Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Skenario Pengembangan Untuk Meningkatkan Recovery Factor Pada Lapangan TR Lapisan X Dengan Menggunakan Simulasi Reservoir Muhamad Taufan Azhari; Maman Djumantara
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 5 No. 1 (2016): April
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.256 KB) | DOI: 10.25105/petro.v5i1.1976

Abstract

SARISimulasi reservoir merupakan bagian dari ilmu teknik perminyakan, khususnya teknik reservoir dimana model komputer digunakan untuk memprediksikan aliran fluida melalui media yang bersifat porous. Proses suatu simulasi reservoir dimulai dengan beberapa langkah, yakni preparasi data, pembangunan model beserta grid, inisialisasi, penyelarasan data produksi dengan simulasi (history matching)., serta prediksi performance produksi model yang disimulasikan. Proses inisialisasi dilakukan untuk menyesuaikan nilai OOIP atau total hidrokarbon awal yang mengisi reservoir dengan nilai OOIP awal pada model static.Untuk mendapatkan peramalan kinerja produksi yang akurat, rencana pengembangan Lapangan TR Lapisan X dilakukan dengan memprediksikan kinerja reservoir untuk berproduksi selama 30 tahun (sampai dengan Januari 2044). Pengembangan yang direncanakan pada penelitian ini berjumlah 4 skenario, yang terdiri dari skenario 1 (Base Case), skenario 2 (Base Case + Reopening sumur yang non-aktif), skenario 3 (skenario 2 + Infill sumur produksi), skenario 4 (Skenario 2 + infill sumur injeksi pola 5 spot).ABSTRACTReservoir simulation is an area of reservoir engineering in which computer models are used to predict the flow of fluids through porous media. Reservoir simulation process starts with several steps; data preparation, model and grid construction, initialization, history matching and prediction. Initialization process is done for matching OOIP or total initial hydrocarbon which fill reservoir with hydrocarbon control volume with volumetric method.To aim the best encouraging optimum data, these development scenarios of TR Field Layer X will be predicted for 30 years (from 2014 until January 2044). Development scenarios in this study consist of 4 scenarios : Scenario 1 (Base Case), Scenario 2 (Base Case + Reopening non-active wells), Scenario 3 (scenario 2 + infill production wells), Scenario 4 (Scenario 2 + 5 spot pattern of infill injection wells).Keywords: reservoir simulation,reservoir simulator, history matching
EVALUASI RESERVOIR BATURAJA PADA LAPANGAN FALCON DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR UNTUK MEMAKSIMALKAN PRODUKSI Gerdha Agreska Lubis Agreska Lubis; Maman Djumantara
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 5 No. 1 (2016): April
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.987 KB) | DOI: 10.25105/petro.v5i1.1977

Abstract

Falcon Field begins with the discovery of the GG-1 wells are explored in August 1974. The program DST performed on one zone at Falcon Field in the Baturaja Formation producing 429 BOPD and 0.14 MMCFD. Then in 1978, Falcon Field was developed by constructing three wells on the platform GGA and in 1988 made eight more wells on the platform GGB. Falcon Field is the peak production in 1978 amounted to 5670 BOPD. Currently Falcon Field still in production of 1000 BOPD and 451 MCFPD of four wells. Cumulative production in January 2014 at 10.57 and 9.08 MMCF MMBO, and Recovery Factor is currently at 19.2%. Based on the structure map and well log correlation, Baturaja in Falcon Fields has anticline structure with orientation North-South fault. The thickness of zone has 1000 ft (~300 m) with oil column around 100 ft. To conduct field production performance predictions in the future, needs to be done the reservoir simulation modeling where the results are expected to represent the true reservoir model. Grid made in this model has a cell size of 50 mx 50 m with a thickness of 3 ft, 53 layers, and a total of about 650000 cell active cell. In the early, the validation of model is carried out for the initialization by using the Black Oil Simulator model. Initialization is intended to build initial equilibrium of the total hydrocarbon reservoir with the volume control of hydrocarbon static model calculations. The alignment stages of model or History Matching is done to see if the reservoir model that has been created to represent the actual condition of the reservoir. From the simulation reservoir the number of OOIP is 55.07 MMSTB, while OOIP with the static model is 55.2 MMSTB with a difference of 0.2 %. For the development of the Falcon Fields in the Reservoir Baturaja, the study wasperformed under planned five scenarios, namely the first scenario (base case), the second scenario (base case with the addition of rework moving field), the third scenario (Base case with wellwork and infill), the fourth scenario (Modeling Drawdown), and the fifth scenario (Modeling Downhole Water Sink). Scenario production started in January 2014 until January 2037 for 23 years with the aim to provide maximum drainage. Falcon Field production forecasting results for the first scenario, the second scenario, the third scenario, the fourth scenario, and scenarios fifth consecutive MMSTB of 12.87, 14.66 MMSTB, 15.3 MMSTB, MMSTB 14.01, 14.17 MMSTB with consecutive RF 23:37%, 26.62% , 27.78%, 25.44%, and 25.73%.
PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN “M” DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING Maria Irmina Widyastuti; Maman Djumantara
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 5 No. 1 (2016): April
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.801 KB) | DOI: 10.25105/petro.v5i1.1979

