Claim Missing Document
Check
Articles

Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Van Hiele Ayulia Khaerunnisa; Alpha Galih Adirakasiwi
Didactical Mathematics Vol. 5 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/dm.v5i2.6193

Abstract

Memahami proses berpikir dalam matematika merupakan hal yang penting agar pembelajaran matematika di sekolah dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa sehingga kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar dapat segera diatasi secara bertahap. Teori Van Hiele membantu untuk memahami level berpikir geometri yang dicapai siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan teori Van Hiele. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Nonprobability Sampling. Subjek yang diteliti yaitu 37 siswa kelas XII tahun ajaran 2022/2023 di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Tangerang. Penentuan subjek menggunakan Purposive Sampling dengan syarat subjek merupakan siswa SMA yang telah mempelajari materi Dimensi Tiga. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16% siswa berada pada level 0 (visualisasi), 43% siswa pada level 1 (analisis), 30% siswa pada level 2 (deduksi informal), 11% siswa pada level 3 (deduksi formal), dan tidak satupun siswa yang berhasil mencapai level 4 (rigor). Semakin tinggi level kemampuan berpikir geometri siswa maka semakin baik siswa menyelesaikan soal cerita matematika.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Sulistia Marlita; Alpha Galih Adirakasiwi
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v10i1.6597

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan yang harus dimiliki bagi setiap siswa, siswa harus mampu mencari solusi untuk menyelesaikan masalah dan memilih strategi untuk menyelesaikan permasalahan. Tujuan dari penelitian ini untuk menegetahui kemampuan pemecahan masalah siswa MTs kelas VIII dalam materi sistem persamaan linear dua variabel Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas VIII disalah satu MTs yang terdapat di Kabupaten Karawang dari total keseluruhan kelas ada 20 siswa yang menjadi subjek pada penelitian pengumpulan data dengan menggunakan empat soal uraian materi SPLDV dan observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian dimana setiap soalnya mewakili setiap indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Memakai instrument berwujud soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis di materi persamaan linear dua variabel. Hasil penelitian didapatkan yaitu sejumlah 8 siswa (40) dengan kemampuan pemecahan masalah matematis rendah, sejumlah 7 siswa (35%) dengan kategori sedang serta sejumlah 5 siswa (25%) dengan kategori tinggi. Bisa ditarik kesimpulan yakni kemampuan pemecahan matematis siswa MTs kelas VIII dalam menyelesaikan pada materi persamaan liniear dua variabel masih tergolong rendah diharapkan siswa terus belajar agar kemampuan dalam memecahkan masalah matematis.
Analisis soal penilaian akhir semester mata pelajaran matematika smp berdasarkan level berpikir Attin Warmi; Alpha Galih Adirakasiswi; Adi Ihsan Imami
JUMLAHKU: Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol 5 No 2 (2019): Edisi Vol. 5 No. 2 Nopember
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/jumlahku.v5i2.762

Abstract

Pembelajaran dan penilaian pembelajaran berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills / HOTS) atau berpikir kritis selalu direkomendasikan dalam proses pembelajaran yang bermutu. Tujuan dari penelitiam ini yaitu untuk mendeskripsikan soal-soal pada penilaian akhir semester berdasarkan level berpikir dan jenis-jenis stimulis yang digunakan. Pengelompokan pada level berpikir yaitu berdasarkan pada Lower Order Thinking Skills (LOTS), Midle Order Thinking Skills (MOTS), dan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Pengelompokan pada jenis stimulus yaitu dilihat dari pertanyaan yang digunakan dalam soal-soal penilaian akhir semester. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisis dokumen. Soal-soal yang dianalisis adalah soal-soal matematika kelas VII pada penilaian akhir semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari soal-soal yang di berikan pada Penilaian Akhir Semester ini merupakan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) yaitu 48,57%, sedangkan soal yang tergolong dalam Midle Order Thinking Skills (MOTS) dan Low Order Thinking Skill (LOTS) berturut turut sebesar 31,43% dan 20%. Jenis stimulus yang digunakan dalam soal Penilaian Akhir Semester ini berupa penggalan kasus/situasi masalah, gambar, simbol,daftar kata, diagram dan rumus, tetapi jenis stimulus yang paling banyak ditemukan dalam Soal Penilaian Akhir Semester ini yaitu penggalan kasus/situasi masalah.
ANALISIS KEKELIRUAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL TRANSFORMASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA Sondang Titian Paulina; Alpha Galih Adirakasiwi
JUMLAHKU: Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol 8 No 1 (2022): JUMLAHKU VOL.8 NO.1 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/jumlahku.v8i1.1682

