Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Mina Sains

PENAMBAHAN TEPUNG PACI-PACI (LEUCAS LAVANDULAEFOLIA) PADA PAKAN TERHADAP MORTALITAS DAN GAMBARAN DARAH BENIH IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI) YANG DIUJI TANTANG MENGGUNAKAN BAKTERI AEROMONAS HYDROPHILA Jonedhi Jonedhi; Mulyana Mulyana; Muarif Muarif
JURNAL MINA SAINS Vol. 1 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.235 KB) | DOI: 10.30997/jms.v1i2.382

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung paci-paci (Leucas lavandulaefolia) yang dicampurkan pada pakan terhadap mortalitas dan gambaran darah benih ikan nilem (Osteochilus hasselti) yang diuji tantang menggunakan bakteri Aeromonas hydrophila sehingga menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai bulan September 2015 di Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor. Ikan nilem dipelihara selama 30 hari kemudian dilakukan uji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila dengan konsentrasi 107 sel/mL, dilakukan pengamatan sampai hari ke-35 dan kembali dilakukan uji tantang kedua dengan konsentrasi bakteri 108 sel/mL dan dilakukan pengamatan sampai hari ke-38. Selama melakukan penelitian ikan diberi pakan dengan campuran tepung paci-paci dengan dosis 4g/kg, 6g/kg, dan 8g/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung paci-paci tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) pada tingkat kelangsungan hidup benih ikan nilem, tetapi terdapat beberapa perbedaan pada kadar hemoglobin dan hematokit. Perlakuan tepung paci-paci dengan dosis 4 g/kg memberikan gambaran darah yang cukup baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain.Kata kunci : Ikan nilem, paci-paci, Aeromonas hydrophila, mortalitas, gambaran darah
Karakteristik Suhu Perairan Di Kolam Budidaya Perikanan Muarif Muarif
JURNAL MINA SAINS Vol. 2 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.453 KB) | DOI: 10.30997/jms.v2i2.444

Abstract

Pola perubahan suhu perairan pada kolam budidaya perikanan penting diketahui, karena suhu akan mempengaruhi proses biologi dan kimiawi yang selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Kisaran suhu pada kolam pernelitian memiliki kisaran 22-30oC berada pada nilai yang layak untuk pengembangan budidaya perikanan. Pola perubahan suhu perairan pada kolam budidaya menunjukkan pola yang tinggi pada siang hari, rendah pada pagi hari dan sedang pada siang hari. Hasil uji statistik menunjukkan suhu air pada pagi, siang, dan sore hari saling berbeda nyata. Kata kunci: Suhu Perairan, budidaya perikanan, kolam
Pertumbuhan Populasi Cacing Tanah (Phertima sp.) Sebagai Sumber Protein Pakan Ikan Dalam Media Kotoran Kambing Dengan Tiga Pakan Tambahan (Bungkil Sawit, Limbah Sayuran Pasar Dan Dedak) Ratna Mariyana; Muarif Muarif; Chumaidi Chumaidi
JURNAL MINA SAINS Vol. 3 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.811 KB) | DOI: 10.30997/jms.v3i1.860

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh penambahan bungkil sawit, limbah sayuran hasil fermentasi dan dedak pada media kotoran kambing terhadap pertumbuhan populasi cacing tanah sebagai sumber protein pakan ikan. Cacing tanah uji yang dipergunakan pada penelitian ini ialah jenis Pheretima sp. sebanyak 100 individu/wadah. Rancangan percobaan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan ialah perbedaan jenis pakan tambahan yaitu tanpa pakan tambahan / kontrol (A), bungkil sawit (B), limbah sayuran pasar hasil fermentasi (C) dan dedak (D) yang diberikan setiap dua hari sekali sebanyak 500 gram. Parameter yang diobservasi pada penelitian ini ialah pertumbuhan populasi, bobot dan panjang cacing tanah serta kualitas media (suhu dan pH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi cacing tanah tertinggi terdapat pada perlakuan (A) yaitu rata-rata 12,1 individu/liter, sedangkan rataan tertinggi untuk bobot dan panjang individu terdapat pada perlakuan (D) masing-masing 0,78 gram dan 10,7 cm.
Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Nilem Ukuran 2-3 Cm Yang Dipelihara Dalam Happa Di Kolam Omang Omang; Fia Sri Mumpuni; Muarif Muarif
JURNAL MINA SAINS Vol. 3 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.784 KB) | DOI: 10.30997/jms.v3i1.864

