Suhadi Ibnu
Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN BUFFER Widy Ika Parastuti; Suharti Suharti; Suhadi Ibnu
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.12, Desember 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.544 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i12.8272

Abstract

Buffer solution is one high school chemistry material found misconceptions on student understanding. Misconceptions identification method by giving some quetion with same type. Misconceptions identified from recurring student answers incorrectly. The study population was the students of class XI IPA at SMAN 1 Malang academic year 2015/2016 with a research subject in class XI MIA 7 number of 32 students. The results obtained by analysis of four kinds of misconceptions. The cause of the misconception is (1) a weak prior knowledge; (2) problems of symbols and mathematical formulas; (3) difficulty understanding the context of the material; (4) problems in generalize.Larutan buffer merupakan salah satu materi kimia SMA yang ditemukan miskonsepsi pada pemahaman siswa. Metode identifikasi miskonsepsi dengan memberikan beberapa soal yang setipe. Miskonsepsi teridentifikasi dari jawaban salah yang berulang siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang Tahun ajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian kelas XI MIA 7 sejumlah 32 siswa. Hasil analisis diperoleh  empat macam miskonsepsi. Penyebab miskonsepsi adalah (1) pengetahuan awal yang lemah; (2) permasalahan simbol dan rumus matematika; (3) kesulitan memahami konteks materi; (4) permasalahan dalam menggeneralisasikan masalah.
MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS DAUR BELAJAR TIGA FASE PADA MATERI TERMOKIMIA UNTUK MATAKULIAH KIMIA TEKNIK Dwi Retno Wahyuni; Suhadi Ibnu; Munzil Arif
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 2, No 4: April, 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.593 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i4.8753

Abstract

The purpose of this study was to produce module based on three phase learning cycle model for thermochemistry at chemical engineering course, to determine the validity of module development results through the test of readibility and expert validation, and to assess the effectiveness of module. The analysis using independent data T test with SPSS 16.0 for windows with p – value < 0.05. The results of this study showed that there was an influence of thermochemistry module based of three phase learning cycle on learning outcomes of university students.Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan modul berbasis model daur belajar tiga fase untuk matakuliah kimia teknik pada materi termokimia, mengetahui kelayakan modul hasil pengembangan melalui uji keterbacaan dan penilaian ahli., dan mengetahui keefektifan modul. Analisis data yang digunakan menggunakan uji t-independent berbantuan program SPSS for Windows versi 16 menunjukkan p - value < Signifikan (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh modul termokimia berbasis daur belajar tiga fase terhadap hasil belajar mahasiswa.
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DENGAN INKUIRI TERBIMBING DIPADU PELATIHAN METAKOGNISI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp Arvinda C. Lalang; Suhadi Ibnu; Sutrisno Sutrisno
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.2, No.1, Januari 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.584 KB) | DOI: 10.17977/jp.v2i1.8372

Abstract

This research aimed to determine differences in critical thinking ability and conceptual understanding between students taught with guided inquiry learning combined with metacognition training and students taught with guided inquiry learning without metacognition training. This study used quasi-experimental with pretest-posttest nonequivalent control group design. This study used a purposive sampling which produced two classes, namely class XI MIA 3 as the experimental class and XI MIA 4 as the control class. The students in the experiment class were taught with guided inquiry learning combined with metacognition training, while the students in the control class were taught with guided inquiry learning without metacognition training. The instrument used to measure the success of this research was multiple choice questions with written explanation. Multiple choice questions were used to measure conceptual understanding while essay questions were used to measure critical thinking ability. The results showed that: (1) The improved critical thinking ability could be seen from the mean of N-Gain of the experimental class 0,76, higher than the control class 0,55; (2) The improved conceptual understanding could be seen from the mean of N-Gain of the experimental class 0,66, higher than the control class 0,54. So we can conclude that the guided inquiry learning combined with metacognition training has enhanced students' critical thinking ability and conceptual understanding.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konseptual antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu pelatihan metakognisi dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing tanpa pelatihan metakognisi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-postest nonequivalent control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh dua kelas sampel, yaitu kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 4 sebagai kelas kontrol. Siswa pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing dipadu pelatihan metakognisi sedangkan siswa pada kelas kontrol dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing tanpa pelatihan metakognisi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian ini adalah soal pilihan ganda dengan penjelasan tertulis. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman konseptual sedangkan soal essay digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0.76 lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0.55; (2) ada perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa dengan N-Gain pada kelas eksperimen, yaitu 0.66 lebih tinggi dari kelas kontrol, yaitu 0.54. Dengan demikian, dapat dikatakan pembelajaran inkuiri terbimbing dipadu pelatihan metakognisi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konseptual siswa.
PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PETA KONSEP BERNUANSA GREEN CHEMISTRY TERHADAP KETERAMPILAN BERNALAR ILMIAH MAHASISWA PADA MATERI ANALISIS VOLUMETRI Roushandy Asri Fardani; Suhadi Ibnu; Yudhi Utomo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 2, No 12: Desember 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.87 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i12.10300

