Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MODEL PERMASALAHAN EFEKTIFITAS SISTEM KOORDINASI PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA Suhadi, Suhadi; Maidin, Alimin; Palutturi, Sukri; Bahar, Burhanuddin; Nurmaladewi, Nurmaladewi; Yasnani, Yasnani; Junaid, Junaid; La Dupai, La Dupai; Astuty, Esti
Preventif Journal Vol 4, No 1 (2019): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.833 KB) | DOI: 10.37887/epj.v4i1.9434

Abstract

AbstrakRumah Sakit sebagai lembaga pelayan publik tidak hanya melakukan fungsi bisnis tetapi juga melakukan fungsisosial bagi masyarakat. Dalam konteks lembaga usaha pelayan publik modern, rumah sakit terus dituntut untukmemaksimalkan pelayanan kesehatan sehingga tercipta pelayanan yang bermutu dan memuaskan pelanggan.Tujuan Penelitian adalah menganalisis efektifitas koordinasi Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit BadanLayanan Umum Daerah (RS-BLUD) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, menyusun model permasalahan dansolusi masalah efektifitas sistem koordinasi pelayanan kesehatan. Jenis Penelitian kualitatif, denganmenggunakan pendektan studi kasus. Informan penelitian adalah pasien dan petugas RS. Pengumpulan datadengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukanumumnya sistem koordinasi pelayanan kesehatan di RS BLUD Bahteramas belum seluruhnya efektif. Dalampelaksanaannya masih mengalami permasalahan diantaranya kurangnya informasi pada pasien hal koordinasipetugas dalam pelayanan, koordinasi petugas kurang cepat, koordinasi petugas kurang tepat, koordinasipetugas kurang sesuai harapan, dan kurang koordinasi antar petugas. Pelaksanaan sistem koordinasi pelayanankesehatan di RS BLUD belum sepenuhnya efektif.Kata Kunci: Rumah Sakit, JKN, Sistem Koordinasi, Efektivitas
The Effect of Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Technique (SQEFT) Therapy on Reducing Anxiety Value and Blood Cortisol Levels in NAPZA (Narcotics, Psychotropic, Other Addictive Substances) Residents Asmawati, Veny Hadju; Alimin Maidin; Andi Ummu Salmah; Ridwan Amiruddin; Aminuddin Syam; Muh.Tahir Abdullah
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.15111

Abstract

Introduction: The patients in general and, in particular, the patients of drug/NAPZA (Narcotics,Psychotropic, and Other Addictive Substances) residents seek spiritual support during illness and undergorehabilitation. Both religion and spirituality are related to positive coping mechanisms (psychological)and exercise (physical). NAPZA (drug) residents undergoing rehabilitation experience anxiety, includingmoderate anxiety and severe anxiety, which can adversely affect physical and mental disorders. Thisresearch aims to determine the effect of Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Technique (SQEFT) therapyon reducing anxiety values and blood cortisol levels in NAPZA residents. Method: The experiment wasused with a pre-post control group design, and purposive sampling was as the sampling technique. Thisresearch was conducted at Mandatory Report Recipient Institution (IPWL) Pelita Jiwa Insani Foundationin Padang, consisting of 44 respondents who were divided into two groups, namely the experimental group(n=24) and the control group (n=20). Data were collected using the Hamilton Rating Scale questionnaire todetermine the reduction in anxiety values and venous blood sampling for measuring blood cortisol levels.Data were analyzed using the Wilcoxon signed-rank test and the Mann-Whitney test. Results and Analysis:the results of the research on the anxiety variable obtained p-value = 0.004 (p<0.05), which means that thereis a significant difference given the Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Technique (SQEFT) therapy inreducing the value of anxiety in NAPZA residents currently undergoing rehabilitation. The cortisol variableresults showed p=0.00 (p<0.05), so it can be interpreted that there is a significant difference in the differencevalue of cortisol in reducing blood cortisol levels in NAPZA residents who are undergoing rehabilitation.Discussion and Conclusion: There is a significant effect of giving Spiritual Qur’anic Emotional FreedomTechnique (SQEFT) therapy on reducing anxiety values and blood cortisol levels in NAPZA residents.
BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MAKASSAR Agustina Pujilestari; Alimin Maidin; Rini Anggraeni
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 10 No. 1: MARET 2014
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.196 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v10i1.484