Abstract

Transformasi geometri termasuk salah satu materi pembelajaran yang sudah dipelajari sejak jenjang SMP. Dengan demikian materi ini bukanlah hal baru bagi peserta didik pada jenjang SMA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekeliruan yang peserta didik lakukan dan faktor penyebabnya dalam menyelesaikan soal rotasi ditinjau dari kemampuan awal matematika. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 20 peserta didik kelas XI SMA Negeri Karawang. Instrumen yang digunakan berupa tes dan wawancara tidak terstruktur. Analisis datanya dengan mengelompokan peserta didik berdasarkan hasil penilaian harian pada pokok bahasan materi sebelumnya, sebagai kelompok kemampuan awal peserta didik. Kelompoknya terbagi menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah, kemudian dipilih satu subjek dari setiap kategori yang banyak mengalami kekeliruan serta faktor penyebabnya dalam menyelesaikan soal rotasi. Berdasarkan hasil penelitian, kekeliruan yang banyak dilakukan oleh peserta didik adalah keliru dalam menerapkan rumus serta keterampilan proses yang diperlukan, dan keliru dalam memberikan jawaban akhir. Adapun faktornya dikarenakan peserta didik masih kurang memahami dalam menerapkan rumus dan mengoperasikan bilangan dengan tepat serta terburu-buru dalam menyelesaikan permasalahan.
PENGEMBANGAN ANIMASI PLOTAGON 3D DENGAN PENDEKATAN RME UNTUK MENGONTRUKSI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR Attin Warmi; Ahmad Nawawi; Nita Hidayati; Alpha Galih Adirakasiwi; Lessa Roesdiana
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/ajpm.v14i1.10326

Abstract

Pemahaman konsep matematis siswa di Sekolah Dasar masih tergolong rendah dan sering kali menjadi tantangan terutama jika materi yang disampaikan bersifat abstrak. Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) menawarkan solusi dengan menghubungkan konsep matematika dengan situasi nyata yang relevan bagi siswa. Oleh karena itu diperlukan inovasi untuk mengembangkan media yang dapat mengontruksi siswa sekolah dasar dalam memahami konsep-konsep matematis. Penelitian ini menggunakan model ADDIE untuk mengembangkan media animasi Plotagon 3D dengan pendekatan RME yang diharapkan valid, praktis dan efektif. Proses Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan tes. Subjek penelitian terdiri dari 30 siswa kelas V SDN Sungaibuntu II . Pengembangan media animasi plotagon 3D ini penuhi kriteria sangat valid dari segi materi sebesar 91, 67% serta dari segi media sebesar 93, 33%. Kepraktisan diperoleh dari tanggapan guru dan siswa terhadap media animasi plotagon 3D yaitu sebesar 90%. Selanjutnya, keefektifan diperoleh dari hasil tes akhir belajar siswa, yang mana 80% dari jumlah siswa memenuhi KKM yang ditentukan. Dengan demikian dapat dikatakan pengembangan media animasi plotagon 3D dengan pendekatan RME valid, praktis dan efektif dalam mengontruksi pemahaman konsep matematis siswa di sekolah dasar. Students'understanding of mathematical concepts in elementary schools is still relatively low and often becomes a challenge, especially if the material presented is abstract. The Realistic Mathematics Education (RME) approach offers solutions by connecting mathematical concepts with real situations that are relevant for students. Therefore, innovation is needed to develop media that can enable elementary school students to understand mathematical concepts. This research uses the ADDIE model to develop Plotagon 3D animation media with the RME approach which is expected to be valid, practical and effective. The data collection process was carried out using questionnaires and tests. The research subjects consisted of 30 fifth grade students at SDN Sungaibuntu II. The development of 3D plotagon animation media meets the very valid criteria in terms of material at 91.67% and in terms of media at 93.33%. Practicality was obtained from teacher and student responses to the 3D plotagon animation media, namely 90%. Furthermore, effectiveness is obtained from the results of the final student learning test, where 80% of the number of students meet the specified KKM. Thus, it can be said that the development of 3D plotagon animation media using the RME approach is valid, practical and effective in constructing students' understanding of mathematical concepts in elementary schools.