda Sara; Faradiba, Andi Tenri; Syihab, Aisyah
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i1.3527

Abstract

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 254 remaja dalam rentang usia 12-22 tahun, dengan metode pengambilan Media sosial menjadi alat komunikasi sehari-hari bagi remaja masa kini. Kemudahan mengakses media sosial membentuk remaja memiliki keterikatan dengan akun media sosialnya. Perilaku ini memunculkan adanya dampak negatif bagi remaja, baik itu bagi dirinya sendiri maupun diluar dirinya, seperti merusak hubungan sosial dengan orang lain maupun mengganggu pendidikan remaja secara tidak langsung. Hanya saja, pemicu penggunaan media sosial yang tidak sehat ini, diakibatkan karena adanya kekhawatiran memiliki hubungan yang terputus dengan orang-orang disekitarnya. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan yang dimiliki oleh fear of missing out (FOMO) terhadap problematic social media use (PSMU). sampel berbasis internet melalui volunteer (opt in) panel. Fear of Missing Out scale sebagai alat pengukuran untuk FOMO, sedangkan Social Media Use Questionnaire digunakan untuk mengukur PSMU. Hasil penelitian memiliki signifikansi secara positif (0,00>0,05), yang artinya semakin tinggi seseorang dalam memiliki perasaan takut, cemas, gelisah maupun khawatir bila tidak ikut terlibat dalam kegiatan sosial bersama orang disekitarnya, ia akan cenderung semakin memiliki keterikatan dengan media sosialnya hingga menimbulkan konsekuensi negatif bagi dirinya. Hasil juga menunjukan adanya sejumlah peranan yang diberikan oleh fear of missing out kepada problematic social media use sebesar 35,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Social media has become the regular communication tool for today's youth. Ease of access media forms attachment of adolescents to their social media accounts. This behavior gives rise to negative impacts for adolescents, both for themselves and their surroundings, such as damaging social relationships with others and indirectly disrupting their education. Unhealthy use of social media is caused by fears of ruining relationships with people around them. Therefore, this study aims to see the extent to which the role of the fear of missing out (FOMO) affects problematic social media use (PSMU). The sample in this study amounted to 254 adolescents between 12-22 years age range, with internet-based sampling methods through volunteer (opt in) panels. The Fear of Missing Out scale is a measurement tool for FOMO, while the Social Media Use Questionnaire was used to measure PSMU. The result of the study indicated positive significance (0.00> 0.05), which means that the more a person is having feelings of fear, anxiety, or worry when not involved in social activities with people around them, they tend to have more attachment to the media social which in turn, causes negative consequences for them. The result also showed a number of influence by the fear of missing out to the problematic social media use as much as 35.8%, while the rest were influenced by other factors. 
Karakter disiplin, penghargaan, dan tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler Andi Tenri Faradiba; Lucia R.M. Royanto
Jurnal Sains Psikologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.972 KB) | DOI: 10.17977/um023v7i12018p93-98

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran karakter disiplin, penghargaan, dan tanggung jawab dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa SMA. Karakter adalah aspek-aspek kepribadian yang dipelajari melalui pengalaman, latihan, dan proses sosialisasi. Kegiatan ekstrakurikuler terbagi dalam lima kategori, yaitu kegiatan prososial, olahraga, seni, keterlibatan sekolah, dan kelompok akademik. Jumlah partisipan sebanyak 95 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara karakter disiplin dalam lima kategori kegiatan ekstrakurikuler. Olahraga memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk karakter disiplin dan penghargaan sedangkan kelompok akadamik memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk karakter tanggung jawab.  
Peran Dukungan Suami Terhadap Kecenderungan Depresi Paska Melahirkan Adinda Amalia; M. Ramadhana; Andi Tenri Faradiba
Jurnal Online Psikogenesis Vol 7, No 1 (2019): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v7i1.872

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dukungan suami terhadap kecenderungan depresi paska melahirkan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur yang digunakan adalah Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) untuk mengukur depresi paska melahirkan dan Postpartum Social Support Questionnaire (PSSQ) untuk mengukur dukungan suami. Partisipan dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah pernah melahirkan dan memiliki anak usia maksimal 1 tahun di wilayah Bogor dan Depok. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasilnya menunjukkan dukungan suami berkontribusi signifikan (R2=0,044; p0,05) terhadap kecenderungan depresi paska melahirkan.
ADVERSE CHILDHOOD EXPERIENCE DAN DELIBERATE SELF HARM PADA REMAJA DI INDONESIA Anindya Dewi Paramita; Andi Tenri Faradiba; Khintan Sucitasari Mustofa
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 1 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i1.2137