Abstract

The aim of this research were to know the effect of concept map-supported guided inquiry strategy nuanced with green chemistry to undergraduate student’s scientific reasoning skill of health analyst department on volumetric analysis matter. Sample interpretation in this research used cluster random sampling technique. Research design used was quasy experiment with pretest and posttest design. Campus Polytechnic of Medica Farma Husada had limited laboratory facilities and inadequate supplies of material so that learning in laboratory did not run well. Green chemistry was one of alternative used for solving problem of learning not only in class but also in laboratory especially. The result of research showed that learning used concept map-assisted guided inquiry strategy nuanced with green chemistry can develop undergraduate student’s scientific reasoning skill.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry terhadap keterampilan bernalar ilmiah mahasiswa jurusan analis kesehatan pada materi analisis volumetri. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment dengan pretest dan posttest. Green chemistry merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di kelas maupun di laboratorium khususnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry dapat mengembangkan keterampilan bernalar ilmiah mahasiswa.
PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE 6E THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK DENGAN KEMAMPUAN AWAL BERBEDA Heru Elisa Manafe; Suhadi Ibnu; Fauziatul Fajaroh
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.2, No.2, Februari 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.908 KB) | DOI: 10.17977/jp.v2i2.8539

Abstract

Learning cycle 6 E-think pair share (LC6E-TPS) is a combination of constructivist learning model. The purpose of this study was to know the influence of the learning model, prior knowledge of learners, and the interaction between prior knowledge of learners with the learning model to the cognitive achievement in solubility and solubility product. The research method in this study was quasi-experimental. The population were students of XI grade of SMAN 8 Malang. The sample was determined using cluster random sampling. From the results of data analysis using two ways anova, there is a significant differences in cognitive learning outcomes of solubility and solubility product topic between students that learned using LC6E-TPS and LC6E. This happens both on students who have high and low prior knowledge. In addition it was found that there was no interaction between learners prior knowledge with learning model to the cognitive achievement of students in this topic.Model pembelajaran learning cycle 6 E-think pair share (LC6E-TPS) merupakan kombinasi model pembelajaran konstruktivistik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh model pembelajaran LC6E-TPS, kemampuan awal peserta didik, dan interaksi antara kemampuan awal peserta didik dengan model pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMAN 8 Malang. Sampel penelitian ditentukan secara cluster random sampling. Dari hasil analisis data menggunakan anava dua jalur, terdapat perbedaan hasil belajar kognitif yang signifikan antara peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran LC6E-TPS dengan model pembelajaran LC6E. Hal ini terjadi baik pada peserta didik yang memiliki kemampuan awal tinggi maupun rendah. Selain itu, ditemukan bahwa tidak ada interaksi antara kemampuan awal peserta didik dengan model pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi tersebut.
DAMPAK BAHAN AJAR DENGAN STRATEGI POE PADA KESALAHAN KONSEP IKATAN KIMIA MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN KIMIA Ayu Endarti Kusumaningtyas; Suhadi Ibnu; Fariati Fariati
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.2, No.3, Maret 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.503 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i3.8584