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh kepadatan berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nilem berukuran 2-3 cm yang dipelihara dalam happa di kolam. Percobaan dilakukan pada bulan Februari-April 2014. Penelitian ini menggunakan benih ikan nilem berukuran 2-3 cm sebanyak 900 ekor yang diperoleh dari Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya & Toksikologi, Cibalagung, Kabupaten Bogor. Happa yang dipergunakan berukuran 1x1x1 m3 yang diletakkan di kolam tanah. Pakan komersil P-800  berkadar protein 39-41%, lemak minimal 5%, serat kasar maksimal 6%, abu maksimal 16% dan kandungan air 10%, diberikan pada jam 08.00, 13.00, dan 17.00 WIB. Rancangan yang dipergunakan ialah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan (50, 100, 150 ekor/m3) dan 3 ulangan. Data hasil percobaan dianalisis menggunakan sidik ragam. Perlakuan dengan kepadatan berbeda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nilem. Kata kunci: Ikan nilem, kelangsungan hidup, kepadatan,  pertumbuhan,
Karakteristik Ekosistem Mangrove Di Kawasan Pesisir Kepulauan Natuna Muarif Muarif
JURNAL MINA SAINS Vol. 3 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.067 KB) | DOI: 10.30997/jms.v3i2.893

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas ekosistem mangrove di Pesisir Kepulauan Natuna melalui analisis sebaran jenis dan kerapatan mangrove.  Ekosistem mangrove di Kawasan Pesisir ini memiliki tipologi Riverine Mangrove.  Kondisi ekosistem mangrove baik. Jenis mangrove yang tumbuh meliputi Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorhiza, Rhizophora stylosa,Ceriops tagal, Rhizophora apiculata.Xylocarpus granatum, Hibiscus, Casuariana, dan Pandanus. Kerapatan mangrove di pesisir kawasan ini tergolong padat sampai sangat padat dengan kisaran nilai kerapatan antara 1.000-2.933 idv/Ha.  Kecamatan Bunguran Barat memiliki areal mangrove terluas dengan rataan kerapatan pohon yang tertinggi (1.833 idv/Ha).  Ekosistem mangrove di Kepulauan Natuna rata-rata didominansi oleh Genus Rhizophora dengan jenis yang mendominasi antara lain Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Rhizophora apiculata. Kata kunci: ekosistem, kerapatan, mangrove
THE INFLUENCE OF STOCKING DENSITY AGAINST SURVIVAL RATE OF CATFISH (Clarias gariepinus) ON RECIRCULATION SYSTEM anjas adi santoso; muarif muarif; rosmawati rosmawati
JURNAL MINA SAINS Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.203 KB) | DOI: 10.30997/jms.v4i1.1267

Abstract

One of the technologies to keep the water quality remains optimal ias a recirculation system. This research is aimed to determine the influence of denisity of catfish (Clarias gariepinus) on the recirculation system. Fish test used is catfish fry the age of 2 weeks with average weight 0.58 g and an average length of 2.7 cm as much as 10,000 fish. The experimental research used completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The treatments were A (20 fish/liter of water), B (30 fish/liter of water), C (40 fish/liter of water) and D (50 fish/liter of water). The survival rate, the feed efficiency, and water quality has been observed. The results of research showed that the survival rate and the feed efficiency were significantly different (P<0.05). The highest survival rate in this research was in the treatment A (20 fish/liter of water) that was 70.5%. The stocking density of catfish fry of 20 fish/liter of water can be used as basis for  the maintenance of catfish fry for reach the optimal survival rate. Key words: Catfish, survival rate, feed efficiency, recirculation
Karakteristik Hidrooseanografi di Perairan Pesisir Kabupaten agam muarif muarif
JURNAL MINA SAINS Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.863 KB) | DOI: 10.30997/jms.v4i2.1549

Abstract

The research objectives to explore the characteristic of hydrooceanography in coastal of Agam Regency. The observations parameters included physical aspecs such as bathymetric, tide, wave, water current, Transparancy, and temperature; and so chemical aspecs such as pH, salinity, dissolved oxygen, and COD. Hydrooseanographic characteristics on Agam Regency coastal described the bathymetry was shallow to deep , high wave, high tidal range, water currents dependent on season, and water quality were in good criteria to life support of aquatic biota. Key words: Hydrooceanography, wave, tidal, water quality
PENGARUH PERLAKUAN SUHU YANG BERBEDA TERHADAP WAKTU PENETASAN, DAYA TETAS TELUR DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN BRUSHMOUTH ALBINO (Ancistrus cirrhosus) Dinna Yuliani; Fia Sri Mumpuni; Muarif Muarif
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.011 KB) | DOI: 10.30997/jms.v6i1.2730