Abstract

Keselamatan telah menjadi isu global sejak Institude of Medicine (IOM) di Amerika Serikat menerbitkan laporan bahwa angka kematian akibat KTD meningkat pada pasien rawat inap di Amerika berkisar 44.000-98.000 per tahun. IOM merekomendasikan pengembangan keselamatan pasien yang merujuk pada budaya organisasi untuk memprediksi peluang kesalahan yang dapat terjadi dengan melakukan survei untuk mengukur iklim keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien oleh perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel mengunakan proportionate stratified random sampling. Responden pada penelitian ini berjumlah 75 perawat. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 75 responden, 37 reponden (49,3%) memiliki budaya keselamatan pasien rendah dan 38 responden (50,7%) memiliki budaya keselamatan pasien tinggi. Responden dengan budaya keselamatan rendah diantaranya terdapat 23 perawat (62,2%) dengan pelaksanaan pelayanan yang kurang baik dan 14 perawat (37,8%) dengan pelaksanaan pelayanan yang baik. Responden dengan budaya keselamatan pasien yang tinggi seluruhnya (100%) telah melaksanakan pelayanan dengan baik.
KEARIFAN LOKAL KOMUNITAS ADAT TERPENCIL SUKU TABURTA DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BERBASIS RUMAH TANGGA Marthen Sagrim; Nur Nasry Noor; Ridwan M. Thaha; Alimin Maidin
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 11 No. 4: DESEMBER 2015
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.86 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v11i4.526

Abstract

Program PHBS merupakan salah satu tatanan dalam rumah tangga sehat yang hendak dicapai dengan pemberdayaan anggota rumah tangga yang diharapkan masyarakat tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta ikut berperan aktif dalam gerakan-gerakan peningkatan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengkaji kearifan lokal yang dapat mempengaruhi perubahan dan pemahaman suku Taburta dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi Rumah Tangga di Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kampung Taria Distrik Megambilis Kabupaten Mamberamo Tengah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi etnografi. Informan penelitian adalah masyarakat KAT suku Taburta, kepala suku, Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA), petugas kesehatan (dokter), dan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Membramo Tengah. Hasil penelitianc menunjukkan Suku Taburta sangat menjunjung tinggi adat istiadat terkait nilai-nilai kesehatan yang mereka pahami. Terdapat nilai yang berkenan dengan PHBS, yakni penimbangan bayi dan balita, JPKM, olahraga dan aktifitas fisik, penggunaan air bersih, dan memberantas jentik nyamuk. Nilai-nilai yang tidak berkenan dengan PHBS, yakni persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI ekslusif, pola makan dan gizi seimbang, tidak merokok, dan pemanfaatan jamban sehat. Kebijakan dan program intervensi PHBS berbasis rumah tangga hendaknya dilakukan dengan merujuk pada kearifan lokal masyarakat suku setempat.
Carbon Monoxide Levels in The Lungs of Workers in City of Makassar in 2023 Sri Wahyuni; Maidin, Alimin; Jamal, Hudriani; Sirajuddin, Nursaidah; Andi Mariani; Henny Karmila; Hamdani, Musyarrafah
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 12 No. SI2 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V12.ISI2.2024.148-154

