Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Engineering Design of A Gang Drilling Machine Equipped with Jig and Fixtures to Make A Prototype Machine in Birdcage Production Widiyono, Eddy; Winarto, Winarto; Wardhani, Rivai; Rusdiyana, Liza
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 22, No 4 (2011)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v22i4.81

Abstract

This paper is dealing with the engineering design of a gang drilling machine with jig & fixtures to make a prototype machine. This effort has been done in order to solve the problem which aroused in small business enterprises producing birdcages. The problem was how to minimize the production time in making a lot of holes that have same distance and straightness. Hopefully, the prototype machine can help the small business enterprises to increase their production rate.The design engineering process has been carried out by variant approximation on dowel pin modular fixtures in order to simplify fixtures design. CAD CAM software has also been used as fixtures synthesized method including geometric analysis and three dimensional fixtures assembling. The resulting prototype machine can be well operated and based on the running test, it can be concluded that the greater the motor rotation the greater the power needed. As for teak wood, at 250 rpm motor rotation the power needed is 26.5 watt, and at 400 rpm the motor needs power of 43.6 watt while at 600 rpm the motor needs power of 600 watt. The power consumption is also depends on the type of material, the better the mechanical properties of the materials, the higher the power consumption. For cast iron, the 400 rpm motor rotation needs power as high as 569.7 watt. This prototype of gang drilling machine needs power of 350 watt to make five holes on teak wood while ordinary drilling machine needs total power of 1350 watt.
Automated Pet Feeder Called Smart Pakan using 3D Printer with Open Source Control System Rizaldy Hakim Ash Shiddieqy; Bayu Adhi Saputro; Fatan Odhi Dandha; Liza - Rusdiyana
IPTEK The Journal of Engineering Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v6i3.a7896

Abstract

In this paper, an automatic pet feeding machine is built using the 3D Printer machine and an opened source control system to help people with busy activities to be able to feed their pets on time. The machine is built using 3D Printer machine. The control system is built using the NodeMCU ESP8266 platform module and ultrasonic sensors. The controlling device uses a smartphone that is installed blynk application software that has the principle of the Internet of Things. The machine works by opening it’s valve to control the water’s discharge, a servo motor to open the feed container, as well as a timer to regulate the time of feeding. The valve can be set in 4 conditions. There are 10 degrees, 20 degrees, 30 degrees and up to 40 degrees. Then for the feed distance’s display it will provide information about the distance of the feed to the sensor, for a maximum distance of 9 cm in accordance with the distance sensor attached to the roof of the feed container with the sensor attached to the bottom of it. This machine can work continuously and automatically as long as there is an electricity source in the house and the owner holds the control of the blynk application software on their phone..
Planning and Cost Analysis of Washing Porang Subber on Combination Machine for Washing and Cutting Porang Tuber Liza Rusdiyana; Nanda Ela Sasmita; Nur Husodo; Eddy Widiyono; Muhammad Lukman Hakim; Rizaldy Hakim
IPTEK The Journal of Engineering Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v7i2.a11273

Abstract

The cleaning process plays an important role in producing hygienic porang tubers, so that later chips and porang flour have good quality. Currently, the home industry for processing porang tubers still uses a simple method, namely using a manual washing machine so that it requires a lot of energy and a long time. One alternative to increase efficiency and productivity is to make a porang tuber washing machine.In planning this machine, it begins with field studies and literature. Planning in designing this machine includes planning for motor power, shaft, bearing, pulley-belt, sprocket-chain and budget design, after calculating and getting results it is necessary to conduct experiments to get conclusions from this machine.In planning the calculation of the machine, it requires a motor power of 2.2 HP with a motor rotation of 1400 rpm and a shaft rotation of 35 rpm, a force of 25.6 N, a torque of 1.920 N.mm, the selling price of the tool is Rp. 15,970,000 and the payback period is achieved in 228.4 days or 28.5 weeks or 7.1 months
Numerical Study of Mixed Convection in A Cooled Room Dedy Zul Hidayat Noor; Heru Mirmanto; Eddy Widiyono; liza rusdiyana
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 26, No 1 (2015)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v26i1.570

