Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

MODEL PERMASALAHAN EFEKTIFITAS SISTEM KOORDINASI PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA Suhadi, Suhadi; Maidin, Alimin; Palutturi, Sukri; Bahar, Burhanuddin; Nurmaladewi, Nurmaladewi; Yasnani, Yasnani; Junaid, Junaid; La Dupai, La Dupai; Astuty, Esti
Preventif Journal Vol 4, No 1 (2019): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.833 KB) | DOI: 10.37887/epj.v4i1.9434

Abstract

AbstrakRumah Sakit sebagai lembaga pelayan publik tidak hanya melakukan fungsi bisnis tetapi juga melakukan fungsisosial bagi masyarakat. Dalam konteks lembaga usaha pelayan publik modern, rumah sakit terus dituntut untukmemaksimalkan pelayanan kesehatan sehingga tercipta pelayanan yang bermutu dan memuaskan pelanggan.Tujuan Penelitian adalah menganalisis efektifitas koordinasi Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit BadanLayanan Umum Daerah (RS-BLUD) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, menyusun model permasalahan dansolusi masalah efektifitas sistem koordinasi pelayanan kesehatan. Jenis Penelitian kualitatif, denganmenggunakan pendektan studi kasus. Informan penelitian adalah pasien dan petugas RS. Pengumpulan datadengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukanumumnya sistem koordinasi pelayanan kesehatan di RS BLUD Bahteramas belum seluruhnya efektif. Dalampelaksanaannya masih mengalami permasalahan diantaranya kurangnya informasi pada pasien hal koordinasipetugas dalam pelayanan, koordinasi petugas kurang cepat, koordinasi petugas kurang tepat, koordinasipetugas kurang sesuai harapan, dan kurang koordinasi antar petugas. Pelaksanaan sistem koordinasi pelayanankesehatan di RS BLUD belum sepenuhnya efektif.Kata Kunci: Rumah Sakit, JKN, Sistem Koordinasi, Efektivitas
ANALISIS PROFIL HEMATOLOGI AKIBAT RADIASI PADA PETUGAS DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD BAHTERAMAS, KENDARI Pratiwi, Arum Dian; Lisnawaty, Lisnawaty; Jumakil, Jumakil; Nirmala, Fifi; Nurmaladewi, Nurmaladewi
Preventif Journal Vol 4, No 2 (2020): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.733 KB) | DOI: 10.37887/epj.v4i2.12477

Abstract

AbstractSalah satu penerapan teknologi nuklir dalam bidang kesehatan atau medik adalah pelayanan radiologi. UnitPelayanan Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medik, menggunakan sumber radiasi pengion(sinar-X) untuk mendiagnosis adanya suatu penyakit dalam bentuk gambaran anatomi tubuh yang ditampilkandalam film radiografi. Rumah Sakit Bahteramas Sulawesi Tenggara adalah rumah sakit yang memiliki instalasiradiologi dan unit CT-scan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dosis radiasi yang diterimaoleh pekerja instalasi radiologi dan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin, leukosit, dan trombositpada pekerja instalasi radiologi. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum BahteramasKendari, Sulawesi Tenggara. Variabel dalam penelitian ini adalah umur, masa kerja, dosis radiasi, kadarhemoglobin, leukosit, dan trombosit. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12 responden. Penelitian inimenggunakan analisis data secara deskriptif dan secara analitik (uji beda). Hasil Penelitian menunjukkan bahwadosis radiasi yang diterima oleh petugas (dari hasil TLD badge) dalam kurun waktu 3 bulan masih jauh di bawahNilai Batas Dosis yang diperkenankan. Rata-rata dosis radiasi yang diterima adalah 0,2766 mSv dengan nilaimin-max = 0,2399 – 0,3525 mSv. Tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin (p-value = 0,894), kadar leukosit(p-value = 0144), dan kadar trombosit (p-value = 0,506) yang bermakna pada pekerja instalasi radiologi baikyang kontak langsung maupun yang tidak kontak langsung di RSUD Bahteramas Kendari.Kata kunci: Dosis Radiasi, Hemoglobin, Leukosit, Trombosit, Umur, Masa Kerja, RSUD Bahteramas 
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN Annisa, Nur; Sabilu, Yusuf; Nurmaladewi, Nurmaladewi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jkl-uho.v1i2.16589