Abstract

Reservoir simulation is an area of reservoir engineering in which computer models are used to predict the flow of fluids through porous media. Reservoir simulation process starts with several steps; data preparation, model and grid construction, initialization, history matching and prediction. Initialization process is done for matching OOIP or total initial hydrocarbon which fill reservoir with hydrocarbon control volume with volumetric method.To aim the best encouraging optimum data, the plant of developments of this field was predicted for 22 years( until December 2035). The Scenario consisted of five different variation. First one is basecase, second scenario is scenario 1 + workover, third scenario would be scenario 1 + infill wells, fourth scenario is scenario 1 + peripheral injection, and the last fifth scenario is scenario 1 + 5-spot injection pattern wells. From all of the scenarios planned, recovery from from each scenario varied, the results are 31.05% for the first scenario, 31.53%, for the second one, 34.12%, for the third, 33.75% for the fourth scenario, and 37.04% for the fifth scenario which is the last one.Keywords: reservoir simulation,reservoir simulator, history matching
OPTIMASI LAJU INJEKSI AIR UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA LAPISAN “W” LAPANGAN “EZA” Djunaedi Agus Wibowo; Rachmad Sudibjo; maman djumantara; suryo prakoso
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 5 No. 2 (2016): Agustus
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1414.769 KB) | DOI: 10.25105/petro.v5i2.2361

Abstract

Penelitian inibertujuan untuk meningkatkan produksi minyak lapisan “W”, dengan  cara menentukan laju injeksi air yang optimal agar dapatmendorong minyak lebih efisien menuju lubang sumur untuk diproduksi ke permukaan. Penelitian ini didasari dari hasil analisa produksi yang menunjukkanbahwalapisan“W” saat ini sudah menurun dan belum optimalnya laju injeksi air yang ada.Metode penelitian adalah dengan melakukan simulasi reservoir untuk dapat memodelkan kondisi reservoir yang ada berdasarkan data geologi, data produksi, data scal, dan data fluida reservoir. Hasil simulasi reservoir kemudian digunakan untuk memprediksi kinerja reservoir sesuai dengan skenario produksi yang dibuat.Berdasarkan hasil proses simulasi reservoir diperoleh OOIP inisialisasi lapisan “W” sebesar 40.11 MM STB. Selajutnya dilakukan history matching dan dibuat prediksi pengembangan lapangan. Hasil skenario paling optimum yaituBase Case + Workover + Infill + Injeksi Air 3000 BWIPD, denganhasil peningkatan produksi minyak 5.73 MM STB dan RF sebesar 14.3 %.
PERBANDINGAN KINERJA PRODUKSI SUMUR VERTIKAL DAN HORIZONTAL PADA RESERVOIR CBM DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR Mulia Ginting; Maman Djumantara
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 7 No. 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.515 KB) | DOI: 10.25105/petro.v7i2.3677