Abstract

This research used one group pre-test-post tes design with 69 students of semester I Departement of Chemistry-FMIPA-UM. The sample were divided into three groups i.e upper, middle and lower groups and given a treatment with chemical bond learning materials with POE strategy. Five misconceptions from upper, middle, and lower groups were found in pre-test. Results of post-test showed that there were no misconceptions in upper and middle groups but two misconceptions were still found in lower group.Rancangan penelitian menggunakan desain penelitian satu kelompok pre-post tes dengan 69 mahasiswa semester I jurusan kimia-FMIPA-UM. Sampel penelitian dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok atas, tengah dan bawah yang kemudian diberi perlakuan pembelajaran bahan ajar ikatan kimia dengan strategi POE. Sebanyak lima kesalahan konsep dari kelompok atas, tengah dan bawah ditemukan dari data pre tes. Hasil post tes menunjukkan bahwa tidak ditemukan kesalahan konsep pada mahasiswa kelompok atas dan tengah tetapi sebanyak dua kesalahan konsep masih dialami oleh mahasiswa  kelompok bawah.
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL Rini Wijayanti; Suhadi Ibnu; Muntholib Muntholib
J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia) Vol 2, No 1 (2017): J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.209 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i12017p001

Abstract

Metakognisi adalah kemampuan berpikir seseorang di mana objek berpikirnya adalah dirinya sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keterampilan metakognisi, hasil belajar Konsep Mol, dan hubungan antara keterampilan metakognisi dengan hasil belajar Konsep Mol peserta didik peserta didik SMA Negeri 2 Mejayan Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal subjektif tes hasil belajar Konsep Mol dan Metacognitive Awareness Inventory (MCI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) skor rata-rata keterampilan metakognisi peserta didik adalah 73,68; 2) Skor rata-rata hasil belajar Konsep Mol peserta didik adalah 58,87; dan 3) terdapat hubungan yang kuat antara keterampilan metakognisi dengan hasil belajar Konsep Mol peserta didik dengan koefisien korelasi 0,609.
PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Laily Mukaromatil Ahyar; Suhadi Ibnu; Dermawan Affandy
J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia) Vol 2, No 1 (2017): J-PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.817 KB) | DOI: 10.17977/um026v2i12017p021

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan STAD ke dalam pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dan peserta didik kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen yang diajar menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing STAD. Instrumen yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang terdiri atas 30 butir soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang diperkaya dengan unsur-unsur STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
ANALISIS MODEL MENTAL MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA DALAM MEMAHAMI BERBAGAI JENIS REAKSI KIMIA Supriadi Supriadi; Suhadi Ibnu; Yahmin Yahmin
Jurnal Pijar Mipa Vol. 13 No. 1 (2018): MARET
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.546 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v13i1.433

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali model mental mahasiswa dalam memahami berbagai jenis reaksi kimia berdasarkan perbedaan pengetahuan awal. Sampel terdiri dari 152 mahasiswa yang berasal dari semester 1,3, dan 5 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Mataram. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif deskriptif. Sebanyak 10 item soal tes essay dikembangkan tentang topik reaksi pembentukan, reaksi penguraian, reaksi pembakaran, reaksi substitusi tunggal dan reaksi substitusi ganda untuk mengidentifikasi model mental mahasiswa dan 19 soal tes pilihan ganda untuk mengidentifikasi pengetahuan awal mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 74,3 % mahasiswa masih mengembangkan model mental inisial dalam menjelaskan fenomena reaksi pada level submikroskopik dan belum ada mahasiswa yang mengembangkan model mental saintifik. Mereka hanya menjelaskan proses terjadinya reaksi kimia pada level makroskopik dan simbolik. Selain itu dalam model mental mahasiswa, masih terdapat pra konsep yang dapat menyebabkan miskonsepsi. Peneliti menyarankan bahwa perlu diterapkan pembelajaran yang berbasis multi level representasi dan perlu dikembangkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan model mental mahasiswa karena pengembangan model mental sangat penting dalam memahami konsep-konsep kimia.
EFEKTIFITAS PROBLEM POSING PADA LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Fajar Nugroho; I Wayan Dasna; Suhadi Ibnu
Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia Vol 1 No 1 (2017): Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia
Publisher : Chemistry Education Department of Education and Teaching Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/ojpk.v1i1.1863

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas problem posing pada learning cycle 5E dalam meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Problem posing diterapkan pada fase explanation dan fase elaboration. Rancangan penelitian menggunakan quasi experimental dengan posttest only non equivalent control group design. Data penelitian adalah hasil belajar dan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan learning cycle 5E-problem posing dari pada kelas learning cycle 5E ditinjau dari kemampuan awal siswa, 2) terdapat peningkatan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan learning cycle 5E-problem posing dari pada kelas learning cycle 5E dari kemampuanawal siswa, 3)Tidak terdapat interaksi kemampuan awal dengan model pembelajaran terhadap hasil belajar dan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.