Abstract

Background: Smoking is an unhealthy behavior that can cause health problems that affect the damage to the body's organs, namely the lungs. Measurement of carbon monoxide levels using a smoke analyzer is an alternative for early detection of health problems in the lungs due to smoking. Aims: This study aims to determine smoking behavior and the amount of cigarette consumption with carbon monoxide levels in the lungs of workers in Makassar City. Research Methods: This study design is a quantitative analysis, with a cross-sectional study method, using secondary data from the smoking cessation program, Makassar City Health Office, with random sampling techniques obtained from 157 men aged 40-60 years. Secondary data obtained are the results of carbon monoxide (CO) measurements using a smoke analyzer by blowing on the device. Processing of data using SPSS 25 with the chi-square test. Results: The results showed that there were people who had a habit of smoking very high levels of carbon monoxide in the lungs (61.9%) with a p-value = 0.000 and the number of cigarettes consumed during one year of very high levels of carbon monoxide in the lungs (72.0%) with a p-value = 0.000. Conclusion: there is a relationship between smoking habits and the number of cigarettes consumed by workers who smoke. Preventive interventions such as lung CO examination are an assessment of risk factors for health problems.
Job and personal resources: boosting work engagement and job satisfaction in hospitals Kalsum, Ummu; Rivai, Fridawaty; Maidin, Alimin; AS, Andi Indahwaty; Zulkifli, Andi; Thamrin, Yahya
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 1: March 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i1.23551

Abstract

The low level of job satisfaction (JS) among hospital staff is associated with the low level of work engagement (WE). To examine WE, the Job demand-resources theory is often applied. This study aims to see the effect of job resources (JR) and personal resources (PR) on WE and their impact on JS. This is a quantitative study that takes a cross-sectional method. The sample consisted of 244 employees of the Haji Hospital Makassar in South Sulawesi Province who were selected by random quota sampling and then analyzed using the Path Analysis test on SPSS AMOS 26. The results showed that JR (p-value 0.002<0.005, E=0.131) and PR (p-value 0.001<0.005, E=0.170) had a significant effect on WE. JR has a direct influence on JS (p-value 0.022<0.005, E=0.375). Although the indirect effect of JR on JS work engagement (WE) through is not significant (p-value 0.065<0.005), meanwhile, PR has a significant direct (p-value 0.001<0.005, E=0.248) and indirect (p-value 0.035<0.005, E=0.047) effect on JS. This study concludes that the direct influence path of PR is the best path for enhancing employee JS in hospitals.
Analisis Sumber Daya Manusia Untuk Bidang Administrasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bau-Bau: Human Resource Analysis for Administration at Bau-Bau City Regional General Hospital Siradja, Siti Noormadya; Maidin, Alimin; Arman, Arman
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1795

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Rumah sakit dalam kegiatan operasionalnya perlu didukung oleh sumber daya manusia (SDM) berkualitas agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. RSUD Kota Bau-Bau dihadapkan dengan keterbatasan SDM salah satunya bagian administrasi yang berimplikasi pada tingginya beban kerja sehinga menyebabkan kinerja belum optimal. Tujuan: Untuk menganalisis sumber daya manusia di bidang administrasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bau-Bau. Metode: Penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan data kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan analisis dokumen. Penelitian melibatkan tujuh informan. Hasil: Staf administrasi di RSUD Kota Bau-Bau bekerja lima hari dalam seminggu dari jam 08.00 hingga 17.00 WITA, dengan total waktu kerja tahunan sebanyak 1768 jam atau 40 jam per minggu setelah mempertimbangkan cuti, pelatihan, dan hari libur. Manajemen menggunakan data ini untuk merencanakan tugas dan kebutuhan sumber daya manusia secara efisien, menjamin penyelesaian tugas tepat waktu tanpa membebani staf. RSUD Kota Bau-Bau juga menerapkan standar beban kerja dan kelonggaran yang efektif dalam administrasi dan pelayanan. Meskipun demikian, RSUD Kota Bau-Bau menghadapi kekurangan signifikan tenaga kerja administrasi yang tidak mencukupi standar beban kerja, sehingga direkomendasikan untuk menambah staf administrasi sesuai standar beban kerja untuk meningkatkan pelayanan optimal. Kesimpulan: RSUD Kota Bau-Bau dipandang mampu mengelola waktu kerja dan beban kerja staf administrasi, namun dengan beban kerja saat ini, RSUD masih dihadapkan dengan kurangnya tenaga kerja administrasi. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan staf dan peningkatan keterampilan serta kolaborasi sehingga mampu meningkatkan kualitas maupun efisiensi dalam pelayanan. ABSTRACT Background: Hospitals in their operational activities need to be supported by quality human resources (HR) to provide effective and efficient healthcare services. RSUD Kota Bau-Bau faces human resource limitations, particularly in the administrative department, resulting in high workloads and suboptimal performance. Objective: To analyze human resources in the administrative field of RSUD Kota Bau-Bau. Method: The research adopts a qualitative method with a descriptive approach and quantitative data analysis. Data were gathered through interviews and document analysis involving seven informants. Results: Administrative staff at RSUD Kota Bau-Bau work five days a week from 08:00 to 17:00 WITA, totaling 1768 annual working hours or 40 hours per week, accounting for leave, training, and holidays. Management utilizes this data to plan tasks and human resource needs efficiently, ensuring timely task completion without burdening staff. RSUD Kota Bau-Bau also implements effective workload standards and flexibilities in administration and service. However, the hospital faces a significant shortage of administrative staff, failing to meet workload standards. It is recommended to increase administrative staff according to workload standards to enhance optimal service delivery. Conclusion: RSUD Kota Bau-Bau manages administrative work hours and workload effectively. Nevertheless, the current workload indicates a shortage of administrative personnel. Therefore, additional staffing and skill enhancement, coupled with collaboration, are essential to improve service quality and efficiency. However, if the goal is purely to imitate beauty standards that are not in accordance with Islamic values, it needs to be considered further. In Islam, maintaining a healthy body is considered important. If the whitening infusion procedure does not harm health, it can be considered more acceptable.
Impact of lumbar support on pain reduction in low back pain patients: A systematic review and meta-analysis of randomized control trials Akbar, Muh. S; Syafar, Muhammad; Thamrin, Yahya; Aras , Djohan; Maidin, Alimin; Arsyad, Muhammad
Narra J Vol. 5 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v5i1.2165

