Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KOMUNIKASI SPRITUAL PEMBIASAAN SHALAT DHUHA SEBAGAI MEDIA ‘CENTER OF EXCELLENT’ DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH Ima Maisaroh; Nina Yuliana; Abdurohim Abdurohim
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.19767

Abstract

Pembiasaan shalat dhuha dipilih oleh sekolah umum dan dasar agama sebagai metode pendidikan karakter dengan cara yang berbeda. Dengan penelitian etnografi komunikasi dengan teori komunikasi religious dan teori aktivitas, bertujuan merumusan metode dan model kegiatan shalat dhuha sebagai bagian pendidikan karakter yang terintegrasi dan efektif dan dapat dirujuk sekolah-sekolah. Menghasilkan: Keragaman metode komunikasi spiritual pembiasaan shalat dhuha didasarkan konsep spiritual UU No 20 tahun 2013, kurtilas, dan visi-misi yang dipengaruhi oleh status sekolah, guru, siswa, sarana, prasarana, keragaman agama dan dibungkus oleh faktor kepemimpinan. Dan status sekolah (sekolah rujukan, jawara MTQ, sekolah madrasah) menjadi faktor utamanya dan menjalankan metode Qishah, uswah dan pembiasaan) shalat dhuha secara berbeda, disesuaikan dengan target efek di dalam UU, kurikulum, visi misi, dan tujuan tiap program yang melalui model khas (suplemen, otonomi, integrasi, kolaboratif) tiap sekolah. SMPN 1 Serang sebagai sekolah rujukan pengembangan karakter meniadakan kewajiban shalat dhuha bersama, karena nroomm interrasi dari kebijakan, visi misi, kurikulum dan ekstrakurikuler dinilai cukup untuk mengantarkan pelaksanaan shalat dhuha mandiri. Hal yang sama pada MTSN 1 Kota Serang sebagai sekolah madrasah, dengan model otonom pelajaran Aqidah Akhlak yang dikolaborasikan dengan kurikulum dan ekstrakulrikuler, sehingga hanya mewajibkan pelaksanaan shalat dhuha bersama satu minggu sekali. Hal yang berbeda dilakukan oleh SMPN 8 Serang sebagai jawara MTQ, yang melaksanakan metode pembiasaan shalat dhuha sebanyak 4 hari dalam seminggu yang dilaksanakan dilapangan secara berjemaah sebagai fokusnya.
KOMUNIKASI SPRITUAL PEMBIASAAN SHALAT DHUHA SEBAGAI MEDIA ‘CENTER OF EXCELLENT’ DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH Ima Maisaroh; Nina Yuliana; Abdurohim Abdurohim
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.19769

Abstract

Pembiasaan shalat dhuha dipilih oleh sekolah umum dan dasar agama sebagai metode pendidikan karakter dengan cara yang berbeda. Dengan penelitian etnografi komunikasi dengan teori komunikasi religious dan teori aktivitas, bertujuan merumusan metode dan model kegiatan shalat dhuha sebagai bagian pendidikan karakter yang terintegrasi dan efektif dan dapat dirujuk sekolah-sekolah. Menghasilkan: Keragaman metode komunikasi spiritual pembiasaan shalat dhuha didasarkan konsep spiritual UU No 20 tahun 2013, kurtilas, dan visi-misi yang dipengaruhi oleh status sekolah, guru, siswa, sarana, prasarana, keragaman agama dan dibungkus oleh faktor kepemimpinan. Dan status sekolah (sekolah rujukan, jawara MTQ, sekolah madrasah) menjadi faktor utamanya dan menjalankan metode Qishah, uswah dan pembiasaan) shalat dhuha secara berbeda, disesuaikan dengan target efek di dalam UU, kurikulum, visi misi, dan tujuan tiap program yang melalui model khas (suplemen, otonomi, integrasi, kolaboratif) tiap sekolah. SMPN 1 Serang sebagai sekolah rujukan pengembangan karakter meniadakan kewajiban shalat dhuha bersama, karena nroomm interrasi dari kebijakan, visi misi, kurikulum dan ekstrakurikuler dinilai cukup untuk mengantarkan pelaksanaan shalat dhuha mandiri. Hal yang sama pada MTSN 1 Kota Serang sebagai sekolah madrasah, dengan model otonom pelajaran Aqidah Akhlak yang dikolaborasikan dengan kurikulum dan ekstrakulrikuler, sehingga hanya mewajibkan pelaksanaan shalat dhuha bersama satu minggu sekali. Hal yang berbeda dilakukan oleh SMPN 8 Serang sebagai jawara MTQ, yang melaksanakan metode pembiasaan shalat dhuha sebanyak 4 hari dalam seminggu yang dilaksanakan dilapangan secara berjemaah sebagai fokusnya.
THE INTERSECTIONALITY OF PROJECT-BASED LEARNING, SOCIOECONOMIC STATUS, AND ACADEMIC ACHIEVEMENT: A MULTIFACETED ANALYSIS Trubus Semiaji; Sri Rahayu Pudjiastuti; Abdurohim
Indonesian Journal of Education (INJOE) Vol. 4 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : CV. ADIBA AISHA AMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study explored the intersectionality of project-based learning (PBL), socioeconomic status (SES), and academic achievement through a multifaceted analysis. Quantitative analysis examined correlations between PBL implementation, SES indicators, and academic outcomes, revealing a positive association between PBL and improved achievement, particularly among students from lower SES backgrounds. Qualitative insights enriched understanding by highlighting challenges and opportunities of PBL across diverse socioeconomic contexts, emphasizing the role of family background and community support. Integration of quantitative and qualitative findings underscored the complex interplay between PBL, SES, and academic success, revealing convergent patterns and divergent perspectives. Implications for educational policy and practice were discussed, emphasizing the need for targeted interventions to address systemic inequalities and promote equitable access to quality education. Future research directions were also identified to further elucidate the dynamics of PBL, SES, and academic achievement. Overall, this study contributes to advancing knowledge on educational equity and student success, highlighting the potential of PBL as a tool for fostering inclusive learning environments.
PEMBERDAYAAN PKK DESA CIJENGKOL, KECAMATAN CILOGRANG, KABUPATEN LEBAK MELALUI SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN INOVASI PRODUK NUGGET BERBAHAN DASAR TEMPE Ima Maisaroh; Titi Stiawati; Abdurohim Abdurohim
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i2.26622