Abstract

Coalbed methane (CBM) merupakan salah satu sumberdaya alam yang belum termanfaatkan dengan baik. Penggunaan sumur vertikal atau sumur horizontal merupakan pilihan yang dapat digunakan dalam memproduksikan gas dari reservoir CBM. Pada penelitian ini dilakukan studi penggunaan sumur vertikal dan sumur horizontal untuk memproduksikan gas dari reservoir CBM. Selain itu dilakukan juga pengaruh panjang bagian horizontal pada sumur horizontal dalam produksi gas dari reservoir CBM.Studi dilakukan dengan menggunakan model simulasi reservoir. Dengan menggunakan model reservoir yang sama, dilakukan simulasi untuk membandingkan kinerja produksi sumur horizontal dan sumur vertikal.Hasil running simulasi menunjukkan laju produksi fluida dari sumur horizontal lebih besar dari pada sumur vertikal. Laju produksi gas dan laju produksi air dari sumur horizontal juga lebih besar dari pada sumur vertikal. Panjang bagian horizontal juga menunjukkan hal yang sama; semakin besar panjang bagian horizontal, produksi gas dan air juga semakin besar. Hal ini karena semakin panjang bagian lubang horizontal, maka semakin jauh daya serap sumur dan semakin luas daerah yang dapat diserap oleh sumur tersebut.
EVALUASI RESERVOIR BATURAJA PADA LAPANGAN FALCON DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR UNTUK MEMAKSIMALKAN PRODUKSI Gerdha Agreska Lubis; Maman Djumantara
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 6 No. 3 (2017): OKTOBER
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.292 KB) | DOI: 10.25105/petro.v6i3.4275

Abstract

Falcon Field begins with the discovery of the GG-1 wells are explored in August 1974. The program DST performed on one zone at Falcon Field in the Baturaja Formation producing 429 BOPD and 0.14 MMCFD. Then in 1978, Falcon Field was developed by constructing three wells on the platform GGA and in 1988 made eight more wells on the platform GGB. Falcon Field is thepeak production in 1978 amounted to 5670 BOPD. Currently Falcon Field still in production of 1000 BOPD and 451 MCFPD of four wells. Cumulative production in January 2014 at 10.57 and 9.08 MMCF MMBO, and Recovery Factor is currently at 19.2%. Based on the structure map and well log correlation, Baturaja in Falcon Fields has anticline structure with orientation North-South fault. The thickness of zone has 1000 ft (~300 m) with oil column around 100 ft.To conduct field production performance predictions in the future, needs to be done the reservoir simulation modeling where the results are expected to represent the true reservoir model. Grid made in this model has a cell size of 50 mx 50 m with a thickness of 3 ft, 53 layers, and a total of about 650000 cell active cell. In the early, the validation of model is carried out for the initialization by using the Black Oil Simulator model. Initialization is intended to build initial equilibrium of the total hydrocarbon reservoir with the volume control of hydrocarbon static model calculations.The alignment stages of model or History Matching is done to see if the reservoir model that has been created to represent the actual condition of the reservoir. From the simulation reservoir the number of OOIP is 55.07 MMSTB, while OOIP with the static model is 55.2 MMSTB with a difference of 0.2 %.For the development of the Falcon Fields in the Reservoir Baturaja, the study was performed under planned five scenarios, namely the first scenario (base case), the second scenario (base case with the addition of rework moving field), the third scenario (Base case with wellwork and infill), the fourth scenario (Modeling Drawdown), and the fifth scenario (Modeling Downhole Water Sink). Scenario production started in January 2014 until January 2037 for 23 years with the aim to provide maximum drainage. Falcon Field production forecasting results for the first scenario, the second scenario, the third scenario, the fourth scenario, and scenarios fifth consecutive MMSTB of 12.87, 14.66 MMSTB, 15.3 MMSTB, MMSTB 14.01, 14.17 MMSTB with consecutive RF 23:37%, 26.62% , 27.78%, 25.44%, and 25.73%.
PEMILIHAN POLA INJEKSI AIR DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR UNTUK OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN ‘R’ Rantan Rantan; Maman Djumantara; Samsol Samsol
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 9 No. 2 (2020): JUNI
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.811 KB) | DOI: 10.25105/petro.v9i2.6554