Abstract

Self-injurious behavior or acts of self-harm that are commonly found in adolescents are form of channeling negative emotions to deal with emotional pain. One reason for this pain was exposure to unpleasant experiences called adverse childhood experiences. This study aims to explore the detrimental effect of experience on self-harm in adolescents. This study used two measuring instruments, the Deliberate Self-Harm Inventory (DSHI) was used to measure DSH and Adverse Childhood Experience Quesionnaire (ACE.Q) was used to measure ACE. There were 168 respondents in the study who participated filling online questionnaire and they were gathered through non-probability sampling technique. The result showed that there was a positive correlation between adverse childhood experiences on self-harm with a sig value of 0.035 <0.05. This means that the higher the ACE, the higher the DSH. Perilaku melukai diri sendiri atau deliberate self-harm (DSH) banyak ditemukan pada remaja sebagai bentuk penyaluran emosi secara negatif untuk mengatasi rasa sakit secara emosional. Salah satu penyebab rasa sakit tersebut adalah adanya paparan pengalaman tidak menyenangkan yang disebut dengan adverse childhood experience (ACE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh adverse childhood experience terhadap deliberate self-harm pada remaja di Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu Deliberate Self-Harm Inventory (DSHI) untuk mengukur DSH dan Adverse Childhood Experience Quesionnaire (ACE.Q) untuk mengukur ACE. Terdapat 168 responden dalam penelitian ini yang diperoleh secara online melalui teknik non-probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara adverse childhood experience terhadap deliberate self-harm dengan nilai sig 0,035 < 0,05. Artinya, semakin tinggi adverse childhood experience maka semakin tinggi pula kecenderungan melakukan deliberate self-harm     
HUBUNGAN FAKTOR KEPRIBADIAN EXTRAVERSION DAN PRESTASI AKADEMIK Luthfiyatul Badriyah; Andi Tenri Faradiba
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1685

Abstract

Prestasi akademik seorang mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah kepribadian. Big five Personality merupakan salah satu teori kepribadian yang paling sering digunakan dalam menjelaskan prestasi akademik pada mahasiswa. Big Five terdiri dari 5 dimensi yaitu, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness to Experience. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kepribadian extraversion terhadap prestasi akademik.. Sampel dari penelitian ini adalah 640 mahasiswa. NEO-FFI digunakan untuk mengukur kepribadian mahasiswa sedangkan nilai IPK digunakan untuk mengukur prestasi akademik. Analisis korelasional menunjukan hasil bahwa extraversion dengan prestasi akademik memiliki nilai signifikansi sebesar (0,09>0,05) sehingga extraversion ditemukan tidak memiliki korelasi secara signifikan dengan prestasi akademik mahasiswa.
HUBUNGAN KESEPIAN DAN DELIBERATE SELF-HARM PADA REMAJA : RELATIONSHIP BETWEEN LONELINESS AND DELIBERATE SELF-HARM AMONG ADOLESCENCES Damara Agustin; Tenri Faradiba; Anindya Dewi Paramita
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.518 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.18513

Abstract

Masa remaja merupakan masa individu mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan keinginan untuk mencoba hal baru, serta munculnya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas, dan membentuk hubungan baru. Banyaknya perubahan yang terjadi pada masa remaja dapat meningkatkan stres dan mempengaruhi kehidupan remaja di masa sekarang dan masa depan. Salah satu tanda stres pada remaja yang sering ditemui adalah melukai diri sendiri atau deliberate self-harm. Penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungan antara kesepian dan perilaku deliberate self-harm. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah UCLA Loneliness Scale Revised 3 (Russel, 1996) untuk mengukur kesepian dan Deliberate Self-Harm Inventory (Gratz, 2001) untuk mengukur perilaku deliberate self-harm. Jumlah partisipan penelitian ini adalah 174 dengan rentang usia 14-20 tahun dengan metode pengambilan sampel berbasis internet self-selected polls. Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kesepian dan deliberate self-harm dengan nilan r = .221, p = < .05. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kesepian semakin tinggi pula deliberate self-harm pada remaja.
HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN LONELINESS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN Salshabilla Yuditha; Evanytha Evanytha; Andi Tenri Faradiba
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.699 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.18525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gratitude dengan loneliness pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Loneliness adalah fenomena subjektif dimana terjadi penurunan hubungan sosial seseorang dengan diikuti perasaan tidak menyenangkan atau menyedihkan. Gratitude merupakan suatu perasaan menyenangkan yang khas, yang timbul ketika seseorang menerima kebaikan, manfaat atau bantuan altruistik dari orang lain, terutama pada hal-hal yang sesungguhnya tidak layak diterima ataupun bukan dari upaya diri sendiri. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 98 orang yang merupakan remaja yang tinggal di panti asuhan dengan usia 12-21 tahun yang berada di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Tangerang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini merupakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah UCLA Loneliness Scale version 3 yang berisi 20 item untuk mengukur loneliness dan Gratitude Questionaire Six (GQ-6) yang berisi 6 item untuk mengukur gratitude. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan negatif antara gratitude dengan loneliness pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi gratitude pada remaja yang tinggal di panti asuhan, semakin rendah loneliness yang dimilikinya atau semakin rendah gratitude pada remaja yang tinggal di panti asuhan, maka semakin tinggi loneliness yang dialami.
PERAN FAKTOR KEPRIBADIAN EXTRAVERSION, NEUROTICISM PERSONALITY TRAIT TERHADAP PROBLEMATIC SOSIAL MEDIA USE PADA REMAJA AKHIR PENGGUNA TWITTER Fatma Nurbaiti; Andi Tenri Faradiba; Aisyah Aisyah
JIVA : Journal of Behavior and Mental Health Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jiva.v3i1.2028