Abstract

The present work is carried out to study laminar mixed convection heat transfer inside a rectangular cooled room numerically. The chosen model is considered as a representation of a room facing the sun with a floor releasing heat resulted by electronic components or human activities. The Reynolds number and Richardson number are varied from 100 to 400 and 0 to 3, respectively, in order to cover laminar mixed convection phenomena. For the considered range of Re dan Ri, the flow regimes fall into  three modes. The higher Nusselt numbers are found at the higher values of Re, on the other hand, the forced convection leads to higher heat transfer rate than the free/natural convection.
Rancang Bangun Mesin Penepung Biji Sorgum sebagai Alternatif Bahan Baku Tepung Terigu dalam Produk Olahan Makanan dengan Kekasaran 100 Mesh Budi Luwar Sanyoto; Andreyanto -; Mashuri -; Liza Rusdiyana; Dzakwan Shidqul Aziz
Jurnal Nasional Aplikasi Mekatronika, Otomasi dan Robot Industri (AMORI) Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.223 KB) | DOI: 10.12962/j27213560.v2i1.9128

Abstract

Sorgum adalah salah satu jenis tanaman serelia yang mampu beradaptasi secara luas dan prospektif dikembangkan pada kavling marginal. Namun, pemanfaatan sorgum saat ini belum dapat dilakukan secara optimal karena pengembangan pengetahuan untuk pengolahaan pasca panen biji sorgum belum terlalu banyak. Selain itu kelengkapan fasilitas pengolahannya juga masih terbatas. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan pemanfaatan sorgum dibuat sebuah alat untuk mengolah biji sorgum agar dapat digunakan sebagai alternatif bahan makan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat harian masyarakat. Salah satunya ialah mengubah biji sorgum menjadi tepung sorgum. Dalam rancangan ini akan di bahas mengenai observasi di lapangan dan studi literatur yang mendukung terwujudnya alat ini kemudian dilanjutkan dengan konsep mesin yang nantinya dapat menjadi acuan untuk merencanakan serta perhitungan dari mesin penepung biji sorgum untuk selanjutnya dilakuan proses manufaktur pembuatan mesin yang dilanjutkn perakitan dan uji coba mesin hingga hasil outputan yang di peroleh tepung sorgum dengan tingkat kekasaran 100 mesh. Dari hasil perhitungan rancang bangun mesin penepung sorgum dengan kapasitas motor penggerak 5,5 hp yang putaran nya di transmisikan dengan perbandingan pulley 1:3 sehingga menghasilkan putaran pada disk mill hingga 9800rpm yang di kombinasiakan dengan ayakan dengan ukuran saringan 100 mesh yang dapat menghasilkan tepung sorgum mencapai 2kg per menit
Solusi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kopi dengan Menggunakan Pengering Dingin untuk Mengeringkan Cascara Muhammad Lukman Hakim; Andino Septian; Liza Rusdiyana; Rizaldy Hakim Ash Shiddieqy; Atria Pradityana; Heru Mirmanto; Eddy Widiyono
Sewagati Vol 6 No 5 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.334 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i5.162

Abstract

Kulit dari buah kopi (cascara) dapat dimanfaatkan menjadi minuman sehat (teh cascara) karena mengandung anti-oksidan alami dan tinggi akan kafein. Beberapa Petani kopi di Indonesia tidak banyak yang mengolah bagian ini menjadi teh cascara karena proses pengeringan dengan matahari membutuhkan waktu yang lama (2-3 minggu) dan bergantung pada cuaca. Metode pengeringan Oven cabinet menggunakan suhu tinggi sudah pernah digunakan tetapi menurunkan kualitas dari cascara itu sendiri (ada aroma gosong). Oleh karena itu, untuk mendapatkan produk cascara yang baik, digunakan mesin pengering dengan kombinasi metode HPD dan SFB, dengan menggunakan suhu rendah. Dengan menggunakan proses pendinginan terlebih dahulu dengan melewatkan ke evaporator, maka kadar air di dalam udara dapat diserap terlebih dahulu (dehumidifikasi) yang menyebabkan udara menjadi kering lalu dipanaskan melewati kondensor heating mencapai suhu optimal. Oleh karena itu tidak memerlukan udara yang panas dalam proses pengeringan karena udara pengeringnya mempunyai kadar air yang rendah. Selain itu, ruang pengering yang digunakan berbentuk SFB sehingga proses pengeringan menjadi lebih efektif. Dari hasil pengujian pengeringan yang dilakukan, waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan 4 kg kulit kopi basah adalah sebesar 180 menit. Menurut narasumber yang expert dibidang kopi, aroma dari cascara yang dihasilkan lebih bersih dibandingkan dengan metode pengeringan dengan matahari dan pengeringan dengan oven pada temperature tinggi (diatas 50 0C). selain itu, warna dari produk cascara yang dihasilkan juga kemerahan dan rasanya lebih bersih (tidak lengur) yang menandakan lebih segar karena tidak mengalami pemanasan berlebihan.
Kemitraan Pembangunan Desa untuk Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Waktu Kerja Petani dalam Mencapai Ketahanan Pangan melalui Pemanfataan TTG Transplanter Sistem Jajar Legowo pada Komunitas Petani NU Wilayah Cabang Jatirejo, Mojokerto Liza Rusdiyana; Suhariyanto; Bambang Sampurno; Budi Luwar Sanyoto; Mashuri
Sewagati Vol 6 No 6 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.715 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i6.185