Abstract

Lapangan ‘RR’ merupakan model lapangan yang mendekati ideal dengan kriteria model yaitu layer cake model dan homogen. Lapangan ‘RR’ ini tidak memiliki sejarah produksi dan dianggap akan dilakukan suatu pengembangan dengan menambahkan sumur injeksi maupun produksi dalam waktu bersamaan serta memiliki nilai OOIP daerah yang diteliti sebesar 27.60 MMSTB. Adapun satu basecase dan empat skenario yang dibuat, dengan pola injeksi yang memiliki ukuran pola yaitu 40 acre dan terdapat 13 konfigurasi pola. Kemudian, skenario yang akan dianalisis kinerjanya diantaranya Five Spot atau Seven Spot dalam keadaan Normal ataupun Inverted. Uji sensitivitas dilakukan dengan rate injeksi antara 4000 bwpd hingga 100000 bwpd. Prediksi performa produksi injeksi air yang diamati kumulatif produksinya dimulai dari tahun 2019 hingga 2040. Dimulai dari skenario I yaitu pola injeksi five spot normal dengan rate injeksi 35000 bwpd menghasilkan Np sebesar 16.72 MMSTB (RF 60.56%), skenario II pola five spot inverted dengan rate injeksi 100000 bwpd menghasilkan Np sebesar 16.64 MMSTB (RF 60.27 %) skenario III pola seven spot normal dengan rate injeksi 35000 bwpd menghasilkan Np sebesar 16.06 MMSTB (RF 58.18 %), dan skenario IV pola seven spot inverted dengan rate injeksi 100000 bwpd menghasilkan Np sebesar 16.34 MMSTB (RF 59.21 %). Berdasarkan kumulatif produksinya, skenario yang paling optimum adalah skenario I yaitu pola five spot normal dengan rate injeksi 35000 bwpd
PELATIHAN LUMPUR PEMBORAN BERBAHAN DASAR AIR ASIN BAGI GURU DAN SISWA SMK MIGAS CIBINONG, JAWA BARAT Cahaya Rosyidan; Bayu Satiyawira; Mustamina Maulani; Havid Pramadika; Maman Djumantara; Asri Nugrahanti; Arinda Riswati
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 1 No 1 (2019): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.448 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v1i1.5316

Abstract

Pada operasi pemboran digunakan fluida pemboran untuk membantu kelancaran operasi pemboran. Fluida tersebut adalah lumpur pemboran dan lumpur. Lumpur pemboran yang digunakan ada dua jenis yaitu lumpur berbahan dasar air dan minyak. Lumpur berbahan dasar air sering digunkan pada operasi pemboran karena lebih murah. Namun pada kondisi terterntu harus ditambahkan zat aditif. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana membuat lumpur pemboran berbahan dasar air asin. Selain itu siswa – siswa SMK diharapkan mampu untuk menggunakan alat – alat praktikum dan bahan – bahan kimia yang digunakan. Sebelum memulai kegiatan pelatihan semua alat – alat yang digunakan harus di kalibrasi terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan dari alat tersebut. Sehingga data yang diperoleh valid dan dapat dipertanggung jawabkan oleh para siswa. Kegiatan pemboran dikenal sebagai suatu kegiatan yang sangat berbahaya, beresiko tinggi, dan berbiaya tinggi. Penggunaan lumpur pemboran yang baik, akan dapat meningkatkan produktivitas kegiatan pemboran.
Sosialisasi Pengolahan Limbah Tempurung Kelapa dan Kulit Kacang Tanah Menjadi Briket di Kelurahan Sidomukti, Kisaran Barat Yusraida Khairani Dalimunthe; Listiana Satiawati; Moehammad Ali Jambak; Maman Djumantara
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 3 No 2 (2021): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.578 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v3i2.9223

