Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FEMINISM IN THE MOVIE MERINDU CAHAYA DE AMSTEL: SARRA MILLS DISCOURSE ANALYSIS Marantika, Eka Ririn
Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 12 No 1 (2024): Gramatika, Volume XII, Nomor 1, Januari--Desember 2024
Publisher : Kantor Bahasa Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31813/gramatika/12.1.2024.597.1--9

Abstract

Abstract Feminism is always associated with everyday life, especially the female gender. Many media are used as a tool to convey feminism issues, one of which is film. Film or cinema is a mass media that is considered effective in expressing feminism issues that are presented neatly into an audio-visual story. Reflecting on this knowledge, the author will conduct a research on the issue of feminism. This research discusses feminism in a movie entitled Merindu Cahaya De Amstel by Hadrah Daeng Ratu released in 2022 with Sarra Mills' discourse analysis approach. The purpose of this research is to find out the representation of women in the movie Merindu Cahaya De Amstel. Qualitative descriptive method is used as an approach in this research. The results of this study show that Khadijah's character shows women as subjects and Kamila's character as objects. Where, what Khadijah did was a postmodern feminism movement stated by Cixous that women have the right to do what they want and voice it to the public sphere. Keywords: discourse analysis of Sarra Mills, feminism, Merindu Cahaya De Amstel Film
Analisis Wacana Kritis pada Teks Revolusi Mental Joko Widodo Ardana Putra, Vicky Fadly; Marantika, Eka Ririn; Khotimah, Khusnul; Syukri, Hanifullah
Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 26, No 1 (2025): Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra (in procces)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aksara/v26i1.pp209-219

Abstract

The discussion in this research is about the critical discourse analysis model of Norman Fairclough. The purpose of this research is to understand the ideology, thoughts, or ideas of an official's discourse. The data source used from the text of Mental Revolution put forward by the Indonesian Presidential Candidate, Joko Widodo during the 2014 Indonesian Presidential election campaign with a length of 28 paragraphs. This research is included in qualitative descriptive research. The analysis process consists of three stages of Fairclough's theory: (1) Text Analysis, examining vocabulary, sentence structure, and the like to understand the meaning conveyed; (2) Discursive Practice, understanding how the text is produced to be consumed in a social context, as well as knowing how ideology is intertwined in a discourse; (3) Social Praxis, knowing the social impact of the text in the lives of Indonesian people. The data collection stage of the research uses the technique of recording data contained in words, sentences, and paragraphs contained in the Mental Revolution Text to obtain data. The theory used in this research is Norman Fairclough's critical discourse analysis theory. The results show that the text reflects the government's efforts to build a positive image through the narrative of national awakening, which in research can provide insight into how language is used to shape public perceptions and direct the public to support government policies. The text's conclusion of Jokowi's Mental Revolution discusses Joko Widodo's dream to change the mentality of the people in Indonesia to become a nation that stands on its own feet, but the reality has not been achieved until now.Keywords: Critical Discourse, Mental Revolution, Joko Widodo, Text
Pergeseran Makna pada Kosakata Berunsur Fenomena Alam dan Bencana Alam di Media Sosial X: Kajian Semantik Eka Ririn Marantika; Agustin, Visya Faura; Mundi, Recta Chandra; Ginanjar, Bakdal
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 2 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i2.731

Abstract

Penelitian deskriptif kualitatif ini menyoroti pergeseran makna pada kosakata berunsur fenomena alam dan bencana alam dalam media sosial X. Data penelitian berupa frasa metaforis berunsur fenomena alam dan bencana alam, seperti banjir, badai, longsor, hujan, pelangi, geledek, ombak, dan angin ribut; semuanya mengalami pergeseran makna. Data diperoleh dari media sosial X dari rentang waktu Agustus hingga November 2024. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati penggunaan kosakata berunsur fenomena alam dan bencana alam, dan kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis perubahan maknanya. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih dengan membagi unsur langsung pada kata dan frasa yang mengandung ungkapan metafora fenomena alam dan bencana alam, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik ganti. Penelitian ini mengungkapkan adanya pergeseran makna pada kosakata yang diteliti, sehingga tidak lagi merepresentasikan makna yang sesungguhnya. Penelitian ini mengungkap bahwa ada tiga jenis pergeseran makna, yaitu amelioratif, peyoratif, dan metonimi.
TABU BAHASA DALAM CERITA PENDEK MANDI SABUN MANDI KARYA DJENAR MAESA AYU Marantika, Eka Ririn; Chattri Sigit Widyastuti
BASASTRA: JURNAL KAJIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Vol. 14 No. 2 (2025): BASASTRA: JURNAL KAJIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai tabu bahasa. Tabu bahasa merujuk pada ungkapan atau kata-kata yang melanggar norma, kasar, dan tidak pantas dalam suatu masyarakat tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan tabu bahasa yang berada dalam cerpen Mandi Sabun Mandi. Analisis data penelitian ini menggunakan teori tabu bahasa dari Timothy Jay yang mengklasifikasikan kata tabu menjadi 9 kategori. Data yang dipakai pada penelitian ini berupa klausa atau kalimat yang memuat kata tabu pada cerpen Mandi Sabun Mandi. Data berasal dari cerpen Mandi Sabun Mandi karya Djenar Maesa Ayu. Metode penyedian data dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik lanjutan  catat. Adapuun, metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode padan dilanjutkan dengan teknik l Hubung Banding Menyamakan (HBS) serta teknik lanjutan Hubung Banding Menyamakan hal pokok (HBSP). Memlalui hasil penelitian ini, diperoleh bahwa kata tabu kategori sexual references lebih banyak dipakai dalam cerpen ini. Ditemukan sebanyak 14 data yang dikategoringan menjadi 3 yaitu, sexual references sejumlah 8 data, Insulting references to perceived psychological, physical, or social deviation sejumlah 3 data, dan animal names sejumlah 1 data. Kata kunci: kata tabu, cerita pendek,  mandi sabun mandi, Djenar Maesa Ayu