Abstract

Low back pain (LBP) is a global health concern, affecting millions and contributing significantly to disability and economic burden. Various non-pharmacological interventions, including lumbar support, have been explored for LBP management. However, its efficacy remains debated due to inconsistent findings. The aim of this study was to evaluate the impact of lumbar support on pain reduction in individuals with LBP and compare its effectiveness to alternative interventions. A systematic search was conducted across multiple databases (PubMed, ScienceDirect, Scopus, SpringerLink, Google Scholar, and ProQuest) for studies published up to 2023. Data from six search engines were searched using inclusion criteria based on the PICO framework. Search terms included low back pain, lumbar support, lumbar orthose and randomized controlled trial, combined using Boolean operators. Sixteen randomized controlled trials (RCTs) were included in the systematic review, with eight studies analyzed in the meta-analysis. Eligible studies focused on adults with non-specific LBP, assessing pain levels using the Visual Analog Scale (VAS). The meta-analysis was assessed using the standardized mean difference (SMD) in the Visual Analog Scale (VAS). The meta-analysis revealed a statistically significant pain reduction with lumbar support compared to other interventions (SMD: 1.33; 95%CI: -2.09–(-0.57)); p=0.0006), though with high heterogeneity (I²=97%). The findings indicated that lumbar support effectively reduces pain and improves health-related quality of life, particularly in physically demanding occupations or among individuals with severe pain. While efficacy may depend on specific conditions, lumbar support represents a viable non-pharmacological option for LBP management.
Kondisi Fisik, Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan Ibu, dan Lama Pemberian ASI Secara Penuh Abdullah, Muhammad Tahir; Maidin, Alimin; Amalia, Andi Dwi Lestari
Kesmas Vol. 8, No. 5
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai studi dan pengamatan memperlihatkan kecenderungan penurunan pemberian ASI dan berganti dengan susu fomula menjadi kebiasaan umum di dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola pemberian ASI pada periode 12 bulan umur bayi dan perbedaan pengaruh variabel determinan terhadap lama pemberian ASI secara penuh (ASI secara penuh) tanpa makanan lain. Penelitian observasional analitik yang dilaksanakan di dua wilayah kerja puskesmas Kecamatan Tallo Kota Makassar ini menggunakan rancangan studi potong lintang dengan jumlah sampel 300 responden. Analisis multivariat dilakukan dengan metode Cox Proportional Hazard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bayi untuk mendapatkan ASI secara penuh pada bulan pertama adalah sekitar 0,86, pada bulan ke 6 menurun sekitar 31%, dan pada periode 5,06 bulan menurun menjadi sekitar 50%. Ada perbedaan lama pemberian ASI secara penuh berdasarkan variabel keadaan fisik ibu, pengetahuan ibu, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil analisis lanjut menunjukkan variabel yang berbeda secara nyata dalam hubungan dengan durasi pemberian ASI secara penuh adalah keadaan fisik ibu dan pengetahuan ibu. Various studies and observations indicate declining trend of breastfeeding and replacing breast milk with formula is already a common thing in society. This study aimed to find out the pattern of breastfeeding in infants up to 12 months, and to know the difference effect of the determinant variables of full breastfeeding. This observational research with cross sectional study design that involved 300 respondents was conducted in the Tallo District of Makassar City. Data analysis was performed by univariate, bivariate with Kaplan Meier and multivariate with Cox Proportional Hazard. The results showed that proportion of infants get full breastfeeding in first month was 0.86, infants who still get full breastfeeding on the 6th month are 31%, and half of the number of infants are not get full breastfeeding after 5.06 months. There are differences in the duration of full breastfeeding on the mother’s physical status, education, and occupation. The further analysis showed a markedly different variables in influencing the duration of full breastfeeding are mother’s phisical status and knowledge.
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Minat Kembali Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar: Analysis of the Effect of Service Quality on Satisfaction and Interest in Returning Inpatients at Ibn Sina Hospital, Makassar City Khaerunnisa, Aulia; Maidin, Alimin; Sumiaty, Sumiaty
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 2 (2024): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i2.1701

