Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Modulus Elastisitas Beton Geopolymer Pada Perawatan Temperatur Ruangan Tampi, Jeanicha Christiani; Wallah, Steenie E.; Manalip, Hieryco
TEKNO Vol 17, No 73 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton geopolymer merupakan beton ramah lingkungan yang di buat tanpa menggunakan semen dan sebagai gantinya digunakan fly ash yang merupakan limbah hasil pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi perawatan beton geopolymer membutuhkan temperatur relative tinggi untuk mempercepat proses polimerisasi. Melihat kondisi dari sifat mekanik beton geopolymer pada suhu ruangan lambat untuk mencapai kekuatannya maka ada kebutuhan menambahkan bahan seperti semen untuk meningkatkan reaksi polimerisasi, dalam hal ini jika beton geopolymer mencapai kekuatan yang sama pada suhu ruangan dan suhu tinggi maka produksi semen akan berkurang dan pemanfaatan fly ash akan meningkat. Pada penelitian ini dilakukan pengujian modulus elastisitas beton geopolymer dan dilakukan perawatan menggunakan temperatur ruangan, dan akan dilakukan penambahan semen sebesar 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10% dari berat fly ash. Dari hasil laboratorium, diperoleh nilai modulus elastisitas beton geopolymer meningkat pada setiap bertambahnya presentase semen. Nilai modulus elastisitas tertinggi didapat pada umur 28 hari dengan variasi penambahan semen 10% dari berat fly ash.
TEGANGAN LEKAT ANTARA BAJA DAN BETON DENGAN MUTU BETON 40-70 MPa Langi, William; Kumaat, Ellen J.; Manalip, Hieryco
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 11 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan ketahanan terhadap tarik rendah. Oleh karena itu, beton yang tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu ini harus diberikan perkuatan penulangan yang terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik yang timbul. Salah satu hal yang menyebabkan tulangan dan beton dapat bekerja sama adalah faktor lekatan (adhesi) antara beton dan permukaan tulangan. Daya lekat (tegangan lekat) akan dipengaruhi oleh kualitas dari beton itu sendiri. Mutu atau kualitas dari suatu beton ditentukan dari besarnya kuat tekan beton yang didapatkan. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mendapatkan hubungan antara kuat tekan betondengan tegangan lekat antara baja dan beton.Pada penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 100x200 mm. Dengan menggunakan metode pembuatan campuran beton ACI 211.1-91, didesain variasi kuat tekan rencana mulai dari 40 MPa, 50 MPa, 60 MPa, dan 70 MPa. Untuk mendapatkan nilai tegangan lekat antara tulangan baja dan beton, maka dilakukan pengujian kuat tekan dengan menggunakan 1 batang tulangan baja yang ditanamkan ditengah benda uji. Baja tulangan yang digunakan adalah BJTP D12 mm.Dari hasil penelitian untuk kuat tekan rencana mulai dari 40 MPa, 50 MPa, 60 MPa, dan 70 MPa didapatkan kuat tekan rata-rata sebesar 41.15 MPa, 54.42 MPa, 61.49 MPa, dan 73.25 MPa. Pada pengujian kuat lekat didapatkan hasil tegangan lekat (μ) rata-rata sebesar 2.5 MPa, 3.0 MPa, 3.0 MPa dan 4.2 MPa. Kata kunci : Beton, Tulangan Baja, Kuat Tekan, Tegangan Lekat