Abstract

Penyakit diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan (lebih dari 3 kali dalam kurun waktu satu hari). Data Puskesmas Lainea menunjukkan tahun 2016 terdapat 444 penderita diare, tahun 2017 terdapat 298, tahun 2018 terdapat 418 dan tahun 2019 sebanyak 243 penderita kasus terhitung dari bulan januari-september. Berdasarkan dari data puskesmas Lainea jumlah penderita diare pada balita yang tertinggi dibandingkan kecamatan yang lain di Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan (penyediaan air bersih, penggunaan jamban, tempat pembuangan sampah, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan higiene perorangan (kebiasaan mencuci tangan dan pengelolaan makanan) dengan kejadian kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel proportional random sampling. Populasi pada penelitian ini berjumlah 2.347 balita, besar sampel berjumlah 142 balita. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara penyediaan air bersih dengan kejadian diare (p-value= 1,000 >0,05), tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan jamban dengan kejadian diare (p-value = 0,524 >0,05), ada hubungan yang bermakna antara tempat pembuangan sampah dengan kejadian diare (p-value = 0,014<0,05), ada hubungan yang bermakna antara saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare (p-value = 0,028<0,05), tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare (p-value = 0,188>0,05), tidak ada hubungan yang bermakna antara pengelolaan makanan dengan kejadian diare (p-value = 0,337>0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara tempat pembuangan sampah, saluaran pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare, dan tidak ada hubungan antara penyediaan air bersih, penggunaan jamban, kebiasaan mencuci tangan, pengelolaan makanan dengan kejadian diare
GAMBARAN PERILAKU MEMILIH JAJANAN AMAN PADA SISWA SD NEGERI 69 KENDARI Pramuswari, Sherin Yustika; Yasnani, Yasnani; Nurmaladewi, Nurmaladewi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jkl-uho.v1i2.16590

Abstract

Perkembangan produksi jajanan dalam industry rumahan telah semakin maju, tak terkecuali yang dijajakan di sekolah-sekolah. Hal ini dapat dilihat dengan semakin beragamnya makanan jajanan yang ditawarkan di setiap sekolah. Data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM 2017) menunjukkan bahwa telah terjadi 106 insiden keracunan makanan di berbagai wilayah Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku Memilih Jajanan Aman Pada Siswa SD Negeri 69 Kendari Sulawesi Tenggara Dalam Mencegah Terjadinya Food Borne Disease. Metode penelitian ini ialah deskriptif dengan teknik pengambilan sampel dengan sistem purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwadari84responden,65 diantaranya   dinyatakan   berpengetahuan   cukup   (77,4%)   dan 19 responden dinyatakan berpengetahuan kurang (22,6%), 81 orang (96,4%) memiliki sikap baik mengenai jajanan aman, sisanya berjumlah 3 orang (3,6%) memiliki sikap buruk dan 82 orang (97,6%) memiliki tindakan baik dalam memilih jajanan, sedangkan sisanya berjumlah 2 orang (2,4%) memiliki tindakan buruk dalam memilih jajanan. Kesimpulan penelitian ini pengetahuan murid SD Negeri 69 Kendaritentang perilaku jajan yangsehat dikategorikan cukup, sikap murid SD Negeri 69 Kendari terhadap perilaku jajan yangsehat dikategorikan baik, tindakan murid SD Negeri 69 Kendari terhadap perilaku jajan yang sehat dikategorikan baik
PENGARUH SARINGAN PASIR LAMBAT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR BERSIH DI PERUMAHAN NAPABALE II KELURAHAN RAHANDOUNA KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI Alfiani, Tri; Karimuna, Siti Rabbani; Nurmaladewi, Nurmaladewi; Suhadi, Suhadi; Yasnani, Yasnani; Saktiansyah, La Ode Ahmad
Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 3 (2020): Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jkl-uho.v1i3.16618