Abstract

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa telah menjadwalkan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) sebagai salah satu bentuk abdi kepada masyarakat. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa kelompok yang tersebar di berbagai wilayah Provinsi Banten. Adapun kelompok KKM 91 ditempatkan di Desa Cijengkol. Salah satu kegiatan pengabdian terhadap masyarakat Kelompok KKM 91 ialah sosialisasi Pengolahan Hasil Pertanian yang baik, Pelatihan Inovasi Produk Nugget Tempe kepada masyarakat sekitar Desa Cijengkol. Tujuan kegiatan sosialisasi ini ialah untuk memberi informasi dan edukasi kepada masyarakat Desa Cijengkol mengenai pengolahan hasil pertanian guna memajukan ekonomi serta pemberdayaan potensi yang ada di Desa Cijengkol. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah bauran teknik Participatory Rural Appraisal (PRA). Yaitu teknik untuk menumbuhkan inisiatif dan partisipasi masyarakat serta stakeholder pada berbagai program pemberdayaan berbasis masyarakat. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa Nugget Tempe yang dibuat memungkinkan untuk diterapkan karena mudah untuk dibuat. Pola sosialisasi model ini kedepannya memugkinkan untuk diterapkan guna membantu ibu-ibu PKK yang ingin memulai usaha produktif dengan mendayagunakan hasil pertanian yang dihasilkan dari lahan mereka maupun lahan perkarangan mereka.
Analisis Faktor-faktor Penyebab Maraknya Pedagang Kaki Lima:: Studi Kasus di Desa Panancangan Kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang Titi Stiawati; Ima Maisaroh; Abdurohim Abdurohim
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1316

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya PKL di Desa Panancangan kecamatan Cipocok Jaya Kota Serang, Masalah yang di hadapi yaitu penempatan lokasi untuk jual beli di tempat yang tidak seharusnya. Seperti trotoar, badan jalan, dan di emperan depan toko. Akibatnya banyak PKL disekitaran badan jalan dan trotoar, para pejalan kaki merasakan ketidaknyamanan dengan tempat yang di pilih tersebut dan membuat sekitaran jalan terlihat kumuh dan kotor. Solusinya yaitu PKL sudah memiliki ijin usaha yang pasti, diadakannya fasilitas bagi PKL dalam memperoleh modal dari pemerintah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa PKL di Desa Panancangan, yaitu pendidikan yang rendah, pendidikan yang rendah membuat masyarakat tidak mampu bersaing dengan sektor formal, karena keterbatasan pada pendidikan terakhir. Memiliki kebiasaan yang tidak dapat bekerja dibawah tekanan, hal ini menyebabkan masyarakat gemar menggeluti perdagangan. Keterbatasan ekonomi, di Indonesia sendiri merupakan negara dengan mayoritas sektor ekonomi menengah ke bawah, karena PKL tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar sehingga hal ini pula menjadi pemicu maraknya pedagang kaki lima di Desa Panancangan ini.