Abstract

Pengabdian   kepada   Masyarakat   yang   dilakukan ini   bertujuan   untuk memberikan  pengetahuan  tentang  energi  terbarukan  khususnya  briket yang berasal dari limbah biomass kepada warga di Kelurahan Sidomukti, Kisaran Barat,  Kabupaten  Asahan,  Sumatera  Utara. Keterbatasan  pengetahuan  dan informasi   masyarakat   mengenai   energi   terbarukan   khususnya   biomass menjadi topik yang akan dibahas. Kegiatan dilakukan pada tanggal 28 Maret 2021 bertempat  di Jalan  Arwana,  Lingkungan  1,  Sidomukti,  Kisaran  Baratyang diikuti  oleh warga setempat.  Diawali dengan  menyebarkan angket pra sosialisasi untuk mengetahui  pengetahuan warga terkait energi  terbarukan khususnya biomass sebelum  dilakukannya sosialisasi,  kemudian  dilanjutkan dengan   sosialisasi   berupa   pemaparan   tentang   energi   terbarukan yang bersumber  dari  limbah  biomass  yaitu  tempurung  kelapa  serta  kulit  kacang tanah, cara pembuatannya serta manfaatnya melalui presentasi dan video, lalu diakhiri dengan  menyebarkan  angket evaluasi untuk  melihat  sejauh  mana manfaat  dari  sosialisasi  yang  telah  diberikan. Dari angket  evaluasi  yang diberikan  setelah  sosialisasi,  terlihat  ada  peningkatkan  pengetahuan warga tentang energi  terbarukan yang  bersumber  dari  limbah biomass,  dimana  20 warga  merasa  bahwa  kegiatan  sosialisasi  ini  bermanfaat  dan  menambah pengetahuan mereka terkait biomass yang terbuat dari tempurung kelapa dan kulit  kacang  tanah, yang selanjutnya diharapkan mampu  diterapkan pada kehidupan  sehari-hari  oleh wargadi Kelurahan  Sidomukti,  Kisaran  Barat untuk menanggulangi masalah limbah juga masalah akan terbatasnya energi saat ini.
Sosialisasi Energi Baru Terbarukan Dalam Menghilangkan Ketergantungan Terhadap Energi Fosil Bagi Warga di RT 009 RW 003 Kelurahan Kebon Jeruk Sigit Rahmawan; Mulia Ginting; Maman Djumantara; Muhamad Adimas Amri
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 3 No 2 (2021): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.861 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v3i2.9671

Abstract

Energi sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan manusia, baik dalam hal pribadi, berumah tangga, dalam lingkup bisnis dan usaha, maupun dalam lingkup bernegara. Pasokan energi menjadi salah satu landasan ketahan suatu negara untuk dapat melangsungkan kedaulatan negara. Kebutuhan energi di Indonesia masih didominasi oleh sumber energi yang berasal dari bahan dasar fosil, baik itu minyak bumi, gas bumi, maupun batubara. Konsumsi energi di Indonesia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan terhadap pasokan energi baik pada sektor usaha maupun sektor rumah tangga. Perbandingan konsumsi terhadap pasokan energi yang didominasi oleh sumber energi fosil masih mengalamai defisit, dimana konsumsi energi masih lebih besar dibandingkan dengan pasokan energi dalam negeri, sehingga perlu dilakukan impor sumber daya fosil dari negara lain. Untuk dapat mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan upaya mendorong masyarakat untuk sadar dan mandiri dalam menciptakan sumber energi dengan menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitar masyarakat dan mengubahnya menjadi energi baru terbarukan. Sosialisasi energi baru dan terbarukan yang dilakukan pada daerah RT 009/RW 003 Kebon Jeruk menadaptkan respon positif dari warga. Antusiasme warga untuk mengetahui kebutuhan dan kemandirian energi sangatlah besar, sehingga kebanyakan warga meminta untuk dapat melanjutkan sosialisasi ini ke tahap pelatihan pembuatan rangkaian panel surya dalam skala rumah tangga.