Abstract

Kelompok Tani ini memiliki tanah mereka sendiri yang terbilang cukup luas per orangnya, akan tetapi keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil Tanah (Sawah) mereka sendiri terbilang kurang begitu besar karena ongkos yang begitu besar dalam proses penanaman hingga proses pemanenan padi, dikarenakan untuk memberi upah sekitar Rp. 60.000-, per orang per ru tidak termasuk ongkos Makan dan Rokok kalaupun ada yang merokok sedangkan kapasitas kerjanya untuk satu petak sawah membutuhkan sekitar 3-4 orang dan memakan waktu sehari penuh, sedangkan dengan menggunakan Mesin yang berada dipasaran saat ini membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk menanam 1 hektar sawah dengan ongkos Rp. 150.000-, per ru ( 1 hektar sama dengan 700 ru ). Ditinjau dari segi efisiensi masih terbilang sangat kurang dengan proses tradisional tersebut, sehingga para petani lebih memilih menggunakan mesin penanam padi yang modern tersebut, akan tetapi harga dari mesin mesin tersebut masih terbilang mahal untuk para petani dan harga sewa pun juga masih lumayan menguras kantong para petani. Proses penyemaian, penanaman hingga pemanenan yang sangat sederhana membutuhkan banyak tenaga kerja dan proses waktu yang lama. Hal ini terjadi karena petani masih menggunakan metode tanam konvensional. Komunitas Petani NU Wilayah Cabang Jatirejo saat ini mulai mencoba system jajar legowo. Sistem ini memudahkan petani untuk melakukan ativitas perawatan seperti pembersihan gulma (dadak), pemupukan, serta ternyata dengan system ini jumlah bibit tanam lebih sedikit namun hasil anakan juga bisa lebih banyak. Menurut para teman-teman petani NU ini, aplikasi penggunaan mesin penanm padi juga sangat dibutuhkan. Namun harga mesin baik pembelian maupun sewa sangat memberatkan petani. Selain itu system penanaman bibitnya juga masih sama dengan system tanam konvensional bukan system tanam jajar legowo. Berdasarkan permasalahan inilah, kami mencoba memberikan solusi agar dalam proses penanaman bibit padi ini tidak membutuhkan banyak tenaga, biaya dan waktu yang lama, yaitu dengan menciptakan sebuah alat bantu dengan mengaplikasikan sistem tanam jajar legowo yang dapat dioperasikan secara mudah untuk dapat dioperasikan oleh semua masyarakat petani dengan harapan dapat meningkatkan produktifitas, mempersingkat waktu tanam, hemat biaya serta dapat dikembangkan oleh para petani itu sendiri dengan harga yang cukup terjangkau.
Pemanfataan Teknologi Tepat Guna Mesin Balistik Pencacah Sampah untuk Sistem Pengolahan Sampah Organik pada TPS Bangsal sebagai Salah Satu Sumber Keuangan BumDes Desa Bangsal, Mojokerto Liza Rusdiyana; Suhariyanto; Bambang Sampurno; Budi Luwar Sanyoto; Mashuri; M. Lukman Hakim
Sewagati Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3653.968 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v7i1.190