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Rumah sakit merupakan fasilitas pemerintah yang dibangun sebagai pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Secara umum, rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Setiap rumah sakit baik dalam kota dan daerah memiliki tantangannya tersendiri dalam menyukseskan pelayanan bagi pasien. Dalam memenuhi kebutuhan pasien, pelayanan prima menjadi utama dalam pelayanan di rumah sakit. Pasien yang puas akan menjadi pasien yang loyal, mereka akan kembali ke rumah sakit yang sama. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan rumah sakit terhadap minat kembali pasien rawat inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar. Tehnik Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu accidental sampling, yakni siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil: Kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien (p=0.000) dengan dimensi kualitas yang paling berpengaruh adalah handal (reability) dengan p=0.000, Tanggap (responsiveness) dengan p=0.000, dan empati (empathy) dengan p=0.000. Kepuasan pasien berpengaruh signifikan terhadap minat kembali pasien dengan p sebesar 0.000. Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap minat kembali pasien (p=0.000) dan diantara dimensi kualitas pelayanan, Handal (reability) dengan p= 0.020, Tanggap (Responsiveness) dengan p=0.000, dan Jaminan (Assurance) dengan p=0.000 merupakan dimensi kualitas yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat kembali pasien. ABSTRACT Background: Hospitals are government facilities built as health services for the community. In general, hospitals provide quality and affordable health services to the community in order to improve public health. Every hospital, both in the city and in the region, has its own challenges in providing successful services for patients. In meeting patient needs, excellent service is the main priority in hospital services. Satisfied patients will become loyal patients, they will return to the same hospital. Objective: The aim of this research is to analyze the influence of the quality of hospital services on the return interest of inpatients at Ibnu Sina Hospital, Makassar City. Method: This research uses a quantitative type of research. The population in this study were inpatients at Ibnu Sina Hospital, Makassar City. The sampling technique in this research is accidental sampling, that is, anyone who happens to meet the researcher can be used as a sample, if it is deemed that the person they happen to meet matches the criteria determined by the researcher. Results: Service quality has a significant influence on patient satisfaction (p=0.000) with the most influential quality dimensions being reliability with p=0.000, responsiveness with p=0.000, and empathy with p=0.000. Patient satisfaction has a significant effect on patient interest in returning with p of 0.000. Service quality has a significant effect on patient return interest (p=0.000) and among the service quality dimensions, Reliability with p= 0.020, Responsiveness with p=0.000, and Assurance with p=0.000 are the dimensions of quality that has a significant influence on patient interest in returning.