Abstract

ABSTRACTExcessive use of social media has been associated with problematic behavior which caused by several factors such as personality trait. This study aims to investigate whether extraversion or neuroticism personality factors possess the role to problematic social media use (PSMU) who were at the late adolescence stage. The samples consisted of Twitter users aged 18-22 years (N=284) domiciled in Jakarta, and were collected by using opt-in panels online techniques via g-form. Instrument that used in this study is Social Media Use Questionnaire (SMUQ) (Xanidis & Brignell, 2016) to measure components of PSMU and Big Five Inventory-2 (Soto & John, 2017) to measure extraversion and neuroticism personality factors, and the analysis technique used is multiple linear regression. Finally, the results of this study acquired that neuroticism personality factor possess the significant role to compulsion dimension of problematic social media use. Then, the results also show that extraversion personality factor does not having a significant role to withdrawal and compulsion dimension of problematic social media use on late adolescence Twitter users. Another result of this study, shows that the use of Twitter in late adolescence is declared problematic, if the duration of using it 4- 5 or more than 5 hours (per-day).Keywords: extraversion, neuroticism personality factor, problematic social media use, Twitter, late adolescence ABSTRAKPenggunaan media sosial secara berlebihan, berkaitan dengan beberapa faktor seperti tipe kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah faktor kepribadian extraversion, neuroticism memiliki peran terhadap problematic social media use (PSMU) pada remaja akhir pengguna Twitter. Responden yang berpartisipasi pada penelitian ini merupakan individu usia remaja akhir 18-22 tahun (N=284) pengguna Twitter yang berdomisili di Jakarta, yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik opt-in panels online, menggunakan instrumen Social Media Use Questionnaire (SMUQ) (Xanidis & Brignell, 2016) untuk mengukur problematic social media use yaitu withdrawal (reliabilitas item=0,85), serta compulsion (reliabilitas item=0,81), Big Five Inventory-2 (Soto & John, 2017) untuk mengukur faktor kepribadian extraversion (reliabilitas item=0,83) dan faktor kepribadian neuroticism (reliabilitas item=0,80). Teknik analisis data yang digunakan adalah multiple linear regression, menggunakan model SEM. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor kepribadian neuroticism memiliki peran yang signifikan terhadap dimensi compulsion dalam problematic social media use pada remaja akhir pengguna Twitter. Kemudian, didapatkan pula hasil penelitian bahwa faktor kepribadian extraversion tidak memiliki peran yang signifikan terhadap dimensi withdrawal dan compulsion dalam problematic social media use pada remaja akhir pengguna Twitter.Kata Kunci: faktor kepribadian extraversion, neuroticism, problematic social media use, Twitter, remaja akhir
HUBUNGAN ANTARA GAYA POLA ASUH DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA DENGAN ORANG TUA TUNGGAL (IBU) Yunika Indah Cahyani; Andi Tenri Faradiba; Moerdiono Ramadhana Reksoprodjo
JIVA : Journal of Behavior and Mental Health Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jiva.v3i1.2029

Abstract

ABSTRACTThis study aims to examine the correlation between parenting style and emotional intelligence in adolescents with single parents (mothers). Respondents in this study were adolescents whose parents divorced and lived with their mother. A total of 188 participants were obtained through accidental sampling technique. The measuring instrument used in this research is The Parental Authority Questionnaire (PAQ) to measure the parenting style variable and the Self-Repported Emotional Intelligence (SREIS) measuring instrument to measure the emotional intelligence variable. The analysis technique used in this research is correlation analysis technique using Pearson Product Moment. The results of this study found that there was a significant correlation between authoritative and permissive parenting styles with emotional intelligence.Keywords: Parenting style, emotional intelligence, adolescents, divorce  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara gaya pola asuh dengan kecerdasan emosional pada remaja dengan orang tua tunggal (ibu). Responden dalam penelitian ini merupakan remaja yang orang tuanya bercerai dan tinggal bersama ibu. Sebanyak 188 orang partisipan didapatkan melalui teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Parental Authority Questionnaire (PAQ) untuk mengukur variabel gaya pola asuh dan alat ukur Self-Repport Emotional Intelligence (SREIS) untuk mengukur variabel kecerdasan emosional. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik analisis korelasi dengan menggunakan Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara gaya pola asuh authoritative dan permissive dengan kecerdasan emosional.Kata Kunci: Gaya pola asuh, kecerdasan emosional, remaja, perceraian