Abstract

Penduduk berkontribusi terhadap besarnya timbulan 17.498.160 kg/hari sampah dengan asumsi komposisi sampah organik 60% dan sampah plastik 14%. Hal ini juga terjadi pada masyarakat desa Bangsal Mojokerto. Masyarakat belum mengolah sampah dengan benar, sehingga BUMDes Bangsal berinisiatif mengelola sampah warga. BUMDes Bangsal juga menerima sampah dari desa tetangga yaitu desa Puloniti, Sumberwono, Sidomulyo dan Pacing. Pada kenyataannya, yang paling banyak menumpuk dan tak terolah adalah sampah organik, dimana sebenarnya dapat dimanfaatkan salah satunya untuk menghasilkan pupuk organik/ kompos yang berguna untuk perkembangbiakan dan kesuburan tanaman. Dari hasil tinjauan, pembuatan kompos masih banyak dilakukan secara manual terutama proses pencacahan sampah organik. Pencacahan adalah salah satu proses yang penting, sampah yang dicacah menjadi lebih kecil (0,55–25mm) bentuknya sehingga mempermudah decomposing sehingga mikrobakteri pengurai bekerja secara maksimal. Hasil abdimas dengan pemberian Mesin Balistik ini, sampah organik yang ada di TPS Bangsal berhasil dikelola menjadi kompos hingga 70%. Hasil olahannya dikembalikan ke penduduk desa untuk pertanian masyarakat setempat dimana salah satunya kompos ini diberikan kepada ibu-ibu PKK yang menggerakkan pertanian skala rumah tangga, sehingga pertanian mereka mampu menjadi penopang kebutuhan pangan untuk keluarga. Adapun BUMDes selaku pengelola TPS berharap bisa menjadikan hasil olahan kompos ini dikemudian hari dapat menjadi salah satu pemasukan BUMDes.
Aplikasi Teknologi Tepat Guna (TTG) Mesin Kombinasi Pencacah dan Pencetak Pakan Ternak pada Peternak Binaan Ponpes Fathul Ulum Rusdiyana, Liza; Suhariyanto; Winarto; Subiyanto, Hari; Mursid, Mahirul; Sanyoto, Budi Luwar
Sewagati Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i2.841

Abstract

Pemerintah Kabupaten Jombang untuk terus berupaya mengurangi jumlah kemiskinan di wilayahnya dengan memberdayakan masyarakat di bidang pertanian dan peternakan terpadu. Salah satunya adalah dengan peternakan sapi dan kambing. Hal ini disambut dengan baik oleh masyarakat Jombang. Diantaranya adalah komunitas peternak sapi dan kambing binaan Ponpes Fathul Ulum Diwek Jombang yang sudah tersebar di area Jombang diantaranya di daerah Wonosalam, Bareng, Diwek, dan Ploso. Kebutuhan pakan dan upaya menabung pakan menjadi salah satu satu motivasi utama dari komunitas peternak. Sumber pakan yang melimpah di sekitar mereka menjadi dorongan, seperti jerami, bonggol jagung, pohon jagung, sekam padi dan limbah lainnya yang dapat digunakan sebagai sumber pakan yang bisa disimpan sebagai tabungan pakan disaat musim kemarau tiba. Maka dari itu, diperlukan sebuah inovasi berupa "Mesin Pencacah dan Pencetak Pelet Pakan Ternak". Mesin ini dirancang untuk membantu peternak membuat pelet pakan dalam skala besar sehingga mampu mengelola kebutuhan pakan ternak. Poin penting dari inovasi yang dilakukan dalam kegiatan Abmas kali ini adalah pada aspek keamanan. TTG yang diserahkan telah disertai sensor batas keamanan yang secara otomatis akan mematikan mesin jika ada risiko terjepitnya tangan secara tidak sengaja. Selain itu, pada TTG ini juga menggunakan mekanisme pendorong otomatis yang akan meringankan pekerjaan operator dalam memasukkan bahan baku yang akan diolah. Melalui inovasi ini diharapkan tidak hanya menyediakan solusi bagi para peternak dalam memproduksi pakan ternak secara lebih efisien, lebih berkualitas serta jumlah produksi pakan ternak yang meningkat tetapi juga mengutamakan aspek keamanan dan kemudahan operasional dalam penggunaan TTG ini.
Control system development for monitoring nutrition of curly mustard plants in horizontal NFT hydroponic based-IoT Rusdiyana, Liza; Suhariyanto, Suhariyanto; Sampurno, Bambang; Ardiyanti Pratama, Tania
Bulletin of Electrical Engineering and Informatics Vol 13, No 5: October 2024
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/eei.v13i5.7920

Abstract

Agricultural technology with a hydroponic system provides an alternative for farmers and communities who have limited land. This research aims to make innovations with a hydroponic monitoring system that can be done remotely via the internet that combines 2 systems, namely horizontal technique and nutrient film technique (NFT). The sample used in this study was curly mustard seeds. To combine the 2 systems, researchers designed a hydroponic prototype system using internet of things (IoT) in the form of smart hydroponics in the Blynk application. This research uses literature studies for research reference and flowcharts to regulate the flow of the program to be researched. The results showed that by using the IoT and the Blynk application, owners can monitor the nutrient content and pH of curly mustard greens remotely. The system automatically controls nutrients and pH according to the desired settings. In the growth control system of mustard curly, the use of smart hydroponics is proven to be better. Harvestable plants at the age of 34 days. Unlike the conventional system, the harvest period is at the age of 40–45 days. Therefore, smart hydroponics is more efficient because it shortens the harvesting time and saves labor.