PEMERIKSAAN KUAT TARIK BELAH BETON SERAT KAWAT BENDRAT DENGAN VARIASI SUDUT TEKUK PADA KEDUA UJUNGNYA Kawulusan, Julianda Astari; Manalip, Hieryco; Dapas, Servie O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton merupakan bahan konstruksi masyarakat modern dan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan elemen struktur. Disamping mempunyai kelebihan, beton juga mempunyai kelemahan yaitu kuat tarik yang rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kuat tarik beton adalah dengan menambahkan serat-serat pada adukan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat kawat bendrat dengan variasi sudut tekuk pada kedua ujungnya terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Panjang serat kawat bendrat total masing-masing 60 mm dengan 3 variasi sudut (0⁰,45⁰,90⁰). Untuk panjang kawat bendrat (0⁰) adalah 60 mm, sedangkan untuk panjang kawat bendrat sudut tekuk (45⁰ dan 90⁰) adalah 40 mm lurus dari tengah kawat bendrat dan tekukan pada kiri kanan kawat bendrat adalah 10 mm. Serat kawat bendrat berdiameter ± 1 mm. Persentase penggunaan bahan tambah serat kawat bendrat dengan variasi sudut tekuk pada kedua ujungnya: 0,00%, 0,25%, 0,50%, 0,75% dan 1,00% dari berat total benda uji silinder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adanya penambahan serat kawat bendrat dengan variasi sudut tekuk pada kedua ujungnya (45⁰ dan 90⁰) tidak berpengaruh secara signifikan pada nilai kuat tekan dan nilai kuat tarik belah beton, akan tetapi pada sudut 0⁰ mengalami peningkatan secara signifikan pada nilai kuat tekan. Semua variasi sudut, hasil persentase optimal penambahan serat kawat bendrat dengan variasi sudut tekuk pada kedua ujungnya terhadap pemeriksaan kuat tekan dan kuat tarik belah beton didapat pada variasi sudut 0⁰ dengan persentase kawat bendrat sebesar 0,25% dan 0,75% dengan hasil 29,707 MPa dan 3,437 MPa. Dilihat dari beton normal, persentase peningkatan kuat tekan beton sebesar 11,429% dan kuat tarik belah beton sebesar 3,743%. Kata Kunci : Serat Kawat Bendrat, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah
PENGARUH DINDING PADA LANTAI DASAR TERHADAP DISPLACEMENT PADA BANGUNAN SET-BACK DAN NON SET-BACK Mamesah, Yoshua Immanuel; Manalip, Hieryco; Wallah, Steenie E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 8 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasangan bata ini seringkali diabaikan dalam perencanaan struktur bangunan dan pengaruh terhadap kekakuan dan kekuatan struktur tidak diperhitungkan dalam analisis dan disain struktur. Pasangan dinding bata hanya dinggap sebagai beban gravitasi dan keberadaannya diasumsikan tidak mempengaruhi kekakuan dan kekuatan struktur bangunan. Akan tetapi bangunan yang menggunakan pasangan dinding bata memiliki kekakuan struktur yang besar. Banyak bangunan yang secara arsitektur memiliki nilai estetika tinggi yang pada umnya menjadi pilihan para arsitek dalam mendisain suatu bangunan. Kebanyakan dari bangunan-bangunan seperti ini memiliki struktur yang tidak beraturan diantaranya juga bangunan-bangunan dengan set-back.Penelitian dilakukan pada pemodelan struktur bangunan Set Back dan Non-Setback dengan menggunakan dinding pengisi dan tanpa dinding pengisi pada lantai dasar. Bangunan set-back di variasikan pada 4 model, yaitu model B, model C model D dan model E .Kemudian dilakukan analisis menggunakan program SAP2000.Dan untuk parameter yang ditinjau pada penelitian ini adalah mengetahui displacement yang terjadi pada tiap pemodelan struktur bangunan tersebut serta perbandingan antara bangunan yang menggunakan dinding pengisi dan tanpa dinding pengisi.Dari hasil penelitian tersebut diperoleh displacement terbesar terdapat pada bangunan dengan rasio tinggi bagian set-back terhadap bagian bawah terbesar yaitu model E1 sebesar 30,231 mm dan E2 sebesar 30,4877 mm. Dalam hal ini menunjukkan bahwa Semakin besar rasio tinggi bagian set-back terhadap bagian bawah maka akan semakin besar displacement yang terjadi. Bangunan yang memiliki set-back akan mengalami kenaikan displacement yang signifikan pada satu tingkat diatas penempatan set-back tersebut dan yang terbesar pada model D2 sebesar 28,3074 pada tingkat 5 Bangunan yang menggunakan dinding pengisi akan membuat struktur bangunan lebih kuat pada bangunan dengan menggunakan dinding pengisi (Model E1) terhadap bangunan tanpa dinding pengisi (Model E2) maka displacement akan mengalami perbedaan sebesar 22,01%. Kata Kunci: Bangunan Bertingkat, Set Back, Displacement, Dinding Pengisi, Masonri
PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG TELUR SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP NILAI KUAT TARIK BELAH BETON Dewi, Yosefa Flaviana Zynthia; Manalip, Hieryco; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 3 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia konstruksi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semakin tingginya kebutuhan akan pembangunan infrastruktur, penyerapan energi untuk mendukung aktivitas tersebut tentunya akan semakin besar. Di lain pihak permintaan akan material terus meningkat, sehingga perlu dicoba untuk menggunakan material alternatif. Salah satu contoh yaitu memanfaatkan limbah yang sudah terbuang sebagai material konstruksi yang ramah lingkungan, misalnya menggunakan limbah cangkang telur. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan beton untuk material konstruksi struktural dengan bahan baku yang terdiri dari serbuk cangkang telur (SCT), semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Variasi komposisi SCT adalah: 0%, 2.5%, 5%, 7,5%, 10% dari total penggunaan semen. Pengujian dilakukan ketika beton berumur 28 hari. Sampel benda uji berbentuk silinder dengan dimensi tinggi (H) 200 mm dan diameter (D) 100 mm. Dari hasil penelitian, beton dengan substitusi parsial semen dengan menggunakan serbuk cangkang telur menunjukkan bahwa kuat tekan terbesar terdapat pada presentase SCT 2.5%, yaitu sebesar 23.94 MPa dan kuat tarik belah terbesar terdapat pada presentase SCT 2.5%, yaitu sebesar 2.78 MPa.Kata Kunci: Serbuk Cangkang Telur (SCT), Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah
ANALISIS KERUNTUHAN GEDUNG BERTINGKAT AKIBAT BEBAN GEMPA DAN BEBAN ANGIN DENGAN METODE PUSHOVER Potalangi, Jessen G.; Manalip, Hieryco; Wallah, Steenie E.
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 10, No 1 (2020): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan perilaku beban gempa dan beban angin merupakan permasalahan yang harus diperhatikan dalam perencanaan gedung bertingkat sehingga analisis dinamis diperlukan dengan mempertimbangkan bentuk dan lokasi struktur. Indikasi keruntuhan elemen dapat terjadi seiring bertambahnya beban lateral. Analisis Pushover merupakan analisis perilaku keruntuhan struktur dimana beban ditingkatkan bertahap sampai melampaui kapasitas maksimum.Pada penelitian ini dilakukan pemodelan struktur gedung 12 lantai (Gedung Fakultas Hukum Unsrat Manado) dengan berdasarkan gambar dan detail struktur dengan Kategori gedung SRPMK. Analisis didasarkan pada data uji tanah lokasi tinjauan (SPT) mengacu pada SNI 1726:2012 dan peta angin wilayah Indonesia yang mengacu pada HB212-2002 Asian-Pasific Region. Metode pushover dioperasikan lewat software ETABS nonlinear version 9.7.4 yang menganalisis beban struktur akibat gempa, angin maupun kombinasi keduanya.Hasil penelitian menunjukkan kapasitas, kinerja, dan keefektifan beban lateral struktur gedung bertingkat. Keseluruhan analisis digambarkan dengan mekanisme pushover berupa kemampuan maksimal struktur sampai keruntuhan, sendi plastis kritis, besar displacement-drift dan respon struktur.Berdasarkan penelitian diperoleh nilai gaya geser dan displacement terbesar yaitu akibat beban gempa (18397,877 KN; 0,584 m), beban angin (2332,929 KN; 0,037 m), dan beban kombinasi gempa-angin (16511,850 KN; 0,587 m). Struktur lebih efektif memikul beban gempa daripada beban kombinasi gempa-angin atau beban angin. Kontribusi Beban angin tidak terlalu signifikan sehingga akibat beban angin termasuk tidak efektif. Secara keseluruhan kinerja struktur pada penelitian ini masih dalam tingkat Immediate occupancy namun baik akibat beban gempa dan kombinasi gempa-angin mempunyai potensi keruntuhan struktur pada lantai 2 dan 3 sementara beban angin tidak.  Kata Kunci:, Pushover, Gempa, Angin, Kombinasi, Kapasitas, Keruntuhan, Kinerja
PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN Situmorang, Laris Parningotan; Manalip, Hieryco; Handono, Banu Dwi
TEKNO Vol 15, No 67 (2017): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan pipa PVC pada kolom karena tuntutan estetika seperti menyembunyikan pipa instalasi air bersih, pipa saluran pembuangan maupun instalasi listrik sering dilakukan penambahan lubang (rongga) pada kolom. Penambahan lubang (rongga) tersebut mengakibatkan terjadi pengurangan luas penampang kolom yang akan mempengaruhi kekuatan tekan kolom. Hal ini sering luput dari perhatian pihak perencana maupun pihak pelaksana karena mengganggap penambahan lubang (rongga) tersebut adalah hal sepele. Namun jika tidak direncanakan dan dilaksanakan sesuai prosedur, penambahan lubang (rongga) tersebut bisa berakibat fatal terhadap bangunan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perubahan kapasitas beban aksial akibat penambahan pipa PVC pada kolom. Pengujian dilakukan dengan skala laboratotium, dengan umur perawatan 28 hari. Benda uji menggunakan kolom 150x150x500(mm), dengan variasi luas lubang 2%, 4%, dan 6% terhadap luas penampang kolom. Pengujian kuat tekan beton menggunakan silinder 100/200(mm), dengan perencanaan mutu beton (f’c) 20 Mpa. Tulangan yang digunakan untuk tulangan longitudinal menggunakan ϕ8 dan untuk tulangan sengkang ϕ6. Perencanaan slump ditetapkan ialah 75-150 mm. Hasil pengujian menyatakan bahwa penambahan pipa PVC pada kolom yang mengakibatkan pengurangan luas penampang kolom akan berpengaruh terhadap kapasitas beban aksial. Dimana semakin besar lubang pada kolom semakin berkurang kapasitas beban aksialnya.Kolom dengan variasi luas lubang 2% terhadap luas penampang kolom mengalami penurunan kapasitas beban aksial sebesar 1,18%. Kolom dengan variasi luas lubang 4% terhadap luas penampang kolom mengalami penurunan kapasitas beban aksial sebesar 2,52%. Dan untuk variasi luas lubang 6% terhadap luas penampang kolom mengalami penurunan kapasitas beban aksial sebesar 4,34%.
UPAYA ADAPTASI ELEMEN BANGUNAN UNTUK MITIGASI BENCANA BANJIR BANDANG Caroline, Magdalena; Manalip, Hieryco; Sangkertadi, .
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengalaman menunjukkan bahwa banjir bandang datang secara tidak terduga atau tiba-tiba, dapat bersifat merusak dan menimbulkan kerugian serta korban jiwa terutama pada mereka yang saat kejadian berada didalam bangunan. Melalui penelitian ini dikaji sejumlah elemen bangunan yang mampu beradaptasi terhadap bencana tersebut, sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana. Elemen bangunan yang menjadi focus penelitian meliputi denah, pondasi, lantai, dinding, pintu, jendela, ventilasi,  plafond, dan atap . Metode yang diterapkan terdiri dari evaluasi purna huni, yang dijabarkan melalui proses wawancara dan pengamatan detail pada elemen bangunan tersebut. Lokasi kajian berada di Utaurano dan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe dan  di Manado Sulawesi Utara. Hasil menunjukkan bahwa terdapat sejumlah elemen bangunan dapat beradaptasi. Besar harapan bahwa hasil penelitian ini mampu membuka cara pandang khususnya masyarakat Sulawesi Utara, yakni pentingnya pemahaman upaya adaptasi elemen bangunan sebagai bagian dari pengurangan resiko atau mitigasi bencana banjir bandang. Kata Kunci : Anomali Iklim, Banjir Bandang, Mitigasi Bencana, Adaptasi, Elemen Bangunan.
PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG KEONG SAWAH SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP NILAI MODULUS ELASTISITAS Syariffudin, Rinaldhi Ridha’al; Manalip, Hieryco; Mondoringin, Mielke R. I. A. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 5 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mencoba memanfaatkan limbah cangkang keong sawah karena komposisi cangkang keong sawah banyak mengandung kalsium karbonat. Kalsium fosfat, silikat magnesium karbonat, besi dan zat organic lainnya membentuk sisa komposisi protien structural dan senyawa fosfor sama halnya dengan komposisi semen yang banyak mengandung kalsium, dan silikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah cangkang keong sawah sebagai bahan pengganti sebagian semen terhadap nilai modulus elastisitas. Metode ACI 211.1-91 digunakan untuk menghitung komposisi campuran beton. Menggunakan benda uji berbentuk silinder berdiameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 14 dan 28 hari, sedangkan untuk pengujian modulus elastisitas menggunakan 3 rumus yaitu, ASTM C 469-94,SK SNI T-15-1991-03,ACI 363-92 dilakukan pada umur 28 hari. Dengan variasi 0%, 5%, 10%, 15%, 25% dari volume semen. Jumlah benda uji 30 silinder, dengan setiap variasi 6 silinder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan pada beton normal adalah 23,96 MPa pada umur 14 hari dan 26,55 MPa pada umur 28 hari. Pada beton variasi serbuk cangkang keong 5% menghasilkan  kuat tekan optimum sebesar 24,75 MPa pada umur 14 hari dan 27,61 MPa pada umur 28 hari, dengan kenaikan kuat tekan beton sebesar 10,81% pada umur 14 hari dan 14,83% pada 28 hari. Nilai modulus elastisitas untuk beton normal pada umur 28 hari dengan menggunakan rumus ASTM C 469 – 9 adalah  29859,01 MPa 4, sedangkan  kalau menggunakan rumus SK SNI T-15-1991-03 adalah 24216,02 MPa, ,dan menggunakan rumus ACI 363-92 hasilnya adalah  24005,79 MPa. Variasi serbuk cangkang keong sawah 5% pada umur 28 hari menghasilkan modulus elastisitas sebesar  31508,84 MPa (menggunakan rumus ASTM C 469 – 94), 25054,42 MPa( menggunakan rumus SK SNI T-15-1991-03),dan 24598.02 MPa (menggunakan rumus ACI 363-92). Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan nilai modulus elastisitas berbanding lurus dengan kenaikan nilai kuat tekan. Keywords: Modulus Elastisitas, Kuat Tekan, Limbah Cangkang Keong Sawah, Substitusi Semen, CKS.
PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON POROUS Putra, Teguh; Manalip, Hieryco; Mondoringin, Mielke R. I. A. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 5 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya luas daerah dengan permukaan yang kedap air mengakibatkan air tidak bisa berinfiltrasi ke dalam tanah dengan baik, sehingga menimbulkan genangan air. Penggunaan beton porous merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi hal tersebut. Beton porous merupakan beton yang memiliki celah diantara agregat sehingga memiliki kemampuan untuk meloloskan air agar dapat berinfiltrasi ke dalam tanah. Abu Ampas Tebu yang berasal dari PT.PG Gorontalo merupakan limbah yang memiliki kandungan silikat. Limbah yang dihasilkan hanya dihampar di pekarangan dan tidak dimanfaatkan sehingga dapat mencemari udara karena ukurannya yang halus. Dibutuhkan pengolahan agar dapat mengurangi masalah tersebut.Penelitian ini dilakukan dengan abu ampas tebu (AAT) sebagai bahan pengganti semen dengan persentase secara berturut-turut 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% terhadap berat semen.Dengan komposisi agregat 55% agregat lolos saringan ½’’ namun tertahan saringan 3/8’’ dan 45%  lolos saringan ¾’’ namun tertahan ½’’.Nilai kuat tekan optimum beton porous tercapai pada campuran beton dengan persentase AAT 10% yang berusia 28 hari yaitu 13.143 MPa. Untuk beton porous dengan permeabilitas optimum adalah beton dengan persentase AAT 0% yaitu 5.334 cm/detik.Sedangkan untuk campuran beton  porous yang memliki permeabilitas yang efektif dan kuat tekan yang cukup adalah campuran dengan persentase AAT 10% yang memiliki nilai kuat tekan 13.143 MPa dan permeabilitas 3.59 cm/ detik..Kata kunci: Beton porous, kuat tekan, permeabilitas, abu ampas tebu