Abstract

Air bersih merupakan satu dari kebutuhan primer yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup manusia dapat berlanjut.Sekitar 48% kualitas air bersih Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki air sumur yang tidak memenuhi kualitas air bersih sesuai PERMENKES RI NO. 32 Tahun 2017. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas air bersih menggunakan sistem saringan pasir lambat.Saringan pasir lambat merupakan pengolahan air dengan cara memisahkan air baku dari kontaminan yang dilewatkan perlahan pada media pasir. Pengolahan ini memiliki prinsip kombinasi antara fisik (penyaringan dan sedimentasi) dan biologi.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan saringan pasir lambat dalam menurunkan kadar besi (fe) pada air sumursetelah dilakukan proses penyaringan berdasarkan ketebalan pasir 20 cm, 30 cm, 40 cm,50 cm, 60 cm dan menganalisis ketebalan yang paling efektif dalam menurunkan kadar Fe pada air sumur di Perumahan Napabale II Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari.Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif eksperimen dan desain penelitian menggunakan metode the one group pretest postest design. Sampel air dalam penelitian ini diambil pada 3 titik sampel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh saringan pasir lambat dengan ketebalan pasir dalam menurunkan kadar Fe untuk ketiga sampel pada ketebalan pasir 60 cm, dengan penurunan untuk kadar besi (Fe) pada sampel A sebesar 0,0082 mg/l, untuk penurunan Fe pada sampel B sebesar 0,0577 mg/L serta penurunan Fe pada sampel C sebesar 0,0627 mg/l. kesimpulan penelitian ini ialah semakin besar ketebalan pasir maka semakin tinggi penurunan kadar Fe pada air sumur
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PROYEK KONSTRUKSI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2019 Muliati, Irna; Pratiwi, Arum Dian; Nurmaladewi, Nurmaladewi
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo (JK3UHO)
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jk3-uho.v1i2.16584

Abstract

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebalikya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Data laporan BPJS Ketenagakerjaan unit Kendari jumlah kasus kecelakaan sebanyak 197 kasus sedangkan kasus kecelakaan di konstruksi sebanyak 12 kasus per bulan Desember 2016 – Mei 2019. Hasil  studi pendahuluan bahwa kecelakaan yang sampai saat ini terjadi di Proyek Kantor Perwakilan Bank Indonesia baru kecelakaan kerja seperti terjepit, tergores, terpeleset, tertusuk paku dan lain-nya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja di proyek konstruksi Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Populasi adalah semua pekerja yang berjumlah 105 orang dengan jumlah sampel 83 orang. Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan wawancara menggunakan kuesioner dan di uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 65 orang (78,3%). Variabel yang berhubungan dengan kecelakaan kerja yaitu pengawasan dengan pvalue ≤ 0,05, sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan dengan kecelakaan kerja yaitu sosialisasi K3, kebijakan manajemen (reward and punishment) dan unit kerja dengan pvalue > 0,05
ANALISIS PENGARUH BIJI KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR GALI DI KELURAHAN LALOLARA KECAMATAN KAMBU KOTA KENDARI TAHUN 2020 Zainuddin, Asnia; Nurmaladewi, Nurmaladewi; Susanti, Sitti
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 6, No 1 (2021): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v6i1.16381

Abstract

AbstrakAir bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatandan dapat diminum apabila telah dimasak, terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa penyakit,dan tempat perkembangbiakan vektor. Sekitar 48% Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki air sumur yang tidakmemenuhi kualitas air bersih sesuai PERMENKES RI NO. 32 Tahun 2017. Salah satu bahan untuk penjernihan airadalah buah kelor.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pengaruh serbuk biji kelor (Moringaoleifera) terhadap kekeruhan dan kadar besi (Fe) air sumur gali di Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu KotaKendari Tahun 2020. Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen laboratoriumdengan penyajian data deskriptif. Sampel air dalam penelitian ini diambil pada 1 titik.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ada pengaruh serbuk biji kelor dengan variasi dosis terhadap kekeruhan dan kadar besi(Fe). Pada dosis 50 gram serbuk biji kelor dapat menurunkan kekeruhan dimana kekeruhan awal yaitu 378 NTU dan dalam waktu perendaman 30 menit turun menjadi 23,7 NTU. Pada dosis 50 gram serbuk biji kelor dapatmenurunkan kadar besi (Fe) dimana kadar besi awal yaitu 0,8052 mg/l dan dalam waktu perendaman 10 menitturun menjadi 0,3169 mg/l.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendamanmaka semakin menurun tingkat kekeruhan. Akan tetapi, semakin banyak serbuk biji kelor dan semakin lamawaktu perendaman semakin meningkat kadar besi (Fe) yang dihasilkan. Kata Kunci: Air Sumur Gali, Kekeruhan, Kadar Besi, Serbuk Biji Kelor 
STUDI SANITASI LINGKUNGAN WILAYAH PESISIR DI KELURAHAN NAMBO KECAMATAN NAMBO KOTA KENDARI Nurmaladewi, Nurmaladewi; Nirmala G, Fifi; Lisnawaty, Lisnawaty; Pratiwi, Arum Dian; Jumakil, Jumakil
Preventif Journal Vol 5, No 1 (2020): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/epj.v5i1.15587