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap waktu penetasan, derajat penetasan telur, serta derajat kelangsungan hidup larva pasca pemaparan suhu pada proses penetasan (suhu air 25-26oC). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan suhu inkubasi berbeda dan 3 kali ulangan. Perlakuan meliputi A kontrol dengan perlakuan suhu ruang (suhu air 25-26oC), perlakuan B dengan perlakuan suhu 28oC, perlakuan C dengan perlakuan suhu 31oC. Berdasarkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (P<0,05) perlakuan C yang menetas selama 92,23 jam (3 hari 20 jam) dan B yang menetas selama 93,29 jam (3 hari 21 jam) tidak menunjukan perbedaan yang nyata diantara keduanya, namun berbeda nyata dengan perlakuan A yang menetas selama 95,50 jam (3 hari 23 jam). Derajat penetasan telur berdasarkan uji BNT menunjukan perbedaan yang nyata di setiap perlakuan, dimana perlakuan A menghasilkan nilai tertinggi sebesar 95,56% dan perlakuan C dengan nilai terendah sebesar 66,67%. Derajat kelangsungan hidup larva berdasarkan uji analisis ragam (ANOVA) (P<0,05) hasil dari masing-masing perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap perbedaan suhu pasca inkubasi.
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN CACING SUTERA (Tubifex sp.) DAN Daphnia sp. TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Oktoviandy Eka Surya Prasetya; Muarif Muarif; Fia Sri Mumpuni
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.105 KB) | DOI: 10.30997/jms.v6i1.2732

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan cacing sutera dan Daphnia sp. terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva ikan lele sangkuriang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2019 – Oktober 2019, bertempat di PT. Arwana Cibubur, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.. Penelitian ini menggunakan larva ikan lele sangkuriang dengan 2 perlakuan yang berbeda dengan 5 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah A (pemberian Daphnia sp. pada 3 hari pertama pemeliharaan dilanjut cacing sutera) dan B (pemberian cacing sutera). Parameter yang diamati meliputi tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan meliputi pengukuran panjang total dan berat bobot ikan. Hasil penelitian menunjukan perubahan pada laju pertumbuhan ikan pada hari ke-14 terlihat selama pengukuran laju pertumbuhan bertambah pada perlakuan A dan B. Pengukuran laju pertumbuhan bobot dan panjang terbaik pada perlakuan B dengan nilai rata-rata sebesar 23,56% dan 1,8 cm. Sedangkan untuk tingkat kelangsungan hidup terbaik pada perlakuan A yaitu rata-rata yang didapatkan sebesar ± 83,20%. Kualitas air yang didapatkan selama penelitian yaitu, suhu 24-27oC, pH 8,4-8,7, DO 9,7-15,2mg/L, NH3 0,00-0,20 mg/L, dan NO2 <0,3-1,6 mg/L.
RASIO KONVERSI PAKAN DAN MORTALITAS IKAN BANDENG YANG DIBUDIDAYA PADA TAMBAK SILVOAKUAKULTUR Rifky Pujautama; Muarif Muarif; Mulyana Mulyana
JURNAL MINA SAINS Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.937 KB) | DOI: 10.30997/jms.v6i1.2733

Abstract

Silvoakuakultur merupakan model budidaya ikan yang sejalan dengan pelestarian mangrove. Tujuan penelitian ini untuk mengetaui rasio konversi pakan dan mortalitas ikan bandeng pada tiap jenis tambak silvoakuakultur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019-Maret 2020 di Desa Karangsong, Pabean Ilir, dan Brondong Kabupaten Indramayu. Metode penelitian ini menggunakan teknik survei dengan pengambilan sampel secara purposive. Data Rasio Konversi Pakan dan Mortalitas diperoleh melalui wawancara dengan pembudidaya ikan tambak silvoakuakultur menggunakan kuisioner. Pada data rasio konversi pakan dan mortalitas dilakukan analisis ragam dan uji DMRT. Kualitas air diamati pada musim penghujan dan kemarau secara insitu. Nilai rasio konversi pakan pada tambak silvoakuakultur berkisar antara 1,43-2,11. Rasio Konversi Pakan ikan bandeng pada tipe tambak silvoakuakultur yang berbeda (empang parit, kao-kao, dan komplangan) secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata. Mortalitas ikan bandeng pada tambak silvoakuakultur berkisar antara 42,50-60,44%. Nilai mortalitas ikan bandeng pada tambak silvoakuakultur menunjukkan berbeda nyata antar tipe tambak. Tambak empang parit memiliki mortalitas ikan bandeng tertinggi. Keberadaan predator yang berasal dari mangrove menyebabkan tambak empang parit dan komplangan memiliki mortalitas ikan bandeng yang lebih tinggi dibanding tambak kao-kao. Kualitas air pada seluruh tambak silvoakuakultur berada pada kisaran yang layak untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bandeng.