Abstract

AbstrakSanitasi merupakan upaya dasar dalam menjaga kesehatan manusia dengan cara penyediaan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Penyediaan sarana sanitasi akan memberikan dampak positif namun faktanya penyediaan sarana sanitasi masih belum memadai karena masyarakat yang belum menyadari pentingnya sarana sanitasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga angka kesakitan akibat buruknya fasilitas sanitasi masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ketersediaan fasilitas sanitasi pemukiman di wilayah pesisir masyarakat Kelurahan Nambo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan teknik simple random sampling. Populasi adalah semua kepala keluarga di Kelurahan Nambo Kota Kendari berjumlah 321 kepala keluarga dan jumlah sampel adalah 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari kepemilikan kategori sarana penyediaan air bersih masyarakat yang memenuhi syarat sebanyak 29 orang (59,2%) dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 20 orang (40,8%). Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat sebanyak 67 orang (95,7%) dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 3 orang (4,3%). Kepemilikan jamban yang memenuhi syarat sebanyak 46 orang (51,1%) dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 44 orang (48,9%). Kepemilikan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 42 orang (52,5%) dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 38 orang (47,5%). Dapat disimpulkan bahwa dari sisi kepemilikan fasilitas sanitasi, masyarakat Kelurahan Nambo sudah masuk dalam kategori baik namun yang perlu menjadi perhatian ialah masih banyak fasilitas sanitasi yang belum memenuhi syarat. Kepemilikan dan kualitas sanitasi ialah dua hal yang harus tercapai dalam menciptakan kondisi lingkungan yang baik sehingga derajat kesehatan masyarakat juga baik. Rekomendasi yang diberikan perlunya pemicuan motivasi untuk jamban, SPAL, dan pengelolaan sampah. Kata kunci: sanitasi; lingkungan; wilayah; pesisir
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI MASA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2020 Sarmin, Sarmin; Sabilu, Yusuf; Nurmaladewi, Nurmaladewi
Preventif Journal Vol 5, No 2 (2021): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/epj.v5i2.18238

Abstract

AbstrakLimbah medis yang dihasilkan selama pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Bahteramas pada Juli 2020 sebanyak 3650 kg, pada Agustus 2020 sebesar 5623 kg dan pada September 2020 7748 kg, data menunjukan volume limbah medis semakin meningkat selama pandemi Covid-19. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengelolaan limbah medis padat selama pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian yaitu Penanggung Jawab Pengelola Limbah Medis, Kepala Ruangan, Cleaning Service dan Perawat Petugas. Penelitian di Rumah Sakit Bahteramas menunjukkan bahwa pemilahan sampah dari sumbernya sudah dilakukan, masing-masing ruangan telah disediakan wadah sampah medis dan non-medis yang diberi label infeksius dan non-infeksius serta safety box sebagai pewadahan limbah B3. Wadah limbah medis padat adalah tong sampah pijakan anti bocor dan kedap air, serta ditutup dengan kantong plastik berwarna kuning dan hitam bertanda limbah infeksius dan non-infeksius, safety box untuk limbah B3 seperti jarum suntik. limbah, Pengumpulan sampah medis dilakukan oleh perawat ruangan, limbah medis padat disimpan di kantong plastik kuning dan limbah non medis di simpan kantong plastik hitam sedangkan benda tajam di safety box. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan troli tertutup, anti bocor, tahan air dan tanpa sudut tajam. Penelitian menunjukan bahwa dalam pengelolaan sampah medis di RSU Bahtermas sesuai ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004 terkait dengan proses pemilahan, pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan. Kata Kunci : Covid-19, Limbah Medis, Pengelolaan.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR Abrian, Erick Oklin; Yasnani, Yasnani; Nurmaladewi, Nurmaladewi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jkl-uho.v2i1.19002

Abstract

Demam tifoid merupakan suatu penyakit sistemik yang bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Kasus demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur pada tahun 2019 berjumlah 172 kasus. Faktor-faktor yang sangat erat hubungannya dengan kejadian demam tifoid adalah sanitasi lingkungan yang belum memenuhi syarat dan higiene perorangan yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas Tirawuta Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, dimana populasi sebanyak 172 orang dengan total sampel sebanyak 120 responden. Teknik analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian ada hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian demam tifoid (p-value = 0,029) dan ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian demam tifoid (p-value = 0,016). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara higiene perorangan dan sanitasi lingkungan dengan kejadian demam tifoid di wilayah kerja Puskemas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.